(1.00) | (Hag 2:7) | (jerusalem: barang yang indah-indah) Harafiah: yang diinginkan. Terjemahan Latin Vulgata menghubungkan ayat ini dengan diri Mesias: Et veniet Desideratus cunctis gentibus. |
(0.58) | (1Kor 15:36) |
(ende) Djika kemungkinan kebangkitan orang mati disangsikan, baiklah diperhatikan kedjadian-kedjadian sehari-hari, jang menjatakan kemahakuasaan Allah untuk menghidupkan jang mati, dan dalam pada itu memberi pelbagai matjam bentuk jang indah-indah. Seperti sering bertemu dalam gaja bahasa Paulus, disinipun ditjampur-adukkan kiasan dengan apa jang dikiaskan. Demikian ia menamakan bentuk tumbuh-tumbuhan "badan", dan bidji-bidji dikatakan "telandjang" artinja tanpa bentuk atau hiasan jang indah. Bdl. 2Ko 5:1-5. |
(0.33) | (1Kor 1:12) |
(ende: Apolos) Tokoh ini seorang terpeladjar dan pandai berpidato dari Aleksandria. Batjalah tentang dia Kis 18:24-28. Karena kegemilangan pembitjaraan dan bahasanja, orang Korintus rupanja lebih merasa tertarik kepada dia dari kepada Paulus, jang sederhana tjara bitjara dan bahasanja. Orang-orang Junani umumnja sangat gemar mendengarkan pidato jang indah-indah ("kebidjaksanaan kata-kata"), dengan tidak begitu mengindahkan isi. Kedangkalan ini diketjam Paulus dalam fasal-fasal berikut (1Ko 1:18-2:4). |
(0.33) | (1Kor 1:17) |
(ende: Bukannja untuk mempermandikan orang) Sebutan itu djangan dianggap seolah-olah Paulus kurang menghargakan permandian. Kebalikannja djelas sekali dalam utjapan-utjapan lain. Hanja Paulus jakin bahwa ia berwadjib menggunakan seluruh waktu dan tenaganja untuk meluaskan Geredja dan meletakkan dasar umat-umat bagian seteguh-teguhnja, dengan pengadjarannja jang memang berkewibawaan dan berdjiwa. Pekerdjaan-pekerdjaan lain, termasuk mempermandikan orang, diserahkannja kepada para pembantu. |
(0.33) | (1Kor 13:1) |
(ende) Bab ini sering diberi djudul "Madah Tjinta-kasih". Dan memang, dalam memaparkan keagungan tjinta-kasih, jaitu tjinta kepada Allah jang berwudjud pula dalam tjinta-kasih kepada sesama manusia. Paulus demikian terharu, sehingga bahasanja mendjelma berungkapan indah-indah dan berirama mendjadi suatu sjair sedjati berbentuk bebas. Bab ini terdiri dari tiga bagian. Dalam bagian pertama (1-3) ditandaskan, bahwa segala keunggulan dan djasa tidak berharga kalau tidak didjiwai tjinta-kasih. Dalam bagian kedua (4-7) Paulus menondjolkan sifat-sifat tjinta-kasih sedjati. Dalam pada itu ia membajangkan tjinta-kasih itu sebagai berpribadi, jaitu sebagai seorang manusia jang menaruh tjinta-kasih jang sempurna. Dalam bagian ketiga (8-13) diutarakan nilai mutlak dan abadi tjinta-kasih, sebagai tjinta kepada Allah dalam kesatuan dengan tjinta Allah sendiri, jang memang mengandung tjinta-kasih sempurna kepada sesama manusia djuga. |