Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 14 dari 14 ayat untuk sayap yang lain AND book:55 (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (2Tim 2:2) (jerusalem) Dalam ayat ini kita melihat bagaimana "apa yang dipercayakan" diserahkan. Ada empat mata dalam rantai tradisi: penulis surat yang menyerahkan "iman" kepada Timotius yang pada gilirannya menyerahkannya kepada "orang yang dapat dipercayai", yang lalu mengajarkannya kepada orang lain lagi.
(0.96) (2Tim 4:9) (sh: Berani..... minta tolong?! (Senin, 2 September 2002))
Berani..... minta tolong?!

Berani..... minta tolong?! Pemberani. Itulah salah satu gambaran ideal yang harus ditampakkan oleh seorang pelayan Tuhan. Sifat lain yang sering dianggap “semarga” dengan keberanian adalah kemandirian, dan siap untuk memberikan pertolongan pada saat dibutuhkan. Sifat-sifat inilah yang justru tidak ditonjolkan Paulus kali ini.

Mengapa demikian? Ada cukup banyak alasan. Beberapa sahabat terdekat Paulus Seperti Timotius sendiri, Kreskes, Titus, dan lainnya,tidak sedang bersama dengannya. Juga Tikhikus, karena Paulus sendiri yang telah mengutusnya pergi. Selain itu, juga Demas yang telah membelot serta meninggalkan Paulus, bersama dengan orang-orang lain yang telah “meninggalkan aku” pada saat pembelaannya yang pertama di pengadilan (ayat 16). Semua ini dilengkapi dengan kehadiran Aleksander, yang banyak berbuat jahat. Karena itu Paulus berani meminta tolong, terutama kepada Timotius, dan, secara tidak langsung, kepada Markus. Permintaan tolong ini merupakan pengakuan Paulus tentang ketidakberdayaan dirinya yang membutuhkan bantuan saudara-saudara yang lain.

Berani mengakui kebutuhan penting dalam pertumbuhan iman. Kerendahan hati ini melahirkan pengakuan, bahwa hanya Allah yang sanggup bertindak adil terhadap yang jahat (ayat 14), dan yang sanggup mendampingi, menguatkan, dan menjagainya.

Paulus, rasul yang dikenal tegar iman dan berkepribadian matang, bukanlah manusia super, yang selain terus mengandalkan pertolongan dan pemeliharaan Allah, juga selalu dapat mengatasi permasalahannya sendiri. Pauluspun ternyata membutuhkan Dukungan moril dari teman-temannya. Tindakan Paulus ini membukakan kepada kita tentang dua hal. Pertama, fungsi teman atau sahabat dalam persekutuan adalah saling menghibur, menguatkan, dan berbagi suka maupun duka. Kedua, hanya sahabat sejati yang memiliki kepekaan untuk bertindak memberikan pertolongan.

Renungkan: Kadang mengakui kesulitan dalam pertumbuhan kerohanian kita berarti kesempatan untuk meminta tolong. Sebaliknya, sering keengganan kita untuk meminta tolong adalah awal dari keangkuhan dan kebebalan, yang bermuara pada kejatuhan.

(0.95) (2Tim 4:6) (jerusalem: darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan) Harafiah: aku telah dicurahkan sebagai korban curahan. Baik dalam korban orang Yahudi maupun dalam korban bangsa-bangsa lain, air anggur, air atau minyak dicurahkan ke atas bahan korban yang dipersembahkan, bdk Kel 29:40; Bil 28:7.
(0.95) (2Tim 4:19) (sh: Berjuang sendiri tetapi tidak sendirian (Selasa, 3 September 2002))
Berjuang sendiri tetapi tidak sendirian

Berjuang sendiri tetapi tidak sendirian. Kemarin kita belajar tentang teladan Paulus Yang tidak menganggap tindakkannya meminta pertolongan sebagai tindakan kelemahan. Hari ini kita belajar tentang kerendahan hati Paulus. Dalam pelayanan , kerendahan hati selalu terkait dengan kasih persaudaraan yang hangat dan hidup. Nama-nama seperti Priska, Akwila, Onesiforus, serta “semua saudara yang lain” menjadi pengajaran dalam

Bentuk riil dari jejaring persaudaraan dan persahabatan yang menopang Paulus. Paulus Berada di penjara, namun ia tidak berjuang sendirian. Ada teman-teman sepelayanan yang selalu menghibur, menopang serta mendukung kebutuhan hiodupnya.

Hal yang sangat indah dari nas yang kita baca ini adalah, masing-masing pihak di dalam jejaring persaudaraan ini dan berinisiatif serta berusaha menjaga keakraban mereka dengan kasih, tanpa bergantung pada keadaan. Kembali kita belajar bahwa ‘kasih’ itu “tak lekang oleh panas, tak lapuk oleh hujan!” Kasih itu memiliki peran yang luar biasa, karena tidak dapat dibatasi perwujudannya oleh kondisi apapun, da dalam situasi bagaimanapun!

Untuk semua yang telah terjalin indah ini, dimasa-masa akhir hidupnya, Paulus mengirim salam terakhir pada Timotius dan saudara-saudara yang lain dengan menyatakan, “kasih karunia menyertai kamu”. Dalam bahasa aslinya, kata “kamu” yang digunakan adalah kata ganti jamak, artinya, berkat ini tidak hanya ditujukan kedpada Timotius, walaupun bagian terbesar dari surat ini murni ditujukan kepada Timotius, secara pribadi. Paulus memohon berkat Tuhan untuk semua saudara-saudaranya sepelayanan, terutama yang ada bersama Timotius.

Kita belajar dua hal dari Paulus. Pertama, dimasa-masa akhir hidupnya, ia tidak menyesali keadaannya tetapi justru memaksimalkan kehadirannya dengan menjadi berkat bagi banyak orang. Kedua, Paulus menunjukan kepada kita arti persahabatan yang sebenarnya.

Renungkan: Anda butuh komunitas/jejaring persaudaraan supaya kehidupan Anda sungguh-sungguh menjadi kehidupan yang melayani Tuhan. Jagalah kontak anda dengan mereka. Terutama, sebutkanlah nama mereka satu persatu dalam doa syafaat Anda.

(0.95) (2Tim 4:1) (sh: Menuju garis finis (Minggu, 1 September 2002))
Menuju garis finis

Menuju garis finis. Sekali lagi Paulus berpesan pada Timotius untuk melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Namun, pada bagian ini Paulus memberikan alasan yang lain lagi, dari sudut pandang masa depan. Pertama, berkaitan dengan tugasnya sebagai pemberita firman dan pengajar, karena akan datang masa dimana orang lebih suka dengan ketidak benaran dan “dongeng” (ayat 2-4). Kedua,karena penghakiman yang akan datang. Dua kali Paulus menyinggung pengajaran tentang Allah sebagai Hakim. Kesadaran ini seharusnya juga menjadi inspirasi yang membuat Timotius makin sungguh-sungguh melayani. Ketiga, Karena apa yang menanti Paulus “mahkota kebenaran” (ayat 6-8), seperti atlit pada pertandingan olahraga Yunani/Romawi purba. Tetapi, mahkota kebenaran ini bukanlah imbalan setimpal atas jerih payah pelayanan Paulus. Paulus dengan jelas menyebutnya sebagai sesuatu yang “akan dikaruniakan”(ayat sayap+yang+lain+AND+book%3A55&tab=notes" ver="">8, apodosei). “Mahkota kebenaran” itu melambangkan pembenaran yang datangnya dari Tuhan sendiri, walaupun dihadapan pengadilan dan dimata dunia, Paulus adalah pesakitan yang duduk dikursi terdakwa. Sudut pandang kemasa depan inilah yang menjadi dasar supaya Timotius sebagai pemberita firman bersikap siap sedia (ayat 2), menguasai diri dalam segala hal (ayat 4), dan “menunaikan” tugas pelayanannya, seperti seorang atlit yang mencapai garis finis dengan baik.

Renungkan: Pelayanan kita yang terutama adalah kehidupan kita sehari-hari.

Bagaimana kita dapat mencapai garis akhir, bergantung pada cara kita memandang diri sendiri: sebagai atlit yang harus terus memotivasi diri, berlatih dan berjuang, atau penonton yang duduk santai?

(0.95) (2Tim 3:16) (jerusalem) Terjemahan lain, yang kiranya lebih tepat: Seluruh Kitab Suci diilhamkan oleh Allah dan bermanfaat ... (bdk ay sayap+yang+lain+AND+book%3A55&tab=notes" ver="">16). Keterangan penting ini tentang diilhamkannya Kitab Suci, bdk 2Pe 1:21, ialah Perjanjian Lama, mengenai juga beberapa tulisan Kristen, 1Tim 5:18; bdk 2Petr 3:15-16. Manusia kepunyaan Allah membina iman dan semangat kerasulannya dengan sering dan tekun membaca Kitab Suci, ay sayap+yang+lain+AND+book%3A55&tab=notes" ver="">15-17.
(0.95) (2Tim 1:6) (sh: Allah sumber kekuatan (Sabtu, 24 Agustus 2002))
Allah sumber kekuatan

Allah sumber kekuatan. Dalam ketiga ayat ini, Paulus menasihatkan dan memperingatkan Timotius untuk melakukan tiga hal. Pertama, untuk mengobarkan karunia Allah yang diterimanya melalui penumpangan tangan Paulus (ayat 6). Karunia yang dimaksud di sini adalah segala pemberian Allah yang memungkinkan dan memperlengkapi Timotius untuk melayani di jemaat Efesus (bdk. 1Tim. 4:14). Karena itu, Paulus menasihatkan Timotius untuk mempergunakan karunia itu dengan lebih "berkobar lagi." Kedua, agar Timotius tidak merasa malu untuk memberitakan Injil dari Tuhan. Kemungkinan untuk merasa malu ini nyata bagi Timotius, karena Injil itu adalah dari Tuhan Yesus Kristus yang mati disalibkan sebagai seorang kriminal; Injil yang juga diberitakan oleh Paulus yang kini meringkuk sebagai tahanan (ayat sayap+yang+lain+AND+book%3A55&tab=notes" ver="">8a). Ketiga, agar Timotius mau ikut menderita bagi Injil tersebut (ayat sayap+yang+lain+AND+book%3A55&tab=notes" ver="">8b). Kata "ikut menderita" di ayat ini mengandung makna berbagi penderitaan.

Hal yang patut direnungkan lebih mendalam lagi adalah alasan-alasan mengapa Paulus meminta Timotius untuk melakukan ketiga hal tersebut. Paulus menunjuk pada apa yang telah Allah persiapkan. Allah sendiri yang telah memberikan karunia yang mempersiapkan dan memperlengkapi Timotius untuk pelayanan yang sedang dilakukannya. Selanjutnya, Allah tidak memberikan "roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban" (ayat 7). Kata "roh" yang disebut terakhir jelas menunjuk kepada Roh Kudus. Hanya Allahlah sumber kekuatan, terutama yang sanggup memberi kekuatan bagi Kristen dalam penderitaan. Karena itu, hanya Roh Kudus yang sanggup membangkitkan kekuatan dalam diri Kristen untuk menghadapi tiap tantangan. Juga hanya Roh Kudus yang sanggup membangkitkan kasih di dalam diri Kristen secara pribadi, dan di antara sesama Kristen, dan dalam kesaksian mereka dengan orang lain. Terakhir, hanya Roh Kudus juga yang sanggup menjadi sumber ketertiban hidup atau disiplin diri.

Renungkan: Kekuatan dalam menghadapi penderitaan, kasih, dan ketertiban hidup adalah tanda nyata kehadiran Roh Kudus dalam diri seorang Kristen dan kehidupannya.

(0.95) (2Tim 4:22) (full: KASIH KARUNIA-NYA MENYERTAI KAMU. )

Nas : 2Tim 4:22

Ini merupakan perkataan terakhir Paulus yang dicatat dalam Akitab, yang ditulis ketika dia menunggu mati syahid di penjara Roma. Dari sudut pandangan dunia, hidup Paulus akan berakhir dengan kegagalan yang menyedihkan.

  1. 1) Selama lebih 30 tahun Paulus meninggalkan segala sesuatu demi Kristus; yang diperolehnya hanyalah penderitaan dan kebencian dari bangsanya. Pelayanannya telah menghasilkan berdirinya banyak gereja, namun banyak dari gereja ini tidak lagi setia kepada dia dan iman rasuli (2Tim 1:15). Kini di penjara, dengan semua sahabat telah pergi kecuali Lukas (ayat 2Tim 4:11,16), Paulus menghadapi kematian. Keadaan ini menunjuk seolah-olah ia gagal dalam misinya antara orang bukan Yahudi. Namun, rasul salib yang ditandai luka perang tidak menunjukkan penyesalan ketika menyerahkan nyawa bagi Tuhannya.
  2. 2) Sekarang, hampir 2000 tahun kemudian, pengaruh Paulus melebihi pengaruh semua hamba Allah dalam kerajaan. Tulisan-tulisannya merupakan bagian Alkitab yang penting dan telah menuntun orang yang tidak terhitung banyaknya kepada Kristus. Janganlah seorang yang tetap setia kepada Yesus Kristus berpikir bahwa kematian mengakhiri semua hasil, walaupun kelihatan menghasilkan sedikit bagi Allah. Allah mengambil usaha setia kita dan memperbanyaknya jauh lebih dari yang kita pikir atau harapkan. Malahan yang kelihatan sebagai kegagalan adalah benih yang akan dituai oleh orang lain (Yoh 4:37-38).
(0.94) (2Tim 1:1) (sh: Dari generasi ke generasi (Jumat, 23 Agustus 2002))
Dari generasi ke generasi

Dari generasi ke generasi. Seperti kebiasaannya, Paulus telah menegaskan seperti apa hubungan antara dirinya dengan penerima surat melalui salam pembuka suratnya. Timotius adalah "anakku yang kekasih;" anak rohaninya. Ketika Paulus menegaskan dirinya sebagai "rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah," tersirat pernyataan bahwa Timotius adalah ahli warisnya di dalam pemberitaan "janji tentang hidup dalam Kristus Yesus" tersebut (ayat 1). Timotius akan meneruskan pelayanan Paulus. Hubungan keduanya tidak hanya ikatan emosional, tetapi juga merupakan pembentukan kepada seorang pelayan muda dari seorang senior yang akan menyelesaikan tugasnya (ayat sayap+yang+lain+AND+book%3A55&tab=notes" ver="">4:6-8).

Paulus mengingatkan Timotius bahwa, sebagaimana "nenek moyangnya," umat zaman Perjanjian Lama yang setia kepada Allah, dirinya juga melayani Allah dengan hati nurani yang murni (ayat 3). Paulus melihat adanya kesinambungan antara pelayanan yang dilakukan dirinya dengan yang dilakukan oleh generasi sebelumnya yang setia kepada Allah. Karena itu, Paulus juga mengajak Timotius melihat hal yang sama pada dirinya. Timotius tidak hanya memiliki Paulus sebagai bapak rohaninya, ia juga memiliki keluarga yang memiliki warisan rohani. Lois, neneknya, dan Eunike, ibunya, memiliki iman yang tulus ikhlas (ayat 5).

Dalam I Timotius, Paulus telah menulis bahwa hati nurani yang murni dan iman yang tulus ikhlas akan menghasilkan kasih (ayat 1Tim. 1:5) dan menjadi perlengkapan bagi perjuangan seorang pelayan Tuhan (ayat 1Tim. 1:18). Kesimpulan bagi kita adalah, Paulus ingin Timotius menyadari siapa dirinya; Timotius adalah penerus perjuangan iman dari generasi-generasi sebelumnya. Kesadaran akan hal ini akan menimbulkan rasa tanggung jawab yang lebih besar, sekaligus juga dasar yang lebih kokoh bagi pelayanannya, di dalam penyertaan "kasih karunia, rahmat, dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita dan Kristus Yesus, Tuhan kita" (ayat 2).

Renungkan: Renungkan dan nilai bagaimana hubungan Anda dengan orang-orang seiman di komunitas Anda yang lebih tua dan lebih muda. Sudahkah menjadi sesuatu yang membangun Anda dan orang lain?

(0.93) (2Tim 3:12) (full: YANG MAU HIDUP BERIBADAH ... AKAN MENDERITA ANIAYA. )

Nas : 2Tim 3:12

Penganiayaan dalam satu atau lain bentuk tidak dapat dihindarkan oleh orang yang mau menjalankan hidup saleh dalam Kristus (Mat 5:10-12; Mat 10:22; Kis 14:22; Fili 1:29; 1Pet 4:12;

lihat cat. --> Mat 5:10).

[atau ref. Mat 5:10]

Kesetiaan kepada Kristus, kebenaran dan standar-Nya yang benar meliputi ketetapan hati untuk tidak mengurangi tuntutan iman kita, atau menyerah kepada banyak suara yang memanggil kita untuk menyesuaikan diri dengan dunia dan mengesampingkan kebenaran alkitabiah. Karena standar kesalehan mereka, orang yang setia akan kehilangan hak dan diejek; mereka akan mengalami kesusahan karena melihat kesalehan ditolak oleh banyak orang. Kita harus bertanya pada diri kita: sudahkah saya mengalami aniaya karena komitmen saya untuk hidup saleh? Ataukah kurangnya penderitaan menjadi tanda bahwa saya tidak benar-benar mempertahankan kebenaran Kristus?

(0.93) (2Tim 2:1) (sh: Tongkat estafet berita Injil (Senin, 26 Agustus 2002))
Tongkat estafet berita Injil

Tongkat estafet berita Injil. Kemerosotan moral dan spiritual jemaat Efesus mendatangkan kekecewaan yang dalam bagi Paulus. (ayat sayap+yang+lain+AND+book%3A55&tab=notes" ver="">1:15). Untuk itu ia menasihati dan mendukung Timotius - sebagai pelayan di Efesus - untuk tetap kuat dan berdiri teguh menghadapinya. Bagi Paulus, Timotius memerlukan dukungan seperti ini mengingat pembawaannya yang terkesan kurang percaya pada diri sendiri (lih. 1Tim.4:12; bdk. 1Kor. 16:10,11). Dukungan Paulus kepada Timotius ini juga bukan sekadar nasihat agar tabah melayani, tetapi agar Timotius tetap mengandalkan kekuatan kasih karunia Kristus Yesus, sebagai pusat pemberitaannya (ayat 1). Mengapa? Karena Timotius mengemban tugas berat yaitu meneruskan tongkat estafet berita Injil kepada jemaat Efesus - yang notabene pernah menentang kewibawaan Paulus (lih. Kis. 19).

Timotius mengemban tugas dan tanggung jawab untuk meneruskan tongkat estafet berita Injil: dari Kristus kepada Paulus, Paulus kepada Timotius, dan Timotius kepada jemaat, begitu seterusnya. Tidak sembarang orang yang dapat diserahi tongkat estafet berita Injil tersebut. Ada dua kriteria yang ditetapkan Paulus, yang harus dimiliki oleh orang-orang tersebut. Pertama, dapat dipercaya, dan benar-benar setia (bdk. 1Kor. 4:1-2). Kedua, cakap/mampu mengajar orang lain (didaktikoi). Untuk menegaskan kedua persyaratan tersebut, Paulus mengambil contoh dari pemusatan pengabdian atau dedikasi seorang prajurit (ayat 4), ketertiban dan kepatuhan seorang olahragawan pada ketetapan yang berlaku (ayat 5), serta kesungguhan dan ketekunan bekerja seorang petani (ayat 6).

Melalui perikop ini kita dapat menarik dua hal penting bagi para hamba Tuhan masa kini. Pertama, jika kriteria tersebut terpenuhi, maka misi tongkat estafet berita Injil yaitu mencapai kualitas kedewasaan rohani dan komitmen hidup umat bagi kepentingan berita Injil, yaitu Yesus Kristus, dapat tercapai. Kedua, jika kriteria tersebut dipenuhi, maka meski melayani dalam keadaan sulit, mereka pasti mampu mengatasi dan bertahan untuk tetap setia.

Renungkan: Anda percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat, berarti Anda pun bertanggung jawab untuk meneruskan tongkat estafet berita Injil tersebut dalam kehidupan Anda!

(0.67) (2Tim 1:11) (jerusalem: sebagai guru) Sejumlah naskah menambah: bangsa-bangsa lain.
(0.65) (2Tim 2:20) (ende: Bedjana)

Istilah asli berarti "alat" tetapi jang dimaksudkan disini njatalah "alat" untuk diisi atau menjimpan berang, seperti djambang, periuk, piring-mangkuk dan lain-lain.

(0.62) (2Tim 2:1) (ende: Dalam rahmat)

jaitu dalam melaksanakan tugas kerasulan dan keuskupan, jang dipertaruhkan kepadanja (2Ti 1:14). Tugas kerasulan biasanja dinamakan Paulus rahmat, tetapi disini mengandung pula arti, bahwa pelaksanaan tugas itu diiringkan rahmat Kristus, antara lain untuk mengobarkan dan menguatkan semangat. Tetapi rahmat itu hanja berhasil, kalau si penerima rahmat turut serta mempergiat dan memberanikan semangatnja.



TIP #05: Coba klik dua kali sembarang kata untuk melakukan pencarian instan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA