(1.00) | (Why 6:9) | (jerusalem: mezbah) Mezbah dalam ibadat sorgawi itu, Wah 8:3; 9:13; 14:18; 16:7, ialah mezbah korban bakaran, 1Raj 8:64, yang berdiri di depan baitullah. Para martir, saksi Firman, ikut serta dalam korban Tuhannya, bdk Fili 2:17+. |
(0.87) | (Yoh 21:18) |
(full: ENGKAU AKAN MENGULURKAN TANGANMU.
) Nas : Yoh 21:18 Kata-kata ini menunjuk kepada cara Petrus akan menemui ajalnya sehingga memuliakan Allah. Tradisi menyatakan bahwa Petrus disalibkan di Roma di bawah perintah kaisar Nero kira-kira pada waktu yang sama Paulus dibunuh (sekitar 67/68), dan atas permintaannya sendiri dia disalibkan terbalik, karena dia menilai dirinya tidak layak untuk disalibkan seperti Tuhannya. |
(0.75) | (Kej 39:12) |
(full: YUSUF ... LARI.
) Nas : Kej 39:12 Yusuf, karena kesetiaannya kepada Allah dan Potifar, tetap melawan dosa (bd. Ams 7:6-27). Yusuf menang atas pencobaan itu karena sebelumnya ia telah memutuskan untuk tetap taat kepada Tuhannya dan tidak berbuat dosa (ayat Kej 39:9). Orang percaya di bawah perjanjian baru dapat menang atas pencobaan dengan cara yang sama. Kita harus mengambil keputusan yang tegas dan teguh untuk tidak berdosa kepada Allah. Dengan maksud semacam ini tidak ada peluang untuk mengelak, mengadakan perkecualian atau berkompromi. |
(0.75) | (Ayb 34:37) |
(full: IA MENAMBAHKAN DOSANYA DENGAN PELANGGARAN.
) Nas : Ayub 34:37 Elihu berpendapat bahwa pertanyaan dan keluhan Ayub terhadap Allah (Ayub 19:6; 27:2) menunjukkan pemberontakan langsung terhadap Allah. Walaupun mungkin benar bahwa Ayub bersalah besar dengan mengeluh kepada Allah, hatinya tetap berpaut kepada Allah sebagai Tuhannya (Ayub 19:25-27; Ayub 23:8-12; 27:1-6). Dalam semangatnya untuk membenarkan Allah, Elihu gagal untuk memahami sepenuhnya kebutuhan Ayub untuk mengungkapkan seluruh perasaannya yang paling dalam kepada Allah (bd. Mazm 42:10; 43:2). |
(0.75) | (Kis 12:2) |
(full: MEMBUNUH YAKOBUS ... DENGAN PEDANG.
) Nas : Kis 12:2 Allah mengizinkan Yakobus, saudara Yohanes (bd. Mat 4:21), untuk mati, namun mengutus malaikat untuk menyelamatkan Petrus (ayat Kis 12:3-17). Bahwa Yakobus harus mati sedangkan Petrus hidup untuk pelayanan selanjutnya merupakan cara rahasia Allah dengan umat-Nya. Yakobus memperoleh kehormatan sebagai yang pertama dari rasul-rasul untuk mati syahid. Dia mati seperti Tuhannya -- demi pekerjaan Allah (bd. Mr 10:36-39). |
(0.62) | (Mat 26:13) |
(full: UNTUK MENGINGAT DIA.
) Nas : Mat 26:13 Tuhan telah menetapkan bahwa kisah Maria ini (ayat Mat 26:6-13) harus selalu disebut ketika Injil diberitahukan. Hal ini dilakukan karena Maria sudah memberikan teladan yang lebih baik tentang bagaimana orang percaya harus mengabdi kepada Kristus. Tindakannya itu mengungkapkan pengabdian yang mendalam dan kasih yang sungguh-sungguh kepada Tuhannya. Kepercayaan Kristen terutama merupakan pelayanan pribadi kita kepada-Nya. Melalui peristiwa ini kita belajar bahwa kesetiaan yang sepenuh hati dan kasih yang sungguh-sungguh kepada Yesus merupakan aspek yang paling berharga dalam hubungan kita dengan-Nya (lihat cat. --> Yoh 21:15). [atau ref. Yoh 21:15] |
(0.62) | (Kis 20:24) |
(full: AKU TIDAK MENGHIRAUKAN NYAWAKU SEDIKITPUN.
) Nas : Kis 20:24 Yang terutama diperhatikan Paulus bukanlah mempertahankan hidupnya; yang paling penting baginya ialah bahwa ia dapat menyelesaikan pelayanan yang dipercayakan Allah kepadanya. Di manapun tugas itu berakhir, bahkan dengan mengorbankan nyawanya, ia akan menyelesaikan pelayanannya dengan sukacita dan doa agar "Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku baik oleh hidupku, maupun matiku" (Fili 1:20). Bagi Paulus, hidup dan pelayanan bagi Kristus adalah sama dengan perlombaan yang harus diikuti dengan kesetiaan mutlak bagi Tuhannya (bd. Kis 13:25; 1Kor 9:24; 2Tim 4:7; Ibr 12:1). |
(0.62) | (2Kor 1:12) |
(full: INILAH YANG KAMI MEGAHKAN.
) Nas : 2Kor 1:12 Landasan Paulus untuk bersukacita dan bermegah ialah ketulusan dan integritas perilakunya. Dia telah menetapkan bahwa sepanjang kehidupan Kristennya, dia akan tetap setia kepada Tuhannya, menolak untuk menjadi serupa dengan dunia yang menyalibkan Juruselamatnya, dan bertekun dalam kekudusan sampai Allah memanggilnya pulang ke rumah Bapa (Rom 12:1-2). Dalam kekekalan yang akan datang, sukacita kita yang terbesar ialah kesadaran bahwa kita telah menjalankan kehidupan kita dalam "ketulusan dan kemurnian" bagi Kristus, Juruselamat kita. |
(0.62) | (2Tim 4:8) |
(full: MAHKOTA KEBENARAN.
) Nas : 2Tim 4:8 Karena Paulus tetap setia kepada Tuhannya dan Injil yang dipercayakan kepadanya, maka Roh Kudus bersaksi kepadanya bahwa persetujuan Allah dan "mahkota kebenaran" tersedia bagi dia di sorga. Di sorga Allah sudah menyiapkan pahala bagi semua orang yang setia pada kebenaran (bd. Mat 19:27-29; 2Kor 5:10). |
(0.62) | (Mzm 80:1) | (jerusalem: Doa untuk keselamatan Israel) Ratapan nasional ini dapat dihubungkan dengan direbutkan kerajaan utara oleh orang Asyur Maz 80:3, maupun dengan dimusnahkannya Yerusalem oleh tentara Babel pada th 586 seb Mas. Jelaslah umat Israel sangat terdesak oleh musuh, Maz 80:5-7,13-17. Karenanya umat berdoa kepada Tuhan supaya kiranya sebagai gembala yang baik menggembalakan kawananNya, Maz 80:2-3, dan bagaikan petani yang jitu memelihara kebun anggurNya dan melimpahkan kepada umat anugerahNya, Maz 80:9-12, yaitu dengan memulihkannya, Maz 80:3,7,19 sebagai anak kesayanganNya. Umat berjanji akan setia pada Tuhannya, Maz 80:19. |
(0.62) | (Mat 22:34) |
(sh: Ketika Tuhannya Daud berbicara (Kamis, 3 Maret 2005)) Ketika Tuhannya Daud berbicara
Tentang hukum terbesar dalam Taurat Yesus merangkumkan Sepuluh Perintah Allah ke dalam dua hukum kasih, mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama (ayat 37-40; Ul. 6:5; Im. 19:18). Ajaran Yesus selaras dengan Perjanjian Lama. Jawaban Yesus sebenarnya tidak hanya memaparkan kebenaran, tetapi juga menelanjangi kejahatan mereka. Apabila Yesus Putra Allah, mereka sudah melanggar hukum pertama sebab mereka tidak mengasihi, tetapi mencobai Yesus. Apabila Yesus hanya manusia biasa, mereka sudah melanggar hukum kedua sebab tujuan mereka bertanya adalah untuk menjatuhkan. Kini Yesus mengambil prakarsa membalikkan posisi dan status-Nya. Dari ditanya dan mempertahankan diri, kini Ia berbalik menanya dan mendesak mereka (ayat 42). Pertanyaan-Nya sederhana, yaitu siapa Mesias menurut mereka. Jawab menurut iman ortodoks dan tradisi Farisi, Mesias adalah anak Daud. Muatan di dalamnya bernuansa politis. Lalu Yesus makin menyudutkan mereka. Bagaimana mungkin Daud memanggil Mesias sebagai Tuan jika Mesias hanya anaknya, manusia biasa! Artinya, pengharapan mereka tentang siapa dan apa karya Mesias salah, jika hanya di sekitar konsep manusia belaka. Mesias dan karyanya pastilah ilahi sebab Daud menuankan Mesias jauh di atasnya (ayat 45). Jangan kita ulangi kesalahan Farisi itu, iman ortodoks dan doktrin tanpa tunduk pada Tuhan tidaklah cukup. Bila iman hanya sebatas persetujuan akali, rohani kita menjadi dangkal dan buta. Renungkan: Mengasihi Tuhan dan sesama, mempertuhankan Yesus dalam hidup bukan soal teori tetapi soal gerak-gerik dan kelakuan sehari-hari. |
(0.62) | (Mat 26:69) |
(sh: Semangat saja tak dapat diandalkan (Selasa, 22 Maret 2005)) Semangat saja tak dapat diandalkan
Mengapa Petrus yang tadinya begitu berani membela Tuhannya dengan pedang berubah menjadi sedemikian takut sehingga ia menyangkal Yesus (ayat 70,72,74)? Untuk memahami kegagalan Petrus ini kita perlu kilas balik ke kisah-kisah sebelumnya. Pertama, Petrus adalah seorang yang impulsif. Ia mudah membuat pernyataan akan setia mengikut Yesus sampai mati tanpa didasari perhitungan iman yang cermat tentang risikonya (ayat 26:33-35). Kedua, Yesus sendiri sudah memberikan peringatan bahwa ia akan gagal, namun Petrus tidak serius menanggapi peringatan tersebut (ayat 26:31-32). Ketiga, ketika dalam kelemahan fisik, mental, dan spiritual ia seharusnya berjaga-jaga dalam doa, ia justru terlena tidur (ayat 26:40). Tidak heran bukan oleh badai, tetapi hanya oleh angin kecil pertanyaan-pertanyaan orang tak berarti cukup membuat semangat manusiawi Petrus tumbang. Kisah Petrus ini memberikan peringatan sekaligus penghiburan. Peringatan, bahwa murid Yesus terdekat sekalipun bisa menyangkali Tuhannya. Juga bahwa ketekunan iman seseorang tidak dapat didasari atas semangat manusiawi semata. Hakikat iman adalah bergantung penuh pada kuasa Allah dan berpegang pada janji-janji Allah bukan pada kobaran semangat manusiawi. Penghiburan, karena kisah ini tidak berhenti sampai di sini. Tuhan yang disangkali Petrus tidak membuang Petrus, tetapi mencari dan memulihkannya (Yoh. 21). Renungkan: Bukan semangat melahirkan iman, tetapi iman melahirkan semangat. |
(0.62) | (Yoh 21:20) |
(sh: Ikutlah Aku! (Minggu, 7 April 2002)) Ikutlah Aku!Kalau sebelumnya Tuhan menubuatkan penyangkalan dan pemulihan Petrus (ayat 13:37-38), kini Tuhan menubuatkan bahwa Petrus akan menggenapi ucapan untuk sedia mati bagi Tuhan, tetapi dalam rencana dan anugerah Allah. Kini saatnya Petrus belajar taat dan mengasihi Tuhan secara penuh bahkan dengan risiko mati sekali pun. Tak seorang pun manusia mudah menerima kematian begitu saja. Petrus pun perlu anugerah dan waktu untuk dapat menerima hal tersebut. Gembalanya yang baik telah digiring ke pembantaian untuknya. Petrus pun mendapat kehormatan untuk mati karena Tuhannya. Dalam tradisi Gereja, dituturkan bahwa Petrus mati disalibkan dalam posisi terbalik, kepala di bawah kaki di atas karena merasa tidak layak disalib dalam posisi sama seperti Tuhannya. Murid yang dikasihi Yesus tidak lain adalah Yohanes sendiri. Bila ditilik dari sejarah, maka Yohanes telah mencapai usia lanjut pada waktu itu dan mati lama kemudian sesudah uzur. Agaknya Petrus ingin tahu apa yang akan dialami oleh Yohanes di masa yang akan datang (ayat 21). Tetapi, jawaban untuk Petrus jelas, “tetapi engkau ikutlah Aku” (ayat 22). Yesus ingin mengingatkan Petrus sesudah ia dipulihkan, bahwa untuk mengikut Yesus orang tak boleh terpengaruh kondisi atau keadaan orang lain. Mungkin ada yang mengalami kehidupan mudah, sementara yang lain harus menderita. Mengikut Yesus haruslah dengan sebulat hati, apa pun risikonya. Orang juga harus setia pada tugas apa pun yang Tuhan percayakan. Petrus dipercaya sebagai ‘gembala domba’ sementara Yohanes menjadi saksi akan karya Yesus. Renungkan: Kemuliaan kita bukan terletak pada kemudahan dalam ukuran manusia. Entah menderita sampai mati atau hidup sambil ambil bagian dalam derita, kita dipanggil untuk menjalaninya dengan suka dan setia. Bacaan untuk Minggu Paskah 2 Lagu: Kidung Jemaat 408 PA 5 Yohanes 21:15-25 Tugas terberat yang harus dijalani seorang pemimpin ialah memastikan bahwa estafet kepemimpinan untuk menggenapi misi dan menjalankan tugas-tugas terkait berjalan baik. Kesulitan bisa disebabkan beberapa faktor. Faktor beratnya tugas bisa merupakan sebab pertama. Faktor kekurangmampuan orang adalah sebab lainnya. Faktor kelebihan pemimpin dalam kemampuan dan integritas dirinya pun bisa menjadi sebab sulitnya pengalihtugasan terjadi dengan baik karena kesenjangan dengan kader yang disiapkan terlalu lebar. Ketika Tuhan Yesus memandatkan penyebaran Injil keselamatan kepada para murid-Nya, ketiga faktor tersebut hadir dan dapat menyulitkan kelangsungan misi Yesus di dunia. Namun demikian, di bagian akhir catatan Yohanes, kita menyaksikan bagaimana Tuhan bertindak menyingkirkan semua masalah tadi. Pertanyaan-pertanyaan pengarah: Kesenjangan apa saja yang ada antara Yesus dan kondisi para murid? Hal-hal apa dalam diri Yesus yang bisa membuat para murid-Nya sulit untuk meneruskan pola pelayanan-Nya? Hal-hal apa dalam diri para murid yang masih bisa merintangi mereka menerima misi dari Tuhan? Bagaimana kondisi para murid waktu itu (ps. 20-21)? Pikirkan juga kondisi masing-masing murid seperti Tomas, Petrus, dan Yohanes. Hal apa yang kita pelajari tentang sifat dan cara Yesus meyakinkan mereka tentang Yesus sebagai sumber tak terbatas baik bagi kekurangan mereka maupun dalam tugas mereka kelak? Begitukah juga kita menempatkan Yesus dalam pelayanan kita? Apa problem Petrus dan apa tugas yang Tuhan ingin percayakan kepadanya? Bagaimana isi dan cara bertanya Tuhan membimbing Petrus menuju pertobatan dan pemulihan sejati? Mengapa Yesus bertanya sampai tiga kali? Apa maksud Yesus mengubah dari kasih Ilahi dalam dua yang pertama ke kasih kodrati dalam yang terakhir? Apa yang Petrus sadari sampai ia menangis? Bagaimana urutan prioritas yang harus Petrus jalani: mati bagi Tuhan, mengasihi Tuhan, setia mengikut Tuhan, dan menggembalakan menjalani misi dari Tuhan? Bagaimana Anda melihat para pelayan Tuhan kini melihat hal tersebut? Pengantar Mazmur 93-111 Menurut tradisi orang Yahudi dalam Midrash Tehillim, “Seperti Musa memberi lima kitab taurat untuk Israel, demikian pun Daud memberi lima kitab mazmur untuk Israel.” Kelima bagian tersebut adalah pasal 1-41, 42-72, 73-89, 90-106, dan 107-150. Dengan demikian, bacaan kita kali ini terambil dari bagian akhir kitab IV dan permulaan kitab V. Bila struktur isi kitab I-III menegaskan kegagalan perjanjian dengan garis kerajaan Daud yang berakhir dalam pembuangan, kitab IV-V adalah respons terhadap kegagalan teresebut. Jadi, kitab IV dan V menekankan pemerintahan Allah. Di dalam tema utama inilah kita jumpai mazmur-mazmur penobatan Allah sebagai Raja dalam pasal 93-99, sedangkan pasal 100-111 terdiri dari berbagai mazmur yang juga menekankan berbagai aspek sifat dan tindakan Allah terhadap umat-Nya atau yang menyerukan berbagai respons setimpal umat terhadap sifat-sifat Allah. Mazmur-mazmur penobatan Allah sebagai Raja menegaskan bahwa yang sesungguhnya Raja adalah Allah. Pasal 94 yang tidak secara eksplisit menyebut Allah sebagai Raja, menekankan sisi Allah sebagai Hakim dan berfungsi mengikat mazmur-mazmur penobatan Allah sebagai Raja dengan Mazmur 90-92. Hal ini penting sebab salah satu tekanan dari ke-Raja-an Allah adalah penegakan keadilan dan kebenaran. Tujuan kitab IV adalah menjawab krisis yang dialami Israel di pembuangan dan mazmur-mazmur penobatan Allah sebagai Raja menjadi pola konsep bagi pembangunan kembali umat yang pulang dari pembuangan. Allah sang Raja sejati itu memerintah kekal, adil, benar, menaklukkan dan menghukum kejahatan, memerintah bukan saja Israel, tetapi seluruh kosmos dengan serasi. Saat Anda merenungkan mazmur-mazmur tersebut, Anda akan menemukan tema-tema tertentu yang diulang tentang sifat Allah dan sifat pemerintahan-Nya, dengan masing- masing pasal menekankan hal tertentu tentang ke-Raja-an Allah. Dengan Allah sebagai Raja, tidak saja ada harapan bagi dunia ini, tetapi juga ada kehidupan umat yang penuh pujian dan pengabdian. Kita segera sadar bahwa mazmur-mazmur ini menghidupkan pengharapan pada penggenapan eskatologis Kerajaan Allah ketika Tuhan Yesus datang untuk kedua kalinya kelak. Mazmur-mazmur berikutnya adalah respons terhadap pengakuan bahwa Allah adalah Raja. Karena tema Allah sebagai Raja merupakan poros teologis seluruh mazmur, maka tema tersebut dan respons terhadapnya kita jumpai pula dalam pasal 100-111. Mazmur 100 menggemakan pasal 2, dan mewakili seluruh mazmur berikutnya yang menyerukan penyembahan sepenuh hati kepada Allah saja. Mazmur 101-102 adalah ratapan agar ketaatan kepada Allah menjadi semangat utama para pemimpin umat. Mazmur 103-106 merefleksi balik pada model kepemimpinan Allah dalam zaman Musa. Mazmur pembuka kitab V, yaitu pasal 107, memaparkan kepada umat tentang kasih setia Allah yang kekal, sebagai tema yang juga bergema dalam sisi lainnya di pasal 108 dan 109. Pemerintahan Allah itu beroleh wujud di dalam raja mesianis di pasal 110 dan yang diresponi dalam ucapan syukur dalam pasal 111. Respons kepada Allah itu tidak saja menekankan kelayakan Allah dalam kemuliaan dan kebaikan-Nya untuk menerima penyembahan dan pengabdian umat, tetapi sekaligus juga memberi kerangka bagi umat untuk beroleh jati diri yang benar untuk hidup tepat dalam dunia ini (bdk. pasal 103). Respons tersebut bahkan mencerminkan keteraturan dunia yang diatur Allah seperti yang secara puitis diungkapkan dalam bentuk akrostik yang sangat indah dalam pasal 111 dan 112 (baris-baris puisi dalam kedua mazmur ini dimulai dengan abjad-abjad Ibrani dalam urutannya). Ketika Anda mendalami makna mazmur-mazmur ini, ingatlah untuk selalu mengaitkan perspektif Allah Israel dengan Allah di dalam Yesus Kristus dan kita sebagai Gereja. Ingatlah juga untuk menempatkan mazmur-mazmur ini dalam rentang waktu konteks zaman itu sambil mengikutsertakan kondisi kita kini dan pengharapan akan kedatangan Kerajaan Allah kelak. Di dalam Kristus yang telah mati, bangkit, memerintah di surga, dan kelak akan datang kembali untuk mewujudkan pemerintahan total dan kekal Allah atas segala sesuatu, kita belajar meresponi kenyataan dunia sehari-hari kini dengan takut akan dan kasih kepada Allah, syukur dan percaya kepada-Nya, memiliki pengharapan yang hidup akan kemenangan-Nya yang mengalahkan mutlak semua anasir kejahatan. Dengan demikian, dalam perspektif tema mazmur-mazmur ini, kita sudah mulai menghayati hidup sebagai ibadah yang hidup bagi Sang Raja dalam suasana surgawi. |
(0.62) | (Why 2:8) |
(sh: Miskin tetapi kaya (Kamis, 24 Oktober 2002)) Miskin tetapi kayaTuhan, Raja Gereja senantias memedulikan umat-Nya. Jemaat yang tinggal di kota indah dan makmur macam Smirna ternyata bukan hanya miskin secata material, tetapi juga bertubi-tubi didera aniaya. Karena imannya, Jemaat Smirna juga terkena fitnah, dan akibatnya, beberapa orang warga jemaatnya harus mendekam di penjara. Sungguh, suatu jemaat di bawah salib! Namun, sekali lagi, Tuhan memedulikan umat-Nya: “Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu.” (ayat 9). Ia memahami keadaan mereka yang serba sukar. Namun, Ia juga tahu persis bahwa di balik kondisi yang menyedihkan itu, jemaat Smirna memiliki sesuatu yang sangat berharga, yakni kekayaan rohani. Kekayaan rohani berupa kesetiaan yang tabah-takwa memikul fitnah dan aniaya, pendeknya ketidakadilan karena Kristus. Tuhan, Raja Gereja menyatakan diri sebagai “Yang Awak dab Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali”(ayat 8). Dengan itu Kristus menyatakan bahwa Ia kekal dan kekekalan-Nya itu diperuntukkan bagi umat-Nya. Tidak kalah menariknya pula bahwa Ia yang kekal juga mengalami kematian dan kemudahan dibangkitkan. Maksudnya, Kristus mengisyaratkan bahwa pergumulan jemaat Smirna ada dalam kawasan pemerintahan-Nya atas sejarah umat manusia. Sebagaimana Ia pernah mati namun kemudian bangkit, jemaat Smirna yang berada di bawah banyang-bayang maut akan tetap terpelihara karena kasih dan kuasa Tuhannya. Di satu sisi dingkapkan-Nya solidaritas. Ia pernah mengalami apa yang mungkin akan mereka alami pula. Namun, di sisi lain terungkap pula keagungan yang menghiburkan dan membangkitkan pengharapan: Ia kekal bagi mereka, pemerintahan-Nya kekal, dan mereka yang setia sampai mati akan berbagian di dalam pemerintahan kekal itu (ayat 10). Masa siksa aniaya itu akan berakhir menurut penentuan-Nya, dan Raja Gereja minta supaya orang-orang percaya di jemaat Smirna tetap setia sampai akhir demi beroleh mahkota kehidupan. Teraniaya di dunia, tapi mulia bersama-sama Tuhannya. Kematian kedua, yakni hukuman kekal, tidak akan menimpa mereka. |
(0.62) | (Why 2:12) |
(sh: Bahata pembusukan (Jumat, 25 Oktober 2002)) Bahata pembusukanTuhan jelas tidak menafikan pergulatan hebat sidang jemaat Pergamus – yang diam di takhta iblis, yakni pusat penyembahan berhala Greko-Roman, Zeus alias Jupiter. Sidang jemaat tidak menyangkal nama Tuhannya di tengah gelombang aniaya. Lagi, kita baca tentang kesetiaan yang tabah-takwa. Bahkan salah seorang warga jemaatnya mati martir karena kesetiaan kepada Tuhannya. Tuhan, Raja Gereja senantiasa menghargai perjuangan Gereja-Nya. Namun, pembusukan sedang terjadi di jemaat Pergamus. Ini jauh lebih berbahaya daripada badai aniaya sehebat apapun. Pembusukan terjadi dari dan atau di dalam jemaat Pergamus. Yang dimaksud adalah berkembangnya ajaran sesat yang memiliki implikasi dan konsekuensi moral yang sangat merusak jemaat bahkan meruntuhkannya. ‘Ajaran Bileam’ rupanya semacam ajakan untuk berkompromi dengan tuntutan-tuntutan duniawi, dan tentu saja menggemakan semangat permisif dalam moralitas. Inilah waktunya menjadi serupa dengan dunia, sehingga suatu saat Gereja dan orang percaya tidak lagi ada bedanya dengan dunia. Sementara itu ‘pengikut Nikolaus’ mengajarkan Kristus versi baru, sejenis Kristus-Gnosis, yang mengajarkan bukan Kristus yang historis, melainkan Kristus kosmis yang hanya dicapai lewat jalan mistik oleh orang-orang yang telah menerima terang atau pencerahan batin. Bagi para pengikut Nikolaus, Injil Salib dan Kebangkitan merupakan barang remeh yang hanya cocok bagi para pemula dalam Agama Kristen. Bagi mereka, Injil Salib dan Kebangkitan merupakan omong kosong. Kristus-Gnosis yang mistika-historis itulah yang mereka puja. Renungkan: Awasi pembusukan dalam ajaran dan moral dalam Gereja! Tuhan Yesus menyerukan supaya warga jemaat yang telah termakan faham-faham sesat tersebut bertobat. Firman-Nya membongkar tuntas sehingga yang benar dan yang salah, yang sejati dan yang palsu, menjadi nampak sejelas-jelasnya, sehingga pertobatan dirasakan menjadi sesuatu yang sangat mendesak, tidak bisa ditawar, apalagi ditunda! |
(0.50) | (Ayb 23:10) |
(full: SEANDAINYA IA MENGUJI AKU
) Nas : Ayub 23:10-12 (versi Inggris NIV -- apabila Ia telah menguji aku). Ayub yakin bahwa Allah masih memperdulikan hidupnya dan tahu bahwa tidak ada kesengsaraan yang dapat membuat Ayub berbalik dari kesetiaan kepada-Nya.
|
(0.50) | (Ayb 42:3) |
(full: TANPA PENGERTIAN AKU TELAH BERCERITA.
) Nas : Ayub 42:3 Ayub mengakui bahwa cara-cara Allah ada di luar jangkauan pemahaman manusia dan akibat salah pengertian dirinya telah mengatakan bahwa hal-hal itu tidak adil.
|
(0.50) | (Luk 12:35) |
(full: PINGGANGMU TETAP BERIKAT.
) Nas : Luk 12:35-40 Tentang kedatangan Tuhan bagi umat-Nya, gereja PB hanya mengetahui satu sikap yaitu bahwa kedatangan itu telah dekat dan dapat terjadi kapan pun juga (lihat cat. --> Mr 13:35; [atau ref. Mr 13:35] lihat art. KEANGKATAN GEREJA). Setiap orang percaya diminta untuk siaga secara rohani setiap saat dan menantikan kedatangan Tuhan. Norma PB ini diperintahkan kepada semua orang percaya yang sejati di dalam Kristus.
|
(0.50) | (Yoh 21:15) |
(full: APAKAH ENGKAU MENGASIHI AKU?
) Nas : Yoh 21:15 Pertanyaan terpenting yang pernah dihadapi Petrus ialah apakah ia mempunyai kasih yang mengabdi bagi Tuhan-Nya.
|
(0.50) | (2Tim 4:22) |
(full: KASIH KARUNIA-NYA MENYERTAI KAMU.
) Nas : 2Tim 4:22 Ini merupakan perkataan terakhir Paulus yang dicatat dalam Akitab, yang ditulis ketika dia menunggu mati syahid di penjara Roma. Dari sudut pandangan dunia, hidup Paulus akan berakhir dengan kegagalan yang menyedihkan.
|