Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 31 ayat untuk dapat disembuhkan AND book:[40 TO 66] [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Kis 14:9) (jerusalem: dapat disembuhkan) Terjemahan lain: dapat diselamatkan. Iman merupakan prasyarat mujizat, bdk Mat 8:10+.
(0.53) (Luk 8:43) (jerusalem) Var: Adalah....perdarahan yang sudah menghabiskan semua yang ada padanya buat berbagai tabib tetapi tidak berhasil disembuhkan oleh siapapun, bdk Mar 5:26.
(0.39) (Kis 5:16) (full: MEREKA SEMUA DISEMBUHKAN. )

Nas : Kis 5:16

Para rasul melakukan apa yang dilakukan oleh Tuhan sendiri; mereka menyembuhkan orang yang dirasuk setan (lih. Mr 1:34). Kenyataan ini menjadi tanda yang terpenting bahwa kerajaan Allah telah datang dengan kuasa di antara manusia

(lihat art. KUASA ATAS IBLIS DAN SETAN-SETAN).

Tidak pernah salah untuk berdoa supaya melalui Roh Kudus kita dapat melakukan hal-hal yang baik dan menyembuhkan mereka yang sakit dan dikuasai setan (Kis 4:30;

lihat art. PENYEMBUHAN ILAHI).

(0.33) (Kis 4:1) (sh: Kuasa versus amarah (Sabtu, 14 Juni 2003))
Kuasa versus amarah

Sangat menarik jika kita mau membaca Lukas dan Kisah Para Rasul sebagai suatu karya tulis yang besar. Apalagi mengamati perkembangan, perpindahan bahkan kontras dari berbagai tema dan tokoh di dalamnya.

Contohnya adalah Petrus. Sebelum ini, pembaca bertemu dengan Petrus yang ketakutan dan akhirnya menyangkali Yesus ketika ia menghadapi tuduhan secara berturut-turut oleh tiga orang di rumah Imam Besar (Luk. 22:54-62). Kini, setelah Pentakosta, Petrus bersama-sama dengan Yohanes menghadapi amarah para pembesar keagamaan Yahudi (ayat 1-2) dengan suatu seruan pemberitaan Injil yang tidak malu-malu dan berani. Di dalam sidang yang sama yang telah menghukum Yesus dengan hukuman mati (Luk. 22:63-71), Petrus memperhadapkan para pemimpin Yahudi kepada suatu fakta yang tidak dapat ditolak. Mereka tidak dapat menyangkal bahwa si lumpuh memang telah disembuhkan. Petrus menyatakan bahwa jika mereka mengakui kesembuhan si lumpuh, seharusnya mereka mengakui juga kebenaran kesaksian Petrus yang menyatakan bahwa si lumpuh disembuhkan karena kuasa Nama Yesus (ayat 9-10). Tidak hanya itu, sesuai dengan nas PL, Yesus Sang Mesias yang telah mereka tolak itu justru adalah bagian terpenting dari bangunan yang sedang didirikan Allah, yaitu umat-Nya (bdk. Luk. 20:17). Yang terutama adalah, hanya di dalam nama Yesus Kristus sajalah manusia dapat diselamatkan (ayat 12). Keyakinan Petrus dan Yohanes yang didasarkan pada tuntunan Roh Kudus (ayat 8) inilah yang menjadi dasar dari tindakan, perkataan dan keberanian mereka. Keberanian ini tidak sia-sia, karena kesaksian mereka berbuah demi kemuliaan Tuhan (ayat 4).

Renungkan: Kristen menjadi berani bukan karena bakat ataupun pemotivasian psikologis, tetapi karena Roh Kudus. Keberanian dalam Roh itu akan memampukan bersaksi dan bertindak dalam ketaatan.

(0.33) (Yoh 5:9) (full: SEMBUHLAH ORANG ITU. )

Nas : Yoh 5:9

Sering kali Yesus menyembuhkan sebagai tanggapan terhadap iman seseorang. Akan tetapi, dalam kasus ini Yesus menyembuhkan tanpa ada unsur iman; Ia hanya berkata dan orang itu sembuh. Dewasa ini pun orang mungkin disembuhkan menurut maksud Allah sekalipun mereka tidak beriman kepada Yesus. Alkitab mengajarkan bahwa ada tiga hubungan untuk iman yang menyembuhkan:

  1. (1) iman dari penderita yang mau disembuhkan (Mat 9:27-29);
  2. (2) iman orang lain untuk si penderita (Mat 8:5-10; bd. Yoh 17:15-20; Yak 5:14-16); dan
  3. (3) iman dari seseorang yang diurapi untuk menyembuhkan (1Kor 12:9).
(0.32) (Yoh 5:5) (full: TIGA PULUH DELAPAN TAHUN. )

Nas : Yoh 5:5

Setelah menderita selama 38 tahun, orang ini telah mengalami kekecewaan yang berkepanjangan, karena tidak disembuhkan sambil tetap mengharapkan pertolongan dari Allah. Namun, akhirnya kesembuhan datang juga. Sebagian besar karena lamanya orang ini menderita maka Yesus dengan belas kasihan, berkenan untuk menolongnya. Jangan sekali-kali kita putus harap bahwa waktu Allah untuk mengulurkan tangan kepada kita mungkin segera akan datang.

(0.25) (Luk 14:1) (sh: Sejalan dengan sikap dan tindakan Allah. (Rabu, 29 Maret 2000))
Sejalan dengan sikap dan tindakan Allah.

Masalah yang menyebabkan perbedaan pendapat Yesus dan orang Farisi tentang    penyembuhan pada hari Sabat (ayat 1-6) sangat serius, karena fokusnya    pada sikap Allah terhadap kebutuhan dan keselamatan manusia.    Orang-orang Farisi berpendapat bahwa hormat bagi Allah dan bagi    hukum-hukum-Nya adalah segala-galanya, sehingga umat-Nya tidak    boleh bekerja pada hari Sabat. Setiap orang percaya pasti setuju    dengan pendapat ini karena sesuai dengan firman-Nya. Namun,    mereka menambahkan bahwa menyembuhkan orang pada hari Sabat    adalah kerja. Karena itulah, maka penyembuhan yang dilakukan-Nya    harus ditunda.

Sikap itu nampaknya merupakan bukti kekudusan, penyangkalan    diri, dan dedikasi penuh kepada Allah. Tetapi Yesus mengkritik,    dengan mempertanyakan apakah mereka akan menarik lembunya yang    terperosok ke dalam sumur pada hari Sabat.  Mereka tidak dapat    menjawab, karena pasti tidak akan membiarkan lembunya mati    apabila harus menunggu hingga keesokan harinya. Jika demikian,    mengapa harus membuat orang yang sakit busung air itu menunggu,    sedangkan mereka tidak membiarkan lembunya menunggu?

Pertanyaan mereka tidak berhubungan dengan kemuliaan Allah,    tetapi dengan kepentingan pribadi. Mereka berkeyakinan, jika    mereka mentaati hukum Allah, mereka akan mendapatkan pahala dan    diterima Allah untuk masuk ke dalam Kerajaan-Nya.  Motivasi    mereka: semakin berat peraturannya maka pahala mereka semakin    banyak. Mereka pun  mengizinkan menarik lembunya, karena jika    lembunya mati mereka akan menderita kerugian. Namun jika    penderita busung air itu tidak disembuhkan dan mati, mereka    tidak menderita kerugian apa pun.

Sikap Farisi ini nampaknya menjadi sikap kebanyakan orang.    Yesus menggambarkannya dengan dua perumpamaan. Di dalamnya    tergambar  orang yang selalu ingin mendapatkan kehormatan dan    keuntungan bagi diri mereka sendiri  (ayat 7-14). Yesus mengecam    sikap yang demikian karena bertentangan dengan Hukum Kerajaan    Allah dan menghalangi mereka untuk mendapatkan anugerah Allah    (ayat 11, 14).

Renungkan:  Sikap Kristen haruslah seperti Yesus di mana    seluruh sikap dan tindakan terhadap manusia adalah sejalan    dengan sikap dan tindakan Allah terhadap manusia.

(0.24) (Yak 5:15) (full: DOA YANG LAHIR DARI IMAN AKAN MENYELAMATKAN ORANG SAKIT )

Nas : Yak 5:15

(versi Inggris NIV -- "menyembuhkan"). Yakobus berbicara tentang penyakit jasmaniah. Kita boleh menangani penyakit dengan minta doa dari para penatua atau pemimpin gereja.

  1. 1) Tugas para gembala dan pemimpin gereja ialah mendoakan orang sakit dan mengoles mereka dengan minyak. Perhatikan bahwa tanggung jawab para penatua ialah memanjatkan doa iman. Itu bukan tanggung jawab orang sakit. PB menempatkan beban utama untuk memperoleh kesembuhan pada gereja dan pemimpinnya.
  2. 2) Minyak rupanya melambangkan kuasa Roh Kudus yang menyembuhkan; minyak itu dipakai untuk membantu iman (bd. Mr 6:13).
  3. 3) Yakobus menekankan bahwa yang terpenting adalah doa. Doa yang efektif harus dipanjatkan dalam iman jikalau orang sakit akan disembuhkan. Tuhan akan memberikan iman sesuai dengan kehendak-Nya

    (lihat cat. --> Mat 17:20;

    [atau ref. Mat 17:20]

    lihat art. PENYEMBUHAN ILAHI).

  4. 4) Mungkin orang tidak selalu disembuhkan; sekalipun demikian, gereja harus terus-menerus mencari kuasa penyembuhan kerajaan Allah dalam belas kasihan terhadap orang sakit dan demi kemuliaan Kristus

    (lihat art. PENYEMBUHAN ILAHI).

(0.24) (Mrk 1:29) (sh: Pelayanan dan doa (Jumat, 17 Januari 2003))
Pelayanan dan doa

Dalam pelayanan-Nya, Yesus tidak hanya mengajar banyak orang. Yesus juga menyembuhkan banyak orang, termasuk ibu mertua Simon, yang menderita sakit demam (ayat 30). Lazimnya orang yang baru sembuh dari sakit, badan terasa lemah, karena itu diperlukan waktu beberapa lama untuk beristirahat dan mengembalikan kondisi tubuh. Tetapi, tampaknya ini tidak berlaku bagi ibu mertua Simon. Segera setelah disembuhkan ia langsung melayani Yesus (ayat 31). Ini memberi indikasi bahwa penyembuhannya segera dan sempurna. Tidak hanya orang sakit, orang-orang yang kerasukan setan pun dibawa kepada Yesus untuk disembuhkan dan dilepaskan dari cengkeraman setan (ayat 32,34). Menarik untuk dicatat bahwa Yesus tidak memperbolehkan setan-setan untuk berbicara meski mereka mengenal Yesus.

Dalam 1:24, setan bahkan menyapa Yesus sebagai 'Yang Kudus dari Allah'. Tetapi, Yesus membentaknya untuk tidak bicara. Yesus menolak kesaksian setan dan roh-roh jahat, karena kesaksian mereka tidak lahir dari kesadaran dan suka rela. Mereka mengenal siapa Yesus, tetapi mereka tidak mau hidup taat terhadap Yesus. Inilah iman model ala setan (Yak. 2:19): mengenal Yesus bahkan beribadah di rumah ibadat, tetapi tidak mau taat kepada kehendak Yesus; percaya pada Yesus, tetapi hidup menurut kehendak sendiri.

Di tengah kesibukan pelayanan, Yesus berdoa (bdk. 6:46 dan 14:35). Mengapa Yesus harus berdoa? Doa adalah komunikasi dengan Allah. Melalui doa, Yesus menyatakan dua hal. Pertama, relasi-Nya dengan Allah sangat intim. Kedua, Yesus menyatakan ketergantungan-Nya kepada Allah.

Rahasia kesuksesan pelayanan-Nya terletak pada ketergantungan-Nya pada Allah, dan doa merupakan ekspresi ketergantungan pada Allah.

Renungkan: Apakah iman pada Yesus memberi warna terhadap perilaku dan moralitas hidup sehari-hari? Apa hambatannya?

(0.23) (Mat 8:1) (sh: Jika Tuan mau (Sabtu, 20 Januari 2001))
Jika Tuan mau

Argumentasi yang biasanya diajukan oleh orang tidak percaya adalah jika Allah berkuasa untuk menyembuhkan penyakit yang mendera manusia, maka Allah bukanlah Allah yang baik karena Ia tidak selalu melakukannya. Sebaliknya jika Ia tidak berkuasa menyembuhkan maka Ia bukanlah Allah. Ada sebagian Kristen yang menentang argumentasi ini dengan keyakinan bahwa mukjizat penyembuhan dari Allah dapat dialami siapa pun dan kapan pun asalkan mereka mempunyai iman yang besar. Namun sesungguhnya keyakinan mereka bermuara bukan kepada Yesus tetapi kepada diri sendiri. Kekuatan dan kuasa penyembuhan tidak lagi terletak pada pribadi dan kehendak Yesus, namun beralih kepada kekuatan keyakinan Kristen.

Tiga peristiwa mukjizat penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus membantah kedua argumentasi di atas yang salah. Ketiga orang yang disembuhkan oleh Yesus dapat dikatakan tidak mempunyai iman yang sama. Orang yang sakit kusta imannya dapat dikatakan besar karena ia yakin bahwa Yesus dapat mentahirkannya. Perwira Kapernaum nampaknya mempunyai iman yang lebih besar sebab ia yakin bahwa Yesus tidak perlu hadir secara fisik untuk melakukan kehendak-Nya. Bagaimana dengan ibu mertua Petrus? Yesus menyembuhkannya walaupun tidak ada respons atau demonstrasi iman darinya. Berdasarkan fakta ini terlihat jelas bahwa mukjizat penyembuhan itu terjadi bukan karena besar kecilnya iman seseorang. Lalu karena apa? Hanya satu jawabannya, yaitu kehendak Yesus semata. Perhatikan tiga ungkapan yang menggambarkan kehendak Yesus untuk menyembuhkan yaitu Aku mau, jadilah engkau tahir (ayat 3); Aku akan datang menyembuhkan (ayat 7); Yesus pun melihat ibu mertua Petrus yang sakit maka dipegang- Nya tangan perempuan itu (ayat 14). Di samping itu mukjizat penyembuhan yang terjadi berfungsi sebagai penunjuk yang jelas tentang identitas dan karya Yesus (ayat 17). Demikianlah seharusnya pemahaman Kristen tentang mukjizat.

Renungkan: Bolehkah kita memohon mukjizat penyembuhan dari Allah? Boleh! Allah pun menghargai iman kita. Namun perlu diingat bahwa hubungan kita dengan Allah adalah anugerah-Nya, maka sikap yang tepat pada waktu kita memohon mukjizat adalah sikap yang rendah hati dan berserah kepada kehendak-Nya bukan memaksa atau menuntut. Sikap kita harus seperti orang yang sakit kusta `Jika Tuan mau'.

(0.23) (Mat 9:18) (sh: Kuasa dan Pribadi Yesus (Rabu, 24 Januari 2001))
Kuasa dan Pribadi Yesus

Yesus memiliki kuasa mutlak atas segala sesuatu yang ada, yang sudah ada maupun yang akan ada. Tidak satu kondisi pun yang dapat membatasi Yesus untuk melaksanakan kehendak- Nya.

Ia berkuasa membangkitkan anak kepala rumah ibadat. Ketika Yesus sampai di rumah kepala rumah ibadat, nampaknya sudah terlambat. Upacara penguburan akan segera dimulai karena para peniup seruling dan penduka profesional yang disewa sudah siap menjalankan pekerjaan mereka. Kuasa Yesus mampu membalikkan kenyataan yang sudah terlambat, karena firman-Nya berkuasa menolak kematian (ayat 28). Upacara penguburan berganti menjadi perayaan yang penuh sukacita karena yang mati sudah bangkit. Ia berkuasa mengembalikan kehidupan ke dalam diri anak itu sebab memang Dialah sumber kehidupan itu.

Yesus juga berkuasa menyembuhkan perempuan yang sudah 12 tahun menderita pendarahan. Tidak ada pengharapan baginya dan tidak ada vitalitas di dalam dirinya. Namun yang tidak berpengharapan akan menemukan pengharapan dan yang tidak bervitalitas akan menemukannya di dalam Yesus. Yesus pun berkuasa memberikan penglihatan kepada 2 orang buta. Penglihatan yang diberikan tidak hanya memampukan mereka melihat dunia namun juga mampu melihat kemuliaan Allah. Demikian pula ikatan setan yang membuat orang menjadi bisu dilepaskan- Nya, sehingga orang itu menjadi manusia normal kembali yang dapat berkomunikasi.

Semua mukjizat itu bersumber dari Pribadi Yesus yang berkuasa. Perhatikan setiap proses mukjizat yang terjadi. Yesus memegang tangan anak kepala rumah ibadat yang mati, lalu bangkitlah ia. Perempuan yang sakit pendarahan itu sembuh bukan karena jubah Yesus berkuasa namun karena ia beriman kepada Pribadi Yesus. Orang buta disembuhkan karena jamahan kuasa Yesus. Demikian pula orang bisu dapat berbicara karena kuasa setan dipatahkan oleh kuasa-Nya. Kuasa-Nya tidak dapat dipisahkan dari pribadi-Nya, sebab melalui kuasa yang dinyatakan-Nya terungkaplah identitas Yesus (Mat. 11:2-5).

Renungkan: Kristen seharusnya bukan hanya takjub kepada kuasa-Nya namun juga tunduk kepada Pribadi Yesus yang adalah sumber kuasa itu. Sebab banyak Kristen yang hanya tergiur mengalami Kuasa-Nya tanpa mau datang dan tunduk kepada Sang Sumber Kuasa.

(0.23) (Luk 9:37) (sh: Penyataan kemuliaan Allah dibutuhkan bangsa ini. (Selasa, 7 Maret 2000))
Penyataan kemuliaan Allah dibutuhkan bangsa ini.

Peristiwa pengusiran roh jahat ini bukan sekadar peristiwa penyembuhan    biasa. Karena peristiwa ini mengekspresikan 3 hal penting yaitu    (ayat 1) hubungan yang khusus dan kasih yang besar dari seorang ayah    terhadap anak tunggalnya, (ayat 2) akibat tragis dari roh jahat    terhadap anaknya sehingga membuat hubungan anak dan ayah    terputus, dan (ayat 3) hubungan ayah dan anak kembali terjalin mesra    setelah anaknya disembuhkan.

Bila dihubungkan dengan ucapan Yesus dalam ayat 41, maka 3 hal    itu memanifestasikan apa yang terjadi antara Allah dan bangsa    Israel, yang dulunya mesra namun hubungan itu rusak karena dosa    mereka. Dosa ini dimulai dari tidak tahu berterimakasih kemudian    tidak percaya, lalu menjadi ketidaktaatan, pemisahan dari Allah    dan kehilangan iman kepada-Nya. Maka agama dan tradisi mereka,    kekuatan roh jahat dan takhayul lebih menarik bagi mereka    daripada Allah Bapa sendiri.

Untuk memulihkan keadaan ini tidak cukup dengan khotbah-khotbah    moral dan nasihat-nasihat saja. Mereka membutuhkan penyataan    Allah, penglihatan akan kebesaran dan kemuliaan-Nya untuk    menghancurkan daya tarik dosa, perzinahan rohani, dan    menyadarkan mereka kembali akan siapakah Allah. Dengan demikian    akhirnya akan menumbuhkan kembali iman, penyembahan, dan    ketaatan. Inilah yang dilakukan oleh Yesus. Setelah semua murid    yang tidak ikut ke gunung untuk berdoa tidak mampu mengusir roh    jahat, Yesus cukup menegur dengan keras dan anak itu sembuh.    Tindakan Yesus berhasil membangkitkan ketakjuban semua orang    akan kebesaran Allah. Dengan kata lain tindakan Yesus merupakan    penyataan kebesaran Allah kepada umat-Nya. Inilah misi Yesus    Kristus bahwa Dia datang dari kemuliaan yang tak terhampiri    untuk menyatakan kemuliaan Allah kepada umat-Nya, agar mereka    kembali kepada-Nya.

Suatu bangsa yang sudah rusak secara moral dan akhlaknya,    dimana kebenaran agama dan moral hanya dipandang sebagai    kebenaran normatif membutuhkan terapi khusus agar bangsa ini    dapat kembali kepada Allah dan melihat kembali kebesaran dan    kemuliaan-Nya.

Renungkan: Kristen di Indonesia seharusnya dapat memancar-kan    kemuliaan Allah yang menakjubkan, sehingga bangsa kita dapat    disadarkan kembali kepada jalan yang benar.

(0.22) (Luk 5:12) (sh: Misi kepada pribadi dan komunitas (Rabu, 5 Januari 2000))
Misi kepada pribadi dan komunitas

Banyak penderita kusta kita temui, tidak hanya di zaman Tuhan Yesus, di zaman PL pun sudah ada. Pada umumnya kita merasa ngeri dan berusaha menghindari si penderita kusta, karena takut tertular. Penyakit ini sangat mengerikan karena si penderita lambat laun akan kehilangan bagian-bagian tubuhnya, terutama jari kaki dan tangannya. Itulah sebabnya mereka hidup terisolasi, tidak boleh berada di tengah masyarakat.

Dalam perikop yang kita baca, kita melihat bagaimana sikap Yesus terhadap orang yang berpenyakit kusta ini. Ketika orang ini datang dengan satu tujuan ingin disembuhkan, ia memberanikan diri masuk kota untuk bertemu dengan Yesus. Tampak sekali bagaimana sikap dan permohonannya kepada Yesus yang amat sangat menaruh pengharapan. Tetapi sama sekali tidak memaksa. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada kehendakYesus. Yesus mengulurkan tangannya dan menyentuhnya, artinya Ia menyatakan perhatian dan wujud misi pembebasan-Nya, sehinggga si penderita kembali dipulihkan, baik fisik, sosial, psikis, dan rohaninya. Ia harus memperlihatkan kepada imam, sebagai pengesahan kesembuhannya. Lengkaplah sudah pemulihan yang Yesus kerjakan dalam dirinya.

Dalam kejadian selanjutnya, Yesus juga menyentuh dan memenuhi kebutuhan si lumpuh dan teman-temannya. Yesus mengetahui iman keempat orang teman yang mengusung si lumpuh, yang tampak dari kegigihan mereka membawa si lumpuh ke hadapan Yesus. Misi-Nya kepada pribadi menjawab kebutuhan si lumpuh dan teman-temannya. Si lumpuh dapat berjalan kembali dan teman-temannya pun mendapatkan sukacita besar karena berpengharapan akan kesembuhan temannya terkabulkan.

Bagaimana dengan orang Farisi dan ahli Taurat serta orang banyak? Sesungguhnya Yesus juga menyatakan misi pelayanan-Nya bagi mereka, tetapi orang Farisi dan ahli Taurat tetap mengeraskan hati. Kebenaran dan penyataan diri sudah didemonstrasikan-Nya, baik melalui pengajaran akan kebenaran-Nya dan kuasa penyembuhan-Nya. Berbeda dengan respons orang banyak yang mau terbuka dan percaya kepada kebenaran-Nya, mereka memuliakan Allah.

Renungkan: Misi Yesus kepada pribadi dan komunitas. Bagi yang percaya akan menerima berkat dan kuasa-Nya, tetapi bagi yang mengeraskan hati, tidak akan menerima apa pun dari-Nya.

(0.22) (Luk 7:1) (sh: Hanya anugerah yang melayakkan (Rabu, 12 Januari 2000))
Hanya anugerah yang melayakkan

Sejak zaman pelayanan Tuhan Yesus ternyata jabatan, status, dan kedudukan seseorang memiliki pengaruh yang besar di tengah kehidupan masyarakat. Sehingga masyarakat sekitar pun akan melakukan apa saja untuk dapat menyenangkan hati orang tersebut. Keadaan ini terlihat jelas ketika seorang perwira di Kapernaum memohon pertolongan Yesus untuk menyembuhkan hambanya. Orang-orang Yahudi, yang tahu persis siapa perwira itu langsung merekomendasikan kepada Yesus bahwa permohonan perwira itu layak mendapat perhatian-Nya. Orang-orang itu menganggap bahwa permintaan perwira itu layak dikabulkan karena kepeduliannya membantu pembangunan rumah ibadah orang Yahudi. Tapi, bila akhirnya Yesus datang memenuhi permintaan perwira itu, bukan karena keberadaan dan kebaikannya layak secara kasat mata. Hambanya disembuhkan-Nya bukan karena Yesus membenarkan pendapat orang-orang Yahudi, tentang kelayakan perwira itu, melainkan karena anugerah yang hendak dinyatakan-Nya kepada sang perwira yang menyadari ketidaklayakannya (ayat 6-8). Yesus pun memuji iman sang perwira itu.

Kebaikan dari peristiwa kesembuhan hamba seorang perwira di Kapernaum ada seorang pemuda di Nain yang secara kasat mata manusia dianggap tidak layak memeproleh perhatian. Selain berasal dari keluarga biasa dan anak seorang janda, ia pun berasal dari lingkungan non-Yahudi. Tetapi semuanya ini tidak menghalangi Yesus untuk menyatakan perhatian-Nya. Ia justru menunjukkan rasa kepedulian dan simpati-Nya dengan turut merasakan penderitaan dan kesusahan janda itu dalam kedukaannya. Dalam peristiwa ini, tindakan Yesus menyembuhkan bukan karena permintaan sang pemuda seperti perwira di atas, tetapi inisiatif Yesus sendiri. Berarti kedua peristiwa ini ingin menunjukkan bahwa kesembuhan diberikan semata karena anugerah dan bukan kelayakan seseorang.

Renungkan: Keselamatan pun adalah anugerah yang dinyatakan-Nya kepada kita yang percaya. Semata tidak berdasarkan status, kedudukan, dan kebaikan seseorang, baik menurut penilian diri maupun penilaian masyarakat. Puji syukur kepada-Nya yang telah melayakkan kita menerima anugerah-Nya, karena sesungguhnya kita tidak layak di hadapan-nya. Mailah kita yang telah menerima anugerah-nya menyatakan syukur melalui hidup yang memuliakan Dia.

(0.22) (Luk 9:1) (sh: Pelayanan dan harga yang harus dibayar (Jumat, 21 Januari 2000))
Pelayanan dan harga yang harus dibayar

Melayani memiliki risiko. Risiko menghadapi orang banyak dengan berbagai latar belakang, tantangan, atau penolakan. Kemungkinan pelayanan membawa kita pada penderitaan karena ditolak. Tuhan Yesus tidak memberikan proteksi khusus agar kita dapat melakukan segala pekerjaan-Nya dengan mulus tanpa tantangan. Ketika Tuhan Yesus memanggil kedua belas murid-Nya untuk diutus, Ia tahu bahwa murid-murid akan menghadapi banyak masalah. Orang-orang yang menderita berbagai penyakit, kerasukan setan, orang-orang yang menolak berita yang mereka kabarkan akan dihadapi mereka. Selain menghadapi tantangan, murid-murid pun perlu menggumuli kebutuhan hidup mereka. Pemenuhan kebutuhan mereka tergantung sepenuhnya dari orang-orang yang menyambut kehadiran dan mempercayai berita mereka. Mencukupkan diri dalam segala kondisi dan situasi adalah hal yang harus mereka atasi. Semua ini adalah harga yang harus mereka bayar sebagai utusan Yesus.

Diutus dan diperlengkapi dengan kuasa dan tenaga, itulah yang terjadi atas murid-murid. Medan pelayanan begitu berat, maka Yesus memberikan kepada mereka kuasa dan tenaga. Dengan kuasa dan tenaga dari Yesus, murid-murid mampu mengatasi berbagai masalah dan tantangan. Karena itu tatkala berita Kerajaan Allah disebarluaskan ke seluruh wilayah, orang-orang sakit disembuhkan dan orang-orang yang dirasuki setan dilepaskan. Kuasa dan tenaga yang dikaruniakan kepada murid-murid membuat berita Kerajaan Allah dan pewujudan kuasa Kerajaan Allah dialami oleh banyak orang. Berita ini tersebar ke segala wilayah bahkan sampai ke istana Herodes.

Banyak orang bertanya-tanya siapakah Yesus yang menjadi pusat berita murid-murid. Herodes pun sempat mencemaskan ketenaran Yesus dan membuat ia ingin bertemu. Inilah keberhasilan murid- murid. Bukan diri mereka yang diberitakan, bukan ketenaran diri yang mereka cari, tetapi Yesus pusat berita Kerajaan Allah, yang memberi mereka kuasa dan tenaga itulah yang dberitakan.

Renungkan: Kekerasan hati manusia, tantangan, rintangan, masalah, penyakit, dan kuasa setan hanya bisa diatasi dengan kuasa dan tenaga dari Kristus Yesus. Sebagai utusan Yesus Kristus, kita perlu diperlengkapi dengan kuasa dan tenaga dari Dia.

(0.22) (Yoh 4:43) (sh: Dua macam sikap terhadap Yesus (Jumat, 4 Januari 2002))
Dua macam sikap terhadap Yesus

Setelah 2 hari di Samaria, pada hari ke-3 Tuhan Yesus tiba kembali di Galilea (ayat 43). Di sana Tuhan Yesus mengalami dua bentuk penerimaan. Orang-orang Galilea menyambut-Nya dengan hangat (ayat 45), namun tidak percaya pada-Nya.

Bertolak-belakang dengan penerimaan orang-orang Galilea, seorang pegawai istana menerima-Nya. Di Kana, tempat Ia telah mengubah air menjadi anggur (ayat 46), Tuhan Yesus bertemu dengan pegawai istana. Pegawai istana ini telah berjalan dari Kapernaum ke Kana mencari Tuhan Yesus untuk memohon agar Tuhan Yesus menyembuhkan anaknya yang sakit kritis (ayat 47). Ketika Tuhan Yesus mengatakan padanya bahwa anaknya hidup, ia percaya pada perkataan-Nya (ayat 50). Dalam perjalanan pulang, pegawai istana ini bertemu dengan pelayan-pelayannya yang melaporkan bahwa anaknya telah sembuh. Kata yang dipakai tentang keadaan anaknya adalah "hidup", kata yang juga dipakai oleh Tuhan Yesus (ayat 50). Kata yang sama juga terungkap dalam laporan pelayan-pelayannya (ayat 51). Kata ini juga yang diingat oleh pegawai istana ketika menyadari anaknya telah sembuh (ayat 53). Ternyata saat anaknya sembuh itu bertepatan dengan saat Tuhan Yesus menyatakan bahwa anaknya hidup. Mendengar itu, ia percaya kepada Tuhan Yesus (ayat 53).

Mengapa sampai dua kali dikatakan ia percaya? Pada istilah "percaya" yang pertama, yakni pada ayat 50, pegawai istana percaya untuk pertama sekali pada Tuhan Yesus. Itulah saat imannya lahir. Meski dapat dikatakan bahwa upayanya mencari Tuhan Yesus merupakan perwujudan imannya, tetapi barulah pada ayat 50 ia secara jelas menyatakan imannya kepada Tuhan Yesus. Sementara istilah 'percaya' yang kedua, yakni pada ayat 53, merupakan momen ketika imannya semakin diperdalam. Peristiwa anaknya yang disembuhkan bukan merupakan kelahiran imannya, melainkan merupakan peristiwa ketika imannya semakin diperteguh. Iman yang semakin dalam ini mewujudkan diri dalam bentuk yang konkret. Iman ini bersaksi. Pegawai istana yang diperdalam imannya segera bersaksi tentang Yesus kepada seluruh keluarganya (ayat 53). Indah sekali, seluruh keluarganya percaya kepada Tuhan Yesus.

Renungkan: Iman sejati tidak hanya hiasan bibir, tetapi kesaksian kata dari hati yang di dalamnya Yesus memancarkan hidup.

(0.20) (Mrk 1:34) (jerusalem: Ia tidak memperbolehkan) Baik setan-setan, Mar 1:25,34; Mar 3:12, dan orang-orang yang disembuhkan, Mar 1:44; Mar 5:43; Mar 5:43; Mar 7:36; Mar 8:26, maupun para rasul Kis 8:30; Kis 9:9, oleh Yesus dilarang memberitahukan kepada siapapun bahwa Ia Mesias; larangan itu baru dicabut setelah Yesus wafat, Mar 10:27+. Di waktu itu orang banyak memikirkan Mesias sebagai pahlawan nasional dan pejuang; ini terlalu berbeda dengan pendapat Yesus tentang Mesias yang Ia jelmakan sendiri. Karenanya Yesus hati-hati sekali dalam memperkenalkan diri sebagai Mesias, paling sedikit di tanah Israel, bdk Mar 5:19, untuk menghindarkan salah paham tentang tugasNya, karena ini hanya menghalangi pelaksanaannya, bdk Yoh 6:15; Mat 13:13+. Larangan atau "rahasia Mesias" itu bukanlah hal yang baru kemudian dibayangkan oleh Markus, sebagaimana dikatakan oleh sementara ahli. Sebaliknya, keterangan-keterangan Markus itu sesuai dengan sikap Yesus sendiri selama hidupNya, meskipun Markus suka menonjolkannya. Dalam Lukas atau Matius (kecuali Mat 9:30) larangan itu hanya ditemukan dalam bagian-bagian yang sejalan Markus; dan dalam bagian-bagian ini Lukas dan Matius seringkali tidak menyebut-nyebut larangan itu.
(0.20) (Mat 8:28) (sh: Jesus membebaskan manusia dari kuasa Setan. (Senin, 12 Januari 1998))
Jesus membebaskan manusia dari kuasa Setan.

Setan-setan tahu dan mengenal, Yesus adalah Anak Allah. Mereka takut jika ditindak sebelum waktunya, lalu memohon, agar diusir masuk pada kawanan babi.Yesus mengabulkan, karena Dia berkuasa, baik atas manusia, hewan maupun setan. Namun, kini pada zaman iptek yang canggih ini terjadi keanehan. Orang-orang pintar, beragama dan berilmu takluk dan taat kepada setan-setan; dan melakukan perintah-perintahnya, bahkan beribadah, memuja dan menyembahnya. Bagaimanakah usaha orang percaya, untuk memperkenalkan Yesus dan membebaskan mereka dari pemujaan yang membelenggu jiwa mereka?

Yesus lebih mengetahui kebutuhan kita. Tuhan Yesus memuji para sahabat yang membawa seorang lumpuh kepada-Nya, untuk disembuhkan. Yesus melihat kebutuhan terdalam dari si lumpuh, yakni kesembuhan jiwa yang lumpuh, karena dosa yang membelenggu, yang membuat tulang-tulangnya lesu dan sumsumnya menjadi kering (Mzm. 32:34). Pengampunan dosa membebaskan dan memulihkan jasmaninya, sehingga jiwanya menjadi sehat. Marilah kita belajar tidak menyimpan dosa. Segeralah datang kepada Yesus dan bertobat.

Doa: Terima kasih Tuhan Yesus, Engkau lebih mencintai kami daripada kami mencintai diri kami sendiri. Amin.

(0.20) (Mrk 2:1) (sh: Yesus mengampuni dosa (Minggu, 19 Januari 2003))
Yesus mengampuni dosa

Saat Yesus mengajar orang banyak, tiba-tiba datang sekelompok orang menggotong seorang lumpuh (ayat 3). Tetapi, orang banyak menjadi penghalang bagi mereka untuk sampai ke hadapan Yesus (ayat 4). Ada jalan lain? Ada. Melalui atap rumah. Upaya untuk sampai ke depan Yesus dipandang sebagai ekspresi iman (ayat 5).

Dalam ayat 6,8, narator memberi informasi kepada kita bahwa Yesus tahu apa yang ada di dalam hati manusia. Tidak ada yang tersembunyi bagi Allah. Menurut pemahaman orang Yahudi, hanya Allah yang tahu isi hati manusia (ayat 1Raja 8:39). Jadi, informasi narator dalam ayat 6,8 ini menginformasikan dan menyatakan bahwa Yesus adalah Allah.

Yesus tidak hanya tahu isi hati manusia. Yesus juga tahu kebutuhan dasar manusia. Orang lumpuh dibawa teman-temannya ke hadapan Yesus untuk disembuhkan. Mengejutkan bagi yang hadir, sebab perkataan pertama yang diucapkan Yesus kepada si lumpuh bukan soal kesembuhan, melainkan soal pengampunan dosa. Penyakit yang diderita si lumpuh disebabkan oleh dosanya. Tanpa pengampunan dosa, tidak mungkin kesembuhan terjadi. Perlu juga dicatat bahwa dalam ajaran Yesus, tidak selalu penyakit disebabkan dosa (bdk. Yoh. 9:2-3).

Renungkan: Pengampunan dosa semata-mata adalah anugerah Allah, bukan hasil usaha atau prestasi manusia.

(0.20) (Luk 8:1) (sh: Diubah oleh firman Allah (Minggu, 25 Januari 2004))
Diubah oleh firman Allah

Bacaan hari ini mengingatkan kita bahwa hidup yang diubahkan selalu dimulai dengan kesediaan mendengar Injil. Lalu mengalami perubahan hidup oleh Injil itu. Dua belas murid Yesus dan beberapa perempuan (ayat 1-4) adalah sebagian contoh dari orang-orang yang hidupnya diubahkan oleh Injil: dari penjala ikan menjadi penjala manusia, dari pemungut cukai menjadi pengikut Yesus, dari keadaan sakit disembuhkan dan dari keadaan dikuasai roh jahat dibebaskan.

Empat tipe hidup diuraikan Yesus melalui perumpamaan seorang penabur (ayat 5-8). Pertama, tentang orang yang hanya mendengar firman Allah tetapi tidak percaya dan tidak diselamatkan (ayat 12). Kedua, tentang orang yang mendengar firman Allah, menerima dengan gembira tetapi tidak berakar, percaya sebentar saja dan dalam pencobaan murtad (ayat 13). Ketiga, tentang orang yang mendengar firman namun pada masa pertumbuhan selanjutnya terhimpit oleh kekuatiran, kekayaan dan kenikmatan hidup, sehingga tidak menghasilkan buah yang matang (ayat 14). Keempat, tentang orang yang mendengar firman Allah, menyimpannya dalam hati dan mengeluarkan buah dalam ketekunan (ayat 15).

Hanya tipe keempatlah yang menggambarkan hidup yang diubahkan oleh Injil. Hidup yang diubahkan akan menghasilkan buah-buah firman.

Renungkan: Rahasia dari hidup yang diubahkan terletak pada kesinambungan sikap seseorang dalam mendengar dan memelihara firman Allah serta tekun menghasilkan buah.



TIP #04: Coba gunakan range (OT dan NT) pada Pencarian Khusus agar pencarian Anda lebih terfokus. [SEMUA]
dibuat dalam 0.16 detik
dipersembahkan oleh YLSA