Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 11 dari 11 ayat untuk dimatikan [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Yeh 18:13) (endetn: akan mati)

diperbaiki menurut terdjemahan2 kuno. Tertulis: "akan dimatikan".

(0.40) (Za 12:10) (ende: Semangat kerelaan dan permohonan)

ialah pertobatan. Anugerah rohani jang dikaruniakan Jahwe pada masa depan. Orang2 Jahudi membunuh seseorang dan lalu menjesali kedjahatannja. Orang jang terbunuh itu merupakan tokoh pada masa depan, jang dimatikan oleh bangsanja sendiri. Setelah rakjat bertobat, dosanja diampuni djuga. Teranglah sudah nubuat ini terlaksana dalam diri Kristus.

(0.35) (Rm 7:4) (ende: Dimatikan)

jaitu oleh penganut-penganut hukum sendiri. Telah turut dihukum mati dan disalibkan bersama Kristus. Bdl. Rom 6:3; dan Gal 2:19.

Djalan pikiran agaknja begini: Kristus dihukum mati oleh orang Jahudi. Demikian Ia dengan resmi (pura-pura menurut tuntutan-tuntutan hukum taurat) dikeluarkan (dikutjil) dari lingkungan hukum taurat, djadi dengan resmi bebas terhadapnja. Demikian semua orang dalam Kristus turut terkutjil bersama dengan Jesus dan sebab itu bebas dari ikatan hukum itu.

(0.35) (Mrk 9:43) (full: NERAKA. )

Nas : Mr 9:43

"Neraka", tempat di mana api tidak terpadamkan, adalah begitu mengerikan sehingga bagaimanapun juga setiap pengaruh dosa harus dilawan dan ditolak. Dosa harus dimatikan (Kol 3:5); janganlah kita berhenti berperang melawan dosa dengan kuasa Roh (Rom 8:13; Ef 6:10).

(0.35) (Kid 2:2) (jerusalem: bunga bakung di antara duri-duri) Mempelai perempuan telah membandingkan diri dengan bunga mawar dan bunga bakung, Kid 2:1. Mempelai laki-laki menambah, Kid 2:2, bahwa mempelainya serupa bunga bakung di tengah-tengah duri-duri (jeruji), artinya: ia hanya mencintai mempelainya saja; yang lain-lain serupa jeruji baginya. Di sini dan dalam Kid 4:13-14 nada persajakan tidak boleh dimatikan dengan menambah catatan-catatan tentang ilmu tumbuh-tumbuhan.
(0.35) (Kis 11:19) (sh: Injil tidak bisa dimatikan (Senin, 7 Juli 2003))
Injil tidak bisa dimatikan

Kekristenan di Yerusalem tidak dimatikan seiring dengan kematian Stefanus. Walau peristiwa kematian Stefanus sangat tragis, tetapi juatru telah menjadi titik berangkat bagi tersebarnya Injil. Di dalam kehidupan kita sekarang, banyak sekali nilai-nilai kebenaran dalam kehidupan yang kelihatannya sedang dihancurkan secara teratur dan sistematis. Tetapi teks ini menyiratkan kepada kita bahwa nilai-nilai kebenaran tidak pernah bisa dimatikan. Peristiwa tragis itu telah membuat Kekristenan keluar dari padang gembalaan lokal dan mulai menjangkau dunia secara utuh sebagai ladang Injil. Dengan demikian Kekristenan keluar dari cobaan untuk selalu mempersempit ruang gerak atau membatasi karya pelayanan hanya di satu kawasan tertentu. Hasil yang diperoleh? Jumlah orang Kristen semakin bertambah. Firman Tuhan mengatakan: "Dan tangan Tuhan menyertai mereka dan sejumlah besar orang menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan." Tidak saja terjadi perubahan secara kuantitas, tetapi juga perubahan secara kualitas.

Barnabas, seorang pemimpin yang baik dan berkualitas. Seorang dermawan, berkarakter baik, dan beriman kepada Tuhan. Hal pertama yang dilakukan ketika sampai di Antiokia ialah mengingat Paulus. Ia bisa melihat sebuah potensi yang luar biasa di dalam diri Paulus, akan sangat disesalkan jika potensi itu ditelantarkan. Bukankah banyak sekali pemimpin yang tidak bisa bekerja sama dengan orang lain? Akibatnya banyak sekali kesempatan-kesempatan yang menentukan berlalu begitu saja. Banyak sekali masalah besar di dalam gereja, karena kepemimpinan yang sangat menyedihkan.

Renungkan: Ketika tantangan datang baik dari dalam dan dari luar menerpa kehidupan kekristenan, kita membutuhkan seorang pemimpin seperti Barnabas. Pemimpin seperti inilah yang mampu membuat suatu perubahan besar.

(0.30) (2Sam 1:1) (jerusalem) Ceritera ini berasal dari sebuah tradisi mengenai tewasnya Saul yang lain dari pada yang tercantum dalam 1Sa 31. Ceritera 2Samuel ini langsung meneruskan 1Sa 30. Tetapi tradisi ini sendiri mempersatukan dua ceritera. Menurut yang satu seorang prajurit datang memberitahu Daud mengenai nasib Saul dan Yonatan, lalu Daud serta rakyat berkabung, 2Sa 1:1-4,11-12. Menurut ceritera yang lain seorang Amalek yang muda berbangga bahwa membunuh Saul; ia membawa tanda-tanda kerajaan kepada Daud dan mengharapkan mendapat hadiah. tetapi atas perintah Daud ia segera dimatikan, 2Sa 1:5-10,13-16.
(0.25) (Rm 6:6) (full: MANUSIA LAMA ... TUBUH DOSA. )

Nas : Rom 6:6

Di sini Paulus memakai dua istilah.

  1. 1) "Manusia lama": istilah ini menunjuk kepada manusia yang belum diperbaharui, keadaan seseorang sebelumnya, kehidupan yang di dalam dosa. Manusia lama ini sudah disalibkan (yaitu, dimatikan) dengan Kristus di salib supaya orang percaya dapat menerima hidup baru dalam Kristus dan menjadi orang yang baru (bd. Gal 2:20).
  2. 2) "Tubuh dosa": istilah ini menunjuk kepada tubuh manusia yang dikuasai oleh keinginan-keinginan berdosa. Kini perbudakannya kepada dosa sudah dipatahkan (bd. 2Kor 5:17; Ef 4:22; Kol 3:9-10). Sejak saat ini, orang percaya tidak boleh membiarkan cara hidup yang lama menguasai hidup dan tubuh mereka lagi (2Kor 5:17; Ef 4:22; Kol 3:9-10).
(0.17) (Yak 4:1) (sh: Bersikaplah tegas tanpa kompromi (Sabtu, 9 Juni 2001))
Bersikaplah tegas tanpa kompromi

Menjadi Kristen bukan berarti segala hawa nafsu dan keinginan kita dimatikan. Justru sebaliknya ketika kita mengambil keputusan menjadi orang Kristen maka kita mendapatkan 2 musuh yang kuat dan tangguh: nafsu kedagingan yang semakin menentang iman kekristenan di dalam diri kita (dalam) dan hal-hal dunia yang berusaha mempengaruhi kita (luar).

Seorang yang memberikan kebebasan kepada nafsu kedagingan untuk memutuskan segala sesuatu akan mengakibatkan terjadinya berbagai kejahatan dunia, seperti: pertengkaran, pertikaian, pembunuhan,dan penghancuran (1-2). Bahkan lebih lagi, doa yang seharusnya menjadi sarana komunikasi kepada Allah dapat disalahgunakan demi kepuasan nafsu (3). Beberapa contoh berikut merupakan gambaran bagi kita: semula ingin minta uang, tetapi karena tidak terpenuhi akhirnya mata gelap kemudian membunuh; semula hanya ingin berkenalan, tetapi karena tidak ditanggapi, merasa dilecehkan, maka terjadilah perkosaan; dan masih banyak lagi contoh- contoh lainnya. Inilah dampak mengerikan yang terjadi di sekitar kita bila manusia tidak dapat mengendalikan keinginan-keinginannya. Dari sini kita mendapatkan peringatan bahwa segala keinginan yang didasari nafsu akan berakibat negatif, merugikan dan menghancurkan orang lain dan diri sendiri.

Kedua musuh di atas harus ditaklukkan. Bagaimana caranya? Pertama, kita harus menyadari bahwa nafsu kedagingan dan hal-hal dunia bertentangan dengan Allah (4). Mencintai dan memuaskan keinginan duniawi berarti menentang Allah. Kedua, Roh-Nya telah dianugerahkan-Nya di dalam diri kita untuk membekali kita menghadapi musuh (5). Dengan demikian bagaimana seharusnya sikap kita menghadapi musuh-musuh kita, baik dari dalam maupun dari luar?

Renungkan: Sejak kapan pun dan sampai kapan pun, dunia adalah musuh Allah yang tidak mungkin dikompromikan. Kedekatan kita kepada salah satunya menjadikan kita musuh bagi yang lainnya. Kitalah penentu pilihan tersebut dan kita pulalah yang menanggung risiko dari keputusan kita. Sikap manakah yang Anda pilih: cinta dunia dengan segala kenikmatan yang ditawarkan ataukah sikap tegas pada Iblis tanpa kompromi. Sikap kedualah sikap seorang sahabat Allah!

(0.17) (1Ptr 4:1) (sh: Penderitaan memperdalam kerohanian (Jumat, 22 Oktober 2004))
Penderitaan memperdalam kerohanian

Ayat 1 mudah disalahfahami, seolah Petrus mengajarkan bahwa penderitaan melepaskan orang dari dosa, atau bahwa tubuh adalah letak kedudukan dosa. Jika kita pernah berpandangan demikian, sadarilah bahwa ajaran itu tidak alkitabiah. Alkitab tidak pernah mengajarkan bahwa tubuh jahat adanya dan bahwa keselamatan harus dengan jalan menyiksa tubuh. Oleh karena itu, orang Kristen tidak perlu memegang anggapan negatif tentang tubuh, materi atau unsur dunia lainnya.

Setelah di bagian sebelumnya ini ia menjadikan penderitaan Kristus sebagai teladan orang beriman, kini ia menjelaskan apa arti penderitaan dalam hidup rohani orang beriman. Jika seseorang telah berani menanggung penderitaan badani karena kebenaran, berarti orang itu sedang membayar harga demi keinginannya untuk hidup kudus. Dengan kata lain, Petrus kini mendorong orang-orang percaya untuk berjuang demi kekudusan sampai ke resiko menanggung penderitaan badani (ayat 2). Ketika seseorang masuk ke dalam anugerah Tuhan, orang itu harus meninggalkan masa lalu hidup berdosanya, apa pun resiko yang harus dipikul (ayat 3,4). Nah, bila kita telah memiliki sikap sedemikian, kekuatan daya tarik dosa sudah teramat lemah atas kita!

Ayat 6 sulit dipahami sebab mirip dengan ayat 3:19,20, tetapi berbeda maksud. Di ayat 5, Petrus sudah menyinggung soal orang hidup dan orang mati, semua akan dihakimi Tuhan. Di ayat 6 ini Petrus menyebut tentang orang-orang yang (karena imannya) dihakimi dan dihukum mati. Seperti halnya Kristus, orang beriman tersebut dapat dimatikan tubuhnya, tetapi tidak rohnya. Maksud Petrus, penilaian terakhir kualitas hidup orang tidak dapat diukur secara badani atau duniawi, tetapi harus dari prinsip kebenaran Tuhan dalam firman-Nya. Selain itu, ia kini menggemakan ajaran Yesus bahwa kita tidak perlu takut orang membunuh tubuh kita, sebab mereka tidak dapat mencelakan roh kita.

Untuk dilakukan: Manusia dapat membunuh tubuh kita, tetapi tak ada kekuatan sebesar apa pun dapat merebut iman kita atau memisahkan kita dari kasih Tuhan.

(0.15) (2Raj 23:31) (sh: Jika 13 tahun gagal, bagaimana dengan 1 jam? (Rabu, 19 Juli 2000))
Jika 13 tahun gagal, bagaimana dengan 1 jam?

Berapa banyak waktu yang Anda berikan untuk meluangkan waktu bersama-sama anak Anda, mendidik, dan membimbing mereka? Apa saja yang Anda lakukan agar nantinya mereka menjadi manusia dewasa yang mempunyai kehidupan sosial, moral, dan spiritual yang baik? Anda mungkin terus memerangi nilai-nilai dan norma-norma yang masuk ke dalam pikiran anak-anak melalui televisi, vcd, video game, bacaan, teman-teman di sekolah dan apa yang terjadi di sekitar mereka, agar itu semua tidak menjadi bagian pembentukan kepribadian mereka.

Yosia sang pembaharu bangsa Yehuda telah kehilangan anak-anaknya. Yoahaz, anaknya yang langsung menggantikan dia, tidak mengikuti jalannya (31). Akibatnya hidupnya berakhir tragis (34). Elyakim, anak Yosia yang lain, juga tidak berbeda dengan Yoahaz. Bahkan lebih lagi, ia telah memenuhi Yehuda dengan kejahatan dan memimpin bangsanya kembali kepada perzinahan rohani (Yer. 18:18-20; 22:13-17; 26:20-23). Ia tidak lagi mempunyai kuasa atas dirinya apalagi terhadap kerajaan dan rakyat yang ia pimpin, sehingga namanya diubah seenaknya oleh raja Mesir, ia harus memeras rakyatnya sendiri yang seharusnya dilindungi demi takhtanya (35). Ia dilemparkan dari satu penguasa ke penguasa lainnya untuk menjadi sapi perahannya tanpa dapat mempertahankan dirinya (24:1-2). Itu semua harus dialami oleh anak-anak Yosia, karena mereka hidup tidak seturut dengan firman Tuhan (2-4).

Mereka menjadi raja ketika berumur 23 dan 25 tahun sedangkan Yosia melaksanakan pembaharuan selama 13 tahun (22:1-3). Tentunya mereka juga menjadi target dari pembaharuan itu. Ternyata waktu 13 tahun disertai komitmen penuh, tidak berhasil memerangi pengaruh-pengaruh negatif yang memasuki pikiran-pikiran anak-anak Yosia.

Renungkan: Jika Yosia tidak berhasil, apa yang akan terjadi dengan anak-anak kita, jika kita hanya menyediakan waktu beberapa jam dalam 1 minggu? Memang ada yang berkata: yang penting bukan berapa lama tapi bagaimana kualitasnya. Namun harus diingat bahwa 'bobot' pengaruh-pengaruh dari luar akan sangat membekas dalam pikiran anak-anak kita. Dapatkah ini diperangi hanya dalam waktu singkat? Seperti bakteri penyakit yang akut harus dimatikan dengan antibiotik dosis tinggi dan diberikan dalam waktu cukup panjang.



TIP #23: Gunakan Studi Kamus dengan menggunakan indeks kata atau kotak pencarian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.05 detik
dipersembahkan oleh YLSA