Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 13 dari 13 ayat untuk ajarlah [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Mzm 90:12) (jerusalem: Ajarlah kami) Menyadari kelemahan dan kerapuhan manusia merupakan langkah pertama manusia merupakan langkah pertama menuju "hikmat" sejati, yaitu ketakutan akan Tuhan, Maz 1:6+, atau takwa sejati. Kesadaran itupun membuat manusia menilai (menghitung) segala sesuatu menurut nilai yang sebenarnya dan memberi manusia sikap tepat sesuai dengan kehendak Allah dan keadaan yang nyata.
(0.50) (Mzm 90:12) (full: AJARLAH KAMI MENGHITUNG HARI-HARI KAMI SEDEMIKIAN. )

Nas : Mazm 90:12

Hari-hari kita di bumi, paling lama 70-80 tahun (bd. ayat Mazm 90:10), adalah jangka yang pendek dibandingkan dengan kekekalan. Kita harus berdoa memohon pemahaman yang memadai tentang singkatnya hidup kita ini supaya mempersembahkan hati yang bijaksana kepada Allah dalam memanfaatkan setiap hari yang diberikan-Nya kepada kita (bd. Mazm 39:5). Hidup ini harus menjadi persiapan untuk hidup di akhirat, dan kita harus memutuskan apa yang ingin dicapai Allah bagi diri-Nya, keluarga kita dan orang lain melalui kesetiaan pelayanan kita. Ketika waktu kita di dunia ini sudah habis dan kita sampai di sorga, bagaimana kita hidup atau tidak hidup dalam pengabdian kepada Allah akan dinilai. Mengingat hal itu, kita harus berdoa memohon hati yang bijaksana, ketakutan yang benar akan Allah (ayat Mazm 90:11), dan perkenan Allah atas hidup dan pekerjaan kita bagi Dia (ayat Mazm 90:13-17).

(0.50) (1Sam 20:18) (sh: Kasih yang mewujud. (Jumat, 30 Januari 1998))
Kasih yang mewujud.

Kasih Yonatan penuh kerelaan dan pengorbanan. Ia rela membela Daud di hadapan Saul (ayat 20:28,29" context="true">28, 29), meskipun tindakannya ini membahayakan dirinya (ayat 20:30" context="true">30). Kasih yang diwujudkan dan dikembangkan Yonatan ini, mengingatkan kita akan kasih Kristus. Kasih yang memulihkan kembali hubungan manusia dengan Allah. Kasih yang terwujud lewat pertarungan melawan maut. Kasih yang rela berkorban demi manusia yang dikasihi-Nya. Kasih yang akhirnya keluar sebagai pemenang! Kasih seperti inilah yang harus diteladani dan dikembangkan dalam kehidupan bersama dengan sesama kita pada masa kini.

Tetap satu di dalam Tuhan. Keadaan situasi dan kondisi memaksa Yonatan dan Daud berpisah. Yonatan kembali meneruskan tugasnya sehari-hari. Daud meneruskan perjalanan dan perjuangannya sesuai arahan Tuhan. Namun mereka tetap yakin bahwa Tuhan ada di antara mereka (ayat 20:42" context="true">42). Tuhan selalu hadir di tengah-tengah kehidupan setiap orang yang mempersilahkan dan menyediakan tempat bagi-Nya. Keyakinan semacam itu tidak dapat dipisahkan oleh perpisahan karena jarak.

Doa: Ya Tuhan, ajarlah kami bersehati dengan semua orang seiman tanpa memandang batas-batas yang diciptakan dunia.

(0.50) (Mzm 86:1) (sh: Aku sengsara miskin, namun Allah besar ajaib. (Senin, 24 Agustus 1998))
Aku sengsara miskin, namun Allah besar ajaib.

Tidak jelas penderitaan macam apa dan sebab apa konteks dari mazmur ini. Yang jelas di dalam jiwanya ia merasa sengsara dan miskin (ayat 86:2" context="true">2). Jiwanya tertekan mungkin karena dosa dan hukuman yang dideritanya. Ia minta diselamatkan (ayat 86:3" context="true">3), mengangkat jiwanya kepada Tuhan (ayat 86:4" context="true">4), memohon Allah membuatnya bersukacita kembali (ayat 86:4" context="true">4) dan mengampuni dia (ayat 86:5" context="true">5). Permohonan itu ditujukan kepada Tuhan yang dikenalnya (ayat 86:3" context="true">3), bukan kepada allah lain. Hubungan pemazmur dengan Tuhan sangat akrab dan mendalam. Dia memohon sepanjang hari, terus menerus, tiada henti (bdk. 18:1-8">Luk. 18:1-8).

Bulatkan hatiku. Hati adalah akar dari semua masalah manusia. Di dalam hati itulah terletak sikap terhadap Tuhan dan pertimbangan bagaimana kita ingin hidup yang akan mengungkap diri dalam berbagai perbuatan. Pemazmur menyadari itu, maka ia tidak sekadar memohon pengampunan tetapi "bulatkanlah hatiku untuk takut akan namaMu" (bdk. 51:12). Ia bahkan memohon agar diberikan hati yang bersuka memuji Tuhan (ayat 12-13), dan yang kuat untuk hidup sebagai pemenang (ayat 14-17).

Renungkan: Kegagalan dan kejatuhan tidak perlu membuat kita menjauhi Tuhan, sebab Dia baik dan kasih setia-Nya tidak berubah!

Doa: Tuhan ajarlah kami untuk terus menerus berdoa, dan mensyukuri kesetiaan-Mu. Amin.

(0.50) (Mzm 87:1) (sh: Kota Sion, kota Allah. (Selasa, 25 Agustus 1998))
Kota Sion, kota Allah.

Dengan penuh keyakinan dan keberanian pemazmur menyatakan bahwa Kota Sion adalah Kota Allah. Luar biasa! Padahal banyak kota yang bersejarah di Israel. Apa yang membuat kota Sion lebih unggul, lebih utama, lebih istimewa, lebih dicintai Tuhan? Karena Tuhan sendiri membangun, dan mendirikan-Nya (ayat 87:1" context="true">1). Kemuliaan Sion bukan dari dirinya sendiri, tetapi dari Tuhan Allah yang mencintai-Nya (ayat 87:3" context="true">3). Sedangkan kota-kota lain tidak pernah digambarkan dengan hal-hal mulia. Untuk memperjelas keistimewaan Kota Sion ini kita bandingkan dengan. 2:6">Mzm. 2:6; 2:3">Yes. 2:3; Ibr. 12:22; Why. 14:1).

Yerusalem Baru. Perenungan pemazmur tiba-tiba beralih ke Yerusalem di masa depannya. Kota itu bukan lagi pusat kegiatan orang-orang Yahudi saja tetapi segala bangsa dari penjuru dunia. Ia akan menjadi kota internasional. Ia akan menjadi pusat dunia. Dalam Kitab Wahyu kita membaca penglihatan tentang kota surgawi yaitu Yerusalem baru, wujud Kerajaan Allah di muka bumi ini. Meski Gereja tidak identik dengan Kerajaan Allah, tetapi sebagai bagian darinya, hendaknya kemuliaan Allah sungguh terpancar di dalam keberagaman warganya. Tentu gereja harus terus menerus menyampaikan kabar baik supaya melahirkan orang-orang percaya yang mengenal Allah, Tuhan Yesus Kristus (1:12">Yoh. 1:12; 3:3">Yoh 3:3;. 17:3">Yoh 17:3).

Doa: Tuhan, ajarlah kami untuk mensyukuri keistimewaan yang Tuhan anugerahkan. Amin.

(0.50) (Mzm 89:1) (sh: Sifat pujian kita serasikah dengan kasih setia Tuhan? (Kamis, 27 Agustus 1998))
Sifat pujian kita serasikah dengan kasih setia Tuhan?

Biasa-nya puji syukur kita sangat tergantung pada kondisi kita. Pasang surut tak menetap. Tetapi kasih setia Tuhan kekal selama-lamanya (ayat 89:1" context="true" vsf="TB">2). Dari sifat setia kekal itu keluarlah tindakan-tindakan Allah yang kokoh teguh terhadap umat-Nya bahkan sampai turun temurun (ayat 89:4" context="true" vsf="TB">5). Demikian pun sifat Allah lainnya kekal tak berubah. Sebutlah kekuatan kuasa Allah (ayat 89:8" context="true" vsf="TB">9). Semua kekuatan dahsyat dalam alam ini tidak dapat dibandingkan dengan kekuatan Allah dan sepenuhnya dikendalikan Allah (ayat 89:9" context="true" vsf="TB">10). Ujung-ujung bumi dan banga-bangsa di dalamnya pun tunduk di bawah pemerintahan-Nya (ayat 89:12-14" context="true" vsf="TB">13-15). Serasikah pujian kita dengan fakta-fakta itu?

Tuhan Agung dan Perkasa. Pemazmur tidak menyembah dan memuji bintang dan bulan. Semua yang dapat dilihat mata jasmani adalah ciptaan, tidak perlu disembah dan disanjung. Berulang-ulang diungkapkan kata-kata: punya-Mulah, Engkaulah, lengan-Mu, tangan-Mu; menegaskan tidak ada yang dapat disejajarkan dengan Tuhan. Oleh sebab itu seharusnya seluruh penghuni dunia menyembah dan meninggikan Dia. Dia akan menguatkan dan meninggikan kita. Dia pun terpercaya menjadi andalan kita di dalam saat-saat berat penuh ancaman.

Doa: Tuhan, Ajarlah kami melihat keajaiban-keajaiban-Mu di balik kondisi segelap apa pun.

(0.50) (Mzm 119:113) (sh: Bersukacita dalam ketetapan-Nya (Jumat, 27 Agustus 1999))
Bersukacita dalam ketetapan-Nya

Hampir seluruh bacaan kita menggambarkan sikap pemazmur yang penuh cinta, sukacita, dan pengabdian kepada firman. Sikap "terpuji" ini dialaminya justru ketika ia berada dalam keadaan yang tertindas. Sungguh ironis bukan? Dapatkah kita memiliki sikap seperti pemazmur ketika berbagai penderitaan, ancaman, bencana, pergumulan, dan masalah mewarnai kehidupan kita? Belajar dari sikap dan tindakan pemazmur, Kristen pun akan menemukan bahwa dalam penindasan dan pergumulan tersimpan makna dan hikmah-Nya.

Bersikap terhadap penindasan. Ungkapan pengalaman pemazmur ini memiliki kesamaan pesan yang dituliskan Yakobus dalam pasal 1:2-4 "... anggaplah sebagai kebahagiaan, apabila kamu jatuh dalam berbagai-bagai pencobaan, ... menghasilkan ketekunan, ... tak kekurangan apa pun!" Semoga setiap penindasan yang terjadi dalam hidup kita membawa kita bertelut di depan Tuhan dalam doa, puji-pujian, dan ucapan syukur. Memandang kepada Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Besar, yang mampu melakukan segala perkara, akan menguatkan kita secara khusus dalam menghadapi penindasan. Kiranya firman Tuhan yang bernilai itu meneguhkan kehidupan kita.

Doa: Tuhan ajarlah aku untuk melihat kebijaksanaan dan anugerah-Mu dalam tiap pencobaan dan penindasan.

(0.50) (Yes 9:7) (sh: Post Tenebras Lux! (Kamis, 16 Oktober 2003))
Post Tenebras Lux!

Kata-kata ini terpampang di depan tembok Reformasi yang sangat terkenal di Jenewa. Kalimat yang berarti, "Sesudah kegelapan, terang!" tersebut menunjukkan sebuah era yang baru. Manusia di zaman Reformasi dibawa kembali kepada semangat untuk mencari kebenaran, kembali ke Alkitab. Ada semacam kerinduan dalam diri manusia untuk melihat kecerahan setelah kesuraman.

Pengharapan akan terang setelah kekelaman pun muncul dalam nubuatan kitab Yesaya. Bacaan hari ini dimulai dengan sebuah penyekatan terhadap masa lalu. Penghukuman itu tidaklah selamanya. Kehancuran Yehuda akan ditutup dengan sebuah misi penyelamatan. Misi penyelamatan ini paling tidak terjadi dalam tiga lapisan. Lapisan pertama adalah hadirnya Hizkia. Ahas mewakili raja yang lemah dan tidak taat kepada Allah. Hizkia akan membawa perubahan baru, suatu keselamatan bagi bangsanya karena ia tunduk kepada Allah. Hal ini memungkinkan hadirnya kedamaian dan kemakmuran. Lapisan kedua adalah masa ketika bangsa Yehuda kembali dari pembuangan. Lapisan ketiga adalah lapisan yang lebih besar. Keselamatan terlihat dari hadirnya seorang Mesias, yang akhirnya digenapi dalam diri Kristus, Sang Juruselamat dunia.

Seorang keturunan Daud yang baru akan hadir! Perayaan dari kegelapan menuju terang ini diwujudkan dalam sukacita yang begitu luar biasa. Sukacita itu juga dilihat secara militer seperti ketika orang-orang membagi-bagikan hasil rampasan dari musuh. Penghancuran "kuk" dan "gandar" menunjukkan sekali lagi kemenangan militer yang dahsyat. Kita melihat bahwa janji akan keturunan Daud diberikan dengan gelar-gelar yang indah: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. Keempat gelar ini menjamin kemakmuran dan keadilan selama-lamanya!

Renungkan: Kejahatan dan ketidakadilan takkan pernah bertahan selamanya. Hiduplah hanya dalam kebenaran dan kejujuran!

(0.50) (Yes 52:1) (sh: Kemerdekaan tanpa bayar (Sabtu, 13 Maret 1999))
Kemerdekaan tanpa bayar

Kemerdekaan adalah sesuatu yang sangat didambakan setiap orang maupun bangsa yang berada dalam keadaan tertindas. Bagi mereka tidak ada yang paling diharapkan kecuali bebas, merdeka. Sukacita ini dirasakan oleh bangsa Israel ketika Allah memerdekakan mereka dari penjajahan, karena dosa-dosa mereka bahkan mereka tidak harus membayar apa-apa untuk kemerdekaan itu. Allah membawa umat-Nya yang suci untuk kembali ke Yerusalem, kota Allah yang kudus. Wajarlah jika mereka menikmati suatu sukacita karena karya besar pembebasan Allah.

Kemerdekaan dari dosa. Sejarah membuktikan bahwa ketika manusia tidak sanggup menolak keinginan berbuat dosa, ketika itu pula manusia masuk dalam perbudakan dosa. Tetapi Allah yang maha mulia, melalui Putra-Nya Yesus Kristus memerdekakan manusia dari kuasa dosa. Seperti halnya Israel yang dibebaskan tanpa membayar apa pun, demikian juga orang yang percaya kepada Kristus. Kini kita hidup dalam masa-masa penuh kemerdekaan. Sukacita menikmati anugerah keselamatan Allah sepatutnyalah mewarnai kehidupan setiap orang percaya. Karena itu janganlah sia-siakan anugerah yang begitu agung dan mulia itu, melainkan hiduplah sebagai orang percaya yang benar-benar merdeka dari perbudakan dosa.

Doa: Bapa ajarlah kami mengisi hari-hari kami dalam perjalanan bersama dengan Engkau dengan sukacita dan ketaatan yang penuh. Amin.

(0.50) (Yes 58:1) (sh: Kesalehan yang palsu berarti kemunafikan (Sabtu, 20 Maret 1999))
Kesalehan yang palsu berarti kemunafikan

Banyak orang beranggapan bahwa seseorang itu dikatakan "saleh", bila dia mampu menjalankan setiap ketentuan dan tuntutan ajaran agamanya. Namun anggapan ini sangat berbahaya, bila ketentuan dan tuntutan ajaran agama tersebut dijalankan dengan motivasi salah. Misalnya, agar dipuji orang dan disebut sebagai orang saleh. Secara khusus, Yesaya menyinggung pola berpuasa yang salah. Puasa dianggap cukup bila kita tidak makan dan minum. Namun penindasan, pemerasan, kelaliman terhadap para buruh, orang asing dan kaum lemah tetap dilakukan. Bukankah hanya orang-orang munafik yang melakukan hal ini? Tuhan Yesus, dalam Perjanjian Baru, mengecam: "Celakalah hai orang-orang munafik!"

Kesalehan yang sejati. Allah menghendaki agar dalam berpuasa, umat belajar untuk memiliki kesungguhan hati dan merendahkan diri. Tujuannya, agar kita terlepas dari keinginan untuk menindas orang lain, terlepas dari sikap egois dan serakah. Berpuasa berarti bertobat, yaitu meninggalkan cara hidup yang lama, dan memiliki hidup yang baru sesuai dengan kehendak Allah: membela hak yang lemah, memberi makan yang lapar, memberi pakaian yang telanjang, dll. Apakah keberadaan kita di tengah masyarakat adalah menjadi berkat yang nyata dirasakan oleh siapa pun di sekeliling kita?

Doa: Ya Tuhan, ampunilah kami yang seringkali jatuh dalam kemunafikan. Ajarlah kami untuk melakukan kehendak Tuhan dengan motivasi yang benar.

(0.50) (Kis 1:15) (sh: Berdoa sebelum memutuskan sesuatu (Sabtu, 22 Mei 1999))
Berdoa sebelum memutuskan sesuatu

Guna mengisi jabatan rasul yang ditinggalkan Yudas, para murid merencanakan mencari penggantinya. Untuk menentukan pengganti yang tepat, Barsabas atau Matias, mereka berdoa meminta petunjuk Tuhan, lalu membuang undi. "Membuang undi" adalah peraturan yang sangat dihormati di Israel purba dan cara yang lazim digunakan untuk memastikan apa kehendak Allah (bdk. Ams. 16:33). Dari hasil membuang undi itu, pilihan jatuh kepada Matias. Bila kita menyerahkan sepenuhnya segala perkara kepada Tuhan, maka Ia sendiri yang akan memimpin kita untuk mengerti kehendak-Nya.

Syarat seorang saksi bagi Kristus. Alkitab tidak menceritakan secara rinci tentang latar belakang kehidupan Matias. Namun, bila dia terpilih sebagai murid-Nya dipastikan bahwa Matias adalah seorang yang setia mengikuti ajaran Yesus. Seseorang dapat menamakan dirinya sebagai saksi bagi Kristus dan memiliki kuasa Roh Kudus, hanya jika orang tersebut telah mengalami lebih dahulu karya kematian dan kebangkitan Kristus dalam hidupnya.

Doa: Ya Tuhan Yesus, ajarlah aku untuk mengawali segala sesuatu yang akan kulakukan didalam doa dan meminta hikmat petunjuk-Mu terlebih dahulu.

(0.44) (2Raj 20:1) (sh: Panjang umur adalah berkat? (Minggu, 10 Juli 2005))
Panjang umur adalah berkat?

Bolehkah kita berdoa meminta panjang umur pada Tuhan? Jawabannya tentu tergantung motivasi di balik permintaan tersebut. Ada orang yang ingin panjang umur karena sebenarnya takut mati. Apa gunanya panjang umur, namun dibayang-bayangi takut mati? Ada yang ingin hidup lebih lama karena merasa belum memberi kontribusi apa pun bagi keluarga, gereja, masyarakat, dan dunia ini. Motivasi seperti ini tentu sangat mulia. Namun, pada akhirnya kedaulatan Tuhanlah yang menentukan pendek atau panjang umur seseorang.

Nas hari ini tidak terlalu jelas memaparkan motivasi Hizkia memohon panjang umur kepada Tuhan. Dalam doanya, Hizkia hanya mengingatkan Tuhan bahwa ia telah berlaku setia kepada-Nya, percaya, bersandar, serta taat pada firman-Nya (ayat 3). Tuhan pun mengabulkan doa permohonan Hizkia bukan semata-mata karena hal-hal baik yang telah ia lakukan melainkan karena kasih setia-Nya kepada keluarga Daud (ayat 6). Hizkia mendapatkan peneguhan akan jawaban Tuhan melalui suatu tanda yang spektakuler, yaitu waktu yang dimundurkan sepuluh tapak (sekitar 15 menit) (ayat 11).

Keputusan Tuhan yang mengabulkan atau menolak permohonan panjang umur Hizkia adalah hak penuh Tuhan. Namun, respons Hizkia dan tindakannya setelah doanya dikabulkan adalah tanggung jawab Hizkia sendiri. Lima belas tahun bukan waktu yang singkat. Bagaimana Hizkia mengisi hari-hari depannya akan membuktikan apakah permintaannya itu bijaksana atau tidak.

Bagi anak-anak Tuhan yang telah dianugerahi kepastian keselamatan, pendek atau panjang umur bukanlah hal yang utama. Hal yang utama adalah bagaimana kita mengisi kehidupan ini dengan hal-hal yang baik, berguna, dan berkenan kepada-Nya. Seharusnya doa kita sama seperti doa Musa dalam Mazmur 90:12.

Doaku: Ajarlah aku menghitung hari-hariku sehingga aku beroleh hati yang bijaksana.

(0.44) (Rm 12:6) (sh: Karunia adalah karunia, bukan milik. (Minggu, 26 Juli 1998))
Karunia adalah karunia, bukan milik.

Mengapa orang bisa sombong akan kelebihan dirinya? Mengapa orang sulit membagi ilmu atau keahliannya kepada orang lain? Mengapa warga gereja pasif sehingga kehidupan gereja tidak dinamis? Sebab tidak sungguh menghayati bahwa karunia adalah pemberian Allah bukan miliknya sendiri. Jika tiap Kristen menyadari kebenaran ini, pastilah kualitas pelayanan gereja akan berbeda dari yang kini kita miliki. Memang di sana sini kita temui gereja yang maju karena cukup banyak warganya yang menggunakan berbagai karunia yang mereka miliki dalam berbagai pelayanan. Namun mengingat tiap orang pasti memiliki karunia yang berbeda, kita harus lebih mengajarkan dan mempraktekkan karunia-karunia yang Tuhan berikan demi kemajuan Gereja-Nya.

Karunia yang berlainan. Talenta, bakat atau kemampuan, adalah karunia yang berasal dari Tuhan untuk kepentingan bersama yaitu Gereja-Nya. Tuhan yang maha bijak pasti memberi karunia-karunia yang berbeda-beda itu dengan maksud tertentu. Sebab itu jangan kita abaikan apalagi salahgunakan. Yang diberi karunia bernubuat harus melakukan dengan iman. Nubuat tidak sama dengan ramalan. Ramalan bersifat spekulatif, tidak didasari iman yang benar, Bernubuat atau menyuarakan suara kenabian adalah tindakan iman taat kepada Tuhan yang memberikan pesan yang bersifat teguran, penghiburan, peringatan, petunjuk, selalu dengan tujuan membangun dan menguatkan baik jemaat secara keseluruhan maupun seseorang secara pribadi. Juga karunia melayani, mengajar, menasihati, dll. harus dilakukan dengan sikap benar dan dengan tujuan membangun Gereja Tuhan.

Renungkan: Tuhan memberikan aneka karunia sebab kebu-tuhan yang harus dilayani oleh Gereja di dalam kehidupan intern-nya maupun dalam masyarakat luas pun banyak jenisnya.

Doa: Sangat mengagumkan karunia-karunia-Mu, ajarlah aku menggunakannya demi GerejaMu.



TIP #30: Klik ikon pada popup untuk memperkecil ukuran huruf, ikon pada popup untuk memperbesar ukuran huruf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.04 detik
dipersembahkan oleh YLSA