Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1 - 20 dari 142 ayat untuk Engkau berhak bertindak AND book:[40 TO 66] [Pencarian Tepat] (0.002 detik)
Pindah ke halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(1.00) (Rm 9:15) (ende: Ketakadilan pada Allah)

Manusia sedikitpun tidak berhak terhadap Allah. Allah melulu bertindak atas dorongan kerahiman dan tjintaNja.

(0.45) (Luk 20:1) (sh: Awas! Konflik kuasa dalam gereja (Senin, 22 Maret 2004))
Awas! Konflik kuasa dalam gereja

Para imam, ahli Taurat dan tua-tua Yahudi, penasaran mengenai kuasa Yesus dalam mengusir para pedagang dari Bait Allah. Sebab menurut pendapat mereka, merekalah yang memiliki hak dan kuasa mengelola Bait Allah. Karena itu mereka berusaha untuk menjebak dan menjerat Yesus dengan pertanyaan: "dengan kuasa manakah dan siapa yang memberi kuasa itu untuk melakukan tindakan seperti itu?" (ayat 2). Dengan tindakan menyucikan Bait Allah itu, Yesus ingin mengembalikan fungsi utama dari Bait Allah sebagai rumah doa bagi setiap orang Yahudi. Sesuai doa raja Salomo setelah selesai membangun Bait Allah (ayat 1Raj. 8:27-53).

Kini tampillah Yesus dengan otoritas Keallahan-Nya bertindak mengembalikan fungsi utama Bait Allah. Lukas mencatat bahwa Yesus sedang memberitakan Injil di Bait Allah ketika didatangi oleh para pemimpin Yahudi itu (ayat 1). Berarti dengan cara itu Yesus mau meyakinkan para pengikut-Nya akan kebenaran tindakan-Nya itu. Tetapi dalam pertanyaan mereka, para imam, ahli Taurat dan tua-tua Yahudi, seolah-olah mau berkata: "Siapakah yang lebih berhak dan berkuasa mengatur dan mengelola Bait Allah, kami atau Engkau Yesus?" Yesus mengetahui maksud mereka hendak menjebak dia (ayat 2-3).

Lalu Yesus menggiring para pemimpin Agama Yahudi itu untuk mendalami makna tindakan Yesus itu, dengan sebuah pertanyaan:"Dengan kuasa siapakah Yohanes (=Pembaptis), membaptiskan orang di sungai Yordan?" (ayat 4). Dengan pertanyaan itu mereka terpojok lalu berkata: "Kami tidak tahu" (ayat 5-7). Dengan itu terbukalah kedok mereka. Maka Yesus pun tidak mengumbar kuasa-Nya dengan menjawab pertanyaan mereka. Dengan bijaksana Yesus mengingatkan kita akan bahayanya jika terjadi konflik kuasa dalam Gereja masa kini.

Renungkan: Setiap Kristen perlu mawas diri agar jangan terjebak dalam debat siapakah yang berhak dan berkuasa mengelola kehidupan bergereja masa kini.

(0.41) (Gal 3:20) (bis: Ia sendiri bertindak)

Ia sendiri bertindak: atau Dialah Allah yang esa.

(0.33) (Kis 13:2) (ende: Berkatalah Roh Kudus)

Disini teranglah, bahwa Roh Kudus djuga setjara njata bertindak dalam memimpin perkembangan umat.

(0.33) (Kis 13:13) (ende: Paulus bersama teman-temannja)

Mulai ketika ini Paulus dipandang dan bertindak sebagai pemimpin.

(0.33) (Gal 6:3) (ende)

Djangan berpikir atau bertindak sombong dan angkuh hati terhadap sesamamu manusia.

(0.33) (Ibr 4:12) (ende: Sabda Allah)

Dengan sabdaNja Allah bukan sadja berbitjara melainkan djuga bertindak dan menghukum.

(0.33) (Luk 20:9) (sh: Memberontak melawan Sang Pemilik (Selasa, 23 Maret 2004))
Memberontak melawan Sang Pemilik

Bagi telinga para imam, ahli Taurat dan tua-tua Yahudi, perumpamaan Yesus ini mudah ditebak ke mana arah tujuannya. Perumpamaan kebun anggur ini menegaskan bahwa yang empunya hak, kuasa dan sebagai Pemilik adalah Tuhan Allah. Namun, para penggarap itu bertindak seolah-olah merekalah si pemilik kebun anggur itu. Itu sebabnya mereka menganiaya para hamba yaitu para nabi yang diutus Pemilik yang sah (ayat 11-12). Hingga pada akhirnya Sang Pemilik berinisiatif untuk mengutus Anak-Nya sendiri dengan harapan para penggarap itu menghormati Dia sebagai Pewaris. Tetapi para penggarap tetap merencanakan pembunuhan terhadap Sang Anak, ahli waris yang berhak atas pemilikan itu (ayat 13-16). Sesungguhnya melalui perumpamaan kebun anggur ini, Yesus sedang menubuat-kan kepada mereka peristiwa penyaliban-Nya sendiri (ayat 14-15).

Lukas menegaskan sikap penolakan dan ketidakpercayaan para imam, ahli Taurat dan para tua-tua Yahudi, melalui kutipan Yesus dari Mazmur 118:22, yang menunjukkan pemberontakan dan penolakan para penggarap yang jahat ini. Para pemimpin agama menolak Yesus, tetapi kelak Yesus yang menetapkan nasib mereka. Yesus dinubuatkan sebagai "Batu Penjuru" (ayat 17-18). Hal itu berarti bahwa kelak para penggarap yang bertindak sebagai "pemilik dan penguasa" akan dihakimi dan dihukum. Para pemimpin agama Yahudi merencanakan pembunuhan terhadap Yesus, tapi itu bukan rencana Allah Sang Pemilik. Rencana jahat itu sesungguhnya adalah sikap memberontak melawan Sang Pemilik (ayat 19).

Tujuan dari perumpamaan ini adalah supaya para pemimpin agama menyadari bahwa mereka hanya dipercayakan untuk mengelola umat Tuhan (kebun anggur), dan bukan pemiliknya.

Renungkan: Setiap pemimpin gereja harus sadar bahwa dirinya hanyalah pengelola umat Tuhan termasuk mengelola aktivitas gerejani umat bukan pemiliknya.

(0.32) (Kis 11:1) (sh: Cegah perpecahan dalam gereja (Rabu, 16 Juni 1999))
Cegah perpecahan dalam gereja

Kali ini Petrus diperhadapkan dengan tuduhan melakukan tindakan semena-mena dan merasa dirinya paling benar. Sebagai seorang pemimpin tentunya Petrus berhak menentukan strategi dan rencana-rencana baru, seperti ketika dia mengusulkan mencari pengganti Yudas (Kis. 1:15). Menyadari betapa pekanya masalah ini, maka ia pun dengan rendah hati memberikan penjelasan atas tindakannya. Petrus bisa mempertahankan persatuan jemaat sehingga tidak terjadi perpecahan. Bila perbedaan pandangan di dalam jemaat dipandang sebagai usaha-usaha menjatuhkan atau mencelakakan dan tidak dituntaskan, maka gereja akan mengalami perpecahan.

Pertahankan kesatuan gereja. Secara kronologis, Petrus menceritakan empat tahapan wahyu ilahi yang ia dapatkan sebelum perbedaan ras dikikis habis. Pertama, mendapatkan penglihatan Ilahi (ay. 4-10). Kedua, menerima perintah Ilahi (ay. 11-12). Ketiga, melihat adanya persiapan Ilahi (ay. 13-14). Keempat, Petrus menyaksikan Allah sendiri yang bertindak (ay. 15-17). Semua tahapan Ilahi itu mendemonstrasikan secara meyakinkan bahwa Allah menerima orang kafir untuk masuk dalam komunitas Kristen. Jemaat di Jerusalem akhirnya menerima penjelasan Petrus dan memuliakan Allah (18). Kritikan berhenti, penyembahan dimulai, dan keutuhan Gereja pun dipertahankan.

(0.30) (Luk 20:20) (sh: Yesus dan kekuasaan-Nya. (Selasa, 11 April 2000))
Yesus dan kekuasaan-Nya.

Dalam renungan hari ini Yesus memperlihatkan betapa besar kekuasaan yang Ia miliki dan    bagaimana Ia menggunakan kekuasaan-Nya. Yesus bukan hanya    keturunan Daud (ayat 41-44). Dia pun tunas dan sekaligus keturunan    Daud (Why.  22:16). Dia sudah ada sebelum Abraham (Yoh. 8:58).    Dia adalah Allah sendiri. Allah yang sudah ada sejak kekekalan    hingga kekekalan. Dia adalah Allah Abraham, Allah Ishak, Allah    Yakub, dan Allah semua yang hidup (ayat 37-38). Betapa besar    kekuasaan dan wewenang-Nya atas seluruh alam semesta dan isinya.    Di tangan-Nya terletak kekuasaan yang mutlak. Di tangan-Nya    seluruh kekuasaan yang ada berasal.

Ketika Penguasa yang mutlak itu datang ke dalam dunia, Ia tidak    merebut kekuasaan Kaisar atas Israel (ayat 20-26). Sebaliknya ia    menegaskan bahwa Kaisar sudah bertindak sesuai dengan legitimasi    yang dimiliki. Karena itu ia berhak menarik pajak atas seluruh    masyarakat Israel. Pajak adalah milik Kaisar. Karena Allah jauh    lebih berkuasa dari Kaisar, maka Ia berhak atas sesuatu yang    jauh lebih bernilai daripada sekadar pajak yaitu kasih,    penyembahan, dan hidup manusia yang untuknya Kristus telah mati.    Kristus telah memberikan teladan bahwa kekuasaan itu tidak    serakah, tidak merebut apa yang menjadi hak orang lain,    kekuasaan tidak korupsi dan kekuasan itu menyatakan dirinya    berdasarkan kebenaran bukan berdasarkan kepentingan kekuasaan    itu sendiri.

Selanjutnya Yesus memberikan contoh sekali lagi tentang    kekuasaan yang dipakai untuk mendatangkan kemuliaan bagi dirinya    sendiri, mencari gengsi di mata masyarakat, dan mengeksploitasi    rakyat kecil demi keuntungan pribadi (ayat 45-47). Tidak demikian    halnya dengan penggunaan kekuasaan Yesus. Ia tidak mencari    gengsi dan kemuliaan pribadi apalagi keuntungan diri sendiri.    Sebaliknya kekuasaan yang Yesus miliki adalah kekuasaan yang    menghormati hak orang lain walaupun lebih rendah dari-Nya.    Kekuasaan-Nya dipakai demi kesejahteraan orang lain. Kekuasaan-    Nya dipakai untuk memuliakan Allah dan bukan diri-Nya sendiri.    Kekuasaan yang tidak berpusat pada diri sendiri. Inilah konsep    penggunaan kekuasaan yang benar.

Renungkan: Bila setiap orang memahami konsep penggunaan    kekuasaan yang benar dan bertekad untuk menerapkannya, maka    tidak banyak orang yang berambisi untuk mendapatkan kekuasaan.

(0.29) (Mrk 11:15) (ende)

Jesus bertindak sebagai seorang jang lebih berkewibawaan dari para imam, djadi menjatakan DiriNja sebagai Mesias dan Putera Allah.

(0.27) (Rm 9:17) (ende: Kubangkitkan)

Paulus mengutip II Mos. (Kel 9:16) dengan tafsiran bebas. Aslinja: "Aku membiarkan (atau membuat) engkau hidup terus". Djadi "kubangkitkan" berarti disini: "Aku membiarkan engkau muntjul dan bertindak...." Didalam buku jang sama (Kel 7:13,22) dinjatakan pula, bahwa Farao penuh bertanggung djawab atas sikapnja, sebab ia tidak mau mengindahkan tuntutan-tuntutan dan antjaman-antjaman Allah. Dan dimana (misalnja dalam Kel 7:3) Allah menjatakan, bahwa Ia menegarkan hati Farao, itu mungkin mengandung arti, bahwa tuntutan dan antjaman Allah kepada Farao djustru membangkitkan pertentangan dan pemberontakan padanja, dan itu mendjadi alasan ketegaran hatinja kian bertambah lagi.

(0.26) (1Kor 5:4) (ende: Bersama rohku)

Umat harus berunding dan bertindak seolah-olah Paulus hadir, jaitu menurut asas-asas dan pendirian Paulus jang mereka kenal.

(0.26) (1Tim 4:12) (ende: Usiamu jang muda)

Diduga waktu itu umurnja kira-kira 35 tahun.

(0.25) (Yak 3:13) (sh: Hikmat Allah, bukan hikmat dunia (Jumat, 8 Juni 2001))
Hikmat Allah, bukan hikmat dunia

Beberapa waktu yang lalu, belum sempat hilang ketakutan dan kecemasan kita terhadap peristiwa yang terjadi di Kalimantan Barat, kita tersentak oleh peristiwa yang kembali terjadi di Kalimantan Tengah. Apa sebenarnya yang menyebabkan terjadinya pertikaian antaretnis tersebut? Semuanya berawal dari kesombongan, iri hati, dengki, mementingkan diri sendiri, masing-masing menganggap diri paling benar, dan paling berhak. Bila hal-hal ini telah bermuara dalam hati manusia maka dapat dipastikan bahwa di sana akan terjadi kekacauan dan segala macam perbuatan jahat! Ditambah lagi dengan campur tangan pihak luar yang bertopeng orang berhikmat, bukannya mendamaikan tetapi justru memperkeruh suasana. Kita dapat menilai, hikmat seperti apa yang berlaku di tengah-tengah kekacauan itu.

Dalam perikop ini Yakobus memaparkan tentang dua macam hikmat, (1) hikmat yang berasal dari dunia, dan (2) hikmat yang berasal dari Allah. Melalui pemaparan ini, Yakobus mengingatkan bahwa orang yang berhikmat tidak akan mendatangkan kekacauan apalagi menciptakan perselisihan dan pertikaan di tengah-tengah masyarakat. Mereka hidup dalam kedamaian, jauh dari perselisihan, karena masing-masing menjalankan kehidupan sehari- harinya dengan sikap lemah lembut. Sebaliknya, orang- orang yang menyepelekan hikmat Allah dan berpegang pada hikmat dunia adalah orang-orang yang jiwanya dipenuhi kesombongan, iri hati, dengki, bertindak seolah-olah membela kebenaran, tetapi sebenarnya memanipulasi kebenaran! Tidak hanya itu, mereka juga hidup dalam perselisihan, seluruh hidupnya dipenuhi oleh keinginan- keinginan untuk berbuat jahat. Hikmat Allah menuntun seseorang untuk memiliki kemurnian hati, menyadari akan kebaikan-kebaikan Allah dalam hidupnya, menjadi pelaku firman-Nya, dan menjaga hidupnya benar kehendak-Nya.

Renungkan: Mintalah dan milikilah hikmat yang berasal dari Allah. Hikmat-Nya bersifat murni, pendamai, peramah, penurut, dan penuh belaskasihan. Hikmat ini pula yang akan menuntun kita untuk memiliki cara hidup yang baik dan dapat menyatakan perbuatan hikmat yang lahir dari kelemahlembutan. Dengan demikian kita dimampukan menjadi seorang juru damai pembawa kebenaran di dalam lingkungan keluarga, kantor, kampus, dan dimana pun kita berada.

(0.25) (Yak 5:1) (sh: Kaya harta tetapi miskin nurani (Senin, 11 Juni 2001))
Kaya harta tetapi miskin nurani

Kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara si kaya dan si miskin bukanlah hal yang baru kita ketahui. Bahkan hal-hal apa saja yang dilakukan oleh si kaya seperti pemerasan, penindasan, pelecehan, dlsb. terhadap si miskin bukan rahasia lagi. Begitu pula respons orang miskin terhadap perlakuan yang mereka terima, merampok, membunuh, dlsb. sudah menjadi berita-berita yang setiap hari mewarnai hampir seluruh surat kabar. Bila hal ini sudah bukan rahasia lagi, pihak berwenang harus mengambil sikap untuk melakukan sesuatu. Seperti halnya Yakobus yang mengecam orang-orang kaya pada zaman itu. Ia tidak mengecam kekayaan mereka tetapi sikap mereka. Orang-orang kaya itu menjadi sombong, serakah, tidak jujur, dan memiliki kecenderungan untuk menindas orang- orang miskin, orang-orang yang mereka anggap rendah derajatnya. Mereka merasa dapat melakukan apa saja sesuai keinginan mereka, termasuk keinginan tidak membayar upah kaum buruh yang bekerja pada mereka.

Kecaman Yakobus ini juga ditujukan pada orang-orang kaya di zaman ini. Harta dan kekuasaan membuat mereka merasa paling berhak melakukan apa saja sekehendak hati mereka tanpa memikirkan kepentingan orang lain. Misalnya, upah buruh di bawah UMR (Upah Minimum Regional), bertindak semena-mena terhadap pembantu rumah tangga, membeli hukum, membayar aparat untuk membungkam kebenaran, dlsb. Orang-orang kaya itu tidak dapat dilawan, mereka memiliki harta, dan kuasa untuk mempertahankan diri. Sebaliknya orang-orang miskin, tidak dapat berbuat apa- apa selain hanya mengeluh. Untuk semua perbuatan ini Yakobus dengan tegas mengatakan bahwa Allah sendirilah yang akan menghukum mereka. Sebab perbuatan mereka telah Allah lihat, jeritan orang-orang miskin yang mereka tindas didengar Allah (lih. Ams. 4:1-3). Sebenarnya, orang-orang seperti ini kaya materi tetapi miskin nurani. Mereka tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan dan kepentingan orang-orang di sekitar mereka. Seandainya mereka memiliki hati nurani, mungkin kesenjangan ekonomi, sosial, relasi dengan orang-orang miskin, sedikit demi sedikit akan terkikis.

Renungkan: Jadikan kami Kristen yang memiliki keprihatinan dan kepedulian bersama-Mu terhadap sesama.

(0.23) (3Yoh 1:5) (full: ENGKAU BERTINDAK SEBAGAI ORANG PERCAYA )

Nas : 3Yoh 1:5

(versi Inggris NIV -- "Engkau setia dalam apa yang kauperbuat"). Yohanes memuji Gayus atas satu aspek kehidupannya di dalam kebenaran (ayat 3Yoh 1:3-4) yaitu bahwa dia setia menolong para pekabar Injil keliling (ayat 3Yoh 1:5-8). Dia telah menyediakan tempat menginap, makanan, uang, dan apa pun juga yang mereka perlukan dalam perjalanan (bd. Tit 3:13). Komitmennya terhadap pekabaran Injil Kristus sangat mengesankan para pekabar Injil itu sehingga mereka melaporkannya kepada Yohanes secara khusus (ayat 3Yoh 1:6). Tindakan Gayus terhadap para pekerja Injil ini bersumber dari kasihnya kepada mereka, Injil, dan orang yang di luar Kristus.

(0.23) (Kis 18:10) (full: SEBAB AKU MENYERTAI ENGKAU. )

Nas : Kis 18:10

Perkataan ini kepada Paulus tidak menunjuk kepada kehadiran umum Kristus di mana-mana, yaitu, kemahahadiran-Nya (bd. Kis 17:26-28; Mazm 139:1-24; Yer 23:23-24; Am 9:2-4). Sebaliknya yang dimaksudkan adalah kehadiran-Nya yang khusus yang menyertai anak-anak-Nya yang setia. Kehadiran Kristus ini berarti bahwa Dia sendiri hadir untuk menyampaikan kasih, persekutuan, dan kehendak-Nya kepada kita. Dia hadir untuk bertindak dalam setiap situasi kehidupan kita untuk memberkati, menolong, melindungi, dan menuntun.

  1. 1) Kita dapat belajar sesuatu tentang kebenaran "Kristus menyertai kita" dari bagian-bagian PL di mana Allah mengatakan bahwa Dia menyertai umat-Nya. Ketika Musa takut untuk kembali ke Mesir, Allah mengatakan, "Bukankah Aku akan menyertai engkau?" (Kel 3:12). Ketika Yosua menggantikan Musa sebagai pemimpin bangsa Israel, Allah berjanji, "Aku akan menyertai engkau; Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau" (Yos 1:5). Allah memberi semangat kepada orang Israel dengan kata-kata ini, "Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau ... Janganlah takut, sebab Aku ini menyertai engkau" (Yes 43:2,5).
  2. 2) Dalam PB, Matius menyatakan bahwa maksud kedatangan Yesus ke dunia ialah supaya kehadiran Allah dengan umat-Nya tercapai. Nama-Nya ialah "Imanuel" yang artinya "Allah menyertai kita" (Mat 1:23). Lagi, pada akhir Injilnya, Matius mencatat janji Yesus kepada para murid-Nya, "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat 28:20). Markus menutup Injilnya dengan kata-kata, "Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru dan Tuhan turut bekerja" (Mr 16:20).
(0.22) (Rm 14:3) (ende: Telah diterima oleh Allah)

Terpilih dari kekal dan terpanggil untuk masuk keradjaan Allah. Ia bersikap dan bertindak berdasarkan Indjil dan karena tjintanja kepada Allah, seperti diterangkan dalam Rom 14:6-8.

(0.22) (2Kor 11:29) (ende)

Bdl. 1Ko 9:22.



TIP #07: Klik ikon untuk mendengarkan pasal yang sedang Anda tampilkan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.08 detik
dipersembahkan oleh YLSA