(1.00) | (Hos 6:1) |
(sh: Pertobatan palsu (Senin, 8 November 2004)) Pertobatan palsuPertobatan palsu. Pertobatan sejati pasti disertai bukti yang nyata: meninggalkan dosa. Hal yang dulu dilakukan tanpa perasaan bersalah, sekarang menjadi sesuatu yang dijauhi.
Banyak dan mudah kita menemukan pertobatan palsu kini. Tandanya di
bibir mengaku dosa, tetapi hati tetap menikmati kejahatan; atau
bertobat bukan untuk sungguh-sungguh kembali kepada Tuhan,
tetapi hanya demi terhindar dari konsekuensi dosa. Orang
demikian jelas hidup dalam kemunafikan. Dalam nas ini, karena
teguran Allah dan harapan-Nya akan pertobatan Israel (lih. Di mata Tuhan, pengakuan Israel itu bukan pertobatan sejati. Bahkan ibadah korban untuk memohon pengampunan pun tidak lebih dari sekadar perbuatan ibadah lahiriah saja (ayat 4-6). Kenyataannya mereka masih melakukan praktek dosa. Israel masih tidak menghormati isi ikatan perjanjian Sinai (ayat 7). Israel tetap melakukan tindakan kejahatan yang lama, yaitu kaum imam bagaikan penjahat yang menghadang darah dan melakukan perbuatan-perbuatan mesum yang menjijikkan (ayat 8-10); mereka melakukan beragam perbuatan dosa seperti merampok dan menjarah (ayat yang+melakukan+kejahatan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A28&tab=notes" ver="">7:1); bahkan mereka menipu dan menjerumuskan para pemimpin negara untuk semakin bergelimang dalam dosa (ayat yang+melakukan+kejahatan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A28&tab=notes" ver="">7:3-7). Jika masih ingin berdosa, berdosalah jangan tanggung-tanggung sampai Allah menghajar habis-habisan. Mungkin dengan cara itu, Allah akan membuat Anda kapok. Memang Allah berniat mengampuni dosa dan menyelamatkan kita dari hukuman. Akan tetapi itu tidak dijanjikan-Nya kepada para pemain sandiwara rohani. Camkanlah: Perbuatan saleh keagamaan bisa dilakukan sebagai topeng di depan manusia. Akan tetapi, Tuhan tidak tertipu dengan persembahan dan penampilan saleh kita. |
(0.94) | (Hos 4:1) |
(sh: Ibarat pasir hanyut dalam arus air (Sabtu, 6 November 2004)) Ibarat pasir hanyut dalam arus airIbarat pasir hanyut dalam arus air. Dosa yang tidak dibereskan akan menenggelamkan kita. Setiap orang yang berdosa harus mempertanggungjawabkan perbuatan dosanya di hadapan Allah. Israel adalah umat yang dikasihi Allah. Bangsa yang memiliki ikatan perjanjian dengan-Nya. Namun, Israel berlaku seolah-olah tidak mengenal hukum Allah dan tidak memiliki ikatan perjanjian apa pun dengan diri-Nya (ayat 1). Itu sebabnya, Allah menggugat (Ibr.: rib) Israel. Akibat dari tidak mau menjalankan ketetapan Allah Israel jatuh ke dalam dosa amoral (ayat 2). Hukum Taurat bagi Israel tidak ada artinya dan tidak berfungsi sama sekali untuk mengatur hidup mereka. Para pemimpin agama, yang seharusnya menjadi panutan moral justru adalah pelaku-pelaku kejahatan yang melanggar norma kebenaran. Mereka menggunakan nama dan kepentingan agama sebagai kedok untuk menipu dan memeras rakyat dengan tujuan memperkaya diri (ayat yang+melakukan+kejahatan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A28&tab=notes" ver="">4, 7-8). Selain dosa pelanggaran moral, Israel juga berdosa menyembah ilah-ilah (ayat 12-13). Seakan belum cukup, dalam menjalankan praktek penyembahan berhala itu, Israel juga menajiskan diri dengan melakukan pelacuran bakti (ayat 13-14). Semua perbuatan dosa Israel ini ialah perzinaan rohani. Penyangkalan terhadap Allah selalu bergandengan dengan pelanggaran terhadap norma sosial dan susila. Apa yang terjadi pada bangsa Israel waktu itu, kini sedang menimpa masyarakat Indonesia. Perbuatan amoral yang menjurus pada perilaku seksual yang salah, percintaan sesama jenis kelamin, percabulan terhadap anak-anak, dan perselingkuhan banyak terjadi. Meremehkan hukum Allah, selalu berjalan seiring dengan kegiatan agamawi yang dilakukan secara lahiriahnya saja. Akibatnya, kekerasan dan kemunafikan tetap merajalela. Pada akhirnya, keadaan inilah yang justru menghancurkan bangsa kita. Ikatkan diri Anda kepada Tuhan. Jangan menjadi sama dengan dunia ini. Jangan menjadi pasir yang hanyut. Tugas kita: Mari, ingatkan anak Tuhan di sekitar kita untuk tidak ikut arus dosa pelanggaran moral. Jauhi sikap munafik. Nyatakan identitas kekristenan kita melalui perbuatan bukan dalam bentuk simbolis keagamaan saja. |
(0.93) | (Hos 8:1) |
(sh: Lain di mulut lain di hati (Rabu, 10 November 2004)) Lain di mulut lain di hatiLain di mulut lain di hati. Pernah melihat gambar pria dan wanita yang berangkulan, sementara itu seorang wanita lain duduk di samping pria itu? Ternyata dengan tangan yang satu lagi (lewat belakang tentunya), jari pria itu menggenggam jemari wanita lain itu. Inilah yang dilakukan Israel terhadap Tuhannya. Bagaikan sepasang kekasih, Israel mengeluarkan kata-kata, "Aku mengasihi Engkau." Akan tetapi, pada saat yang sama Israel berselingkuh dengan ilah lain (ayat 4) dan melakukan berbagai tindak kejahatan (ayat 3). Israel mengabaikan pengajaran dan perintah Tuhan (ayat yang+melakukan+kejahatan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A28&tab=notes" ver="">1, 12) dengan cara berbuat semau mereka sendiri (ayat 4-6). Mereka juga menodai hubungan dengan Tuhan secara memalukan dan menjijikkan. Itu sebabnya, Tuhan menolak dan merendahkan ibadah mereka (ayat yang+melakukan+kejahatan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A28&tab=notes" ver="">11a, 13). Ibadah lahiriah itu hanya menambah panjang daftar dosa mereka (ayat yang+melakukan+kejahatan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A28&tab=notes" ver="">11b) sebab tidak disertai ketaatan (ayat 12). Maka menurut Tuhan, apa yang mereka lakukan adalah ibarat mereka sedang menabur angin, sehingga mereka akan menuai puting beliung. Artinya, karena Israel sedang menabur dosa maka mereka akan menuai kehancuran dan penghukuman-Nya (ayat 7). Kehancuran Israel akan menjadi kenyataan ketika Raja Asyur menghancurkan mereka tahun 722-723 sM (ayat 2Raj. 17:7-23). Asyur dan Mesir adalah dua negara adi kuasa yang silih berganti menjadi andalan Israel. Namun, yang terjadi, justru Israellah yang dihancurkan oleh Asyur. Tuhan adalah kekasih Israel yang menuntut kesetiaan mereka, dan akan menghakimi Israel bila Israel "berselingkuh" dengan ilah lain. Demikian juga, hari ini Tuhan meminta kita memelihara komitmen kesetiaan total kepada Tuhan Yesus Kristus. Ia telah lebih dulu mengasihi dan berkorban demi pengampunan kita. Tunjukkan kesetiaan kita ini melalui perbuatan. Buktikan komitmen itu dengan hidup yang bersih, jujur, dan adil. Tekadku: Aku harus menyatakan kesetiaanku dengan tidak mengantikan kedudukan Tuhan di hati. Aku akan menjauhi andalan-andalan selain Tuhan. Singkirkan bukan saja dosa-dosa kasar dan besar, tetapi juga dosa-dosa terselubung yaitu kerohanian semu, kemunafikan, ketergantungan pada diri sendiri. |
(0.88) | (Hos 10:9) | (jerusalem: di Gibea) Menurut pandangan Hosea kejahatan yang dilakukan di Gibea dahulu (Hak 19) masih juga diteruskan oleh kejahatan sekarang. |
(0.77) | (Hos 7:3) |
(sh: Persekongkolan dalam kejahatan (Sabtu, 7 Desember 2002)) Persekongkolan dalam kejahatan
Persekongkolan dalam kejahatan. Kita semua tentu pernah atau bahkan sedang mengalami krisis yang luar biasa dalam kehidupan kita, baik sebagai bangsa, masyarakat, gereja, atau pun dalam keluarga. Tanyakan pada diri kita apakah dalam mengupayakan penyelesaiannya kita sudah menempatkan Allah sebagai yang sentral?
Renungkan: |
(0.76) | (Hos 7:2) |
(full: SEGALA KEJAHATAN ... ADA DI HADAPAN WAJAH-KU.
) Nas : Hos 7:2 Kita harus ingat bahwa Allah melihat semua pikiran dan perbuatan kita serta mencatatnya di dalam buku-Nya. Kesadaran yang tajam akan kehadiran-Nya akan mencegah kita berbuat kejahatan. Sasaran Iblis pada pihak lain, ialah membuat kita lupa bahwa Allah senantiasa memperhatikan kita. |
(0.74) | (Hos 10:10) | (jerusalem: Aku telah datang) Ini menurut terjemahan Yunani. Dalam naskah Ibrani tertulis: Dalam keinginanKu, dan Aku menghajar |
(0.74) | (Hos 9:15) |
(full: AKU TIDAK AKAN MENGASIHI MEREKA LAGI.
) Nas : Hos 9:15 Kasih Allah bukan tidak bersyarat bagi mereka yang berkali-kali menolak kasih karunia dan Firman-Nya. Ajaran bahwa Allah akan senantiasa mengasihi kita, tidak peduli kejahatan apa pun yang kita lakukan, bertolak belakang dengan pernyataan Alkitab. |
(0.72) | (Hos 4:1) |
(full: MEMPUNYAI PERKARA.
) Nas : Hos 4:1 Pasal ini membuka bagian yang secara terinci membahas dosa Israel, yang berakar pada ketiadaan pengenalan akan Allah dan Alkitab (lihat cat. --> Hos 4:6 berikut). [atau ref. Hos 4:6] Kejahatan dan kekerasan telah mencapai titik rawan; ketakutan dan kesedihan merajalela di seluruh negeri (ayat Hos 4:2). Peningkatan tindakan kekerasan selalu menyusul apabila suatu bangsa tidak mengakui Allah dan Firman-Nya sebagai kekuasaan tertinggi. |
(0.72) | (Hos 8:7) |
(full: MENABUR ANGIN ... MENUAI PUTING BELIUNG.
) Nas : Hos 8:7 Israel telah menabur angin dosa dan penyembahan berhala; sekarang mereka akan mengalami puting beliung serbuan Asyur. Kita harus ingat bahwa tindakan dan sikap berdosa menabur benih-benih yang akan menghasilkan buah-buah kejahatan di dalam hidup kita (lih. Ayub 4:8; Gal 6:7; bd. Mazm 126:5-6; Ams 11:18; 2Kor 9:6). |
(0.70) | (Hos 5:1) |
(sh: Kecaman terus diserukan! (Kamis, 5 Desember 2002)) Kecaman terus diserukan!
Kecaman terus diserukan! Kita belajar tentang suatu hal yang penting dalam kehidupan orang Kristen, yaitu mencari, mengenal, mengasihi, dan menaati segala kehendak-Nya, sebelum ia menarik diri dari kehidupan kita.
Renungkan: |
(0.70) | (Hos 9:10) |
(sh: Kau bukan yang dulu lagi (Jumat, 12 November 2004)) Kau bukan yang dulu lagiKau bukan yang dulu lagi. Kasih Allah tidak terbatas, dan tidak pernah berubah walaupun anak-anak-Nya sering mengecewakan-Nya. Kita meyakini hal tersebut sebagai kebenaran karena firman Tuhan menyatakannya. Ini dibuktikan melalui kematian dan kebangkitan Kristus, demi keselamatan kita. Akan tetapi, kalau sampai Allah berkata dalam kepedihan hati, "Aku tidak akan mengasihi mereka lagi!" (ayat yang+melakukan+kejahatan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A28&tab=notes" ver="">15b), itu berarti kedurhakaan umat-Nya sungguh-sungguh keterlaluan. Buah anggur tidak pernah tumbuh di padang gurun. Berarti menemukan anggur di tempat yang gersang itu sungguh suatu berkat yang luar biasa. Demikian juga, memperoleh buah sulung ara merupakan suatu santapan yang lezat. Itulah dulu gambaran keadaan Israel di mata Allah (ayat yang+melakukan+kejahatan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A28&tab=notes" ver="">10a). Namun, sekarang Israel telah berubah, tidak seperti yang dulu lagi. Ketika itu Israel masih suci dan bersih, menjadi kesayangan dan kesukaan Allah. Mengapa Israel bisa berubah? Karena mereka telah berkhianat dengan menyembah Baal-peor. Mereka telah berkali-kali menajiskan diri dengan ilah lain, dan diulangi kembali di nas ini. Hal ini menyebabkan Allah kembali harus menghukum Israel. Dan ini menyedihkan hati Allah ketika Ia menimpakan hukuman-Nya kepada umat-Nya. Kedudukan Israel tidak lagi mulia dan anak-anak mereka tidak lagi diberkati. Kejahatan mereka sendirilah yang membuat Allah tidak mungkin mengampuni mereka lagi. Israel bukan hanya dihajar dan diserahkan ke tangan musuh, melainkan Allah sendiri akan membuang mereka (ayat 15-17). Beratnya hukuman Allah ini menyiratkan Allah sudah patah arang dengan mereka. Semua ini menyatakan betapa sakit hati-Nya Allah dikhianati oleh kekasih-kekasih-Nya sendiri. Syukur kepada Tuhan, belas kasihan dan kasih-Nya jauh melampaui rasa sakit hati-Nya terhadap umat-Nya. Penghukuman Allah yang begitu dahsyat tidak pernah dimaksudkan untuk memusnahkan umat-Nya. Bersyukurlah: Kasih dan pengampunan Tuhan lebih besar dari sakit hati-Nya akibat pengkhianatan kita. Nyatakan syukur Anda tidak saja melalui bibir tetapi terutama melalui kelakuan. |
(0.70) | (Hos 13:1) |
(sh: Menyimpang dari Allah, berarti mati! (Jumat, 13 Desember 2002)) Menyimpang dari Allah, berarti mati!
Menyimpang dari Allah, berarti mati! Kehidupan yang didasarkan pada kasih Allah, Sang Sumber Kehidupan, hanya akan terjalin kembali apabila Allah sendiri berinisiatif penuh untuk memulihkan hubungan-Nya dengan umat. Pemulihan hubungan itu telah sering Allah lakukan, tetapi Israel terus menerus menolak Allah. Bila kita belajar dari sikap Israel terhadap Allah, maka kita pun harus dengan penuh kesadaran mengakui bahwa kita tidak lebih baik daripada umat Israel. Sebab seandainya ada seorang saja di bumi ini yang betul-betul setia kepada Allah, maka Allah tidak perlu berinisiatif melalui Yesus Kristus, datang ke dunia. Tetapi, karena satu orang saja tidak ditemukan, maka damai Natal itu harus datang ke dunia, berada di antara kita, dan memulihkan kembali relasi manusia dengan Allah.
Renungkan: |
(0.66) | (Hos 7:12) | (jerusalem: Apabila mereka pergi) Terjemahan lain: Setiap kali mereka pergi, atau: Begitu mereka pergi |