Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 1701 - 1720 dari 3562 ayat untuk bagi [Pencarian Tepat] (0.001 detik)
Pindah ke halaman: Pertama Sebelumnya 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 Selanjutnya Terakhir
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.12872948837209) (Kol 1:3) (sh: Bersyukur untuk pertumbuhan jemaat yang konkrit (Senin, 2 Juli 2001))
Bersyukur untuk pertumbuhan jemaat yang konkrit

Bersyukur untuk pertumbuhan jemaat yang konkrit. Mengucap syukur bukanlah hal yang mudah bagi jemaat, terlebih lagi bila jemaat tidak dapat melihat dengan jelas hal-hal konkrit apa yang akan disyukuri. Seringkali kita hanya menyatakan bersyukur untuk hal-hal yang bersifat global dan terkesan “basa- basi” sebagai pembuka doa. Mempelajari bagian ini kita akan mendapatkan teladan Paulus, ketika ia mengucap syukur untuk pertumbuhan jemaat Kolose, yang merupakan buah pelayanan Epafras, rekan sepelayanannya (ayat 8).

Paulus memiliki dasar pengenalan yang up to date tentang jemaat ini, sehingga ia dapat menaikkan syukur untuk hal-hal yang konkrit. Perhatian Paulus nampak pula dalam kerutinannya mengingat jemaat ini dalam doanya (ayat 3). Yang menjadi perhatian Paulus bukanlah hal-hal yang bersifat materi, tetapi hal-hal rohani yang begitu mendasar bagi sebuah jemaat yang bertumbuh, yakni: iman, kasih, dan pengharapan; semuanya berdasarkan kebenaran Injil dan kasih karunia Allah (ayat 4-6). Paulus begitu jeli mengamati jemaat ini dan dengan dasar teologinya yang benar, ia menilai secara spesifik terhadap pertumbuhan jemaat yang berakar dari pendengarannya akan Injil dan responsnya terhadap kasih karunia Allah. Injil adalah kekuatan Allah yang tidak pernah padam gemanya, dari sejak zaman Perjanjian Baru telah tersiar, bertumbuh, dan berbuah di seluruh dunia. Injil inilah yang menjadi fondasi kokoh bagi sebuah jemaat yang bertumbuh dan berbuah.

Bercermin pada ucapan syukur Paulus tentang jemaat Kolose, bagaimana kualitas jemaat dimana kita beribadah? Pertumbuhan apakah yang selama ini menjadi fokus ucapan syukur kita? Seringkalikah kita bersyukur untuk: kemegahan gedung gereja, peralatan sound system yang canggih, peralatan multimedia yang modern, dan penambahan jumlah jemaat yang hadir dalam ibadah; ataukah kita bersyukur untuk respons jemaat terhadap kebenaran Injil yang diberitakan, kehidupan jemaat yang rindu dan haus firman Tuhan, kehidupan antar jemaat yang saling memperhatikan, menguatkan, mengasihi, dan mendoakan.

Renungkan: Melihat dan mengamati keberadaan jemaat sampai saat ini, pikirkan hal-hal konkrit apakah yang dapat menjadi dasar ucapan syukur Anda! Bersyukurlah untuk pertumbuhan jemaat Anda dengan ucapan syukur yang konkrit, berdasarkan pengenalan Anda!

(0.12872948837209) (Yak 3:1) (sh: Hati-hati dengan kata-kata yang keluar dari mulutmu! (Kamis, 7 Juni 2001))
Hati-hati dengan kata-kata yang keluar dari mulutmu!

Hati-hati dengan kata-kata yang keluar dari mulutmu! Jemaat mula-mula menempatkan seorang pengajar dalam posisi penting dan terhormat. Dari para pengajar ini jemaat mendapatkan banyak pengajaran-pengajaran tentang kehidupan - norma-norma etika yang berlaku, tentang hukum, dlsb. Sesuai dengan kedudukannya, para pengajar itu mengemban tugas dan tanggung jawab yang berat. Karena ia tidak hanya bertanggungjawab terhadap isi ajaran yang diajarkannya, tetapi juga harus mampu mencerminkannya dalam sikap hidupnya.

Di masa sekarang ini, kita mengenal banyak sekali orang yang menekuni profesi pengajar. Misalnya, guru, dosen, pendeta, dlsb. Seperti halnya jemaat mula-mula, kita juga tahu bahwa profesi ini tidak hanya memikul tanggung jawab dalam isi pengajaran, tetapi juga bertanggungjawab untuk memperlihatkan sikap yang sesuai dengan pengajarannya, harus menjadi teladan, harus memperlihatkan sikap hidup yang sesuai dengan norma- norma hukum yang berlaku dalam masyarakat. Namun, sebenarnya tanggung jawab terhadap pengajaran itu juga menjadi tanggung jawab semua orang. Dalam hal ini semua orang dapat berfungsi sebagai pengajar karena hal yang paling penting adalah benar atau tidaknya pengajaran itu. Karena itu peringatan Yakobus tentang penguasaan lidah tidak hanya berlaku bagi jemaat penerima surat, tetapi berlaku juga bagi kita saat ini. "Memang lidah tak bertulang, tak terbatas kata-kata" . Kalimat ini mengingatkan kita tentang fungsi lidah, ibarat api kecil yang dapat membakar hutan besar. Lidah juga dapat menodai seluruh tubuh, dan membakar roda kehidupan kita. Lidah dapat mengubah kawan menjadi lawan. Bahkan lidah bisa mengakibatkan tercetusnya perang saudara, perang antarnegara, berjuta-juta manusia terbunuh, berjuta-juta manusia kehilangan tempat tinggal, berjuta- juta manusia mengarahkan hidupnya pada kesesatan, dlsb. Lihatlah akibat yang ditimbulkan oleh orang-orang yang tidak dapat mengendalikan lidahnya, kebinasaan menjadi bagiannya! Sebenarnya, lidah adalah alat saja.

Renungkan: Waspadai dan kendalikan lidah Anda dan lakukan perkara- perkara besar melalui bagian kecil dalam tubuh Anda tersebut. Dari kemurnian hati pancarkanlah mutiara- mutiara kata yang memuliakan Tuhan, membangun diri, dan menjadi berkat bagi orang lain!

(0.12387000930233) (Kej 3:15) (ende)

Bukan hanja akan ada permusuhan antara manusia dan ular pada umumnja, tetapi pertempuran jang sengit antara manusia dan ular ini, jang memperudjudkan pangkal segala kedjahatan. Seluruh sedjarah Israel dan umat manusia terlibat dalam pertentangan ini. Achirnja keturunan wanita akan menang dan meremukkan kepala ular itu.

Dalam ajat ini tertjantum pula harapan Israel akan kedatangan Al-Masih dan keradjaannja. Dalam keradjaan ini tiada tempat bagi kedjahatan, dan maksud Tuhan terlaksanakan. Djandjian kedatangan Al-Masih, jang diberikan kepada Israel, oleh pengarang ditempatkan pada awal sedjarah, dimasukkan kedalam rantjangan Tuhan mengenai manusia jang berdosa. Maka dari itu ajat ini disebut djuga "proto-evangelium", artinja ramalan-ramalan warta-gembira, jang akan terlaksana dalam diri Kristus, Putera Wanita.

(0.12387000930233) (Kej 27:40) (ende)

Ini suatu tambahan jang dibubuhkan kemudian, dan menundjukkan pembebasan bangsa Edomit, dibawah pemerintahan radja Joram dari Juda, abad 9 sebelum Masehi (2Ra 8:20).

Pengarang mempunjai simpati sedikit terhadap Esau, dan tidak membenarkan penipuan Jakub, sungguhpun dengan demikian achirnja Rentjana Tuhan terlaksana djuga. Tuhan telah memilih Jakub (lihat Kej 25:23; Mal 1:2,3; Rom 9:13). Larinja Jakub dan takutnja akan Esau itulah hukuman bagi penipuannja (Hos 12:3-5).

Beberapa Bapa geredja hanja memandang perbuatan Jakub itu sebagai suatu usaha memperoleh haknja (lihat Kej 25:33). S. Augustinus menganggap peristiwa itu pralambang rahasia iman: Jakub jang menjamar sebagai Esau melambangkan Kristus, jang dalam kodrat kemanusiaannja memikul dosa-dosa kita.

Peladjaran jang dapat kita ambil dari peristiwa ini ialah, bahwa Tuhan berkuasa menjalurkan kesalahan-kesalahan manusia djuga kearah terlaksananja Rentjana KeselamatanNja.

(0.12387000930233) (Kej 49:1) (ende)

Pada achir hidupnja Jakub mengumpulkan putera-puteranja akan memberi pesan-pesan serta berkatnja kepada mereka, seperti biasanja terdjadi.

Utjapan-utjapan berkat ini djuga mengandung harapan bagi hari-kemudian, pun mempengaruhinja pula (lihat tjatatan pada Kej 27:4).

Dalam ajat 2-27(Kej 49:2-27) fasal ini penjusun menjisipkan kumpulan sabda pepatah Jakub, jang melukiskan berkat kepada putera-puteranja dalam bentuk puisi-profetis, memperudjudkan pandangan Bapa Jakub atas hari-kemudian mereka.

Teks ini berasal dari djaman sesudah suku-suku Israel menetap ditanah Palestina, dan mentjerminkan situasi kedua-belas suku ketika itu. Terutama djelas diutarakan kedudukan penting suku-suku Juda, Efraim dan Manasse dalam persekutuan suku-suku.

(0.12387000930233) (Kel 20:15) (ende)

Milik perseorangan itu konsekwensi dari kebebasan perseorangan serta hak jang mendjamin penggunaan kemerdekaan itu. Budak belian tidak mempunjai harta milik, kebebasan, djaminan hidup bagi dirinja dan keturunannja. Pada bangsa Israel persatuan sosial jang amat erat itu tidak bertentangan dengan hak-hak pribadi bebas. Sifat bangsa merdeka, jang dibebaskan oleh Tuhan dari perbudakan, harus nampak pula pada setiap warganja. Setiap keluarga memiliki bagiannja dari tanah kurnia Tuhan. Ini memperberat, kesalahan orang merampas milik itu. Kesimpulan lainnja ialah, bahwa orang berwadjib menggunakan harta-miliknja setjara bertanggungdjawab terhadap Tuhan dan masjarakat. Menimbun-nimbun kekajaan setjara tidak sosial merupakan perbuatan jang terkutuk (Ula 24:10-15; Yes 3:14-15; Yer 22:13-14; Amo 2:6-8; 8:4-6).

(0.12387000930233) (Im 17:11) (ende)

Ajat-ajat ini memberikan keterangan mengapa darah tidak boleh dimakan. Darah merupakan kehidupan adalah milik Jahwe, Allah jang hidup dan menghidupkan. Maka dari itu manusia harus menghormati daja ilahi itu dan tidak boleh menggunakannja bagi dirinja, seolah-olah manusia menguasai kehidupan. Selaku daja hidup darahpun dapat "mentjeriakan" orang dari segala kenadjisan jang menghalang-halangi perhubungan dengan Allah jang hidup, djustru oleh karena mengantjam dan mengurangi kehidupan dalam diri manusia. Darah sebagai daja hidup dan milik Jahwe jang hidup mampu memulihkan daja itu. Tetapi seperti Allah memberikan kehidupan, demikian djuga Ia memberikan darah, milikNja, kepada manusia untuk memulihkan hidup. Maka dari itu kekuatan darah itupun merupakan kurnia Allah, sehingga achirnja Tuhan sendiri memulihkan kehidupan dan hubungan dengan diriNja sendiri sebagai sumber dan pokok kehidupan. Manusia sendiri tidak boleh menggunakan (makan) darah itu, supaja kehidupan tetap njata suatu anugerah ilahi.

(0.12387000930233) (Mzm 73:1) (ende)

Lagu kebidjaksanaan ini membitjarakan soal kesedjahteraan kaum pendjahat, jang bertentangan rupanja dengan keadilan Jahwe (Lih. Maz 37:1-40; 49:1-20). Pengarang mulai dengan suatu asas jang merupakan kesimpulan pikirannja (Maz 73:1). lalu ia mentjeritakan bagaimana ia sendiri amat bimbang dan ragu2, hingga hampir murtad daripada Allah karena keadaan kaum pendjahat jang makmur itu. Soal itu betul mendjadi tekanan berat bagi djiwanja (Maz 73:2-16). Achirnja, berkat anugerah Tuhan, ia berhasil memetjahkan soalnja: kaum pendjahat tentu akan binasa, mati, maka njatalah kesedjahteraannja semu2 belaka. tetapi si djudjur akan tetap berhubungan dengan Allah, malahan sesudah mati, dan inilah kebahagiaan tertinggi dan jang mentjukupi sama sekali (Maz 73:17-26). Semuanja itu sekali diichtisarkan dalam ajat2 27-28 (Maz 73:27-28).

(0.12387000930233) (Mzm 74:1) (ende)

Sesudah Bait-Allah dimusnahkan dan ditjemarkan maka umat Israil mengeluh dalam lagu ratap ini karena bentjana itu. Dilukiskan bagaimana musuh2 merusak, membakar Rumah Sutji itu dan tempat2 lain pula (Maz 74:3-8). Umat ragu2 dan putus asa karenanja dan Allah tidak memberi suatu petundjuk (Maz 74:9-10). Tapi umat berseru kepada Jahwe dan menjerukan kepada semuanja jang telah diperbuat Allah bagi umatNja dahulukala (Maz 74:12-15), kepada kehormatan dan kemuliaanNja sendiri, jang ditjemarkan musuh2 itu, kepada kekuasaan Tuhan jang mentjiptakan se-gala2nja (Maz 74:17-18), lagi pula kepada perdjandjian jang telah membuat Israil mendjadi kepunjaan Jahwe (Maz 74:1-2,19-21). Demikianlah Jahwe se-olah2 wadjib menolong (Maz 74:22-23).

(0.12387000930233) (Mzm 78:1) (ende)

Mazmur ini adalah tjiptaan seorang guru kebidjaksanaan. Ia memandang sedjarah bangsa Israil, pengungsiannja dari Mesir (Maz 78:11-14), perdjalanannja dipadang gurun (Maz 78:15-53), masuknja kedalam negeri Kena'an dan hidupnja disana pada masa para Hakim dan Sjemuel sampai tampilannja radja Dawud (Maz 78:54-72). Pengarang berbuat demikian oleh karena hadits itu adalah wadjib bagi umat Israil (Maz 78:1-7). Isi seluruh sedjarah itu ialah: Tuhan berbuat baik terhadap umatNja, malahan berbuat mudjidjat, tetapi umat itu terus menerus mendurhaka dan murtad daripada (Maz 78:8-10). Sebenarnja Allah tiap2 kali menghukum mereka, tetapi tiap2 kali menjajanginja pula.

Chususnja suku2 bangsa Efraim dan Jusuf dituduh pengarang (Maz 9:1-20; 67:1-7), sedangkan Juda dipudjinja (Maz 68). Agaknja ia sendiri termasuk suku bangsa ini dan ia ingat bagaimana Israil (keradjaan utara) kemudian murtad sama sekali. Lagu ini menjerupai Maz 105:1-106:48.

(0.12387000930233) (Mzm 84:1) (ende)

Mazmur ini merupakan lagu djiarah. Kaum berdjiarah mengutjapkan kerinduannja untuk pergi ke Bait-Allah (Maz 84:2-4), agar supaja boleh tinggal disana seperti burung2 boleh bersarang di Rumah Jahwe (Maz 84:4). Dipudji bahagialah orang2 jang boleh diam di Rumah Allah dan jang boleh berdjiarah kesana (Maz 84:5-6). Kerinduannja meringankan perdjalanan kaum berdjiarah, hingga daerah kering mendjadi se-akan2 penuh dengan air dan disirami hudjan lembut (Maz 84:7-8). Setibanja di Bait-Allah kaum mentjurahkan doanja, pun bagi imam agung dan mereka bergembira oleh karena berada dekat Jahwe, tempat orang memang dilimpahi dengan berkah dan anugerahNja (Maz 84:8-12).

(0.12387000930233) (Mzm 88:1) (ende)

Keluhan lagu ini mengharukan hati. Pengarangnja amat sakitnja dan besar deritanja. Kena sakit (kusta?) ia hampir mati (Maz 88:4-8) dan ditinggalkan oleh kaum kerabat (Maz 88:8,18), malahan ditinggalkan oleh Allah djuga, jang rupanja menumpahkan bentjana dan amarahNja atas si sakit (Maz 88:15-18). Namun ia berseru dengan hebatnja kepada Allah, agar ditolongNja (Maz 88:2-3,10). Apa gunanja bagi Jahwe bila ia mati (Maz 88:11-13)? Doa seseorang jang putus asa sama sekali dan tersingung oleh malapetaka.

(0.12387000930233) (Mzm 111:1) (ende)

Lagu kebidjaksanaan ini mulai dan berachir seperti lagu pudjian (Maz 111:1,10c). Ia tersusun menurut abdjad Hibrani. Tiap2 garis mulai dengan huruf jang berikut. Ia merupakan suatu kumpulan pepatah jang hampir tidak tersambung satu sama lain. Mazmur ini sangat serupa dengan Maz 112. Pengarangnja tentu adalah satu orang. Mungkin ia dinjanjikan pada hari raya Paskah.

Semua pekerdjaan Allah patut direnungkan dan diluhurkan (Maz 111:2-3) dan dengan menetapkan hari2 raya Ia sendiri mau mengingatkannja kepada manusia (Maz 111:4). Demikian hari raya Paskah mengenangkan pengungsian dari Mesir dan peristiwa2 adjaib digurun pasir (Maz 111:5-8). Kesimpulan bagi manusia ialah: takutilah Jahwe (Maz 111:10).

(0.12387000930233) (Mzm 113:1) (ende)

Dengan bahasa bersahadja lagu jang pendek ini memuliakan Jahwe. Imam2 dan orang2 mursjid (Maz 113:1), malahan seluruh bumi dan segala masa (Maz 113:2-3) patut ikut-serta dalam pudjian itu bagi Jahwe, jang melebihi serta menguasainja (Maz 113:4-6)dan jang berbelaskasih terhadap kaum hina-dina(Maz 113:7-9).

Dengan mazmur ini mulailah rangkaian mazmur jang dinjanjikan orang2 Jahudi pada perdjamuan Paska (Maz 113:1-118:29). rangkaian ini dinamakan: Hallel Ketjil". Kristuspun menjanjikannja pada perdjamuan paska jang terachir dalam hidupnja bersama rasul2Nja (Mat 26:30; Mar 14:26).

(0.12387000930233) (Mzm 115:1) (ende)

Mazmur ini terdiri atas empat bagian. Jang pertama (Maz 115:1-3) mengagungkan Jahwe dan berhubungan dengan kebesaran Allah, bagian kedua melukiskan ke-sia2an berhala kafir (Maz 115:4-8). Lalu umat diadjak, agar ia pertjaja pada Jahwe (Maz 115:9-11) dan umat diberkati oleh imam (Maz 115:12-15). Lagu ditutup dengan pudjian bagi Allah (Maz 115:16-18).

Barangkali mazmur ini menjertai suatu kurban (antara ajat 11(Maz 115:11) dan Maz 115:12?) dan dinjanjikan oleh beberapa golongan: umat (Maz 115:1-8,16-18), seorang diri ber-turut2 dengan golongan Levita (Maz 115:9-11,12-15).

Ajat2 4-6,8(Maz 115:4-6,8) hampir sama dengan Maz 135:15-18, sedang ajat2 9-11(Maz 115:9-11) menjerupai Maz 135:19-20.

(0.12387000930233) (Dan 5:28) (ende)

Tulisan itu masih djuga suatu teka-teki untuk para ahli Kitab. Keterangan jang lebih laku: Huruf mati (mn',mn',tkl,uprsn) dapat dibubuhi dengan huruf jang dikehendaki, sehingga kata2 jang muntjul berlainan artinja. Ahli Babel tidak tahu huruf hidup mana harus dibubuhi. Daniel membubuhi huruf2 hidup tertentu hingga kata2 itu menundjuk tiga matjam mata uang atau mata timbangan: mina, misjkal, persin, jang turun harga dan beratnja. Dalam urutan itu ia melihat keruntuhan Babel dan karenanja ia membatja kata itu djuga sebagai kata kerdja, jakni: membilang, menimbang, mentjeraikan. Itu lalu dikenakannja pada radja Belsjasar jang sudah dibilang waktu keradjaannja sampai achir, jang sudah ditimbang dan tidak tjotjok dengan mata timbangan, hingga dibuang, jang keradjaannja sudah ditjeraikan serta di-bagi2 antara orang Media dan Parsi (parsin -- Parsi!).

(0.12387000930233) (Mat 24:1) (ende)

Dalam bab 24 Mat 24 ini Jesus mendjawab dua pertanjaan murid-muridnja, jang pertama bilamana kerobohan Jerusalem akan terdjadi, dan jang kedua, tanda-tanda manakah akan menundjuk achir zaman mendatang. Jesus memberi beberapa pemjataan, tetapi tidak selalu terang pernjataan mana mengenai kerobohan Jerusalem dan mana kedatangan Kristus sebagai hakim diachir zaman. Boleh dikatakan pula, bahwa Jesus mengambil kerobohan Jerusalem sebagai pelambang kerobohan dunia.

Diantara nubuat-nubuat ada pula jang sangat umum, jaitu mengenai kesulitan-kesulitan dan kesengsaraan jang akan dialami umat Kristus sepandjang segala zaman. Djelas sekali bahwa Jesus bukan hendak membuka rahasia-rahasia supaja diketahui, melainkan hanja memberi peringatan-peringatan dan nasehat-nasehat bagi murid-murid dan seluruh umat untuk selama-lamanja, supaja tetap siap-sedia untuk menghadap pengadilan Ilahi. Dan tidak kurang supaja mereka selalu dengan teguh imannja dan tabah hati bertahan dalam segala kesukaran dan penganiajaan jang akan mereka hadapi karena agamanja.

(0.12387000930233) (Mat 28:18) (ende)

Mengenai amanat Jesus ini, baik kalau diperhatikan pula, bahwa Mt. kurang mengindahkan waktu dan tempat terdjadinja peristiwa-peristiwa atau diberikan suatu pengadjaran, melainkan lebih isi dan tudjuannja. Sebab itu sama sekali tidak pasti, bahwa amanat ini diberikan diatas gunung di Galilea itu. Mungkin sekali sabda inipun termasuk amanat Jesus terachir jang diberikannja di Bukit Zaiton, sebelum naik kesurga. Bdl. Mar 16:15-19; Luk 24:46-51 dan Kis 1:8-12.

Mengingat gagasan Mt. dalam menjusun karangannja, mudah dimengerti, bahwa mengambil amanat ini sebagai penutup jang tepat sekali bagi karangannja. Ia memang merupakan pengachiran tugas Jesus sebagai Mesias jang nampak didunia, untuk menjerahkannja sekarang kepada para rasul. Lagi pula amanat ini merupakan penutup wadjar, sebagai kesimpulan jang tepat seluruh isi dan tudjuan Indjil, sebagaimana Indjil dinjatakan Jesus sepandjang seluruh hidupnja.

(0.12387000930233) (Kis 15:20) (ende)

Dua tuntutan dari hukum Jahudi itu, jaitu tidak boleh makan daging dari kurban-kurban jang telah dipersembahkan kepada dewa-dewa dan tidak boleh "berzinah" dengan sendirinja termasuk tuntutan-tuntutan Indjil djuga. Istilah "zinah" dalam hukum Jahudi meliputi segala perbuatan jang berlawanan dengan undang-undang pernikahan dan hak serta kemurnian perkawinan. Dalam hal-hal itu adat istiadat orang kafir terlalu bebas

Kedua pantangan jang lain dituntut barangkali sebab orang Jahudi terlalu djidjik akan makanan itu, sehingga dapat menimbulkan perselisihan dan perpetjahan didalam umat-umat, misalnja kalau saudara-saudara Jahudi melihat orang serani jang bukan Jahudi makan atau mengadjak makan daging atau darah itu Barangkali Jakobus djuga ingat bahwa larangan dan pantangan-pantangan itu sudah sedjak dahulu berlaku bagi orang-orang asing jang hidup ditengah-tengah orang Jahudi. Lih. Ima 17:10; 18:26; 20:2.

(0.12387000930233) (Rm 11:9) (ende)

Kutipan ini dari Maz 69:22-23.

Penjair mazmur ini sedang dikedjar oleh musuhnja dan ia mohon perlindungan dan pertolongan terhadap mereka. Dalam pada itu ia meminta hukuman atas musuh-musuhnja itu, sehingga mereka tidak mampu mengedjar dia lagi. Ibaratnja: demikianpun halnja umat Kristus jang diganggu oleh orang Jahudi jang tegar hati, jang tentu akan dikalahkan Allah.



TIP #15: Gunakan tautan Nomor Strong untuk mempelajari teks asli Ibrani dan Yunani. [SEMUA]
dibuat dalam 0.06 detik
dipersembahkan oleh YLSA