Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 10 dari 10 ayat untuk terbongkar (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Neh 2:13) (jerusalem: Lebak) Ialah Lembah Kidron
(0.40) (2Sam 11:14) (sh: Hati-hati dengan kuasa. (Kamis, 25 Juni 1998))
Hati-hati dengan kuasa.

Sebagai raja yang berkuasa, Daud merasa dapat melakukan apa saja. Ia memerintahkan Yoab untuk menempatkan Uria di tempat yang berbahaya di medan perang. Tujuannya adalah agar Uria terbunuh. Ini dilakukan Daud karena siasat liciknya tidak berjalan sesuai rencananya. Tetapi karena Daud sudah berbuat salah menggauli Betsyeba, maka apapun caranya Uria harus mati. Kemudian Daud menggunakan kuasanya sebagai raja, bukan untuk melindungi rakyatnya, tetapi untuk melindungi kejahatannya dengan membunuh rakyatnya.

Hati-hati dengan rekayasa. Uria sudah mati terbunuh, karena persekongkolan Daud dengan panglimanya, Yoab. Tetapi persekongkolan ini harus tidak boleh terbongkar. Maka dibuatlah rekayasa, yaitu dengan membuat cerita seolah-olah Uria mati dengan wajar karena musuh begitu hebatnya. Kematian yang direncanakan manusia ingin dibuat seolah-olah kehendak Tuhan. Bahaya rekayasa adalah manusia ingin menjadi sama dengan Tuhan, yang menentukan hidup mati seseorang. Daud kini terjerembab ke dalam dosa lebih besar: bertindak seolah Allah merekayasa dengan jalan menipu.

Renungkan: Kita dianugerahi potensi yang dapat digunakan untuk merekayasa. Ingatlah bahwa Tuhan akan menghakimi penggunaannya.

Doakan: Agar kuasa tidak dipakai untuk rekayasa pembunuhan.

(0.40) (Yes 19:1) (sh: Bila Allah bertindak. (Sabtu, 10 Oktober 1998))
Bila Allah bertindak.

Mesir dikenal dengan berbagai ilmu sihir dan penyembahan berhalanya. Ketika Tuhan bertindak semua harapan semu itu akan terbongkar kesia-siannya (ayat 1). Mesir akan mengalami perang saudara (ayat 2), yang membuka kesempatan bagi munculnya seorang tiran (ayat 4). Sungai Nil bukan lagi sumber pemberi hidup karena akan menjadi kering dan busuk (ayat 5-10). Raja dengan segenap penasehatnya yang memerintah negeri itu pun adalah orang-orang bodoh di mata Tuhan. Jadi, salah besar bila Yehuda mencari bantuan Mesir demi melawan Asyur!

Menjadi berkat atas bumi. Pertobatan Mesir yang terjadi karena kesadaran akan dosa melalui hajaran, dan kemudian berbalik kepada Tuhan adalah sangat penting (ayat 16-23). Anugerah mengalahkan dosa, kebenaran mengalahkan kesesatan. Tuhan akan menyatakan diri kepada mereka, dan Mesir akan mengenal Tuhan (ayat 19-22). Hubungan damai akan tercipta antara Asyur, Mesir dan Israel (ayat 23). Bukankah di dalam Injil Yesus Kristus dikatakan bahwa sebagai akibat pendamaian dengan Allah, bangsa-bangsa dunia diperdamaikan di dalam persekutuan umat Allah yang baru, yaitu Gereja Tuhan Yesus?

Renungkan: Teguran Allah adalah anugerah kasih-Nya.

Doa: Tolong kami untuk terlibat aktif di dalam missi penginjilan tanpa memandang perbedaan suku bangsa.

(0.35) (2Sam 11:14) (sh: Hati-hati dengan kuasa (Kamis, 14 Agustus 2003))
Hati-hati dengan kuasa

Masih hangat dalam ingatan kita peristiwa Mei 1998, ketika bangsa Indonesia menuntut reformasi dan menurunkan penguasa yang berkuasa saat itu. Alasannya adalah bahwa rakyat tertindas, terpasung hak-haknya mengemukakan pendapat, praktik rasialis, dlsb. Pengalaman ini mungkin tidak hanya dialami oleh bangsa Indonesia. Di seluruh dunia pun akan mengalami hal yang sama ketika negaranya diperintah oleh penguasa yang lalim. Akibatnya kekuasaan selalu identik dengan kekerasan, dan tindakan sewenang- wenang.

Sebagai raja yang berkuasa, Daud merasa dapat melakukan apa saja. Daud mulai menempatkan kekuasaan pada proporsi yang keliru. Ia memerintahkan Yoab untuk menempatkan Uria di tempat yang berbahaya di medan perang. Tujuannya, agar Uria terbunuh. Ini dilakukan Daud karena siasat liciknya tidak berjalan sesuai rencananya. Tetapi karena Daud sudah berbuat salah menggauli Batsyeba, maka apa pun caranya Uria harus mati. Daud menggunakan kuasanya sebagai raja bukan untuk melindungi rakyat, tetapi untuk melindungi kejahatannya dengan membunuh rakyat.

Uria sudah mati terbunuh, karena persekongkolan Daud dengan panglimanya, Yoab. Tetapi Daud berusaha agar persekongkolan ini tidak boleh terbongkar lagi-lagi karena kekuasaan. Maka dibuatlah rekayasa, yaitu dengan membuat cerita seolah-olah Uria mati dengan wajar karena musuh begitu hebatnya. Kematian yang direncanakan manusia ingin dibuat seolah-olah kehendak Tuhan atau insiden semata. Hakikat rekayasa adalah manusia ingin menjadi sama dengan Tuhan, yang menentukan hidup mati seseorang. Daud kini terjerembab ke dalam dosa lebih besar: bertindak seolah Allah, merekayasa dengan jalan menipu.

Renungkan: Kita dianugerahi potensi yang dapat digunakan untuk merekayasa banyak hal. Tetapi ingatlah bahwa Tuhan akan menghakimi penggunaannya.

(0.35) (1Raj 1:28) (sh: Minta petunjuk Tuhan (Sabtu, 24 Juli 2004))
Minta petunjuk Tuhan

Banyak orang takut untuk berbuat kesalahan. Untuk menghindari kesalahan, banyak orang melakukan beberapa cara, misalnya: meminta petunjuk kepada orang yang dianggap "pintar". Mereka mungkin menanyakan, "Bisnis apakah yang tepat untuk situasi seperti ini?" Mereka berharap supaya melalui petunjuk itu, mereka terhindar dari kesalahan yang fatal. Persoalannya adalah kepada siapa kita meminta pertolongan, kepada Allah atau kepada manusia?

Tanpa petunjuk siapapun juga, Adonia mengangkat dirinya sendiri menjadi raja. Namun ketika Daud mengangkat Salomo menggantikannya sebagai raja dan setelah Salomo diurapi oleh imam Zadok dan Nabi Natan, seluruh rakyat menyambut Salomo sebagai raja. Suara rakyat begitu riuh sehingga digambarkan bagaikan membelah bumi (ayat 34-40). Adonia menjadi takut dan para undangannya pun terkejut, lalu semua melarikan diri (ayat 49). Dalam ketakutan Adonia lari menuju mezbah dan memegang tanduk-tanduk mezbah, tempat belas kasih Allah dan pengampunan-Nya dinyatakan. Ia lari ke sana setelah rencana pemberontakannya terbongkar. Akibat dari perbuatannya yang tidak pikir panjang, Adonia harus menanggung kesulitan dan berhadapan dengan Salomo. Jika Adonia mengutamakan apa yang Allah inginkan dan bukan semata-mata apa yang ia inginkan, ia akan terhindar dari masalah.

Apa yang dialami oleh Adonia merupakan suatu peringatan bagi kita. Kita perlu meminta petunjuk pada Allah sebelum melakukan segala sesuatu supaya terhindar dari kesalahan. Jangan mencari petunjuk dari orang "pintar", petunjuk paranormal, petunjuk ramalan bintang, atau petunjuk mbah dukun. Namun, carilah petunjuk dari Allah yang hidup, sebab Ia memberikan petunjuk yang terbaik bagi kita dalam menjalani hidup. Jangan menunggu sampai kita melakukan kesalahan dalam hidup ini baru mencari Allah. Carilah petunjuk dan pimpinan Allah sebelum kita bertindak.

Renungkan: Carilah pimpinan Tuhan, sehingga Anda terluputkan dari permasalahan yang tidak perlu dihadapi.

(0.35) (2Raj 23:1) (sh: Pertobatan sejati atau semu? (Kamis, 14 Juli 2005))
Pertobatan sejati atau semu?

Sejak permulaan menjadi raja, Yosia melakukan apa yang benar di mata TUHAN. Catatan kitab Raja-raja mengenai dia sangat jelas, "ia berbalik kepada Tuhan dengan segenap hatinya, dengan segenap jiwa dan dengan segenap kekuatannya, sesuai dengan segala Taurat Musa" (ayat 25). Pekerjaan Yosia mentahirkan Yehuda memakan waktu sedikitnya enam tahun dengan menghancurkan semua patung berhala, imam-imam dewa asing, pelacur bakti, penenun sarung Asyera, bukit-bukit pengorbanan, dll. (ayat 4-20, 24). Semua kejijikan itu adalah hasil karya bersama mulai dari Salomo sampai hampir semua raja di Yehuda. Sulit dibayangkan kejahatan apa saja yang sudah dilakukan Yehuda. Semua kota di Yehuda penuh sesak dengan berhala, bukit pengorbanan, dan darah anak-anak dan orang-orang yang tidak bersalah. Yosia membacakan kitab Taurat bagi rakyat Yehuda; mengadakan perjanjian dengan Tuhan untuk menuruti perintah-perintah-Nya dengan segenap hati dan jiwa (ayat 2-3). Lalu, Raja Yosia merayakan Paskah bersama seluruh umat (ayat 21-23).

Ayat 26 memberikan catatan penting bahwa Tuhan pada akhirnya tetap akan menghukum Yehuda sama seperti Ia telah menghukum Israel. Mengapa demikian? Karena dosa-dosa yang sangat keji yang telah dilakukan nenek moyang Yosia. Juga karena pertobatan rakyat Yehuda rupanya hanya sementara. Segera sesudah masa Yosia, Yehuda kembali dipimpin oleh raja yang jahat dan seluruh rakyat hidup berdosa lagi. Mereka kembali melakukan semua kejahatan yang telah susah payah dibersihkan oleh Yosia.

Pertobatan sejati selalu menghasilkan buah-buah perubahan hidup semakin mencintai Tuhan dan meninggalkan kejahatan. Sebaliknya, pertobatan semu bersifat sementara dan lahiriah semata. Pada akhirnya petobat palsu akan kembali kepada dosa-dosanya.

Camkan: Suatu saat, seseorang yang hanya pura-pura bertobat akan terbongkar kedoknya. Saat itu penghakiman Allah yang berakibat fatal tidak bisa dihindarkan!

(0.35) (Mzm 96:1) (sh: Di balik kemuliaan Tuhan (Senin, 10 Oktober 2005))
Di balik kemuliaan Tuhan

Pemazmur mengajak umat Tuhan untuk menyanyikan nyanyian baru (ayat 1). Nyanyian baru itu dihubungkan dengan peperangan yang dimenangkan Allah. Kepahlawanan Tuhan itu meliputi keselamatan yang telah dilakukan-Nya bagi umat-Nya pada masa lalu (ayat 2,3), dan kekuasaan-Nya yang telah mengalahkan semua allah dari segala bangsa (ayat 4,5). Kemuliaan Tuhan akan hadir kembali dalam bait suci (ayat 6) serta peribadahan umat-Nya (ayat 8,9).

Kini, pemazmur mengajak umat-Nya untuk mengabarkan kemuliaan Tuhan ke seluruh bangsa di bumi. Umat-Nya akan menjadi saksi kemuliaan Tuhan dinyatakan. Kemuliaan Tuhan akan merambah dalam pemerintahan semua bangsa di bumi dan mempengaruhi berbagai kebijakan dan keputusan politis bangsa-bangsa (ayat 10a). Bukan lagi hukum dunia yang akan menjadi standar hukuman melainkan kebenaran Tuhan Allah yang akan menjadi acuannya (ayat 10b). Perubahan acuan itu menyebabkan pemulihan menyeluruh, yakni pemulihan hidup umat Tuhan dan bangsa-bangsa serta alam semesta (ayat 11,12).

Kemuliaan Tuhan bagaikan matahari yang bergerak secara perlahan membersihkan langit yang gelap. Sebagaimana matahari membawa pencerahan dan perubahan suasana demikianlah kemuliaan Tuhan menyatakan terang ilahi. Ketika terang ilahi itu datang maka kejahatan di bumi pun akan terlihat dan terbongkar (ayat 13). Penghakiman Tuhan turut menyertai kemuliaan-Nya. Penghakiman Tuhan itu adil, yaitu Ia akan menghakimi yang orang yang berbuat kesalahan dan menyelamatkan umat-Nya yang setia melakukan kebenaran.

Bagi orang yang tidak percaya, kemuliaan Tuhan adalah bencana sebab kejahatan mereka akan terungkap. Bagi orang percaya, kemuliaan Tuhan mendatangkan penghakiman yang memunculkan kebenaran ilahi.

Ingatlah: Di hadapan Tuhan, tidak ada kejahatan yang dapat tetap tersembunyi.

(0.35) (Yes 32:1) (sh: Raja yang adil (Senin, 20 September 2004))
Raja yang adil

Beberapa waktu lalu, kita telah memilih presiden secara langsung. Orang kristen berdoa agar rakyat Indonesia memilih orang yang Tuhan pilih, dan agar orang yang dipilih melaksanakan kehendak Tuhan. Kita mengharapkan terjadinya perubahan positif di berbagai segi kehidupan bangsa Indonesia.

Nabi Yesaya yang menyaksikan pemerintahan empat raja Yehuda (Yes 1:1), memperoleh penglihatan tentang kemunculan seorang "Raja yang adil" yang akan memerintah menurut kebenaran (ayat 32:1a). Raja adil ini membawa pengaruh kepada para pemimpin di bawahnya (ayat 1b). Kebenaran dan keadilan para pemimpin ini digambarkan bagaikan "Tempat perlindungan dari angin ribut, aliran-aliran air di tempat kering, dan naungan batu yang besar di tanah tandus" (ayat 2). Maksudnya rakyat memperoleh perlindungan dan rasa aman. Hati yang merencanakan kejahatan, akal yang merancang perbuatan keji terhadap orang lemah akan terbongkar dan tidak lagi ditutup-tutupi (ayat 3-8).

Siapakah "Raja yang adil" ini? Tidak satu pun raja-raja Israel atau Yehuda yang sepenuhnya menggenapi gambaran ini. Dalam terang Perjanjian Baru, Yesus Kristuslah sang Raja Adil itu. Di dalam-Nya Roh tercurah penuh (ayat 15a). "Roh dari atas" ini akan mengubah "Padang gurun menjadi kebun buah, dari tempat kering menjadi subur" (ayat 15b), menyebabkan keadilan berlaku di semua tempat bahkan di padang gurun (ayat 16), menimbulkan damai sejahtera, ketenangan, dan ketentraman (ayat 17). Bangsa yang dipimpin "Raja yang adil" ini akan tinggal di tempat yang damai, tentram, dan aman. Membuat setiap penduduknya dapat bekerja dengan aman tanpa merasa takut untuk berkarya (ayat 18-20).

Apakah kita rindu pemerintah Indonesia berlaku seperti "Raja yang adil" ini? Kita perlu berdoa agar pemerintah kita tunduk kepada prinsip-prinsip Sang Raja Sejati, memberlakukan kebenaran dan keadilan.

Doaku: Tuhan, berikanlah "Roh dari atas" tercurah kepada pemimpin kami, supaya mereka membuahkan kebenaran dan keadilan.

(0.35) (Mat 21:23) (sh: Motivasi di balik pertanyaan (Jumat, 25 Februari 2005))
Motivasi di balik pertanyaan

Orang yang mencari kebenaran tentu akan banyak bertanya. Ia akan mencari jawab yang boleh memuaskan pikirannya, hatinya, dan akhirnya memutuskan untuk menerima atau menolak kebenaran itu.

Pertanyaan para imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi tentang asal muasal kuasa Tuhan Yesus adalah pertanyaan masuk di akal. Tuhan Yesus tidak langsung menjawab pertanyaan mereka karena Ia mau menguji ketulusan mereka, apakah mereka bertanya karena mau percaya atau sedang mencari jalan menjebak Dia. Maka Ia balik bertanya.

Pertanyaan Tuhan Yesus kepada para pemimpin Yahudi ini (ayat 25a) ternyata tidak bisa mereka jawab. Lebih tepatnya mereka tidak mau menjawab. Mereka menghadapi dilema. Di satu sisi orang banyak mengagungkan Yohanes Pembaptis sebagai nabi (ayat 26). Kalau mereka menjawab baptisan Yohanes bukan dari surga, orang banyak akan kecewa dan meninggalkan mereka. Sebaliknya, kalau mereka mengakui baptisan Yohanes berasal dari surga maka jawaban itu menuding balik kepada mereka (ayat 25b). Kemunafikan mereka akan terbongkar. Jadi, mereka lebih baik menjawab, "Kami tidak tahu." (ayat 27a)

Sikap para pemimpin agama ini begitu munafik! Mereka mendengar, melihat, dan menyaksikan kebenaran di depan mereka. Namun, mereka menolak untuk memercayai-Nya. Mereka lebih memikirkan keselamatan status mereka daripada keselamatan rohani, yaitu dibenarkan oleh Tuhan Yesus.

Hari ini banyak orang yang hanya mencari selamat sendiri, bukan mencari kebenaran. Mereka tidak bersedia menanggung konsekuensi percaya dan menerima kebenaran karena hal itu bisa berarti kehilangan popularitas, karir, dan kenyamanan hidup. Terhadap orang-orang yang demikian, jawaban Tuhan Yesus kepada para pemimpin agama di atas memang sepantasnya: "Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu"(ayat 27b).

Renungkan: Bila kita tidak sungguh-sungguh percaya, maka ketidakpercayaan itu sudah menghakimi kita!

(0.35) (Luk 6:43) (sh: Tuhan mengenal umat-Nya (Selasa, 20 Januari 2004))
Tuhan mengenal umat-Nya

Tanpa disengaja, sebutir telur ayam tercampur di antara butir-butir telur bebek yang dierami. Ketika telur-telur itu menetas si anak ayam mendapatkan dirinya dalam pelukan dan kasih sayang induk bebek. Namun ketika waktunya induk bebek mengajar anak-anaknya berenang akhirnya ketahuanlah bahwa ‘anak’ yang satu itu bukan bebek. Ayam adalah ayam, bebek adalah bebek. Perbedaannya keduanya sangat mendasar. Ayam bisa meniru gaya bebek, tetapi ia tidak dapat menjadi bebek.

Yesus memakai ilustrasi pohon untuk membedakan manakah orang Kristen sejati dan manakah yang palsu (ayat 43-44). Pohon yang baik pasti mengeluarkan buah-buah yang baik. Sebaliknya, pohon yang tidak baik akan menghasilkan buah-buah yang buruk. Demikian juga orang baik akan melakukan perbuatan baik karena di dalamnya (hatinya) hanya ada kebaikan, sedangkan orang jahat hanya melakukan kejahatan karena di dalamnya (hatinya) penuh kejahatan.

Yesus melanjutkan pula pengajaran-Nya dengan berkata bahwa orang baik adalah orang yang melakukan kehendak Allah, dan bukan sekadar menyebut-nyebut nama Allah (ayat 46). Orang yang baik itu adalah pelaku-pelaku firman Allah. Mereka diumpamakan sebagai orang-orang yang mendirikan rumah dengan fondasi batu. Rumah sedemikian akan bertahan menghadapi banjir air bah. Orang yang jahat, adalah orang-orang yang tidak melakukan firman Allah. Mereka seperti rumah yang dibangun di atas tanah tanpa fondasi yang baik. Rumah itu akan rubuh ketika banjir melanda (ayat 48-49).

Tuhan mengenal umat-Nya. Dia tahu mana yang sejati dan mana yang palsu. Yang palsu pada suatu hari akan terbongkar kepalsuannya, sama seperti rumah yang roboh. Yang sejati pada suatu hari akan nampak kesejatiannya, sama seperti rumah yang tegak berdiri.

Renungkan: Ukuran kesejatian seorang anak Tuhan terletak pada kesetiaan untuk terus menerus menghasilkan buah-buah kebenaran.



TIP #23: Gunakan Studi Kamus dengan menggunakan indeks kata atau kotak pencarian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA