Alkitab SABDA
alkitab.sabda.org

Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan.

Dengan kesabaran seorang penguasa dapat diyakinkan dan lidah lembut mematahkan tulang.

Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati.

"Bersabarlah sebentar, aku akan mengajar engkau, karena masih ada yang hendak kukatakan demi Allah.

Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan.

Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.

Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,

Namun bertahun-tahun lamanya Engkau melanjutkan sabar-Mu terhadap mereka. Dengan Roh-Mu Engkau memperingatkan mereka, yakni dengan perantaraan para nabi-Mu, tetapi mereka tidak menghiraukannya, sehingga Engkau menyerahkan mereka ke tangan bangsa-bangsa segala negeri.

Bersabarlah dengan aku, aku akan berbicara; sehabis bicaraku bolehlah kamu mengejek.

TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih setia.

Kepada manusiakah keluhanku tertuju? Mengapa aku tidak boleh kesal hati?

Apakah kekuatanku, sehingga aku sanggup bertahan, dan apakah masa depanku, sehingga aku harus bersabar?

TUHAN itu pengasih dan penyayang, panjang sabar dan besar kasih setia-Nya.

Tetapi Engkau, ya Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah kasih dan setia.

Jika amarah penguasa menimpa engkau, janganlah meninggalkan tempatmu, karena kesabaran mencegah kesalahan-kesalahan besar.

Siapa lekas naik darah, berlaku bodoh, tetapi orang yang bijaksana, bersabar.

Akal budi membuat seseorang panjang sabar dan orang itu dipuji karena memaafkan pelanggaran.

"Oleh sebab itulah pikiran-pikiranku mendorong aku menjawab, karena hatiku tidak sabar lagi.

Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya.

Bolehkah hal itu dikatakan, keturunan Yakub? Apakah TUHAN kurang sabar? Atau seperti inikah tindakan-Nya? Bukankah firman-Ku baik terhadap orang yang benar kelakuannya?