Alkitab SABDA
alkitab.sabda.org

Mereka membalas kebaikanku dengan kejahatan; perasaan bulus mencekam aku.

Oleh sebab itu jiwaku hancur dalam diriku; hari-hari kesengsaraan mencekam aku.

Malam itu--biarlah dia dicekam oleh kegelapan; janganlah ia bersukaria pada hari-hari dalam setahun; janganlah ia termasuk bilangan bulan-bulan.

Damsyik telah menjadi lemah semangat, berpaling untuk lari, kegemparan telah mencekam dia, kesesakan dan sakit beranak telah menggenggam dia seperti seorang perempuan yang sedang melahirkan.

Bila aku pergi tidur, maka pikirku: Bilakah aku akan bangun? Tetapi malam merentang panjang, dan aku dicekam oleh gelisah sampai dinihari.

Kami telah mendengar kabarnya, tangan kami sudah menjadi lemah lesu; kesesakan telah menyergap kami, kami kesakitan seperti perempuan yang melahirkan.

Raja Babel telah mendengar kabar tentang mereka, tangannya sudah menjadi lemah lesu, kesesakan telah menyergap dia, ia kesakitan seperti perempuan yang melahirkan.

Aku terkejut dan gentar, sehingga tulang-tulangku gemetar.

Taufan keluar dari dalam perbendaharaan, dan hawa dingin dari sebelah utara.

(55-6) Aku dirundung takut dan gentar, perasaan seram meliputi aku.

Ketakutan datang, dan mereka mencari keselamatan, tetapi tidak ada.

Terhadapnya bangsa-bangsa gemetar, segala muka bertambah menjadi pucat pasi.

Bangsa-bangsa mendengarnya, merekapun menggigil; kegentaran menghinggapi penduduk tanah Filistin.

Itulah sebabnya hatiku gemetar menghadapi Dia, kalau semuanya itu kubayangkan, maka aku ketakutan terhadap Dia.

Di sanalah mereka ditimpa kekejutan yang besar, sebab Allah menyertai angkatan yang benar.

(39-4) Hatiku bergejolak dalam diriku, menyala seperti api, ketika aku berkeluh kesah; aku berbicara dengan lidahku:

Lalu raja menjadi pucat, dan pikiran-pikirannya menggelisahkan dia; sendi-sendi pangkal pahanya menjadi lemas dan lututnya berantukan.

Sesudah itu sangatlah cemas hati raja Belsyazar dan ia menjadi pucat; juga para pembesarnya terperanjat.

Dan Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya: "Akulah Yusuf! Masih hidupkah bapa?" Tetapi saudara-saudaranya tidak dapat menjawabnya, sebab mereka takut dan gemetar menghadapi dia.

Ia berhenti, tetapi rupanya tidak dapat kukenal. Suatu sosok ada di depan mataku, suara berbisik-bisik kudengar: