Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 1966 ayat untuk makhluk-makhluk hidup AND book:[1 TO 39] [Pencarian Tepat] (0.027 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Yeh 1:10) (jerusalem) Makhluk-makhluk yang hidup itu berupa binatang gaib yang mengingatkan apa yang dalam bahasa Asyur disebut karibu (Ibraninya: kerub, bdk Kel 25:18+). Makhluk-makhluk gaib itu berkepala manusia, berbadan singa; kakinya seperti kaki lembu jantan dan mereka bersayap rajawali. Di Bebal dsb patung-patungnya berperan sebagai penjaga istana. Makhluk-makhluk itu dianggap sebagai pembantu dan pelayanan dewa-dewa. Tetapi dalam penglihatan Yehezkiel ini mereka dipasang pada kereta Tuhan. Dengan jalan yang mengesankan itu terungkaplah bahwa Tuhan melebihi segala dewa. Keempat binatang yang tampil dalam Wah 4:7-8, dll mencontoh keempat binatang dari Yeh 1:1 ini. Dalam tradisi Kristen selanjutnya keempat binatang itu menjadi lambang keempat penginjil.
(0.87) (Yes 6:2) (full: PARA SERAFIM. )

Nas : Yes 6:2

Serafim adalah makhluk malaikat bertingkat tinggi; kata ini mungkin mengacu kepada makhluk-makhluk hidup yang dinyatakan juga di bagian yang lain dalam Alkitab (mis. Wahy 4:6-9). Nama mereka (harfiah -- "makhluk yang menyala") mungkin menunjukkan kemurnian mereka sebagai yang melayani Allah di sekitar takhta-Nya; mereka mencerminkan kemuliaan Allah sedemikian rupa sehingga kelihatan seperti terbakar.

(0.64) (Yeh 1:5) (full: EMPAT MAKHLUK HIDUP. )

Nas : Yeh 1:5

Makhluk-makhluk ini kemudian diidentifikasikan sebagai kerub (Yeh 10:20). Kerub merupakan malaikat yang memanifestasikan kekudusan dan kemuliaan Allah kepada umat manusia (bd. 1Taw 28:18; Mazm 18:11;

lihat art. PARA MALAIKAT DAN MALAIKAT TUHAN).

Mereka dapat mendampingi Allah pada saat-saat penghukuman atau pemberkatan; mereka menjaga Taman Eden setelah kejatuhan manusia (Kej 3:22-24), dan kerub terdapat pada tutup pendamaian dari tabut perjanjian (Kel 25:18-22). Dalam penglihatan Yehezkiel para kerub sedang menyatakan kemuliaan dan kekudusan Allah kepada para buangan.

(0.61) (Ayb 25:1) (sh: Kesimpulan keliru (Senin, 5 Agustus 2002))
Kesimpulan keliru

Ucapan Bildad memperlihatkan bahwa mereka telah kehabisan ide untuk membantah perenungan-perenungan Ayub yang sedemikian dalam dan menantang. Bildad kini tidak lagi mengulang pokok tentang penghukuman Allah atas orang jahat. Juga sesudah pernyataan, di ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">2, Bildad melanjutkan bukan dengan pernyataan tetapi dengan pertanyaan. Semua ini makin mengokohkan kesimpulan bahwa para sahabat Ayub telah tidak mampu lagi memojokkan Ayub dengan teori-teori mereka.

Kini Bildad mengutarakan pemikiran yang sebenarnya juga telah ditegaskan Ayub sebelumnya dan yang kelak akan dinyatakan Allah sendiri kepada Ayub secara luas dan dalam. Dalam susunan puitis yang indah, Bildad memaparkan tentang kebesaran Allah dan keterbatasan manusia. Kebesaran Allah ditekankan dalam dua bagian paralel (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">2,3 dan 5). Lalu keterbatasan dan ketidak-berartian manusia diparalelkan juga di ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">4 dan 6. Dengan kata lain, di hadapan Allah yang mahabesar, manusia kecil dan tidak berarti, karena itu tidak dapat membenarkan diri sendiri.

Argumen Bildad adalah dengan mengkontraskan manusia dengan makhluk-makhluk surgawi. Apabila terang makhluk-makhluk surgawi menjadi suram dibandingkan dengan terang kemuliaan Allah, maka siapakah dari isi bumi ini yang dapat menyatakan dirinya benar. Menurut Bildad, manusia hanya seperti cacing yang hina dan tak berarti. Kesimpulan ini bertentangan dengan yang dipahami Ayub dan didengungkan pemazmur (ps. 8) dan yang ditegaskan Allah kelak di akhir kitab ini. Justru karena Allah mahabesar dan manusia terbatas, maka Allah dapat memberikan perhatian tanpa batas pada manusia. Di dalam perhatian serta kasih sayang Allah itulah, manusia menemukan arti bagi dirinya dan makna bagi hidupnya. Manusia memang terbatas dan telah jatuh ke dalam dosa, namun itu tidak berarti bahwa manusia turun status menjadi binatang.

Renungkan: Pemahaman teologis yang sempit dan kepalang tanggung tidak dapat memahami realitas hidup dengan benar dan tidak mungkin memberikan harapan bagi orang yang sedang menderita.

(0.55) (Mzm 8:1) (sh: Anugerah kemuliaan (Kamis, 2 Januari 2003))
Anugerah kemuliaan

Banyak orang mencari kemuliaan dengan mengandalkan harta atau kuasa. Justru yang didapatkan adalah kehinaan, ketika harta membawanya kepada perbudakan materialisme, dan kuasa membawanya kepada tirani yang dibenci orang banyak.

Mazmur 8 menolong kita meletakkan kemuliaan pada perspektif yang tepat. Kemuliaan adalah milik Tuhan (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" vsf="TB" ver="">1,10). Seluruh alam menyaksikan kemuliaan-Nya (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" vsf="TB" ver="">4). Namun, manusialah yang dianugerahkan Allah kemampuan untuk memuji dan memuliakan Allah. Bahkan, suara-suara sederhana dari mulut bayi dan anak-anak sudah mencerminkan kapasitas memuliakan Allah itu (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" vsf="TB" ver="">3), sebab manusia adalah mahkota ciptaan-Nya (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" vsf="TB" ver="">5-6). Berarti letak kemuliaan manusia ada di dalam anugerah Allah. Pertama di dalam pujian dan kehidupan yang memuji Allah. Kemudian di dalam karyanya manusia mendapatkan kehormatan dan tanggung jawab mengurusi makhluk-makhluk ciptaan lainnya (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" vsf="TB" ver="">7), kambing domba, lembu sapi, binatang padang, burung-burung dan ikan-ikan (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" vsf="TB" ver="">8-9).

Di hari kedua tahun baru ini kita kembali disadarkan akan besarnya kemuliaan yang telah Allah pertaruhkan di dalam hidup dan di atas bahu kita. Hidup yang Tuhan inginkan ada pada kita pun adalah hidup yang penuh kehormatan dan kemuliaan. Tetapi, hidup terhormat dan mulia itu tidak kita alami dengan menjadikan diri kita seolah pusat dunia ini. Keserakahan, hawa nafsu, kesombongan, keduniawian justru akan menghempaskan kita ke jurang kehinaan. Hanya dalam penyangkalan diri, kerendahan hati, kesalehan, ketaatan kepada firman Allah, kita menghayati kemuliaan Allah sejati yang bertambah-tambah jelas. Semua manusia adalah mahkota penciptaan yang dianugerahi kemuliaan Allah.

Renungkan: Hidup yang mulia adalah yang mencerminkan sifat-sifat mulia Allah. Kristus saja sanggup menciptakan kesanggupan hidup dalam kemuliaan Ilahi di dalam diri kita.

(0.52) (Kej 2:18) (sh: Mengapa harus ada dua gender? (Minggu, 2 Februari 2003))
Mengapa harus ada dua gender?

Mungkin pertanyaan ini pernah terbersit di benak Anda yang telah merasakan "dinamika" hubungan antara pria dan wanita. Jelas hanya Tuhan yang bisa menjawab pertanyaan ini. Nas ini memberikan kita kisi-kisi agar dapat melihat jawaban dari pertanyaan di atas dalam cara yang, secara mengejutkan, agak humoris.

Dalam nada agak humoris, pria menjadi sosok yang tidak menemukan pendamping yang sepadan setelah suatu fit and proper test yang ketat terhadap semua ciptaan nonhomo sapien (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">20). Allah kemudian tampil sebagai pahlawan dengan menciptakan wanita sebagai satu-satunya yang bisa mengisi peran pendamping yang sepadan itu (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">21-22). Tetapi, Allah melakukan ini setelah suatu penilaian yang mengejutkan: keadaan 'pria' yang sendirian itu tidak baik! (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">18) Dengan kata lain, manusia itu (Ibrani: ha'adam) tidak lengkap tanpa wanita. Narator kisah ini menutup kisah ini dengan menuliskan bagaimana kisah ini menjadi dasar bagi institusi pernikahan. Tetapi, poin utamanya yaitu bahwa kedua pihak, pria dan wanita, adalah makhluk-makhluk yang diciptakan Allah untuk saling melengkapi dan saling menolong. Karena itu, fakta bahwa pasangan hidup, pacar, ataupun rekan kerja/sepelayanan Anda berbeda gender, berbeda cara berpikir, bertindak, dst. adalah sesuatu yang justru harus kita syukuri.

Renungkan: Perbedaan gender adalah karya Allah, dan relasi yang terjadi di antara keduanya mencerminkan gambar Allah dan kasih-Nya yang agung.

(0.48) (Ams 20:18) (ende: berperang)

ialah perdjuangan hidup.

(0.47) (Kej 1:14) (sh: Di mana tempat mereka sebenarnya? (Rabu, 29 Januari 2003))
Di mana tempat mereka sebenarnya?

Bagi bangsa-bangsa lain tetangga-tetangga Israel, nas ini merupakan hujatan dan penghinaan terhadap martabat bangsa. Banyak benda dan makhluk yang disebutkan nas ini yang adalah dewa/dewi mereka. Matahari bagi orang Mesir adalah dewa Ra, sementara bulan adalah dewa Seth. Demikian juga "binatang- binatang laut yang besar" (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">21). Dagon (dag adalah kata Ibrani untuk ikan) adalah dewa kebanggaan bangsa Filistin. Termasuk juga monster-monster mengerikan dan ditakuti, yang setara dengan para dewa seperti Lewiatan bagi orang Palestina, Tiamat bagi Babel. Masih banyak contoh lain. Tetapi, dalam nas ini semua yang disebutkan sebagai makhluk-makhluk ciptaan Allah, dan masing-masing mempunyai tempatnya sendiri-sendiri dalam ciptaan. Terhadap benda-benda penerang di langit bahkan ada catatan khusus: mereka berfungsi sebagai "pelayan", yaitu menjadi penerang dan penanda masa waktu (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">14), bukan untuk dilayani dan disembah sebagai dewa. Semua ini diciptakan Allah untuk berada dalam suatu tatanan yang diciptakan-Nya, yang disebutnya sebagai "baik" adanya (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">18,25).

Nas ini tidak hanya mengajarkan doktrin penciptaan kepada umat Israel, tetapi menjadi peneguhan dan peringatan bagi Israel ketika hidup di antara begitu banyak pandangan tentang dunia dan makna kehidupan. Di hadapan begitu banyak pilihan dewa-dewi, umat Israel diingatkan bahwa semua yang disembah oleh bangsa- bangsa tersebut hanyalah ciptaan Allah. Penyembahan itu hanya layak diberikan kepada Allah yang telah membebaskan mereka.

Renungkan: Bahaya dari zaman ini adalah menempatkan materi, uang, pekerjaan, sebagai allah yang selalu menuntut prioritas tertinggi dalam kehidupan, tindakan dan pertimbangan- pertimbangan kita. Ingatlah selalu: hal-hal itu adalah alat-alat yang dipakai dan ditempatkan Tuhan untuk memelihara kita, demi kemuliaan nama-Nya.

(0.47) (Ayb 40:1) (sh: Ayub Takjub dan Takzim (Selasa, 20 Desember 2016))
Ayub Takjub dan Takzim

Setelah membaca gugatan panjang Tuhan yang tersaji dalam tujuh puluh satu ayat (Ayb. 38:1-39:33), penulis kitab menyanyikan replik atau jawaban Ayub atas gugatan Tuhan tersebut.

Terhadap para sahabatnya, Ayub berani berbantah, berdebat, dan beradu berargumentasi dengan sengit.Saat Tuhan menantang Ayub, justru respons yang diberikan Ayub menjadi berbeda, "Bersiaplah engkau sebagai laki-laki! Aku akan menanyai engkau supaya engkau memberitahu Aku" (Ayb. 38:3). Kita mesti membayangkan bahwa sikap Ayub ini bukan sebuah reaksi spontan yang muncul seketika, setelah Tuhan melancarakan berbagai pertanyaan gugatan yang keras dan tajam kepadanya.

Ayub pasti kaget bahwa Tuhan menginterupsi perdebatannya dengan para sahabatnya dengan melontarkan pelbagai pertanyaan yang dahsyat. Melalui pertanyaan tersebut, Tuhan menyatakan siapakah diri-Nya. Tampaknya, Ayub sejenak merenung dan menyimak dengan serius apa-apa yang dikatakan Tuhan. Ayub menyelidiki dengan cermat berbagai hal yang diungkapkan Tuhan dengan panjang lebar. Sebagai seorang yang jujur dan beriman kepada Tuhan, Ayub melakukan introspeksi diri. Setelah merenungkannya secara mendalam, Ayub takjub dan takzim. Ia terdiam dan tidak dapat berkata-kata (speechless). Apa pun pertanyaannya, Ayub hanya bisa memberikan jawaban bahwa segala sesuatu yang ada di balik alam semesta dan yang terus bergerak hanya Tuhan. Mengenai dirinya, Ayub tidak ikut andil dalam apa pun dalam mengaryakan pekerjaan Tuhan. Kesadaran Ayub terlihat dari pernyataannya yang jujur dan rendah hati, "Sesungguhnya, aku ini terlalu hina ; jawab apakah yang dapat kuberikan kepada-Mu? Mulutku kututup dengan tangan" (Ayb. 39:37). Menutup mulut dengan tangan menggambarkan sikap takjub dan kekaguman yang luar biasa.

Alkitab suka menggunakan kata "takjub dan takzim" sebagai ekspresi dan ungkapan "takut akan Tuhan". Sikap hati seperti itu merupakan tindakan yang tepat, ketika kita menyadari kebesaran dan keagungan-Nya. [SS]

(0.46) (Ayb 26:1) (sh: Hati nurani yang bersih (Selasa, 6 Agustus 2002))
Hati nurani yang bersih

Bacaan hari ini terdiri dari tiga bagian, pertama respons keras Ayub terhadap Bildad (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">1-4), kedua perenungan menakjubkan dari Ayub tentang kuasa Allah atas semua ciptaan (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">5-15), dan ketiga pernyataan Ayub bahwa dengan hati nurani bersih ia tidak seperti yang dituduhkan (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">27:1-10).

Dalam perenungan Ayub, yang dalam dan mencengangkan ini, kita melihat pengakuan Ayub bahwa kekuasaan Allah mengatasi semua unsur dan zat dan makhluk. Bumi, air, awan, angkasa, seluruhnya tunduk ke bawah pengaturan Allah. Kedaulatan dan pemerintahan Allah tidak saja mencakup makhluk-makhluk surgawi yang bersifat terang, tetapi juga "roh-roh" di bawah (maksudnya dunia kegelapan) dan dunia orang mati tempat kebinasaan. Demikian pun penyebutan nama-nama seperti utara (Sapon - ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">7), tiang-tiang langit (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">11), Rahab (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">12), dan ular (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">13) menunjuk pada dongeng-dongeng purba tentang anasir-anasir dalam alam yang dilihat menyebabkan kekacauan di bumi. Semua itu bukan saja ada di bawah kendali Allah, tetapi hanya merupakan sisi tampak dari misteri tak terselami kedalaman diri Allah, demikian tegas Ayub (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">14).

Dalam bagian ketiga, kembali Ayub membuat pernyataan mengejutkan. Di hadapan tuduhan para sahabatnya kini Ayub mengajukan banding kepada Allah sendiri. Namun, Allah disebutnya sebagai "Allah yang hidup, yang tidak memberi keadilan kepadaku," dan "yang memedihkan hatiku" (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">27:2). Kalimat ini bukan merupakan acungan tinju menantang Tuhan, melainkan teriakan iman yang bertanya dari dalam pergumulan untuk memahami mengapa penderitaan harus terjadi menimpa dirinya. Ucapan ini adalah suatu klaim menuntut keadilan dari kenyataan hidup yang dirasakan tidak adil. Klaim ini serasi terus dengan klaim satunya lagi bahwa ia benar di hadapan Allah dan dalam hati nurani yang murni akan terus hidup dalam kebenaran tersebut (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">27:4-6).

Renungkan: Beda orang yang sungguh benar dari yang merasa benar adalah yang satu berseru kepada Allah dalam segala keadaan, yang lain berceloteh tentang Allah tanpa hubungan doa yang hidup dengan Allah.

(0.43) (Ayb 33:30) (ende: terang orang2 jang hidup)

berarti: hidup didunia ini.

(0.41) (Mzm 119:17) (ende: aku akan hidup)

Hidup disini dan dalam banjak ajat lain dari mazmur ini ialah bukannja hidup djasmani sadja, melainkan pada chususnja hidup menurut Taurat, hidup beragama jang baik.

(0.41) (2Taw 3:1) (sh: Rumah yang istimewa (Jumat, 10 Mei 2002))
Rumah yang istimewa

Dalam makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">3:1, Salomo mulai mendirikan rumah Tuhan dan ditutup dalam makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">5:1, ketika dikatakan bahwa pekerjaan itu telah selesai. Dalam ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">1, penulis Tawarikh menyatakan tempat Salomo mendirikan bait Allah. Pertama, rumah Tuhan didirikan di gunung Moria. Melalui penyebutan gunung Moria, penulis ingin menekankan kekudusan tempat pendirian bait Allah, sekaligus mengingatkan para pembacanya tentang belas kasihan Allah kepada Abraham (lih. Kej. 22:1-9). Kedua, disebutkan pula rumah itu didirikan di tempat pengirikan Ornan, yaitu di tempat yang ditetapkan Daud. Daud diberi belas kasihan oleh Allah di tempat ini setelah ia berdosa mengadakan sensus (ayat 1Taw. 21:1-22:1). Dengan demikian, bait Allah ini didirikan di tempat yang kudus, dan tempat orang Israel boleh mendapatkan belas kasihan Allah.

Penulis mencatat pembangunan bait Allah itu dimulai dengan struktur arsitekturnya (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">3), dan langsung dilanjutkan ke balai di sebelah depan (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">4). Ukuran yang dipakai di sini adalah berdasarkan standar lama karena ukuran pada zaman penulis lebih besar daripada standar lama (lih. Yeh. 40:5; 43:13). Setelah itu, penulis menyempitkan fokusnya pada ruang besar utama (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">5-7), ruang mahakudus (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">8-14), dan balai depan rumah (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">15-17).

Ruang besar utama (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">5-7). Ia memapani ruang itu dengan kayu sanobar, mendekorasinya dengan batuan yang mahal, dan melapisi hampir keseluruhannya dengan emas. Ruang mahakudus (ayat makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">8-14). Ruang ini juga dilapisi dengan emas. Penulis juga menyatakan bahwa Salomo menempatkan dua pahatan kerub yang dilapisi dengan emas. Kerub-kerub ini mewakili makhluk-makhluk surgawi yang menyembah Allah di sekitar takhta-Nya. Gambaran ini ditutup dengan penjelasan di ay. makhluk-makhluk%20hidup%20AND%20book%3A%5B1%20TO%2039%5D&tab=notes&exact=on" ver="">14 mengenai tabir yang memisahkan ruang mahakudus dari ruang besar utama. Sebuah tabir seperti ini juga digantung di dalam kemah suci (lih. Kel. 26:31; 36:35). Kelihatannya, dalam bait Allah Salomo, yang membatasi kedua ruang itu bukan hanya tabir, tetapi juga pintu-pintu.

Renungkan: Keagungan Allah terpancar melalui keagungan rumah-Nya, lebih lagi di dalam hidup umat-Nya sebagai gereja, berilah diri Anda menjadi sarana memuliakan Allah!

(0.38) (Mzm 116:9) (ende)

Maknanja: Ia boleh terus hidup didunia ini.

(0.38) (Hak 4:5) (endetn: kurma)

diperbaiki dengan mengubah huruf2 hidup.

(0.38) (Neh 12:46) (endetn: kepala)

huruf hidup naskah Hibrani diubah.

(0.38) (Yer 51:21) (endetn: pengemudinja)

diperbaiki dengan mengubah huruf2 hidup.

(0.38) (Rat 3:39) (endetn: hendaklah)

diperbaiki. Tertulis: "jang (manusia) hidup".

(0.38) (Ams 21:4) (jerusalem: pelita) Di sini pelita melambangkan hidup bahagia.


TIP #30: Klik ikon pada popup untuk memperkecil ukuran huruf, ikon pada popup untuk memperbesar ukuran huruf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.11 detik
dipersembahkan oleh YLSA