Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 5 dari 5 ayat untuk diberi pakaian AND book:12 (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (2Raj 1:8) (ende: Beramus)

Terdjemahan ini tidak pasti. Biasanja orang berpikir akan pakaian rambuti.

(0.96) (2Raj 10:22) (jerusalem: Keluarkanlah pakaian) Tukar pakaian adalah suatu pentahiran untuk menyiapkan diri bagi ibadat. Diketahui bahwa begitulah adat pada orang-orang Fenisia dan orang-orang Arab dahulu, bdk Kej 35:2.
(0.95) (2Raj 1:8) (jerusalem: pakaian bulu) Elia memakai semacam cawat (ikat pinggang) dan semacam kampuh di atasnya. Karena itu urutan yang aneh: pakaian bulu dan ikat pinggang. Bdk 1Ra 18:46 dan 2Ra 2:8,13. Pakaian itu nampaknya semacam pakaian seragam yang dipakai nabi-nabi lain juga, Zak 13:4, yang masih dipakai oleh Yohanes Pembaptis, Elia yang baru, Mat 3:4.
(0.83) (2Raj 1:8) (full: PAKAIAN BULU. )

Nas : 2Raj 1:8

Jubah berbulu kasar yang dibuat dari kulit domba, kulit kambing, atau bulu unta merupakan tanda jabatan nabi sejak Elia, termasuk Yohanes Pembaptis (bd. Za 13:4; Mat 3:4; Ibr 11:37). Sabuk kulit Elia itu biasanya dipakai oleh orang miskin. Pakaian seorang nabi menjadi tanda kecaman terhadap golongan atas yang kaya yang memperlihatkan sifat materialistis (bd. Yes 20:2; Mat 11:7-8).

(0.71) (2Raj 5:15) (sh: Iman, aman, atau serakah? (Minggu, 8 Mei 2005))
Iman, aman, atau serakah?


Respons yang tepat atas anugerah Allah seharusnya iman yang disertai pengucapan syukur. Hal itu terjadi karena menyadari diri telah menerima apa yang bukan haknya dan yang tidak layak diterimanya.

Sepertinya Naaman percaya pada Tuhan karena Dia telah menyembuhkan penyakitnya. Ia merasa perlu membayar sebagai ungkapan terima kasih (ayat 15). Oleh karena hamba-Nya tidak bersedia dibayar dengan harta maka Naaman akan membayar dengan cara menyembah Tuhan orang Israel di negerinya sendiri (ayat 17). Namun, ia akan tetap menyembah dewa bangsanya karena risiko jabatan (ayat 18). Sikap Naaman ini bukan sikap iman, tetapi sikap mencari aman. Di mata Naaman, Tuhan dan Elisa hanyalah sarana untuk memberikan kesembuhan dari penyakitnya. Naaman menetapkan nilai kesembuhannya itu sepuluh talenta perak dan enam ribu syikal emas plus sepuluh potong pakaian atau sekitar Rp 10 Miliar (ayat 6). Sikap Gehazi tidak berbeda dari sikap Naaman. Gehazi melihat uang dan kekayaan sebagai segala-galanya (ayat 20-23). Gehazi bagaikan pengusaha Kristen yang melihat pelayanan tidak lebih dari bisnis jasa yang ujung-ujungnya keuntungan. Oleh sebab itu, Gehazi rela mencoreng ketulusan Elisa demi mendapatkan harta tersebut. Harta ia dapatkan, namun kusta Naaman hinggap padanya (ayat 26-27).

Sungguh menyedihkan melihat orang menjual imannya demi rasa aman karena diterima di lingkungannya, atau orang yang menjajakan imannya demi harta yang fana. Gereja yang cepat mengkompromikan nilai-nilai kebenaran agar diterima masyarakat, atau gereja yang memanipulasi pelayanan untuk memperkaya kantong-kantong segelintir orang adalah gereja palsu. Sikap seperti Elisalah yang harus diteladani. Ia melakukan mukjizat bukan untuk keuntungan pribadi melainkan karena dirinya adalah hamba Allah (ayat 16).

Camkan: Kalau kesalehan kita tidak lebih daripada kebutuhan rasa aman atau hanya untuk meraup keuntungan duniawi, kita tidak layak menyebut diri anak-anak Tuhan!



TIP #27: Arahkan mouse pada tautan ayat untuk menampilkan teks ayat dalam popup. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA