Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 37 ayat untuk Yoram (0.001 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (2Sam 8:10) (jerusalem: Yoram) Nama orang itu yang sebenarnya ialah Hadoram, 1Ta 18:10. Kitab Samuel merobah nama kafir itu menjadi nama Israel (Yo = YHWH).
(1.00) (1Raj 22:2) (jerusalem: pergilah Yosafat) Kerajaan Yehuda dan kerajaan Israel ternyata sudah bersahabat. Yoram, putera Yosafat, sudah memperisteri Atalya, puteri Ahab, 2Ra 8:18.
(0.94) (2Raj 1:17) (jerusalem: Yoram menjadi raja) Dalam terjemahan-terjemahan kuno terbaca: Yoram, adiknya menjadi raja
(0.92) (2Raj 3:1) (sh: Siapa yang Anda andalkan? (Rabu, 4 Mei 2005))
Siapa yang Anda andalkan?


Siapa atau apa pusat hidup seseorang akan nyata melalui tindakan-tindakan yang ia ambil. Kalau Tuhan yang menjadi pusat hidupnya, maka ia pasti menaati pimpinan-Nya dan hidup dalam kebenaran dan kesalehan.

Yoram memang tidak meniru dosa ayah dan ibunya menyembah Baal dan Asyera (ayat 2), tetapi ia juga tidak berpaling kepada Tuhan, Allah Israel. Ia mengikuti dosa Yerobeam bin Nebat, yaitu menyembah lembu emas di Betel dan Dan (lihat 1Raj. 12:25-33). Itu sebabnya ketika Raja Mesa memberontak, Yoram memilih bergantung pada sekutunya daripada meminta petunjuk Allah Israel (ayat 2Raj. 3:4-8). Sikap Yoram untuk mengatasi pemberontakan Moab menunjukkan kepada siapa ia berharap. Seharusnya Yoram lebih dulu meminta petunjuk Tuhan sebelum mencari bantuan raja Yehuda dan raja Edom, bukan mencari Tuhan setelah ia menemui kesulitan di padang gurun Edom dan hilang semangatnya (ayat 10).

Sebaliknya, Yosafat mencari Tuhan melalui perantaraan Nabi Elisa, walaupun ia ikut-ikutan melawan Moab. Sikap Nabi Elisa yang mencari petunjuk Tuhan dalam perkara Yoram patut kita teladani. Ia tidak menjadikan pengakuan pegawai raja bahwa dirinya pengganti Nabi Elia sebagai jalan untuk memegahkan diri sendiri (ayat 11-12,15). Ia juga tidak menolak membantu Yoram walaupun ia tidak suka terhadap sikap Yoram (ayat 13-14). Yoram yang telah berjalan menurut rencananya sendiri kini menghadapi fakta bahwa Tuhan, Allah Israel berkuasa memberikan kemenangan baginya (ayat 16-25). Kemenangan Yoram juga membuktikan bahwa Tuhan, Allah Israel lebih berkuasa daripada para allah sesembahan Moab (ayat 26-27).

Seperti siapakah Anda? Yoram, yang hidup dalam dosa dan mengandalkan kekuatan sendiri? Yosafat, yang walaupun anak Tuhan, masih bersekutu dengan orang tidak seiman? Atau Elisa, yang setia mengandalkan Tuhan yang ia layani?

Renungkan: Bila andalan hidup Anda adalah Tuhan maka bersama-Nya Anda akan menang terhadap segala masalah.

(0.83) (2Raj 8:20) (jerusalem: Edom) Bangsa Edom, bdk Bil 20:22+, adalah suatu kerajaan taklukan Yehuda selama pemerintahan raja Yosafat, 1Ra 22:48, dan pada awal pemerintahan Yoram, 2Ra 3:9.
(0.77) (2Raj 6:24) (sh: Percaya, jangan menghujat! (Selasa, 10 Mei 2005))
Percaya, jangan menghujat!


Iman sejati seseorang akan teruji saat melewati masalah berat. Yaitu, apakah ia akan tetap setia kepada Tuhan atau akan kehilangan iman bahkan menghujat-Nya.

Raja Yoram sudah menerima banyak pertolongan Tuhan melalui hamba-Nya, Elisa. Pengalaman sewaktu diluputkan dari penghadangan musuh seharusnya membawa Yoram percaya pada pemeliharaan Tuhan. Rupanya, iman Yoram hanya sebatas penglihatan fisik saja sebab mata rohaninya tidak tercelik. Tatkala yang dilihatnya adalah pengepungan musuh sekeliling Samaria (ayat 24), bencana kelaparan di antara penduduk kota (ayat 25), dan hilangnya rasa kemanusiaan dalam diri bangsanya (ayat 28-29), Yoram berbalik menghujat Allah (ayat 33) bahkan mengancam membunuh hamba-Nya (ayat 31).

Sikap Raja Yoram itu menunjukkan: Pertama, ia mengelak bertanggung jawab sebagai raja dengan cara mempersalahkan Elisa (ayat 31). Padahal seharusnya ia mengupayakan segala daya untuk menyelamatkan bangsanya. Kedua, ia mengakui bahwa malapetaka yang menimpa Samaria berasal dari Tuhan. Akan tetapi, Yoram tidak mau mencari Dia untuk bertobat dan memohon pertolongan-Nya (ayat 35). Sikap yang serupa juga ditunjukkan oleh seorang perwira ajudan raja. Ia menyepelekan nubuat Elisa bahkan menghujat Tuhan (ayat 7:1-2). Itu sebabnya, ia hanya akan menyaksikan pertolongan Tuhan tanpa dapat menikmatinya. Berbeda dengan Yoram, Elisa tidak menggantungkan imannya pada penglihatan fisiknya melainkan percaya pada pemeliharaan Allah. Itulah sebabnya, Allah menyingkapkan pertolongan apa yang akan dilakukan-Nya bagi umat-Nya.

Iman sejati tidak bergantung pada keadaan melainkan percaya pada janji firman Tuhan. Jadi, semakin berat masalah hidup menimpa, semakin anak-anak Tuhan mendekat kepada-Nya sehingga tidak menanggalkan iman ataupun berbalik mengkhianati-Nya.

Tekadku: Musibah boleh datang menerpa silih berganti, tetapi aku akan tetap percaya pada pemeliharaan Tuhan.

(0.77) (2Taw 21:2) (sh: Pernikahan tak kudus berakibat fatal (Selasa, 25 Juni 2002))
Pernikahan tak kudus berakibat fatal

Raja Yoram termasuk anggota ISTI (singkatan sindiran untuk Ikatan Suami Takut Isteri). Bisa dipastikan bahwa tindakan-tindakannya yang jahat dipengaruhi oleh isterinya, Atalya dan pasti juga oleh iparnya Raja Yoram di Israel dan mertua perempuannya, Isebel. Ia mengikuti mereka menyembah berhala.

Sewaktu pemerintahannya yang saleh dan berhasil, Yosafat mengangkat putra-putranya dan para bangsawan Yehuda untuk menguatkan kota-kota di Kerajaan Yehuda dan dengan demikian membangun sistem sosial-politis kerajaan tersebut (ayat 2,3; bdk. 11: 23). Yosafat telah berlaku bijak dan adil dengan langkah tersebut. Namun, karena Yoram adalah putranya tertua, maka Yoram menjadi pewaris takhta menggantikan dia menjadi raja. Kebiasaan kafir yang diwarisinya dari keluarga istrinya bukan saja menyembah berhala-berhala kebencian Tuhan, tetapi juga kebengisan dalam memerintah. Saudara-saudaranya sendiri dibunuhi untuk meluputkan takhtanya dari kemungkinan perebutan kuasa.

Betapa kontras hidup Yoram dibandingkan dengan Yosafat, ayahnya. Bila ayahnya saleh dan hidup dekat Tuhan, iman Yoram terkesan tawar bahkan cenderung acuh tak acuh. Ini terlihat ketika dia mengabaikan pesan nabi Elia yang isinya memperingatkan dia supaya kembali kepada sikap beriman para pendahulunya: Daud, Asa, dan Yosafat. Peringatan itu dia anggap sepi (ayat 12-15) padahal disertai sanksi yang mengerikan. Yoram tidak mempedulikan nabi Elia dan dengan demikian tidak mempedulikan Tuhan sendiri. Perilakunya yang tercela membuat ia tidak dicintai oleh bangsanya sendiri (ayat 20). Pada masa pemerintahannya tidak terjadi kesejahteraan melainkan malapetaka dan penderitaan lahir dan batin. Orang Edom (ayat 6), Filistin, dan Arab (ayat 16) memberontak dan melepaskan diri dari kekuasaannya. Ia sendiri diserang penyakit usus yang membuatnya wafat dalam usia baru empat puluh tahun secara tragis. Ia tidak diakui sebagai penerus prinsip Daud sehingga ia tidak dikubur dalam pekuburan raja-raja (ayat 20).

Renungkan: Allah akan terus menggenapi rencana-Nya, namun orang yang tak taat kepada-Nya tak akan luput dari hukuman-Nya.

(0.71) (2Taw 21:12) (jerusalem: nabi Elia) Hanya di sini saja si Muwarikh berkata tentang nabi Elia oleh karena di sini nabi Elia turun tangan dalam urusan negeri Yehuda (kitab Raja-raja tidak berkata apa-apa tentang turun tangan itu). Menurut tarikh yang dituruti 2Raja-raja Elia sudah lenyap dari muka bumi sebelum Yoram naik takhta kerajaan Israel, 2Ra 2 dan 2Ra 3:1 dan sebelum Yoram menjadi raja Yehuda, 2Ra 8:16 (tetapi bdk 2Ra 1:17). Si Muwarikh memakai sebuah tradisi yang tidak tercantum dalam Alkitab.
(0.67) (2Raj 10:13) (jerusalem: sanak saudara) Harafiah: saudara-saudara. Tetapi yang dimaksud ialah sanak saudara. Orang-orang itu mau mengunjungi anak-anak Izebel dan anak-anak Yoram. Tidak mungkin orang-orang itu tidak tahu akan pembunuh itu, 2Ra 10:6-7, sebab mereka baru melalui kota Samaria. Ceritera itu di sini kurang pada tempatnya.
(0.67) (2Raj 14:22) (jerusalem: Elat) Kota ini terletak dekat pada Ezion-Geber, 1Ra 9:26-28+. Kemudian kota Elat dan kota Ezion-Geber tidak dibedakan lagi. Di masa pemerintahan raja Yoram kota itu telah direbut oleh orang Edom, 2Ra 8:20-21.
(0.67) (2Taw 16:14) (jerusalem: di kuburan) Dalam naskah Ibrani tertulis: di kuburan-kuburan
(0.65) (2Raj 3:1) (sh: Kehidupan rohani akar kehidupan manusia (Rabu, 17 Mei 2000))
Kehidupan rohani akar kehidupan manusia

Kehidupan rohani seseorang merupakan akar dan titik awal bagi tercapainya kehidupan manusia yang seutuhnya, yakni kehidupan yang selaras dengan panggilan hidupnya, kehidupan yang bermakna dan berharga bagi masyarakatnya. Dengan kata lain, walaupun seseorang sukses dalam kariernya, namun kehidupan rohaninya kacau, maka dapat dipastikan bahwa kesuksesan dalam karier itu tidak akan bermakna bagi pribadinya, keluarganya, dan masyarakat. Kehidupan Yoram merupakan contoh yang tepat untuk hal ini.

Sebagai raja Israel, panggilan hidupnya adalah memimpin dan membimbing rakyatnya untuk berjalan dalam jalan Tuhan. Namun kenyataannya, ia justru memimpin bangsanya kepada kesesatan dan kemurtadan. Ini berawal dari kehidupan rohaninya yang kacau. Ia mematikan satu penyembahan berhala namun justru menghidupkan kembali penyembahan berhala yang pernah disembah oleh Yerobeam kurang lebih 100 tahun yang lampau. Kehidupan rohani yang kacau ini juga hampir mengacaukan pelaksanaan tugasnya sebagai raja. Rencana menyerang Moab sebenarnya merupakan tindakan yang terpuji. Namun ia nampaknya tidak seperti Yosafat yang sangat berhikmat untuk menentukan siasat penyerangannya. Itu disebabkan karena Yosafat mempunyai kehidupan rohani yang benar di hadapan Allah (Maz. 119:98-100).

Ketika menghadapi kesulitan air di padang gurun Edom, Yoram bersungut-sungut sama seperti nenek moyangnya ketika berada di padang pasir menuju tanah Kanaan. Dalam situasi yang genting ini ia telah kehilangan arah dan pegangan. Ia pun menyalahkan TUHAN sebagai penyebab mereka bertiga diserahkan kepada Moab. Padahal kapankah Yoram minta petunjuk dari TUHAN tentang penyerangan ini? Seandainya Yoram sendiri yang menyerang tanpa bantuan Yosafat dapat dipastikan bangsa Israel akan dipukul habis oleh orang Moab di padang gurun. Dengan demikian selain menjerumuskan bangsanya kepada kesesatan, ia juga membawa bangsanya kepada kemusnahan.

Renungkan: Apakah panggilan hidupnya sebagai raja terpenuhi? Di sisi manakah Anda berada sekarang? Di sisi Yoram atau Yosafat? Kehidupan rohani yang sehat kunci pembenahan kehidupan Kristen.

(0.58) (2Raj 9:25) (full: LEMPARKANLAH MAYATNYA KE KEBUN NABOT. )

Nas : 2Raj 9:25

Ahab dan Izebel, orang-tua Raja Yoram, telah menipu Nabot dengan kejam supaya memperoleh kebunnya (1Raj 21:1-24). Kini jenazah putra mereka dilempar ke kebun itu. Dosa orang-tua berbuah di dalam anak-anaknya bertahun-tahun setelah orang-tua itu meninggal.

(0.58) (Kej 25:23) (jerusalem: anak yang muda) Bdk catatan pada Kej 4:5. Bertolak-tolakannya anak-anak itu dalam rahim ibu meramalkan permusuhan kedua bangsa bersaudara nanti, yaitu bangsa Edom, keturunan Esau, dan bangsa Israel, keturunan Yakub. Bangsa Edom, Bil 20:22+, ditaklukkan oleh raja Daud, 2Sa 8:13-14, dan baru di masa pemerintahan raja Yoram di Yehuda berhasil memerdekakan dirinya, jadi di pertengahan abad kesembilan seb. Mas, 2Ra 8:20-22.
(0.58) (2Raj 3:7) (jerusalem: Yosafat raja Yehuda) Nama Yosafat ini mungkin kemudian barulah disisipkan ke dalam 2Ra 3:7,11,12,14. Sebab ada bukti bahwa perang dengan Moab ini terjadi di masa pemerintahan Yoram, putera Yosafat. Rupanya nama Yosafat itu disisipkan untuk menghormati raja yang saleh itu dan oleh karena ia memegang peranan yang serupa dalam 1Ra 22. Di situpun raja Yehuda, berbeda dengan raja Israel, tampil sebagai seseorang yang takut akan TUHAN, 2Ra 3:11,13-14.
(0.58) (2Raj 10:1) (jerusalem: tujuh puluh) Ini sebuah angka "kramat" yang berarti: utuh, lengkap, seluruhnya, Kej 46:27; Hak 8:30; 9:2; 12:14. Yang dimaksud ialah anak-anak dan cucu-cucu saja Ahab, tetapi terutama anak-anak Yoram
(0.51) (2Raj 8:16) (sh: Pergaulan yang mengundang hukuman Allah (Sabtu, 27 Mei 2000))
Pergaulan yang mengundang hukuman Allah

Paulus pernah menasihatkan jemaat Korintus bahwa pergaulan yang buruk merusakan kebiasaan yang baik (1Kor. 15:33). Rupanya Paulus melihat bahwa pergaulan itu mempunyai kekuatan konstruktif (bersifat membangun) dan sekaligus destruktif (bersifat merusak). Kekuatan konstruktif ada di dalam persekutuan (koinonia) anak-anak Allah sedangkan kekuatan destruktif ada di dalam pergaulan dimana norma-norma Kristiani tidak menjadi norma utama. Maka Paulus menasihatkan agar Kristen menghindari pergaulan yang demikian.

Yoram menantu Ahab serta anaknya Ahazia adalah contoh dari umat Allah yang hidup dan kariernya sebagai raja Israel digilas oleh kekuatan destruktif dari pergaulan buruk. Hubungan Yoram dan Ahazia dengan anak-anak Ahab bukan sekadar bersosialisasi dengan sesama manusia namun hubungan yang sudah disahkan oleh hukum dan norma-norma sosial masyarakat masing-masing pihak. Berarti dua dinasti Israel yang memerintah di Utara dan Selatan sudah dihubungkan oleh darah dan ideologi. Dalam kualitas dan tingkat kedekatan hubungan yang demikianlah maka pengadopsian norma dan etika oleh satu pihak atas pihak yang lain pasti terjadi, demi menjaga kelanggengan hubungan itu. Pengadopsian ini biasanya terjadi secara bertahap, dimulai dengan rasa sungkan dan solidaritas yang menghalalkan kompromi. Kemudian berkembang menjadi kebiasaan dan akhirnya tidak sekadar mengambil, namun juga menyetujui norma-norma dan etika pihak lain.

Buah yang dihasilkan sangat ironis. Seharusnya penggabungan dua dinasti itu akan menghasilkan kekuatan yang dahsyat dan berlipat ganda. Namun justru Edom dan Libna berani memberontak terhadap Yehuda. Ahazia pun tidak mampu menaklukkan Aram meskipun sudah dibantu oleh Yoram. Sebab kekuatan mereka adalah kekuatan destruktif yang akan menghancurkan diri sendiri. Allah di belakang semua itu sebab Ia menentang penggabungan mereka.

Renungkan: Keberadaan dan identitas Kristen dapat terimbas kekuatan destruktif dari sebuah jalinan hubungan yang salah. Kristen memang harus bersosialisasi dengan siapa saja namun juga harus selektif. Ini meliputi tidak hanya perkawinan, namun juga rekanan bisnis, asosiasi-asosiasi, dan klub-klub.

(0.51) (2Raj 8:16) (sh: Lukisan ilahi di kanvas sejarah (Jumat, 13 Mei 2005))
Lukisan ilahi di kanvas sejarah


Sejarah kerajaan di kitab Raja melukiskan kasih karunia Allah yang tak putus-putusnya atas umat-Nya meskipun mereka berulang-ulang berkhianat kepada-Nya. Allah tetap setia memelihara dan menopang bangsa Israel, namun mereka tetap harus mengalami konsekuensi perbuatan dosa-dosa mereka.

Yoram, raja Yehuda lebih memilih untuk mengikuti jalan Ahab, mertuanya dengan menyembah Baal dan bukan menyembah Tuhan, Allah Israel yang disembah Yosafat, ayahnya (ayat 18). Pengkhianatan rohani ini harus dibayar mahal dengan terlepasnya Edom dan Libna dari kekuasaan Yehuda (ayat 20-22). Setelah Yoram mati dalam peperangan maka Ahazia, anaknya dari Atalya (putri Ahab) menggantikannya. Ahazia juga meniru jejak ayahnya yang hidup dalam dosa keluarga Ahab (ayat 26-27). Akibatnya, ketika keluarga besar Ahab kelak dimusnahkan oleh Yehu, Ahazia ikut pula dibunuh (ayat 9:27). Meski Yoram dan Ahazia tidak menyembah Allah Israel, Dia tidak menghancurkan kerajaan Yehuda sebab mereka adalah keturunan Daud. Sebagai keturunan Daud, mereka memiliki ikatan perjanjian dengan-Nya untuk duduk di atas takhta kerajaan Israel (ayat 8:19; lihat 2Sam. 7:15-16). Akan tetapi, sesuai dengan isi perjanjian itu juga, kedua raja itu harus mempertanggungjawabkan kesalahan mereka dengan mendapatkan hukuman-Nya (ayat 2Sam. 7:14).

Sejarah gereja juga menggambarkan kesetiaan Allah dan pengkhianatan umat. Acapkali gereja mendewakan kuasa politik. Bahkan tidak jarang kemewahan dan harta dunia pun menjadi tujuan hidup para pemimpinnya. Maka tidak heran kalau perjalanan sejarah gereja dipenuhi kerikil-kerikil masalah sebagai konsekuensi ketidaktaatan pada Allah. Meski demikian, oleh kasih setia dan perlindungan-Nya gereja dan umat-Nya tetap ada sampai kini.

Renungkan: Allah berdaulat atas umat-Nya. Dia ingin kita menorehkan karya iman agar tercipta lukisan indah dalam sejarah umat-Nya.

(0.50) (1Raj 21:19) (full: ANJING AKAN MENJILAT DARAHMU. )

Nas : 1Raj 21:19

Nubuat ini digenapi ketika Ahab terbunuh dalam pertempuran dan anjing-anjing menjilati darah hasil cucian kereta perangnya (1Raj 22:35,38). Putra-putra Ahab juga mati dengan kekerasan: Ahazia jatuh dari kisi-kisi kamar atasnya dan kemudian mati karena cedera itu (2Raj 1:2,17); Yoram terbunuh oleh Yehu dan tubuhnya dilemparkan ke kebun Nabot (2Raj 9:22-26). Istri Ahab, Izebel, juga mati dengan kekerasan (lih. 2Raj 9:30-37).



TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA