Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 3 dari 3 ayat untuk sembahlah [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mzm 58:1) (sh: Teguran kepada Penguasa. (Selasa, 21 April 1998))
Teguran kepada Penguasa.

Layakkah penguasa ditegur? Apakah penguasa perlu dikontrol? Pada masa kini, pertanyaan-pertanyaan ini jawabannya kelabu. Tetapi firman Allah berwibawa terhadap penguasa manapun, apalagi penguasa curang. Manusia berdosa dapat menjadi seorang penguasa yang tak adil. Pengaruh buruknya bisa meracuni generasi turun temurun. Kekerasan hati membuat mereka tidak peduli pada keluhan, doa, bahkan sumpah serapah orang yang mereka tindas. Apakah Allah akan membiarkan saja para pemimpin jahat itu tanpa bertindak setimpal menghukum mereka?

Tidak akan membiarkan. Kejahatan bersumber di hati. Berbagai kejahatan, termasuk kejahatan yang dibuat oleh para penguasa berasal dari hati yang tidak takut akan Tuhan. Karena itu masalah terdalam dari kejahatan bukan sekadar melanggar atau memutarbalikkan hukum, tetapi melawan dan berontak terhadap Allah. Bagi semua orang yang merindukan keadilan ditegakkan, ada Allah yang memberi keadilan di bumi (ayat 58:11" context="true" vsf="TB">12). Kebangkitan Kristus membuktikan bahwa Allah serius ingin menghapuskan kejahatan dari bumi ini dan sedang menciptakan suatu generasi baru yang benar dan adil melalui Kristus.

Peringatan: Jangan menyembah pembesar alim apalagi lalim, sembahlah Allah saja!

(1.00) (Mzm 107:23) (sh: Tuhan atas alam semesta (Sabtu, 15 Mei 1999))
Tuhan atas alam semesta

Tuhan adalah Allah atas alam semesta ciptaan-Nya. Kuasa-Nya dinyatakan di tengah-tengah samudera raya (ay. 23-29), di dalam aliran-aliran sungai dan padang gurun (ay. 33-38). Di berbagai keadaan alam Tuhan menunjukkan kuasa dan mukjizat-Nya demi kebaikan umat-Nya (ay. 29-30, 37-38, 41).

Keadilan Tuhan. Banyak orang (pribadi maupun masyarakat) yang cenderung menganggap bahwa alam adalah pemegang kekuasaan tertinggi. Misalnya, ada masyarakat tertentu yang meyakini bahwa bencana alam tidak akan terjadi bila mereka telaten dan setia pada penguasa alam. Keadaan ini menunjukkan kegagalan mereka melihat Penguasa atas alam semesta yang sejati. Ada dua hal yang ingin diluruskan oleh pemazmur: (1) Tuhan aktif menunjukkan kuasa-Nya melalui intervensi (campur tangan) nyata yang seringkali di luar dugaan manusia dan melampaui akal pikiran manusia; (2) Tuhan memihak yang lemah, rendah hati, bukan yang sombong dan tinggi hati (ay. 40-41). Kenyataan ini tidak mendorong kita untuk tergila-gila pada mukjizat Tuhan, tetapi sebaliknya didorong untuk percaya aktif pada Kemahakuasaan Tuhan yang senantiasa dinyatakan. Pujilah dan sembahlah Allah, Sang Pencipta alam semesta yang adil.

Doa: Ya Tuhan Yesus, terpujilah Engkau, Penguasa Alam yang sejati dan yang adil.

(0.87) (Ayb 37:1) (sh: Memuji dalam kegelapan (Jumat, 16 Agustus 2002))
Memuji dalam kegelapan

Setelah berbicara tentang pengendalian Allah terhadap alam, pasal ini ditutup dengan peringatan bahwa Allah harus ditakuti dan dihampiri dengan kerendahan hati (ayat 23-24).

Elihu mulai dengan mengakui ketakutannya mendengarkan guntur kemarahan Tuhan (ayat 1-2, 36:33). Hal ini harus dikaitkan dengan kenyataan bahwa Allah melakukan hal-hal ajaib melampaui pengertian manusia (ayat 5). Guruh bukan sekadar fenomena alam, tetapi merupakan alat Allah untuk memperingatkan manusia. Allah, misalnya, juga ingin menunjukkan kuasa-Nya kepada makhluk bumi dengan mengirimkan salju dan hujan deras (ayat 6-8). Binatang-binatang pun terpaksa mencari tempat perteduhannya. Elihu juga mendaftarkan hal-hal yang menunjukkan kendali Allah atas cuaca (ayat 9-12), semuanya mengikuti petunjuk Allah.

Kemudian kembali Elihu berbicara hanya untuk Ayub (ayat 14-18). Ia mengundang Ayub untuk kembali mengingat kendali Allah terhadap langit dan bertanya dengan ironis apakah Ayub mampu melakukan hal-hal itu. Elihu menuduh bahwa dengan Ayub memajukan kasusnya, ia menganggap dirinya sama dengan Allah. Ayub dipaksa mengakui keterbatasannya. Perlu dicatat bahwa pertanyaan-pertanyaan ironis ini pun akhirnya nanti diajukan Allah sendiri (pasal 38-41).

Ayat 19-24 berisi ringkasan dari perkataan-perkataan Elihu. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa Ayub begitu tak berakal budi ketika menetapkan diri untuk berkonfrontasi melawan Allah. Allah begitu mulia dan dengan demikian tuduhan Ayub sia-sia. Allah hanya boleh ditakuti dan disembah. Topik utama dalam ayat 19-22 adalah kontras antara terang dan gelap. Allah begitu terang, dan manusia yang hidup dalam kegelapan bahkan tidak mampu memandang Allah -- Ia tak terhampiri. Bagaimana mungkin manusia yang ada dalam kekelaman, tak berpengetahuan, bisa memajukan kasusnya di hadapan Allah yang memiliki terang hikmat sempurna? Tak mungkin manusia menemukan Allah (ayat 23).

Renungkan: Kala Anda tidak memahami Allah, pujilah Dia dan sembahlah keagungan-Nya. Biarlah hikmat-Nya turun atas kita.



TIP #25: Tekan Tombol pada halaman Studi Kamus untuk melihat bahan lain berbahasa inggris. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA