Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 703 ayat untuk luar kandang (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (2Taw 32:28) (endetn: kandang bagi kawanannja)

Kata Hibrani ditukar tempatnja dan (kandang) diperbaiki. Lih. Terdjemahan Junani dan Latin (Vlg.).

(0.88) (Mat 2:9) (ende)

Keluarga sutji tentu tidak tinggal didalam "kandang" lagi.

(0.88) (Yoh 10:16) (ende: Tidak termasuk kandang ini)

tidak termasuk umat Israel.

(0.75) (Yoh 10:16) (jerusalem: harus Kutuntun) Tidak untuk membawanya ke kandang domba Yahudi, tetapi untuk mempersatukan mereka dengan kawanan, yang "dituntun" oleh Yesus ke hidup kekal
(0.70) (Mzm 68:14) (jerusalem: Yang Mahakuasa) Naskah Ibrani memakai nama Allah yang kuno sekali, yaitu Syaddai. Bdk Kej 17:1+
(0.62) (Mat 25:32) (ende)

Biasanja domba-domba dan kambing-kambing digembalakan bersama dan dipisahkan pada sendja sebelum masuk kandang.

(0.61) (Yoh 10:1) (ende: Kandang domba)

Pada orang Jahudi kandang itu berbentuk lapangan tanah, berpagar tembok jang agak tinggi, untuk melindungi domba-domba waktu malam terhadap pentjuri-pentjuri dan binatang-binatang buas. Pada sore hari para gembala masing-masing menuntun kawanannja kedalam kandang itu, lalu pintu dikuntji dan seorang pendjaga mengawalinja sepandjang malam.

(0.53) (1Sam 24:3) (ende)

Kandang chewan digurun seringkali terdiri atas ruangan tanpa atap, jang diberi dua tembok, jang makin lama makin saling mendekat dan jang berachir dalam sebuah gua.

(0.53) (Yoh 10:7) (jerusalem: Akulah pintu) Ialah pintu masuk kandang. Supaya dengan syah dapat menggembalakan kawanan orang yang harus masuk melalui Yesus, Yoh 21:15-17.
(0.37) (Luk 2:7) (full: PALUNGAN. )

Nas : Luk 2:7

Kristus lahir dalam sebuah kandang, suatu tempat di mana ternak dipelihara. Kandang itu barangkali merupakan sebuah goa dan palungan itu suatu tempat makanan bagi ternak itu. Kelahiran sang Juruselamat, peristiwa terbesar dalam segenap sejarah, terjadi dalam keadaan yang paling sederhana. Yesus adalah Raja atas segala raja, tetapi Ia tidak dilahirkan atau hidup seperti seorang raja dalam hidup ini. Umat Allah adalah raja dan imam, tetapi di dalam hidup ini kita harus seperti Dia - rendah hati dan sederhana.

(0.35) (Kel 9:6) (full: TERNAK ORANG MESIR. )

Nas : Kel 9:6

Ternak yang sempat dimasukkan ke kandang tampaknya tidak ikut terbunuh (bd. ayat Kel 9:3,19; 11:5; 12:29; 13:15).

(0.35) (Mi 4:8) (jerusalem: Menara Kawanan) Ibraninya: Migdal-Eder Ini sebuah nama tempat yang kuno sekali, bdk Kej 35:21. Di sini nama itu dipakai untuk menyebut Yerusalem, kandang kawanan Israel
(0.27) (Kel 32:6) (full: BANGUNLAH MEREKA DAN BERSUKARIA. )

Nas : Kel 32:6

Umat itu mulai melakukan tari-tarian berhawa nafsu dan kebejatan seksual. Ayat Kel 32:25 yang mengatakan bahwa mereka "seperti kuda terlepas dari kandang," memberikan kesan bahwa mereka mungkin telanjang. Jadi, dosa bangsa Israel mungkin meliputi penyingkapan ketelanjangan orang lain untuk permainan dan kesenangan seksual, sesuatu yang sangat dilarang oleh hukum Allah (Im 18:6-30; 20:11,17,19-21;

lihat art. NORMA-NORMA MORALITAS SEKSUAL).

(0.27) (Mal 4:2) (full: KAMU YANG TAKUT AKAN NAMA-KU. )

Nas : Mal 4:2

Hari Tuhan juga berarti keselamatan dan pembebasan untuk semua yang mengasihi dan hidup bagi Dia. Di dalam kerajaan-Nya kemuliaan dan kebenaran Allah akan bersinar bagaikan matahari, serta membawa kepada umat-Nya yang setia kebaikan, berkat, keselamatan, dan kesembuhan yang tertinggi. Segala sesuatu akan dibetulkan, dan umat Allah akan berlompat-lompat karena sukacita bagaikan anak lembu yang lepas kandang.

(0.18) (Luk 2:1) (sh: Kemuliaan Allah bagi damai sejahtera manusia (Minggu, 28 Desember 2003))
Kemuliaan Allah bagi damai sejahtera manusia

Peristiwa Natal akan tenggelam dalam keheningan malam kota kecil Betlehem, seandainya malaikat Tuhan tidak datang untuk mengumandangkan berita sukacita, “Kristus Tuhan sudah lahir di kota Daud.”

Nyanyian malaikat merupakan tanda bahwa kemuliaan Allah menaungi isi dunia, direpresentasikan oleh para gembala di padang rumput. Memang dunia ini ibarat padang rumput dengan para gembala serta domba-domba mereka di malam hari. Tenang, hening dan hanyut, dan hampir tidak ada kehidupan! Ketika terang ilahi bersinar melingkupi semuanya, tidak hanya para gembala yang tersentak dari lamunannya, dunia pun menggeliat terbangun oleh berita sukacita yang datang dari tempat yang mahatinggi.

Dunia yang hanyut oleh ketiadaan pengharapan, tersentak oleh pernyataan sorgawi: “Kemuliaan bagi Allah di tempat mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.” Pernyataan ini membukakan harapan, bahwa bagi dunia yang hampa diberikan damai sejahtera. Damai sejahtera itu selain merupakan perwujudan kemuliaan Allah, juga merupakan penggenapan janji Allah, yaitu bahwa damai diberikan kepada umat yang memperkenankan hati-Nya. Mereka yang memperkenankan hati Allah adalah mereka yang menerima Dia, cahaya kemuliaan Allah, yang lahir di kandang hina.

Renungkan: Kemuliaan Allahlah yang mendatangkan damai sejahtera di bumi. Apakah Anda sudah menerima Sang Cahaya Kemuliaan Allah dalam hidup Anda?

(0.15) (Hos 3:1) (sh: Autobiografi Hosea sebagai gambaran kasih Allah (Selasa, 3 Desember 2002))
Autobiografi Hosea sebagai gambaran kasih Allah

Sama dengan pasal 1, pasal ini bukanlah sebuah rekonstruksi riwayat hidup Hosea, melainkan sebuah gambaran tentang berita pengampunan yang akan diterima umat Israel. Pada pasal-pasal sebelumnya kita memperoleh penjelasan tentang perselingkuhan Israel dengan kekasih-kekasih lain, yaitu ilah-ilah Kanaan (ayat 1). Dalam pasal ini, perselingkuhan itu digambarkan sebagai perempuan yang suka bersundal dan berzinah (ayat 1). Perintah Allah kepada Hosea untuk mengawini lagi istrinya itu merupakan tindakan yang tidak hanya mengibaratkan kasih Tuhan kepada Israel, tetapi juga tindakan penebusan.Penebusan Allah terhadap Israel tampak ketika Hosea membeli kembali istrinya dengan harga 15 syikal perak dan satu setengah homer jelai. Hosea membeli (menebus) kembali istrinya itu, mungkin dari seorang majikan yang memperbudaknya (budak seks?), atau dari suatu kuil Baal tempat berlangsungnya pelacuran bakti, yang bermaksud merangsang kegiatan dewa kesuburan untuk menurunkan hujan. Dalam kebiasaan Israel penebusan yang bersifat sosial ini di kalangan umat Allah dilihat sebagai wujud dari anugerah dan kasih Allah dalam relasi sosial. Makna teologis itu berakar dari tindakan penebusan Allah atas umat-Nya. Karena itu tindakan ibarat yang dilakukan Hosea ini sangat kental berkaitan dengan penebusan Allah atas Israel. Bagi Hosea, Israel kini menantikan masa-masa yang penuh damai sejahtera, pengharapan mesianis bagi umat (ayat 5).

Pada masa-masa advent ini seluruh umat Allah berada dalam masa-masa penantian akan kedatangan Mesias Yesus untuk kedua kalinya. Pada masa-masa penantian inilah kita pun perlu mengoreksi diri, apakah kita sudah berada kembali pada jalan Tuhan dan kehendak- Nya?

Renungkan:
Mestinya selama masa penantian akan kedatangan Mesias Yesus yang kedua kalinya, kita harus senantiasa hidup menurut jalan- jalan/kehendak Allah, karena masa mesianis itu sudah datang ketika Yesus lahir di kandang Betlehem.

(0.15) (Luk 2:1) (sh: Tiga alasan untuk meremehkan Natal (Rabu, 25 Desember 2002))
Tiga alasan untuk meremehkan Natal

Pertama, Tempat Kejadian Perkara (TKP) Natal adalah daerah pinggiran. Jauh dari tempat Kaisar Agustus memerintah; jauh dari tempat kediaman sang wali negeri di Siria, bahkan bukan juga Ibukota Yudea, Yerusalem. Jauh dari pentas utama sejarah dunia, regional, maupun nasional. Hanya kota kecil yang bernama Betlehem—kebetulan kampung halaman raja Daud (ayat 4). Kedua, para tokoh utamanya punya latar belakang yang (demi sopan santun) "mencurigakan". Yusuf dan Maria baru bertunangan, tetapi Maria sudah mengandung (ayat 5). Lagipula, orang yang cukup terhormat rasanya masih akan mendapatkan tempat menginap yang cukup layak, apapun situasinya (ayat 7b). Ketiga, cara terjadinya Natal. Peristiwa Natal itu mengambil setting, dari berbagai tempat lain yang mungkin, dalam sebuah kandang. Belum lagi melihat tindakan Maria kepada Sang Bayi Natal yang, jujur saja, tidak mungkin dijadikan tindakan pascapersalinan teladan (ayat 7). Inilah kesimpulan yang seharusnya timbul setelah kita membaca nas ini—jika kita melepaskan sejenak gambaran Natal yang kita punyai selama ini, melalui hasil bentukan berbagai lukisan, renungan, drama, film, dll., tentang Natal yang romantis, menggugah, sekaligus agung megah. Mungkin kesan ini pula yang timbul pada saat Teofilus—yang kemungkinan punya kedudukan cukup terhormat—membaca bagian ini. Namun, melalui pembacaan seperti, justru kita (dan para Teofilus di antara kita) lebih mudah untuk menangkap berita Natal dalam cara yang dimaksudkan oleh Lukas. Melalui keremeh-temehan seperti ini, rencana keselamatan Allah yang dahyat, yang telah dijanjikan dengan dahsyat dalam PL, telah diwujudkan. Melaluinya, nyata bahwa karya penyelamatan Allah tidak boleh diremehkan, dan berhak menerima pujian dan syukur kita yang terdalam.

Renungkan:
Sama seperti Yesus Kristus yang datang dalam kerendahan—juga dalam kehinaan—demikian juga kita dipanggil untuk bersukacita dalam perendahan diri di hadapan Tuhan. Jagalah agar jangan sukacita Natal Anda justru menjadi pertunjukkan keangkuhan di hadapan orang lain!

(0.15) (Flp 2:5) (sh: Teladan Kristus (Kamis, 27 Mei 2004))
Teladan Kristus

Setelah berbicara tentang kesatuan tubuh Kristus, Paulus menutup bagian ini dengan mengacu kepada teladan Kristus. Teladan Kristuslah yang menjadi acuan untuk kesatuan tersebut. Teladan Kristus itu adalah pengosongan diri-Nya. Sebelum kita menelusuri nasihat Paulus, marilah kita bayangkan apa konsekuensi yang harus Kristus tanggung ketika Ia memanusia.

Ia mengosongkan diri. Mengapa disebut mengosongkan diri? Karena dalam sepanjang hidup dan masa pelayanan-Nya selama tiga setengah tahun di bumi, Dia yang sekalipun adalah Allah yang sejati, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan (ayat 6). Kristus menjadi sama dengan manusia, bahkan dalam rupa seorang hamba. Dia sebagai Allah yang tidak terbatas harus dilahirkan sebagai seorang manusia yang sangat terbatas, bahkan menjadi bayi kecil lahir di kandang hina.

Kita sulit mengerti pengosongan diri ini. Mungkin ilustrasi ini sedikit membantu. Ketika orang dewasa berusaha berkomunikasi dengan anak kecil, ia harus 'mengosongkan diri', berbicara dalam bahasa mereka, menanggalkan segala 'kemuliaan dan kebesaran' diri sebagai orang yang 'di atas'. Ini terbatas menggambarkan pengosongan diri Kristus! Dialah Pencipta yang masuk ke dunia dan membatasi diri dengan menjadi manusia ciptaan. Bahkan, bukan hanya mengosongkan diri, Ia melangkah lebih rendah menjadi hamba dan mati menanggung penderitaan dan aib tak terperi.

Inilah cara Allah membawa manusia masuk dalam kepenuhan-Nya melalui penyangkalan dan pengorbanan-Nya agar orang mendapatkan berkat dan anugerah Tuhan. Semangat dan prinsip sama berlaku pula bagi warga gereja. Kristus telah membayar harga yang termahal yang dapat dilakukan dengan menyerahkan nyawa-Nya sendiri di atas kayu salib menjadi tebusan bagi banyak jiwa.

Doa: Hiduplah penuh dalamku ya Yesus, agar hidupku mampu menapaki ulang langkah-langkah hidup-Mu.

(0.09) (Kej 38:29) (bis: Peres)

Peres: Nama ini dalam bahasa Ibrani berarti "mendesak ke luar".



TIP #21: Untuk mempelajari Sejarah/Latar Belakang kitab/pasal Alkitab, gunakan Boks Temuan pada Tampilan Alkitab. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA