Alkitab SABDA
alkitab.sabda.org

Itulah sebabnya sampai hari ini tanah itu dinamakan "Tanah Darah".

"Tanah Zebulon dan tanah Naftali, di jalan ke danau, seberang Sungai Yordan, Galilea tanah orang bukan Yahudi!

Sesudah itu Yesus tunduk kembali dan menulis lagi di tanah.

Ada juga yang jatuh di tempat berbatu-batu, yang tanahnya sedikit. Benih-benih itu segera tumbuh karena kurang tanah.

Ada juga yang jatuh di tempat berbatu-batu yang tanahnya sedikit. Benih-benih itu segera tumbuh karena kurang tanah,

Maka Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di atas tanah.

Kemudian Tuhan berkata pula, 'Lepaskan sandal yang kaupakai itu, sebab tanah di tempat kau berdiri itu adalah tanah yang suci.

Lalu sesudah mereka sepakat, mereka memakai uang itu untuk membeli tanah yang disebut Tanah Tukang Periuk. Tanah itu dipakai untuk kuburan orang-orang asing.

Setelah berkata begitu Yesus meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah. Kemudian Ia mengoleskannya pada mata orang itu,

Saya takut, jadi saya pergi menyembunyikan uang Tuan di dalam tanah. Inilah uang Tuan.'

Adam yang pertama dijadikan dari tanah, tetapi Adam yang kedua berasal dari surga.

Tetapi pelayan yang menerima seribu uang emas itu pergi menggali lubang di tanah, lalu menyembunyikan uang tuannya di situ.

Semua orang yang tinggal di Yerusalem tahu tentang hal itu. Itu sebabnya dalam bahasa mereka, mereka menamakan tanah itu Akeldama, yang berarti 'Tanah Darah'.)

Bukankah orang yang membuat pot kembang itu berhak mengerjakan tanah liat itu sekehendak hatinya? Dari segumpal tanah liat, orang itu berhak membuat dua macam pot kembang: satu yang bagus, dan yang lainnya yang kurang bagus.

Lalu Yesus menceritakan perumpamaan ini, "Adalah seorang kaya. Ia mempunyai tanah yang memberi banyak hasil.

Ia jatuh ke tanah lalu mendengar suatu suara berkata kepadanya, "Saulus, Saulus! Apa sebabnya engkau menganiaya Aku?"

"Apabila Allah memerintah, keadaannya seperti perumpamaan ini: ada harta yang terpendam di dalam tanah lalu ditemukan oleh seseorang, dan dimasukkan kembali ke dalam tanah. Kemudian karena gembiranya, orang itu pergi menjual seluruh miliknya, lalu kembali dan membeli tanah itu."

Ada juga yang jatuh di tempat berbatu-batu. Pada waktu tunas-tunasnya keluar tanaman itu layu sebab tanahnya kering.

Orang yang mengatakan demikian menunjukkan dengan jelas bahwa mereka sedang mencari negeri yang akan menjadi tanah air mereka.

Petrus berkata kepadanya, "Coba beritahukan kepada saya: Apakah tanah yang engkau dan suamimu jual itu, sebanyak ini harganya?" "Betul, itu harganya," jawab istri Ananias.