Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 11 dari 11 ayat untuk melepas [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Am 1:4) (full: AKU AKAN MELEPAS API. )

Nas : Am 1:4

Frase ini (juga dipakai dalam ayat Am 1:7,10,12,14; 2:2,5) menunjuk kepada hukuman Allah melalui pembinasaan berapi-api yang dilaksanakan oleh pasukan penyerbu. Kota-kota besar akan dibakar habis.

(0.76) (Mrk 9:42) (sh: Melepas dan menerima (Senin, 24 Maret 2003))
Melepas dan menerima

Kita bukan hanya hidup di dunia, tetapi dunia itu mengikat kita. Kadang dunia memiliki kita dan kita harus terus hidup di dunia. Namun demikian, bagaimana seharusnya hidup di dunia tanpa tercengkeram olehnya?

Para pengikut Yesus diperingatkan agar tidak menghentikan usaha mereka yang mengusir setan demi nama Yesus karena mereka juga adalah orang-orang percaya. Jika para murid "menyesatkan" mereka, yaitu, membuat mereka tidak lagi bersekutu dengan Yesus, maka para murid akan menerima ganjaran yang keras -- suatu hukuman mati. Yesus meneruskan nasihat-Nya, masih berkenaan dengan bagaimana menaati kehendak Allah. Yesus berbicara tentang pengorbanan diri sampai semaksimal mungkin, dengan melepas apa yang seharusnya dilepas daripada hal-hal tertentu akan membuat orang kehilangan segala sesuatunya.

Di sini kita diingatkan lagi tentang tiga zona dalam kehidupan manusia, yang mencakup tangan, kaki, dan mata. Kehidupan orang percaya haruslah utuh untuk Tuhan, dan ia harus berusaha untuk sedapat mungkin meminimalkan kecemaran dengan melepaskan kemelekatan.

Ayat 49 memberikan kepada kita semacam peringatan akan pemurnian. Murid-murid akan menghadapi penganiayaan, dan mereka akan dimurnikan. Untuk itu, mereka perlu menyiapkan diri menghadapi masa-masa sulit. Ayat 50 berbicara bukan lagi tentang garam penyucian, tetapi tentang garam sehari-hari. Di sini para murid berfungsi sebagai garam dunia yang akan menyucikan dunia dengan tumpahnya darah mereka ke tanah. Misi yang mereka kerjakan adalah misi yang krusial, dan mereka harus bersatu padu untuk melaksanakan amanat agung Tuhan memberitakan Injil-Nya!

Renungkan: Melepaskan sesuatu yang kita sayangi dan nikmati memang tidak enak. Namun, kita akan menerima kehidupan yang sejati bila itu sesuai kehendak Allah.

(0.62) (2Taw 7:10) (jerusalem: hari yang keduapuluh tiga) Menurut 1Raja-raja pentahbisan bait Allah bertepatan dengan hari raya Pondok Daun. Tetapi menurut 2Tawarikh ini perayaan pentahbisan bait Allah disusul hari raya Pondok Daun. Menurut Ula 16:13-15 hari raya Pondok Daun berlangsung hari lamanya. Dan begitu memang dirayakan menurut 1Ra 8:65-66; pada hari yang ketujuh Salomo melepas rakyat. Tetapi menurut tata upacara yang termaktub dalam Ima 23:33-43; Bil 29:35-38perayaan Pondok Daun ditutup dengan perhimpunan meriah pada hari yang kedelapan. Begitu juga menurut penanggalan liturgis si Muwarikh: dari tanggal 8 sampai tgl. 14 bulan ketujuh ada perayaan pentahbisan bait Allah; dari tgl 15 sampai tgl 21 berlangsung perayaan Pondok Daun; pada tgl 22 diadakan perhimpunan meriah, pada tgl 23 rakyat dilepas. Nas 2Tawarikh ini mempengaruhi 1Ra 8:65, sebuah sisipan yang menambah tujuh hari pada perayaan pentahbisan bait Allah.
(0.62) (Mat 19:13) (sh: Bagaimana masuk sorga? (Minggu, 22 Maret 1998))
Bagaimana masuk sorga?

Masuk sorga itu berat syaratnya. Hanya seorang yang menjadi seperti anak kecil yang memiliki Kerajaan Sorga. Apa artinya? Seperti seorang anak kecil yang tidak punya apa-apa untuk diandalkan melainkan sepenuhnya bergantung pada kasih sayang orangtua atau orang dewasa lain, demikianlah orang yang ingin masuk sorga harus sepenuhnya bergantung pada kemurahan Allah saja. Perbuatan baik dan kekayaan bisa membuat orang memiliki keyakinan diri yang kuat, rasa terhormat. Sampai di situ tidak salah. Tetapi bila kebaikan dan kekayaan dijadikan modal untuk menuntut hak masuk sorga, jelas salah besar!

Melepas segala sesuatu. Di dalam dunia ini banyak hal dapat diatur atau diperoleh dengan uang. Bahkan kebenaran dan keadilan pun dapat diputarbalikkan hanya karena uang. Kenyataan seperti itu bisa menggoda orang berpikir bahwa keselamatan dan Kerajaan Sorga pun dapat diperoleh dengan uang, atau Tuhan dapat disogok dengan uang. Ketika Tuhan menuntut orang muda yang kaya itu untuk memberikan semua hartanya kepada orang miskin, tidak berarti bahwa sorga dapat dibeli dengan perbuatan baik. Tidak juga berarti bahwa sorga hanya untuk orang miskin. Perintah itu bertujuan menyadarkan dan melepaskan orang itu dati keterikatannya akan harta.

Bukan memperoleh isi dunia. Tiga kali para murid Yesus dikejutkan, dicengangkan Yesus. Masuk sorga adalah mustahil bagi manusia, tetapi tidak bagi karunia Allah. Jika untuk mengikut Yesus dan masuk sorga orang harus kehilangan segala sesuatu, bukankah itu berarti rugi besar? Tidak! Sebaliknya, orang yang menerima karunia hidup kekal dari Tuhan Yesus akan mengalami berkat-berkat dunia ini dalam perspektif dan nilai yang kekal.

Renungkan: Tuntutan Injil sedemikian berat karena Tuhan ingin memberi kita harta dan kebahagiaan sejati di dalam Dia saja.

Doa: Aku ingin beserah penuh padaMu, Tuhan. Ajarku rela melepas segala hal demi Kau menjadi segalanya bagiku.

(0.50) (Ul 15:1) (sh: Pembebasan (Minggu, 18 Mei 2003))
Pembebasan

Pada Tahun Sabat berbagai tindakan pembebasan harus umat lakukan. Pertama, penghapusan utang. Kedua, pembebasan para budak. Dengan bertindak demikian, umat turut serta di dalam mewujudkan kemurahan Allah. Murah hati (ayat 6-8), memancarkan kesadaran akan kemurahan Allah yang lebih dulu telah memberkati umat dengan limpah. Kebaikan membebaskan orang yang memperhamba diri sebab ketidakberdayaan memancarkan kesadaran bahwa Allah adalah Pembebas yang telah memberi kebebasan dengan melimpah (ayat 15). Pengakuan bahwa Allah adalah sumber segala berkat juga dinyatakan dalam korban sulung (ayat 19-23).

Dalam sejarah manusia, mungkin tidak pernah ada zaman seperti zaman ini dimana berbagai kebaikan bendawi dapat kita nikmati berkat kemajuan teknologi, komunikasi, dlsb. Adalah kenyataan getir bahwa justru di zaman yang semakmur ini juga tengah terjadi cabikan besar antara kaum berpunya dan kaum papa. Ketidakpedulian terhadap sesama selalu seiring dengan keserakahan, yang pada intinya adalah penyembahan berhala materi. Orang Kristen selayaknya berbeda. Bertuhankan Allah, bukan benda, orang Kristen tidak saja tahu menikmati segala berkat Allah, tetapi juga tahu bersyukur kepada sang Pemilik berkat. Tidak terbelenggu oleh benda, orang Kristen tahu menghargai dan mengasihi manusia dan menempatkan benda di kedudukan semestinya.

Renungkan: Karena Allah sendiri telah memberikan buah hati-Nya sendiri demi keselamatan kita, kita sepatutnya berpola hidup melepas bukan merebut.

Bacaan Untuk Minggu Paskah 5

Kisah Para Rasul 9:26-31; 1Yohanes 3:18-24; Yohanes 15:1-8; Mazmur 22:25-31

Lagu: Kidung Jemaat 288

(0.50) (Mat 20:29) (sh: Kasih Tuhan. (Rabu, 25 Maret 1998))
Kasih Tuhan.

Sebelum masuk Yerusalem, sudah terlihat kedaulatan Tuhan. Orang berbondong-bondong mengikuti Dia. Dua orang buta itu memanggilnya Anak Daud, suatu sebutan yang menempatkan Yesus sebagai Mesias yang diharapkan datang dengan kuasa kerajaan untuk meninggikan takhta Daud. Namun meski disambut dan diagungkan orang banyak, Yesus berbelas kasih kepada dua orang buta yang tak berdaya. Seperti halnya Ia tidak menolak anak-anak lemah (ayat 19:13-15), demikian pun kini Ia tidak menolak permohonan orang buta itu. Oleh jamahan kasih dan kuasa-Nya, kedua orang buta itu diubah dari pengemis menjadi saksi-saksi Kristus.

Raja Damai. Yerusalem adalah kota syalom atau kota damai. Kini Tuhan Yesus memasuki kota damai dengan menggunakan keledai. Sejak dari cara Tuhan menyuruh orang mencari binatang tunggangan sampai cara Ia memasuki kota itu, terlihat bahwa Ia bertindak dengan sikap penuh wibawa. Itulah yang membuat orang mengakui dan menyambut Dia dengan gembira sebagai Anak Daud. Namun Tuhan datang bukan sebagai raja yang mengobarkan semangat perang tetapi sebagai raja yang memberi kedamaian.

Renungkan: Sebelum kita melepas damai semu, kita tak mungkin mengalami damai sejati dari Yesus.

(0.50) (Kis 7:35) (sh: Dipanggil untuk taat dan beribadah kepada Allah (Senin, 7 Juni 1999))
Dipanggil untuk taat dan beribadah kepada Allah

Dalam banyak hal, manusia memang sering mendua hati. Ingin bebas, namun enggan melepas belenggu lama. Ingin merdeka, namun takut berjuang. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk bersikap utuh? Allah telah memberi semua jaminan agar umat-Nya keluar dari perhambaan. Namun, mereka meminta Harun membuat beberapa allah untuk disembah. Allah perjanjian bukanlah allah yang dapat diperbudak. Dia bukan allah pemuas hasrat manusia. Dia adalah Allah yang esa, suci, mulia, besar, dan berdaulat. Umat Kristen dipanggil untuk taat dan beribadah kepada Allah, karena itu waspadalah terhadap sikap memuji Allah yang sekadar untuk memperoleh sukses dan memuaskan diri. Jangan sampai sebutan sebagai "orang-orang yang keras kepala, yang tidak bersunat hati dan telinga" menjadi predikat kita.

Tempat kediaman Allah. Allah mengingatkan bahwa "yang Maha Tinggi tidak diam di dalam apa yang dibuat tangan manusia" (ay. 47). Saat ini gereja dikenal sebagai tempat kita beribadah kepada Tuhan, namun tidak berarti bahwa Tuhan hanya dapat dijumpai di gereja. Gereja hanyalah sarana perjumpaan dan pengajaran Tuhan kepada umat-Nya. Yang terpenting dalam perjumpaan itu adalah sikap kita bersekutu dengan-Nya dan bagaimana kita mempraktekkan iman kepada-Nya.

(0.44) (Kel 14:1) (sh: Percaya itu susah? (Selasa, 19 April 2005))
Percaya itu susah?


Apa yang dilakukan oleh produsen supaya orang-orang percaya akan produksinya dan mau membeli dan memakainya? Produsen akan menggunakan sarana promosi seperti iklan untuk hal itu. Iklan yang baik akan menarik orang untuk mencoba produk yang diiklankan tersebut. Iklan menjadi semacam bukti akan kualitas produk tersebut. Hampir semua orang memerlukan bukti seperti itu sebelum memercayai dan memakai suatu produk. Apakah Israel memerlukan bukti untuk memercayai Allah?

Walaupun Israel sudah menyaksikan tulah-tulah dahsyat yang Allah timpakan terhadap Mesir dan mengalami diluputkan dari tulah-tulah itu, iman mereka masih harus dilatih untuk terus percaya dan bersandar kepada-Nya. Itu sebabnya Allah memakai kekerasan hati Firaun untuk mengejar mereka (ayat 4,8,17). Allah membuat Firaun menyesal telah melepas Israel pergi, sehingga ia menghimpun pasukannya dan mengejar mereka. Allah sekali lagi hendak memperlihatkan kepada Israel bahwa Dia berkuasa untuk menolong mereka luput dari bahaya para musuh mereka. Pertama, Allah melindungi Israel dengan tiang awan yang menggelapkan sehingga menghalangi tentara Mesir menghampiri mereka (ayat 19-20). Kedua, Tuhan membelah Laut Teberau sehingga Israel bisa menyeberanginya dengan selamat (ayat 21-22). Ketiga, Allah membinasakan Firaun dan seluruh pasukan Mesir dengan menenggelamkan mereka di laut itu (ayat 28). Setelah Allah memberikan bukti kepada bangsa Israel siapa Diri-Nya, maka bangsa Israel menjadi takut dan percaya kepada Allah (ayat 31).

Allah telah membuktikan diri-Nya sanggup menyelamatkan kita dari belenggu dosa dan melepaskan kita dari hukuman dosa melalui kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus. Adakah bukti yang lebih besar daripada itu? Kalau demikian seharusnyalah kita memercayakan diri kita sepenuhnya kepada pengaturan dan kehendak Allah dalam hidup ini.

Renungkan: Tidak ada kuasa dosa atau kuasa kejahatan yang dapat mengatasi kuasa penebusan dan pembenaran Allah.

(0.44) (Ayb 1:13) (sh: Juru kunci yang baik (Selasa, 19 Agustus 2003))
Juru kunci yang baik

Banyak orang tidak dapat melepas harta kekayaannya karena itulah satu-satunya yang berharga yang dihasilkan dengan susah payah atau warisan peninggalan orang tua. Satu hal penting yang mereka lupakan bahwa semua itu adalah titipan Allah. Tugas mereka untuk kekayaan tersebut adalah mengelola dan bertanggung jawab kepada Allah, Sang Pemilik.

Sesuai dengan kesepakatan atau izin yang Allah berikan kepada Iblis, maka hal pertama yang Iblis jamah adalah harta benda dan anak- anak Ayub hanya dalam waktu satu hari. Bila orang lain atau Anda sendiri yang mengalami hal ini, hal pertama yang mungkin kita lakukan adalah marah, entah kepada orang lain, atau kepada Tuhan. Namun, tidak demikian halnya dengan Ayub. Ayub berbeda dengan kita, karena Ayub -- seperti yang Allah tahu -- memiliki iman yang tangguh, sehingga dia mampu bertahan.

Apa respons Ayub terhadap penderitaannya? "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!" (ayat 21). Mengapa Ayub bisa bersikap demikian? Pertama, Ayub memiliki persepsi yang berbeda tentang harta. Ia meyakini bahwa apa yang dimilikinya sekarang adalah kepunyaan Allah, datangnya dari Allah. Ayub menyikapi harta miliknya sebagai titipan Allah yang harus dimanfaatkan untuk kebaikan Kedua, persepsinya tentang harta membuat Ayub harus bertanggung jawab terhadap kepunyaan Allah tersebut. Itu sebabnya Ayub tidak merasa terikat dengan hartanya, juga oleh anak- anaknya. Ayub menempatkan anak-anak sebagai titipan Allah yang harus diasuh dan dididik dalam iman. Ketiga, Ayub menyadari bila tiba saatnya Allah akan mengambil kembali milik-Nya.

Renungkan: Jarang ada orang bersungut jika dianugerahi harta milik Allah. Jarang ada orang bersyukur jika kehilangan harta milik Allah. Bagaimana sikap Anda terhadap harta milik Allah?

(0.44) (Mat 13:31) (sh: Rahasia Kerajaan Allah (Kamis, 3 Februari 2005))
Rahasia Kerajaan Allah

Yesus mengajar dengan berbagai perumpamaan tidak saja kepada orang banyak, tetapi juga kepada para murid-Nya. Lima perumpamaan yang kita baca kini berbicara tentang Kerajaan Surga. Dua yang pertama untuk orang banyak, tiga yang terakhir untuk para murid.

Perumpamaan pertama menegaskan daya pertumbuhan dahsyat Kerajaan Surga. Seperti halnya benih sesawi awalnya seolah kecil, tetapi sesudah bertumbuh pasti akan menjadi pohon teramat besar (ayat 31-32), demikian juga dengan pewartaan Kerajaan Surga yang Yesus beritakan. Tekanan lain kita jumpai dalam perumpamaan ragi. Transformasi menyeluruh Kerajaan Surga berlangsung secara diam-diam namun nyata (ayat 33). Kata kunci adalah kata menyeluruh. Proses transformasinya tidak kelihatan, tetapi akibatnya terhadap seluruh dunia jelas terlihat. Seluruh alam semesta mengalami transformasi. Kerajaan Surga bekerja dahsyat memperbarui seluruh ciptaan.

Kerajaan Surga harus direspons dengan benar. Pengurbanan seperti yang dilakukan penemu harta terpendam mutlak dilakukan oleh mereka yang ingin menjadi warga Kerajaan Surga. Kerajaan Surga menjadi yang terutama dan pertama dalam hidup sehingga segala sesuatu menjadi tidak berharga (ayat 44-45). Pengurbanan itu akan tidak sebanding dengan nilai Kerajaan Surga dan sukacita mendapatkannya (ayat 44b). Warta Kerajaan Surga bukan untuk ditanggapi sambil lalu. Respons orang terhadap warta Kerajaan Surga itu akan menentukan nasib kekalnya. Maka warta Kerajaan Surga sekaligus menjanjikan hidup kekal dan binasa kekal (ayat 47-50). Yesus tidak saja mengajarkan tentang Kerajaan Surga, Ia sendiri adalah Kerajaan Surga itu. Ia menjalani pemerintahan Allah dalam hidup-Nya, mewujudkan Kerajaan Surga dengan mati dan bangkit mengalahkan dosa dan maut.

Renungkan: Memang dari kita dituntut kesediaan melepas hal-hal yang kita anggap berharga. Itu bukan lagi kerugian, sebab yang kita dapatkan adalah hidup Yesus sendiri.

(0.38) (Mzm 96:1) (sh: Rajakanlah Tuhan (Kamis, 11 April 2002))
Rajakanlah Tuhan

Sepanjang masa manusia memimpikan adanya suatu dunia bertatanan sosial yang ideal. Namun, impian ini tidak kunjung mewujud. Dunia yang telah memberontak kepada Allah serupa rimba liar yang di dalamnya manusia menjadi serigala bagi sesamanya. Namun, orang beriman tidak beralasan untuk melepas pengharapan akan dunia yang lebih baik. Dunia ini bukan neraka, dan Allah terus melakukan perbuatan-perbuatan besar-Nya yang menyatakan bahwa Dialah yang Raja, bukan kejahatan. Orang beriman melihat bahwa Allah terus memerintah sejarah dunia ini hingga puncaknya kelak, saat segenap isi dunia mengakui dan mengalami sepenuhnya ke-Raja-an Allah.

Enam kali diserukan agar umat Tuhan menyanyi bagi Tuhan, mengabarkan keselamatan yang dari-Nya, dan menceritakan kemuliaan-Nya (ayat 1-3). Allah yang besar, dahsyat mengatasi segala allah (ayat 4), agung, kuat, dan mulia (ayat 6), yang telah melakukan perbuatan- perbuatan yang ajaib, mencipta (ayat 5), menyelamatkan umat-Nya (ayat 3), memerintah bumi dengan adil, dan menjadikan dunia ini tempat yang serasi dengan keadilan dan kemuliaan-Nya (ayat 10-13) adalah alasan dan tujuan puji-pujian tersebut. Umat Tuhan wajib menyanyikan nyanyian baru bagi Tuhan (ayat 1). Yang dimaksud dengan “nyanyian baru” mungkin adalah nyanyian yang mengakui pemerintahan Allah atas segala sesuatu seperti yang disenandungkan dalam mazmur ini (ayat 10), dalam kaitan dengan pekerjaan Allah dalam sejarah, dan dengan mengantisipasi apa yang akan Allah buat untuk menegakkan keadilan dan menyempurnakan ciptaan-Nya (ayat 11-13). Karena itu, seruan ini bukan hanya ditujukan bagi umat Tuhan, tetapi kepada segenap bumi (ayat 1), segala bangsa (ayat 3a), semua manusia (ayat 3b), dan segenap unsur ciptaan (ayat 11-12).

Di dalam puji-pujian kolosal kepada Allah yang mulia ini, semua kekuatan dalam semesta ini, tampak ataupun tidak tampak, alami ataupun supraalami, politis-ekonomi ataupun rohani, semuanya tunduk rendah terlucut dari pengilahian atau pemujaan diri di hadapan Allah satu-satunya, Raja yang mulia dan patut dipuji. Bumi baru yang adil dan mulia adalah bumi yang di dalamnya pemerintahan Allah diakui penuh.

Renungkan: Umat Tuhan memelopori liturgi semesta kepada Allah dengan memberitakan kabar baik tentang karya keselamatan Allah kepada sesamanya.



TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA