Alkitab SABDA
alkitab.sabda.org

Maka Ayub melanjutkan uraiannya:

Maka Ayub melanjutkan uraiannya:

Amsal-amsal Salomo bin Daud, raja Israel,

untuk mengerti amsal dan ibarat, perkataan dan teka-teki orang bijak.

Amsal di mulut orang bebal adalah seperti kaki yang terkulai dari pada orang yang lumpuh.

Diucapkannyalah juga sanjaknya, katanya: "Celaka! Siapakah yang akan hidup, apabila Allah melakukan hal itu?

(44-15) Engkau membuat kami menjadi sindiran di antara bangsa-bangsa, menyebabkan suku-suku bangsa menggeleng-geleng kepala.

(49-5) Aku akan menyendengkan telingaku kepada amsal, akan mengutarakan peribahasaku dengan bermain kecapi.

(69-12) aku membuat kain kabung menjadi pakaianku, aku menjadi sindiran bagi mereka.

Aku mau membuka mulut mengatakan amsal, aku mau mengucapkan teka-teki dari zaman purbakala.

Amsal di mulut orang bebal adalah seperti duri yang menusuk tangan pemabuk.

Lalu diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Bangunlah, hai Balak, dan dengarlah; pasanglah telingamu mendengarkan aku, ya anak Zipor.

Lalu diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya;

Lalu diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Tutur kata Bileam bin Beor, tutur kata orang yang terbuka matanya;

Ketika ia melihat orang Amalek, diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Yang pertama di antara bangsa-bangsa ialah Amalek, tetapi akhirnya ia akan sampai kepada kebinasaan."

Ketika ia melihat orang Keni, diucapkannyalah sanjaknya, katanya: "Kokoh tempat kediamanmu, tertaruh di atas bukit batu sarangmu,

Engkau akan menjadi kedahsyatan, kiasan dan sindiran di antara segala bangsa, ke mana TUHAN akan menyingkirkan engkau.

(24-14) seperti peribahasa orang tua-tua mengatakan: Dari orang fasik timbul kefasikan. Tetapi tanganku tidak akan memukul engkau.

Ia menggubah tiga ribu amsal, dan nyanyiannya ada seribu lima.

Amsal-amsal Salomo. Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya, tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya.