Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 121 - 140 dari 234 ayat untuk turun menimpa AND book:[1 TO 39] (0.004 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.19) (1Sam 2:1) (full: BERDOALAH HANA. )

Nas : 1Sam 2:1

Nyanyian nubuat Hana memuliakan pemeliharaan Allah atas orang yang tetap setia kepada-Nya (ayat 1Sam 2:9; bd. nyanyian Maria di Luk 1:46-55). Dia juga bersukacita di dalam keselamatan-Nya, karena Dia itu kudus adanya, dan hanya Dialah Allah (ayat 1Sam 2:2). Semua pengikut Tuhan Yesus harus percaya pada cara-cara kerja Allah dalam hidup mereka. Segala sesuatu yang diizinkan-Nya menimpa hidup kita harus dibawa kepada-Nya di dalam doa, dengan keyakinan penuh bahwa bukan saja tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya, tetapi juga bahwa Dia akhirnya mendatangkan kebaikan dari segala sesuatu yang terjadi atas hidup kita (Rom 8:31-39).

(0.19) (2Raj 8:11) (full: MENANGISLAH ABDI ALLAH ITU. )

Nas : 2Raj 8:11-12

Di dalam suatu penglihatan dari Roh penyataan, Elisa melihat bahwa Hazael akan menjadi raja Aram dan melakukan kejahatan yang dahsyat terhadap Israel (ayat 2Raj 8:12-13). Elisa menangis karena apa yang akan menimpa Israel sebagai akibat kemurtadan mereka. Sebagai abdi Allah yang sejati, ia merasakan kesedihan yang mendalam baik untuk Allah yang telah ditinggalkan oleh umat-Nya, maupun untuk umat itu yang kini harus menderita hukuman berat karena dosa-dosa mereka. Dengan cara yang sama Yesus menangisi Yerusalem (Luk 19:41) dan Paulus menangisi gereja (Kis 20:28-31). Kata-kata Elisa tidak membenarkan kekejaman Hazael di kemudian hari, tetapi hanya menguraikan perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukan orang bejat akhlak pada masa perang (bd. Yes 13:15; Hos 10:14).

(0.19) (2Raj 9:8) (full: SEGENAP KELUARGA AHAB AKAN BINASA. )

Nas : 2Raj 9:8

Allah menyebabkan runtuhnya keluarga Ahab karena mereka tetap keras kepala dan tidak mau bertobat dari penyembahan berhala dan kemurtadannya sehingga merusak seluruh bangsa Israel (bd. Rom 2:5-6). Hukuman Allah yang adil atas rumah Ahab (pasal 2Raj 10:1-36), putranya Yoram (ayat 2Raj 9:22-26; lih. 1Raj 21:19) dan istri Ahab, Izebel (ayat 2Raj 9:30-37) menunjukkan bahwa Allah pasti akan menghukum semua orang yang menuntun umat-Nya kepada ketidakbenaran. Alkitab dengan jelas mengajarkan bahwa Allah akan memberikan setiap orang upah sesuai dengan perbuatannya (Rom 2:6; bd. 2Tim 4:14), dan bahwa akan ada "penderitaan dan kesesakan menimpa setiap orang yang berbuat jahat" (Rom 2:9).

(0.19) (Ayb 13:15) (full: IA HENDAK MEMBUNUH AKU, TAK ADA HARAPAN BAGIKU )

Nas : Ayub 13:15

(versi Inggris NIV -- sekalipun Ia membunuh aku, namun aku akan berharap kepada-Nya). Dalam ayat ini terdapat pernyataan yang paling mengagumkan tentang iman akan kebaikan Allah yang pernah diungkapkan. Apa pun yang diizinkan Allah terjadi atas Ayub, apa pun beban yang ditimpakan kepadanya, bahkan sekalipun dia "dibunuh" oleh-Nya, Ayub percaya bahwa akhirnya Allah tidak akan mengecewakan dia. Paulus mengungkapkan keyakinan yang sama tentang kasih Allah bagi umat-Nya yang setia pasal (Rom 8:39). Walaupun Tuhan mengambil kenyamanan demi kenyamanan, kesehatan dirusakkan dan gelombang-gelombang kesulitan menimpa kita, melalui kasih karunia Yesus Kristus dan kuasa kematian-Nya yang menyelamatkan, kita dapat mempercayai Allah dengan iman yang kokoh, yakin bahwa Dia itu benar, adil, dan baik (bd. Rom 8:37-39).

(0.19) (Mzm 27:4) (full: SATU HAL TELAH KUMINTA. )

Nas : Mazm 27:4

Seperti dalam Mazmur Mazm 26:1-12, pemazmur mencari kehadiran Allah; hal itu paling berharga di dalam hidupnya dan dia mendoakannya tanpa mengenal lelah. Allah sendiri memanggil kita semua kepada tujuan yang sama: "mencari wajah-Nya" (ayat Mazm 27:8). Mereka yang melaksanakan hal ini, berusaha untuk tinggal di hadirat-Nya yang kudus, diberikan keyakinan teguh bahwa pencobaan apa pun yang menimpa mereka, Tuhan tidak akan meninggalkan mereka (ayat Mazm 27:9-10). Tidak ada alasan untuk putus asa; kemurahan Allah tersedia bagi mereka (ayat Mazm 27:13-14).

(0.19) (Mzm 78:1) (full: PASANGLAH TELINGA UNTUK PENGAJARAN-KU, HAI BANGSA-KU. )

Nas : Mazm 78:1

Mazmur ini digubah untuk mengingatkan Israel mengapa demikian banyak hukuman berat dari Allah menimpa mereka sepanjang sejarah.

  1. 1) Nyanyian ini mengingatkan mereka untuk belajar dari kegagalan rohani nenek-moyang mereka dan berusaha dengan tekun menjauhi ketidakpercayaan dan ketidaksetiaan yang sama.
  2. 2) Umat Allah dewasa ini harus memperhatikan mazmur ini dengan cermat karena banyak gereja dan denominasi telah kehilangan kehadiran dan kuasa Allah karena ketidakpercayaan dan ketidaktaatan kepada firman-Nya. Karena gagal menjadikan standar dan pengalaman alkitabiah landasan untuk kebenaran dan perilaku, mereka secara berangsur-angsur telah tersesat dan mengikuti jalan mereka sendiri (bd. Yes 53:6)
(0.19) (Yes 34:1) (full: SEGALA BANGSA ... UNTUK DITUMPAS. )

Nas : Yes 34:1-7

Ayat-ayat ini melukiskan hukuman dahsyat yang menimpa segala bangsa pada akhir zaman. Ayat-ayat ini menekankan murka Allah terhadap semua dosa dan pemberontakan (ayat Yes 34:2-3;

lihat cat. --> Wahy 16:16;

lihat cat. --> Wahy 19:17);

[atau ref. Wahy 16:16; 19:17]

hukuman ini akan mencakup kekacauan di langit (ayat Yes 34:4; bd. Mat 24:29; Wahy 6:13-14) dan terkait dengan kedatangan kembali Kristus untuk mendirikan kerajaan-Nya di bumi (pasal Wahy 19:1-20:15). Sekarang ini, bangsa-bangsa mungkin mencemooh dan menolak cara Allah, tetapi pada suatu saat yang hanya diketahui Allah, kesengsaraan besar dan hukuman akan menggoncangkan bangsa-bangsa itu.

(0.19) (Yer 8:18) (full: HATIKU SAKIT PEDIH. )

Nas : Yer 8:18-23

Kata-kata ini mengungkapkan kesedihan mendalam nabi atas dosa dan kebinasaan umat Allah. Dia terkoyak oleh kesetiaan kepada Allah dan ikatan mendalam dengan umat itu; dia demikian sedih sehingga ingin meninggalkan mereka untuk selamanya (Yer 9:2). Orang percaya mengalami kesedihan yang sama ketika menyaksikan anggota keluarga mereka hidup dalam pemberontakan terhadap Allah dan jalan-jalan-Nya yang benar. Mereka seolah-olah mengalami sendiri penderitaan Allah ketika menantikan malapetaka yang akan menimpa orang yang tidak mau bertobat.

(0.19) (Yeh 7:7) (full: SAATNYA TIBA! )

Nas : Yeh 7:7

Hari kemurkaan dan kebinasaan akan segera tiba bagi orang Israel. Pemberontakan mereka terhadap Allah akan berakhir dengan tiba-tiba (ayat Yeh 7:2-3,6) ketika Ia menghukum mereka karena perbuatan mereka yang keji; hanya sedikit yang akan lolos. Dewasa ini, mungkin tampaknya Allah mengabaikan kejahatan dan kebejatan bangsa-bangsa; sekalipun demikian, Alkitab meyakinkan kita berkali-kali bahwa hari Tuhan akan datang (bd. Am 5:18-20), hari penghakiman besar yang membawa kebinasaan dan murka Allah atas seluruh dunia (lih. 1Pet 4:7,17). Sama seperti hari murka Allah akhirnya menimpa Yehuda, demikian pula hari itu akan datang atas orang fasik, amoral dan angkuh di dunia ini

(lihat cat. --> 1Tes 5:2).

[atau ref. 1Tes 5:2]

(0.19) (Am 2:6) (full: PERBUATAN JAHAT ISRAEL. )

Nas : Am 2:6

Setelah menegur dosa tetangga-tetangga Israel, Amos kini mencapai puncaknya dan mengarahkan perhatian pada dosa-dosa dan hukuman yang akan menimpa Israel, kerajaan utara itu. Mereka tidak taat kepada firman Allah, tetapi malah menindas orang miskin (ayat Am 2:6-7), hidup mesum (ayat Am 2:7) dan mencemarkan penyembahan Allah (ayat Am 2:7-8); di bagian lain dijelaskan bahwa mereka menentang pelayanan nabi-nabi Allah yang benar (bd. Am 7:10-17).

(0.19) (Ob 1:1) (full: )

Penulis : Obaja

Tema : Hukuman atas Edom

Tanggal Penulisan: + 840 SM

Latar Belakang

Penulis kitab yang pendek ini ialah seorang nabi bernama Obaja; di dalam kitab ini, keturunan dan keterangan lain tentang hidupnya tidak diberikan. Nama "Obaja" cukup umum, dan berarti "hamba Tuhan"; 12 atau 13 orang dalam Alkitab memakai nama ini (mis. 1Raj 18:3-16; 2Taw 17:7; 2Taw 34:12-13).

Apakah Obaja yang menulis kitab ini disebut di lain tempat dalam PL tergantung pada tanggal nubuatnya. Karena tidak disebutkan seorang raja, kita tidak mengetahui dengan pasti tanggal penulisan kitab ini. Satu-satunya fakta sejarah yang disinggung dalam teksnya ialah saat orang Edom bersukacita atas suatu penyerbuan Yerusalem, dan bahkan ikut serta dalam menjarahnya (ayat Ob 1:11-14); akan tetapi, tidak jelas penyerbuan mana terhadap Yerusalem yang dimaksudkan Obaja. Ada lima penyerbuan penting sepanjang zaman PL:

  1. (1) oleh Sisak, raja Mesir tahun 926 SM, di masa pemerintahan Rehabeam (1Raj 14:25-26);
  2. (2) oleh pasukan Filistin dan Arab pada masa pemerintahan Yoram sekitar tahun 848-841 SM (lih. 2Taw 21:16-17);
  3. (3) oleh Raja Yoas dari Israel pada masa pemerintahan Amazia sekitar tahun 790 SM (lih. 2Raj 14:13-14);
  4. (4) oleh Sanherib, raja Asyur, pada masa pemerintahan Hizkia tahun 701 SM (2Raj 18:13); dan
  5. (5) oleh pasukan Babel selama tahun 605-586 SM (2Raj 24-25:30).

Sebagian besar ahli percaya bahwa Obaja bernubuat pada masa (2) atau (5). Kebinasaan Yerusalem oleh Nebukadnezar kelihatannya kurang mungkin dari keduanya karena tidak disebut tentang kebinasaan seluruh Yerusalem atau diangkutnya penduduknya ke dalam pembuangan. Nabi yang lain ketika mengacu kepada kebinasaan Yerusalem selalu memperkenalkan musuh itu sebagai Nebukadnezar dan Babel, bukan hanya "orang-orang luar" dan "orang-orang asing" (ayat Ob 1:11). Demikianlah peristiwa yang mengakibatkan nubuat Obaja sangat mungkin yang kedua di atas, ketika pasukan Filistin dan Arab menjarah Yerusalem. Menjelang terjadinya peristiwa ini, orang Edom (yang dikuasai Yerusalem) telah berhasil membebaskan diri (2Taw 21:8-10). Sukacita mereka atas kejatuhan Yerusalem tidak lama sesudah itu dapat dipahami. Karena masa pemerintahan Yoram adalah 848-841 SM, dan karena penjarahan Yerusalem telah terjadi ketika Obaja menulis, maka 840 SM merupakan tanggal yang mungkin bagi penulisan kitab ini.

Sebagian dari latar belakang nubuat ini mengingatkan kembali pada Kej 25:19-34; Kej 27:1--28:9 yaitu persaingan berkepanjangan di antara Esau (bapak orang Edom) dan Yakub (bapak ke-12 suku Israel). Sekalipun kita membaca dalam kitab Kejadian tentang perdamaian kedua saudara ini (Kej 33:1-20), kebencian di antara keturunan mereka sering kali menimbulkan pertempuran sepanjang sejarah alkitabiah (bd. Bil 20:14-21; 1Sam 14:47; 2Sam 8:14; 1Raj 11:14-22). Sesuai dengan sejarah permusuhan mereka, orang Edom bersukacita karena kesulitan Yerusalem.

Tujuan

Kitab nubuat ini ditulis

  1. (1) untuk menyatakan murka Allah yang hebat terhadap Edom karena sukacita mereka atas penderitaan Yehuda, dan
  2. (2) untuk menyampaikan firman Allah tentang hukuman yang akan datang atas Edom.

Obaja menubuatkan hasil akhir dari tindakan Allah: bagi orang Edom -- kebinasaan; bagi umat Allah Israel -- pembebasan pada hari Tuhan yang akan datang.

Survai

Kitab Obaja terdiri atas dua bagian utama. Di dalam bagian pertama (ayat Ob 1:1-14), Allah mengungkapkan melalui sang nabi ketidaksenangan-Nya dengan Edom dan menuntut pertanggungjawaban karena dosa-dosa mereka, khususnya dosa kesombongan (karena perlindungan geografis) dan dosa sukacita atas jatuhnya Yehuda. Hukuman Allah yang diramalkan akan mendatangi mereka, dan sang nabi tidak menawarkan harapan untuk penangguhan berdasarkan ajakan untuk bertobat dan berbalik kepada Tuhan; mereka akan dimusnahkan untuk selama-lamanya (ayat Ob 1:10). Bagian kedua (ayat Ob 1:15-21) bernubuat tentang kedatangan hari Tuhan ketika Edom dan semua musuh Allah akan dibinasakan, sedangkan umat Allah diselamatkan dan kerajaan-Nya menang.

Ciri-ciri Khas

Empat ciri utama menandai nubuat Obaja.

  1. (1) Kitab ini adalah kitab PL yang paling pendek.
  2. (2) Obaja menjadi salah seorang dari tiga nabi yang dipanggil Allah untuk mengalamatkan berita tertulis mereka hampir seluruhnya kepada bangsa lain dan bukan kepada Israel atau Yehuda (kedua nabi lain adalah Yunus dan Nahum).
  3. (3) Ada banyak persamaan di antara kitab Obaja dengan Yer 49:7-22.
  4. (4) Kitab ini tidak dikutip atau disebut dalam PB.

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Walaupun PB tidak secara langsung mengacu kepada Obaja, sengketa di antara Esau dan Yakub yang mendasari kitab ini juga diuraikan dalam PB. Paulus menunjuk kepada persaingan Esau-Yakub dalam Rom 9:10-13, tetapi melanjutkannya dengan mengingatkan kita akan berita pengharapan Allah: semua yang bertobat dari dosa-dosa mereka, Yahudi atau bukan Yahudi, dan berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan (Rom 10:9-13; Rom 15:7-12).

(0.19) (Yl 2:1) (jerusalem) Bagian ini mengenai Hari Tuhan, Yoe 1:15, dan kembali menggambarkan tulah belalang dengan membandingkan kawanan binatang itu dengan bala tentara yang menyerang, tidak tertahan.
(0.19) (Kel 9:13) (sh: Dihukum supaya bertobat (Minggu, 10 April 2005))
Dihukum supaya bertobat

Dihukum supaya bertobat
Firaun tetap menolak untuk membiarkan bangsa Israel pergi. Ia "menutup mata" terhadap kebesaran-Nya yang menunjukkan bahwa Allah Israel adalah Sang Penguasa alam semesta dan bukan ilah-ilah Mesir yang disembahnya. Firaun terlalu angkuh untuk mengakui hal tersebut. Dia lebih mementingkan menjaga kepercayaan bangsa Mesir kepada dewa-dewinya daripada beralih menyembah Allah yang Hidup. Meski demikian, Allah membiarkan Firaun tetap hidup setelah keenam tulah dahsyat itu. Alasan Allah ialah agar nama-Nya masyhur di bumi (ayat 14-16).

Tulah hujan es ini tidak terjadi di Tanah Gosyen sebab Allah setia memelihara umat-Nya (ayat 26). Tulah ketujuh yang menimpa seluruh Tanah Mesir ini adalah sangat dahsyat dalam sejarah bangsa Mesir sebab tulah ini menghancurkan tanaman yang menjadi sumber pangan mereka (ayat turun+menimpa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">18-19,22-26). Penderitaan karena keenam tulah sebelumnya telah berdampak pada bangsa Mesir, yakni munculnya beberapa orang Mesir yang takut akan firman Tuhan dan mengindahkan peringatan-Nya untuk menyelamatkan ternak dan hambanya (ayat 19-21). Meski demikian, Firaun dan para pegawainya tetap bersikeras untuk tidak mengakui-Nya. Dia hanya ingin Allah mencabut penghukuman-Nya tanpa mau bertobat (ayat turun+menimpa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">27-30,33-35). Allah belum lagi mematikan Firaun. Gambaran yang dipakai Musa adalah walau rami dan jelai sudah musnah, sekoi dan gandum masih terlindungi karena saat itu belum musimnya (ayat turun+menimpa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">31-32).

Melalui tulah ketujuh ini, kita belajar bahwa penghu-kuman Allah dimaksudkan supaya manusia memiliki kesempatan untuk berbalik kepada Allah dan bertobat. Maka sebagai orang percaya kita harus selalu bersedia belajar dari setiap peristiwa hidup yang Allah izinkan terjadi menimpa kita supaya menghasilkan pertobatan. Maksud semua perbuatan Allah ialah agar kita semakin mengenal-Nya yaitu bahwa Dia setia memelihara hidup umat-Nya.

Renungkan: Pertobatan adalah pintu pengenalan akan Dia.

(0.19) (2Raj 6:24) (sh: Percaya, jangan menghujat! (Selasa, 10 Mei 2005))
Percaya, jangan menghujat!

Percaya, jangan menghujat!
Iman sejati seseorang akan teruji saat melewati masalah berat. Yaitu, apakah ia akan tetap setia kepada Tuhan atau akan kehilangan iman bahkan menghujat-Nya.

Raja Yoram sudah menerima banyak pertolongan Tuhan melalui hamba-Nya, Elisa. Pengalaman sewaktu diluputkan dari penghadangan musuh seharusnya membawa Yoram percaya pada pemeliharaan Tuhan. Rupanya, iman Yoram hanya sebatas penglihatan fisik saja sebab mata rohaninya tidak tercelik. Tatkala yang dilihatnya adalah pengepungan musuh sekeliling Samaria (ayat 24), bencana kelaparan di antara penduduk kota (ayat 25), dan hilangnya rasa kemanusiaan dalam diri bangsanya (ayat 28-29), Yoram berbalik menghujat Allah (ayat 33) bahkan mengancam membunuh hamba-Nya (ayat 31).

Sikap Raja Yoram itu menunjukkan: Pertama, ia mengelak bertanggung jawab sebagai raja dengan cara mempersalahkan Elisa (ayat 31). Padahal seharusnya ia mengupayakan segala daya untuk menyelamatkan bangsanya. Kedua, ia mengakui bahwa malapetaka yang menimpa Samaria berasal dari Tuhan. Akan tetapi, Yoram tidak mau mencari Dia untuk bertobat dan memohon pertolongan-Nya (ayat 35). Sikap yang serupa juga ditunjukkan oleh seorang perwira ajudan raja. Ia menyepelekan nubuat Elisa bahkan menghujat Tuhan (ayat turun+menimpa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">7:1-2). Itu sebabnya, ia hanya akan menyaksikan pertolongan Tuhan tanpa dapat menikmatinya. Berbeda dengan Yoram, Elisa tidak menggantungkan imannya pada penglihatan fisiknya melainkan percaya pada pemeliharaan Allah. Itulah sebabnya, Allah menyingkapkan pertolongan apa yang akan dilakukan-Nya bagi umat-Nya.

Iman sejati tidak bergantung pada keadaan melainkan percaya pada janji firman Tuhan. Jadi, semakin berat masalah hidup menimpa, semakin anak-anak Tuhan mendekat kepada-Nya sehingga tidak menanggalkan iman ataupun berbalik mengkhianati-Nya.

Tekadku: Musibah boleh datang menerpa silih berganti, tetapi aku akan tetap percaya pada pemeliharaan Tuhan.

(0.19) (2Raj 9:16) (sh: Penggenapan hukuman Allah (Selasa, 21 Juni 2005))
Penggenapan hukuman Allah

Penggenapan hukuman Allah
Keadilan Allah pada manusia dinyatakan dengan dua cara, yaitu menghukum mereka yang berdosa dan mengampuni mereka yang bertobat. Cara pertama menimpa mereka yang menganggap remeh keadilan-Nya, sedangkan cara kedua akan diberlakukan bagi mereka yang menyadari kesalahannya, bertobat, dan berpaling pada-Nya.

Penantian Allah bagi pertobatan keluarga Ahab telah berakhir. Dosa keluarga Ahab harus memperoleh hukuman Allah (ayat 2Raj. 9:24,27). Dosa apa saja yang dilakukan Ahab? Ahab menikahi Izebel, seorang wanita jahat yang membawa Ahab dan umat-Nya kepada penyembahan berhala (Lihat 1Raj. 16:31,35). Ahab berlaku licik pada Nabot dengan merebut kebunnya (Lihat 1Raj. 21:1-19. Ahab memperkenalkan ilah lain kepada bangsanya dan mendirikan mezbah-mezbah untuk penyembahan berhala (Lihat 1Raj. 16:32-33).

Akibat semua perbuatan Ahab itu, Allah akan menimpakan penghukuman-Nya yang dituliskan pada nas ini. Pertama, darah keturunan Ahab akan dicurahkan (ayat 2Raj. 9:25-26). Seluruh keturunan Ahab akan dimusnahkan. Kedua, jasad Izebel yang menolak Allah itu akan ditemukan dalam keadaan mengenaskan karena dimakan oleh anjing di kebun Nabot (ayat 31). Itulah hukuman keras bagi orang yang telah menyesatkan suaminya, keluarganya, dan bahkan seluruh bangsa.

Apa yang dapat kita pelajari dari perilaku Ahab juga keluarganya? Tuhan pasti akan membalaskan kejahatan orang yang tidak takut akan Tuhan. Ia adalah Allah yang adil dan tidak terlambat dalam melakukan penghukuman-Nya. Keputusan keliru dalam memilih pasangan hidup akan berakibat pada seumur hidup kita dan mempengaruhi orang-orang lain di sekitar kita. Bertobatlah supaya hukuman tidak menimpa Anda. Mintalah hikmat Tuhan agar Anda tidak keliru dalam mengambil keputusan penting untuk hidup Anda.

Camkan: Mengabaikan Tuhan dan terus hidup dalam dosa akan menuai penghukuman-Nya yang adil.

(0.19) (Yes 3:1) (sh: Tanpa kepemimpinan (Senin, 3 Oktober 2011))
Tanpa kepemimpinan

Judul: Tanpa kepemimpinan
Diawali dari Yesaya 2:22, dalam perikop yang kita baca hari ini Tuhan menjejali orang Israel yang congkak dengan kecongkakan mereka sendiri. Tuhan mengolok-olok bangsa yang bandel ini yang hendak melepaskan diri dari pimpinan-Nya. Memang mereka ingin hidup merdeka dari Tuhan (lih. turun+menimpa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1:4). Kita melihat Tuhan membawa mereka kepada titik ekstrim dari kemerdekaan mereka: bukan cuma merdeka dari pimpinan Tuhan, tapi Tuhan membuat mereka ’merdeka’ dari pimpinan semua orang yang mereka harapkan untuk memimpin mereka dalam ’kemerdekaan’ mereka. Semua orang yang selama ini menjadi sumber kebanggaan dan tempat bergantung akan dilenyapkan.

Kalau sebelumnya mereka merasa gerah dengan pimpinan Tuhan yang mungkin mereka rasa terlalu mendikte, pada titik ekstrim yang ini, mereka akan kalang-kabut karena tidak ada seorang pun yang mau mengatur mereka. Akhirnya, alasan apa pun dicari-cari untuk mengorbankan siapa pun untuk ’memimpin’ mereka (6). Tidak ada yang mau menjadi pemimpin. Tidak ada yang mau menjadi penanggung jawab atas kehidupan sesama mereka.

Di satu sisi faktor kemiskinan secara ekonomis menjadi alasan mereka yang lebih berada pun keberatan menjadi penanggung hidup sesamanya. Di sisi lain faktor kemiskinan moral menjadikan setiap orang hanya memikirkan keselamatan dan kemapanan diri sendiri. Tidak ada kesetiakawanan di antara sesama bangsa Israel. Di luar Tuhan, bangsa ini mendapati dirinya bangkrut secara ekonomis dan moral. Akhirnya, para pemimpin yang egois dan sesat itu harus menghadapi pengadilan Tuhan dan mempertanggungjawabkan perilaku mereka (13-15). Ia menuntut pertanggungjawaban atas kepercayaan dan kesempatan yang sudah Ia berikan.

Bagaimana Anda melihat kehidupan kita sebagai bangsa saat ini? Adakah Anda melihat kerusakan serupa dengan yang dialami oleh bangsa Israel? Apa yang bisa Anda kontribusikan untuk memperbaiki kondisi ini? Adakah kepercayaan atau kesempatan yang Tuhan berikan kepada Anda? Bagaimana Anda memanfaatkannya?

Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2011/10/03/

(0.19) (Yes 28:1) (sh: Nubuat terhadap Samaria (Selasa, 14 September 2004))
Nubuat terhadap Samaria

Nubuat terhadap Samaria. Apakah yang terjadi jika penduduk satu kota mabuk termasuk pemimpin bangsa bahkan pemimpin agama? Nubuat Nabi Yesaya diarahkan kepada Samaria karena mereka telah menghancurkan diri sendiri bahkan seisi kota dengan kebiasaan mabuk.

Nabi Yesaya mengarahkan nubuat terhadap Samaria khususnya kepada satu kota yang terletak di lembah yang subur (ayat 1). Mengikuti gaya hidup Samaria yang terbiasa dengan meminum anggur, para nabi tidak dapat lagi memahami penglihatan yang diberikan Allah dan para imam tidak mampu menyelesaikan perkara-perkara yang dihadapkan kepada mereka (ayat 7-10). Jika para pemimpin agama mabuk, ajaran seperti apa yang akan mereka berikan? Akan dibawa ke mana umat Allah? Kemabukan para pemimpin Samaria, lebih parah daripada pemimpin Yehuda di Yerusalem, yakni membuat perjanjian dengan maut dan mengadakan persetujuan dengan dunia orang mati (ayat turun+menimpa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">14-15a). Agama sesat mengakibatkan keyakinan dusta bahwa kemalangan tidak akan menimpa mereka. Mereka juga memakai tipu muslihat untuk melindungi diri sehingga merasa seolah-olah tidak ada yang bisa "menyentuh" mereka (ayat turun+menimpa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">15b). Siapa pun bisa menutupi kebobrokannya dengan kebohongan, tetapi Allah melihat semuanya.

Seperti Israel dan Yehuda, banyak dari umat Tuhan masa kini menganggap Allah tidak akan tega menghukum umat-Nya sendiri. Allah akan selalu mengampuni sebab pada hakekatnya Ia kasih adanya. Memang Ia adalah kasih dan ingin umat-Nya sejahtera, tetapi Ia tidak dapat berkompromi dengan dosa. Kebohongan akan dibersihkan (ayat 17). Hanya umat yang bersedia terus menerus dimurnikan oleh-Nya yang akan mengalami damai pengampunan-Nya (ayat 16). Kita perlu menjaga diri agar tidak mengalami keadaan seperti yang menimpa penduduk Samaria. Waspadalah terhadap hal lain yang memabukkan, seperti: fasilitas hidup, seksualitas, popularitas, uang, ajaran dan falsafah hidup yang bertentangan dengan isi Alkitab, dsb.

Renungkan: Awasi bagaimana masyarakat kini menyambut godaan dunia ini! Ingatkan mereka resiko kehancuran karena dosa!

(0.17) (1Raj 13:11) (sh: Paradoks dalam kematian tragis abdi Allah (Senin, 21 Februari 2000))
Paradoks dalam kematian tragis abdi Allah

Paradoks dalam kematian tragis abdi Allah. Tragedi yang menimpa abdi Allah dari Yehuda ini paling tidak akan mengundang dua pemahaman yang agak sumbang yaitu, pertama bahwa Allah tidak adil. Dosa abdi itu dianggap relatif kecil bila dibandingkan dengan dosa Yerobeam, tetapi mengapa harus dihukum tanpa peringatan terlebih dahulu? Pemahaman kedua adalah bahwa abdi Allah ini memang "bernasib" naas karena sudah menahan lapar, berhasil menolak godaan yang besar, tetap harus kalah karena kebohongan dan makan malam yang sebetulnya memang ia butuhkan.

Namun itu semua adalah pemahaman yang tidak komprehensif dan tidak berdasarkan persepsi Allah. Sang abdi Allah memang menerima hukuman yang tragis karena ketidaktaatannya, yaitu mati diterkam singa dan mayatnya dicampakkan di jalan untuk beberapa lama. Itu adalah sebuah kematian yang sangat hina bagi siapa saja. Walau demikian, di balik kematian tragisnya terkandung berita penghakiman bagi orang yang menerima anugerah karena bertobat dan orang yang akan tetap menerima hukuman Allah karena tidak mau meresponi secara benar panggilan pertobatan Allah (ayat 33-34).

Nabi tua itu, walaupun tidak dikatakan secara eksplisit, melihat bahwa abdi Allah itu benar dan ia ingin seperti dia. Buktinya ia ingin dikuburkan bersama abdi Allah itu. Dengan kata lain, kematian abdi Allah itu membawa berkat bagi nabi tua itu. Sebaliknya, bagi Yerobeam kematian abdi Allah itu memukul genderang kematian bagi Yerobeam dan keluarganya. Yerobeam tidak bertobat, malah semakin berbuat dosa. Itulah paradoks kematian tragis abdi Allah itu. Di satu sisi, kematian itu seakan-akan sia-sia dan hina, di sisi lain mengandung nilai mulia karena dipergunakan Allah bagi kepentingan umat lainnya. Dengan demikian, kita tidak bisa menghakimi seseorang karena penderitaan atau hukuman yang harus dialami. Semua peristiwa yang menimpa kehidupan anak-Nya harus ditempatkan pada misi keselamatan Allah bagi manusia secara menyeluruh.

Renungkan: Lihatlah setiap peristiwa kegagalan dan keberhasilan di dalam kehidupan Anda dan orang lain dalam perspektif bahwa Allah mampu mempergunakannya untuk mendatangkan berkat bagi orang lain dan menegaskan penghakiman bagi mereka yang memang bersalah. Tugas kita adalah menegurnya dan bukan menghakiminya.

(0.17) (Est 7:1) (sh: Tuhan di balik tragedi orang fasik (Rabu, 27 Juni 2001))
Tuhan di balik tragedi orang fasik

Tuhan di balik tragedi orang fasik. Inilah suatu kisah tragis berawal dari "datanglah raja dan Haman untuk dijamu oleh Ester" (1) dan diakhiri dengan "Haman disulakan pada tiang yang didirikannya bagi Mordekhai. Maka surutlah panas hati raja" (8). Kisah ini berangkat dari permohonan dan pengaduan Ester kepada raja (2-6a) menuju percakapan raja dan Harbona tentang penyulaan Haman (8c-9b), memanas pada saat raja keluar ke taman istana dan menjadi semakin panas pada saat raja kembali ke dalam ruangan minum anggur (7a, 8a). Puncak kisah ini adalah: Haman yang sangat ketakutan berlutut pada katil tempat Ester berbaring untuk mengemis nyawanya (6b, 8b, 7b).

Inilah suatu ironi yang tak mudah dipahami oleh Haman orang Amalek musuh orang Yahudi. Sama seperti rencana terselubungnya berbalik menimpa dirinya, demikian pula permohonan nyawa Ester berbalik menjadi permohonan nyawanya (3-4; 7-8). Berbeda dengan Ester yang mendapat kasih dan pembelaan Raja, dia mendapat tuduhan melecehkan ratu di hadapan raja (5, 8). Sama seperti kegeraman murka raja yang bernyala-nyala terhadap Wasti (turun+menimpa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">1:12; 2:1), demikian pula panas hati Raja terhadap diri Haman. Ia yang ingin membinasakan semua orang Yahudi karena satu diantaranya tidak mau berlutut di hadapannya (turun+menimpa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">3:5-7), kini harus berlutut di hadapan seorang wanita Yahudi (8). Semula ia mendongakkan kepalanya (turun+menimpa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">3:1-2), tak lama kemudian ia harus menyelubungi mukanya karena malu (turun+menimpa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">6:12), dan kini terpaksa diselubungi mukanya karena menanti hukuman mati (turun+menimpa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">7:8). Ia ingin menyulakan Mordekhai (turun+menimpa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">5:14) tapi raja menyulakan dirinya (turun+menimpa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="">7:8). Tuhan, Raja segala raja dengan cara yang tak terlihat membuka selubung rencana jahat Haman dan menjatuhkan kejahatan ke atas kepalanya sendiri. Inilah penggenapan nubuat Bileam bin Beor "Yang pertama di antara bangsa-bangsa ialah Amalek, tetapi akhirnya ia akan sampai kepada kebinasaan" (Bil. 24:20). Inilah suatu kisah tentang "siapa menggali lobang akan jatuh kedalamnya, dan siapa menggelindingkan batu, batu itu akan kembali menimpa dia" (Ams. 26:27). Inilah suatu pengharapan bagi kita orang percaya untuk menantikan saat dimana Tuhan menyatakan pembelaan-Nya melalui kemenangan orang benar atas orang fasik.

Renungkan: Bagaimana kesadaran tentang keadilan Allah menolong Anda melewati hari-hari ini?

(0.16) (Kel 10:24) (ende)

Ajat-ajat turun+menimpa+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D&tab=notes" ver="ende">24-26(Kel 10:24-26) dan Kel 10:28-29 ditambahkan pada ajat sebelumnja dari tradisi lain, jakni J. tidaklah djelas, apakah semula ada hubungannja dengan bahala kegelapan. Banjak persamaannja dengan Kel 10:8-10, tetapi mengandung djandji Parao jang lebih landjut. Maka biasanja itu baru diberikan akibat adanja bentjana baru. Sesudah tuntutan-tuntutan Musa ditolak (Kel 10:28), bentjana seharusnja lalu menimpa tanah Mesir, seperti sesudah Kel 10:11. Satu-satunja bentjana jang kemudian masih disebutkan dalam tradisi J, ialah bahala jang kesepuluh. Maka Kel 10:24 dan selandjutnja mungkin pula semula berhubungan dengan maut anak-anak sulung djadi menjusul Kel 11:4-8a (bandingkan dengan Kel 12:32: tuntutan Kel 10:24-26 dipenuhi). Kalau demikian halnja, maka kesukaran Kel 10:29 terpetjahkan, jakni bahwa sesudah kata-kata ini Musa segera menghadap Parao lagi (lihat Kel 11:4) dan marahnja Musa (Kel 11:8b) sesudah Kel 10:29 lebih mudah dipahami.



TIP #23: Gunakan Studi Kamus dengan menggunakan indeks kata atau kotak pencarian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.09 detik
dipersembahkan oleh YLSA