Setelah lewat kedua bulan itu, kembalilah ia kepada ayahnya, dan ayahnya melakukan kepadanya apa yang telah dinazarkannya itu; jadi gadis itu tidak pernah kenal laki-laki<n id="1" />. Dan telah menjadi adat di Israel,

maka mereka berkata kepadanya: "Coba katakan dahulu: syibolet." Jika ia berkata: sibolet, jadi tidak dapat mengucapkannya dengan tepat, maka mereka menangkap dia dan menyembelihnya dekat tempat-tempat penyeberangan sungai Yordan itu. Pada waktu itu tewaslah dari suku Efraim empat puluh dua ribu orang.

Sebab engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki;<x id="d" /> kepalanya takkan kena pisau cukur,<x id="e" /> sebab sejak dari kandungan ibunya anak itu akan menjadi seorang nazir<n id="1" /><x id="f" /> Allah dan dengan dia akan mulai<x id="g" /> penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin."

Kemudian perempuan itu datang kepada suaminya dan berkata: "Telah datang kepadaku seorang abdi Allah,<x id="h" /> yang rupanya sebagai rupa malaikat Allah,<x id="i" /> amat menakutkan.<x id="j" /> Tidak kutanyakan dari mana datangnya, dan tidak juga diberitahukannya namanya kepadaku.

Tetapi jawab Malaikat TUHAN itu kepada Manoah: "Sekalipun engkau menahan Aku di sini, hidanganmu itu tidak akan Kumakan. Tetapi jika engkau hendak mengolahnya menjadi korban bakaran,<x id="t" /> persembahkanlah itu kepada TUHAN." Sebab Manoah tidak mengetahui,<x id="u" /> bahwa Dia itu Malaikat TUHAN.

Tetapi ayahnya dan ibunya berkata kepadanya: "Tidak adakah di antara anak-anak perempuan sanak saudaramu atau di antara seluruh bangsa kita<x id="m" /> seorang perempuan, sehingga engkau pergi mengambil isteri<x id="n" /> dari orang Filistin, orang-orang yang tidak bersunat<x id="o" /> itu<n id="1" />?" Tetapi jawab Simson kepada ayahnya: "Ambillah dia bagiku, sebab dia kusukai."

Setelah ia sampai ke Lehi<x id="a" /> dan orang-orang Filistin mendatangi dia dengan bersorak-sorak, maka berkuasalah<x id="b" /> Roh TUHAN atas dia<n id="1" /> dan tali-tali pada tangannya menjadi seperti batang rami<x id="c" /> yang telah habis dimakan api dan segala pengikatnya hancur tanggal dari tangannya.

Sesudah itu datanglah ke sana saudara-saudaranya dan seluruh keluarganya, mereka mengangkat dia dan membawanya dari sana, lalu menguburkannya di antara Zora dan Esytaol di dalam kubur Manoah,<x id="z" /> ayahnya. Dia memerintah<x id="a" /> sebagai hakim atas orang Israel dua puluh tahun<x id="b" /> lamanya.

Pada zaman itu tidak ada raja<x id="v" /> di antara orang Israel dan pada zaman itu suku Dan sedang mencari milik pusaka untuk menetap, sebab sampai hari itu mereka belum juga mendapat bagian milik pusaka di tengah-tengah suku-suku Israel.<x id="w" />

Mereka maju, lalu berkemah di Kiryat-Yearim<x id="p" /> di Yehuda. Itulah sebabnya tempat itu disebut Mahane-Dan<x id="q" /> sampai sekarang; letaknya di sebelah barat Kiryat-Yearim.

Bani Dan menegakkan bagi mereka sendiri patung pahatan itu, lalu Yonatan bin Gersom<x id="m" /> bin Musa bersama-sama dengan anak-anaknya menjadi imam bagi suku Dan, sampai penduduk negeri itu diangkut sebagai orang buangan.

Ketika orang itu bangun untuk pergi, bersama dengan gundiknya dan bujangnya, berkatalah mertuanya, ayah perempuan muda itu, kepadanya: "Lihatlah, matahari telah mulai turun menjelang petang; baiklah tinggal bermalam, lihat, matahari hampir terbenam, tinggallah di sini bermalam dan biarlah hatimu gembira; maka besok kamu dapat bangun pagi-pagi untuk berjalan dan pulang ke rumahmu."

Tetapi datanglah pada malam<x id="b" /> itu seorang tua, yang pulang dari pekerjaannya di ladang. Orang itu berasal dari pegunungan Efraim<x id="c" /> dan tinggal di Gibea sebagai pendatang, tetapi penduduk tempat itu adalah orang Benyamin.

Pada hari itu dihitunglah jumlah bani Benyamin dari kota-kota lain itu: dua puluh enam ribu orang yang bersenjatakan pedang, belum termasuk penduduk Gibea, yang terhitung tujuh ratus orang pilihan banyaknya.

Kemudian pergilah semua orang Israel, yakni seluruh bangsa itu, lalu sampai di Betel; di sana mereka tinggal menangis di hadapan TUHAN,<x id="z" /> berpuasa<x id="a" /> sampai senja pada hari itu dan mempersembahkan korban bakaran<x id="b" /> dan korban keselamatan<x id="c" /> di hadapan TUHAN.<x id="d" />

TUHAN membuat suku Benyamin<x id="q" /> terpukul kalah oleh orang Israel, dan pada hari itu orang-orang Israel memusnahkan dari antara suku Benyamin dua puluh lima ribu seratus orang, semuanya orang-orang yang bersenjatakan pedang.

Ketika orang-orang Israel mundur dalam pertempuran<x id="w" /> itu, maka suku Benyamin mulai menyerang orang Israel, sehingga terbunuh kira-kira tiga puluh orang, karena pikir mereka: "Tentulah orang-orang itu terpukul kalah sama sekali oleh kita seperti dalam pertempuran yang dahulu."

Pada zaman para hakim memerintah<n id="3" /><x id="a" /> ada kelaparan di tanah Israel.<x id="b" /> Lalu pergilah seorang dari Betlehem-Yehuda<x id="c" /> beserta isterinya dan kedua anaknya laki-laki ke daerah Moab<x id="d" /> untuk menetap di sana sebagai orang asing.<x id="e" />

Orang itu dari tahun ke tahun<x id="g" /> pergi meninggalkan kotanya untuk sujud menyembah<x id="h" /> dan mempersembahkan korban kepada TUHAN semesta alam di Silo.<x id="i" /> Di sana yang menjadi imam TUHAN ialah kedua anak Eli,<x id="j" /> Hofni dan Pinehas.

Ketika disebutnya tabut Allah itu, jatuhlah Eli telentang dari kursi di sebelah pintu gerbang, batang lehernya patah dan ia mati. Sebab telah tua dan gemuk orangnya. Empat puluh tahun<x id="l" /> lamanya ia memerintah<x id="m" /> sebagai hakim atas orang Israel.