Teks Tafsiran/Catatan Daftar Ayat
 
Hasil pencarian 41 - 60 dari 61 ayat untuk engkau akan AND book:[1 TO 39] AND book:33 (0.003 detik)
Pindah ke halaman: Sebelumnya 1 2 3 4 Selanjutnya
Urutkan berdasar: Relevansi | Kitab
  Boks Temuan
(0.81) (Mi 5:3) (ende: karena itu)

jakni karena radja itu kelak muntjul, pembuangan akan berlangsung untuk sementara sadja. Pembuangan itu berhenti bila ibu tertentu melahirkan anak tertentu. Ibu dan anak itu ialah perawan dengan anaknja dari Yes 7:14. (lihat keterangan disana). Djadi al-Masih dengan ibunja.

(0.81) (Mi 2:4) (endetn)

Ditinggalkan menurut terdjemahan Junani dan keterangan Jahudi (Targum): "akan terdjadi".

(0.81) (Mi 6:9) (full: TUHAN BERSERU. )

Nas : Mi 6:9-16

Tuhan mendaftarkan beberapa dosa Israel dan menyatakan hukuman yang akan mereka terima.

(0.81) (Mi 7:1) (sh: Hidup di tengah masyarakat yang merosot moralnya (Kamis, 21 Desember 2000))
Hidup di tengah masyarakat yang merosot moralnya

Hidup di tengah masyarakat yang merosot moralnya. Mikha mengekspresikan kesengsaraan seorang saleh yang hidup di dalam masyarakat yang bobrok moralnya. Tangisannya mula-mula `Celakalah aku` adalah tangisan kesepian. Mati-matian ia mencari orang yang takut akan Allah di dalam masyarakatnya. Namun tidak ada. Orang saleh sudah hilang dari negerinya seperti kebun anggur yang telah habis anggurnya karena dipanen.

Masyarakat yang memberontak kepada Allah, seperti yang digambarkan oleh Mikha, akan mencemari hubungan antarindividu. Sebab relasi yang tidak benar antara manusia dengan Allah menyebabkan rusaknya konsep tentang diri sendiri dan orang lain. Mereka tidak dapat mempercayai diri sendiri apalagi mempercayai orang lain. Seluruh ikatan yang mungkin terjadi dalam masyarakat seperti persahabatan, kekasih, bahkan hubungan keluarga telah dicemari oleh dosa (4-6). Semua orang hanya mengutamakan keuntungan dan kepentingan diri sendiri sehingga tidak segan-segan merugikan bahkan mencelakakan teman, kekasih, atau orang tua sekalipun. Betapa mengerikannya hidup di dalam masyarakat yang demikian. Betapa sepinya jika tidak mengikuti arus masyarakat.

Mikha sebagai umat Allah dan hamba-Nya yang hidup dalam masyarakat yang sudah sedemikian bobrok moralnya sebenarnya dapat memilih mengikuti pola pikir dan cara hidup orang-orang di sekelilingnya. Ia dapat menjadikan kehidupan masyarakat pada zaman itu sebagai standar bagi kehidupannya sehingga ia akan menjadi sama dengan mereka, tidak dipandang aneh, dan tidak akan mengalami kesepian seperti yang ia tangiskan. Puji Tuhan, Mikha memilih untuk tetap mengandalkan Allah dan berharap kepada-Nya (7). Pilihan Mikha ini sangat praktis. Ia meletakkan pengharapan kepada Allah bukan berharap pada situasi yang berubah. Ia berharap kepada apa yang akan dilakukan Allah, bukan kepada apa yang akan dilakukan oleh masyarakat di sekitarnya. Kata `berharap' adalah kata kunci dalam Perjanjian Lama yang menandakan kerelaan untuk menunggu dan keyakinan yang teguh akan kebaikan yang telah Allah sediakan bagi kita di masa mendatang.

Renungkan: Dimana pun kita hidup di dunia ini, tetaplah setia kepada Allah dan jadikanlah Dia sebagai acuan hidup kita, meskipun kita kesepian karena tidak ada seorang pun yang mendukung kita.

(0.81) (Mi 3:1) (sh: Peringatan bagi para pemimpin (Jumat, 15 Desember 2000))
Peringatan bagi para pemimpin

Peringatan bagi para pemimpin. Khotbah Mikha berikutnya ditujukan kepada para pemimpin Israel. Sebagai pemimpin mereka seharusnya melakukan apa yang adil bagi rakyatnya dan yang baik. Tetapi kenyataannya mereka justru membenci keadilan, menelantarkan rakyat, dan mencintai kejahatan. Rakyat dieksploitasi untuk kepentingan dan kepuasan mereka. Tidak ada sedikit pun kesadaran mereka untuk bertindak demi kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Renungkanlah ilustrasi yang dipakai Mikha untuk menggambarkan pengeksploitasian yang dilakukan para pemimpin terhadap rakyatnya (2-3). Rakyat harus menanggung derita dan sengsara demi menanggung sepak terjang pemimpin bangsa yang ambisius dan serakah.

Kelaliman para pemimpin bangsa ini ternyata tidak hanya membuat rakyat menderita fisik, tapi juga menderita secara mental dan rohani. Para nabi yang diharapkan membela, menghibur rakyat, dan menentang tindakan para pemimpin yang jahat dengan mewartakan firman Allah bertindak sebaliknya. Firman yang mereka beritakan justru membenarkan dan seakan-akan mensahkan tindakan para pemimpin yang korup. Mereka melakukan itu semua semata-mata demi keuntungan dan kekayaan pribadi (9-11). Jika keadaan sudah demikian, kemana lagi rakyat akan meminta pertolongan dan perlindungan? Tidak ada! Maka tepatlah jika Mikha menggambarkan rakyat seperti daging yang dipotong-potong dan dicincang. Rakyat tidak lagi berpengharapan untuk merasakan keadaan yang lebih baik, mereka merasakan kehancuran total. Karena itulah para pemimpin dan nabi akan menghadapi konsekuensi spiritual dan material yang berat. Mereka akan kehilangan sumber kekuatan dan penghiburan terbesar ketika malapetaka menimpanya (4). Mereka juga akan kehilangan segala materi (12).

Ini merupakan peringatan bagi kita yang diberi kesempatan oleh Allah untuk menjadi seorang pemimpin baik di bidang sekular maupun spiritual. Apakah dalam menjalankan kepemimpinan, kita selalu dimotivasi oleh kepedulian yang dalam terhadap kesejahteraan orang lain dan kerajaan-Nya? Ataukah kita hanya dimotivasi oleh kepentingan pribadi, kebanggaan terhadap kedudukan, dan nafsu untuk terus berkuasa?

Renungkan: Pemimpin dipilih dan dipanggil oleh Allah untuk melayani orang lain bukan mengeksploitasinya.

(0.81) (Mi 2:1) (sh: Allah tak pernah gagal (Kamis, 14 Desember 2000))
Allah tak pernah gagal

Allah tak pernah gagal. Mikha memaparkan secara rinci dosa umat Allah. Penyerobotan tanah dan perampasan hak dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai kekayaan dan kekuasaan terhadap rakyat miskin (1-3). Pada masa itu tanah pertanian adalah sumber utama penghidupan. Perampasan tanah berarti penyebab kemiskinan dalam masyarakat. Penindasan, penjarahan, pelecehan kaum wanita, dan penghancuran keluarga dilakukan secara sistematis oleh mereka (8-9). Tidak hanya itu, kekayaan mereka ternyata juga dapat membeli khotbah dan nubuat (6- 7, 11). Kehidupan agama mereka penuh dengan kepalsuan. Para nabi palsu berkhotbah hanya demi materi sehingga masyarakat hanya dijejali dengan pengajaran yang kosong. Seluruh tatanan sosial, moral, dan spiritual umat Allah sudah hancur.

Allah tidak tinggal diam. Ia telah merancang penghukuman bagi mereka ketika mereka merancang kejahatan (3). Penghukuman itu pasti dan serius sehingga Mikha memulai penyampaian penghukuman Allah dengan ungkapan `celakalah' - sebuah ratapan khusus dalam upacara penguburan. Ini menandakan bahwa masa depan mereka gelap. Ladang- ladang hasil jarahan dan warisan mereka akan musnah (4). Identitas mereka sebagai umat Allah juga sirna (5). Begitu dahsyatnya penghukuman hingga yang menyaksikan ikut meratap (4). Apakah ini berarti keberadaan umat Allah di dunia akan sirna? Tidak! Pengharapan untuk pembaharuan umat Allah telah Ia siapkan. Sorak kemenangan akan mengganti ratapan. Gembala yang agung akan mengumpulkan sisa orang Israel dan memimpin mereka masuk ke kerajaan-Nya (12-13). Peristiwa ini tidak menunjuk kepada pulangnya bangsa Israel dari pembuangan melainkan lahirnya Mesias, sehingga umat manusia yang percaya kepada-Nya akan menembus realita dunia dan memanifestasikan dirinya sebagai umat Allah yang hidup.

Renungkan: Dengan hancur dan tercerai-berainya Israel, dosa tampaknya beroleh kemenangan mutlak. Perealisasian tujuan Allah bagi dunia dan umat manusia melalui bangsa Israel tampaknya akan gagal. Namun Allah adalah Allah yang berdaulat. Ia tidak pernah gagal. Dosa dan Iblis tidak mungkin mengalahkan-Nya. Komunitas Allah yang berpusat pada Yesus Kristus sudah lahir di dunia. Tujuan Allah bagi dunia dan seluruh umat manusia semakin terealisasi secara sempurna.

(0.81) (Mi 7:1) (full: CELAKA AKU! )

Nas : Mi 7:1-7

Mikha meratapi kebobrokan dalam masyarakat di mana dia hidup. Kekerasan, ketidakjujuran, dan kebejatan merajalela di kota itu. Sedikit sekali orang yang sungguh-sungguh saleh (ayat Mi 7:2), dan kasih keluarga nyaris tidak ada lagi (ayat Mi 7:6). Jikalau kita sungguh-sungguh mengabdi kepada Tuhan dan jalan-jalan-Nya, maka kita juga akan meratapi kejahatan yang demikian menyolok di sekitar kita. Kita akan meningkatkan syafaat kita dan berdoa memohon campur tangan Allah Juruselamat kita (ayat Mi 7:7-9).

(0.81) (Mi 5:10) (ende)

Pada masa depan (bila Israil menang atas musuh2nja) Jahwe akan mengambil segenap dasar kepertjajaan insani, kekuatan militer, ilmu tenung, agama kafir, agar dengan djalan ini mendjadi kentara, bahwa kemenangan dan keselamatan datang dari Jahwe melulu. Allah sendiri jang sebenarnja mengerdjakan semua. Ada ahli jang mentjoret aj. engkau+akan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A33&tab=notes" ver="ende">8(Mik 5:8) dan Mik 5:14, sehingga nubuat itu merupakan serangan atas keburukan Juda.

(0.81) (Mi 1:5) (full: PELANGGARAN ... DOSA. )

Nas : Mi 1:5

Bangsa ini akan dihukum karena dosa-dosa mereka, khususnya penyembahan berhala (ayat Mi 1:7), kedursilaan (ayat Mi 1:7), kejahatan, dan ketidakadilan (Mi 2:1-2). Dosa-dosa yang lazim dilakukan di ibu kota merupakan dosa-dosa yang dilakukan oleh seluruh bangsa itu.

(0.81) (Mi 1:9) (full: SUDAH MENJALAR KE YEHUDA. )

Nas : Mi 1:9

Yehuda juga bersalah karena pelanggaran dan pemberontakan terhadap Allah. Jadi, Mikha mengimbau beberapa kota tertentu di Yehuda (ayat Mi 1:10-16) untuk meratapi kebinasaan yang akan menimpa mereka. Nubuat Mikha digenapi ketika Sanherib merebut kota-kota berkubu negeri Yehuda (2Raj 18:13); menurut catatan Asyur, Sanherib merebut 46 kota.

(0.81) (Mi 7:14) (full: GEMBALAKANLAH UMAT-MU. )

Nas : Mi 7:14-20

Ayat-ayat ini adalah doa permohonan, yang meminta Allah menggenapi kata-kata dalam ayat Mi 7:8-13. Perhatian utama Mikha adalah supaya Allah sekali lagi akan memperhatikan Israel sebagaimana seorang gembala memelihara domba-domba-Nya.

(0.81) (Mi 5:7) (jerusalem) Ini sebuah nubuat tersendiri. Ia terdiri atas dua bait yang sejalan. Dinubuatkanlah peranan yang akan dipegang sisa Israel, bdk Yes 4:3+ dalam penyelamatan bangsa-bangsa lain (bdk Mik 5:1-4; 7:12) dan dalam penghukuman mereka (Mik 4:13; 5:8,14). Gagasan pertama di akhir masa pembuangan barulah muncul, sehingga nubuat Mik 5:6-7 ini agaknya tidak berasal dari nabi Mikha.
(0.80) (Mi 7:14) (sh: Gembalakanlah umat-Mu dengan tongkat-Mu (Sabtu, 23 Desember 2000))
Gembalakanlah umat-Mu dengan tongkat-Mu

Gembalakanlah umat-Mu dengan tongkat-Mu. Mikha mengakhiri tulisannya dengan sebuah doa kepada Allah agar Ia sudi menggembalakan umat-Nya dengan tongkat-Nya. Ini merupakan kerinduan Mikha agar bangsanya tetap hidup di jalan Allah setelah mendapatkan pengampunan dari-Nya. Ia juga berharap agar Allah datang dan memperlihatkan kekuatan-Nya. Hal ini diungkapkan lewat kata-kata `dengan tongkat-Mu'. Tongkat adalah batang kayu yang kuat yang dibawa oleh para gembala. Para gembala tidak hanya menggunakan tongkat sebagai alat untuk membantu ia berjalan di tanah yang sulit dilalui namun juga sebagai senjata untuk menjaga kawanan dombanya dari ancaman dan serangan binatang buas. Mikha rindu agar Allah segera bertindak untuk memulihkan umat pilihan- Nya dan mengalahkan segala musuh mereka (14-17). Perkataan 'menggunakan tongkat-Mu' mempunyai makna paralel dengan keajaiban- keajaiban (15) yaitu mukjizat yang dilakukan oleh Allah ketika Ia menjatuhkan tulah dan melenyapkan Firaun dan tentaranya di Laut Merah. Permohonan Mikha ini bukan hanya untuk kepentingan bangsa Israel saja tapi juga bagi bangsa-bangsa lain. Intervensi (campur tangan) Allah yang dinyatakan melalui kekuatan-Nya akan menyadarkan bangsa-bangsa lain bahwa Tuhanlah Allah dan Raja. Mereka menjadi takut akan Tuhan dan berpaling kepada-Nya (17).

Mengapa Mikha tetap berani mengharapkan pertolongan dari Allah? Sebab tidak ada allah seperti Allah Israel (18-20). Allah yang anugerah- Nya besar, yang sudi mengampuni dosa-dosa pelanggaran umat-Nya. Allah yang tidak mendendam dan tidak memendam kemarahan-Nya, bahkan Allah yang selalu rindu untuk menyatakan kemurahan-Nya. Dosa-dosa umat dihapuskan dan dilemparkan ke dalam tubir-tubir laut. Allah yang adalah sumber pertolongan selalu setia kepada janji yang pernah diberikan-Nya kepada nenek moyang bangsa Israel.

Renungkan: Ketika kita sedang kecewa, sedih, lemah dan mungkin sedang mengalami kekalahan di dalam kehidupan ini, bacalah doa Mikha berkali-kali. Doa ini tidak hanya akan mengingatkan kita bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang setia dan akan tetap setia, tetapi juga mengarahkan kita untuk selalu berharap kepada Allah. Ingatlah bahwa Allah yang pernah berkarya dan bertindak menolong umat-Nya, juga akan melakukan hal yang sama kepada kita.

Pengantar Kitab Matius

Penulis. Injil Matius tidak mencantumkan penulisnya. Beberapa manuskrip kuno mencantumkan kata 'Injil menurut Matius'. Menurut Eusebius (260- 340 M), bapa gereja purba Papias (60-130 M) pernah mengatakan bahwa Matius mengumpulkan perkataan-perkataan Yesus untuk dibukukan. Kemudian tradisi gereja juga menyetujui bahwa penulis Injil ini adalah Matius walaupun sejak abad 18 tradisi ini mulai diragukan. Penulis Injil ini sengaja tidak mencatumkan namanya mungkin dengan pertimbangan bahwa mengetahui siapa penulisnya bukanlah hal yang mutlak bagi pembacanya sebab Penulis Agung yang bekerja melalui manusia adalah Roh Kudus.

Waku penulisan. Sulit menentukan waktu penulisan yang pasti. Beberapa teori mengatakan bahwa Injil ini ditulis setelah abad pertama. Berdasarkan konteks teks, Injil ini ditulis sebelum tahun 70 M. Injil Matius memperingatkan bahaya ajaran orang-orang Saduki, sebuah organisasi keagamaan orang Yahudi yang hancur total setelah tahun 70 M. Bahasa yang digunakan untuk menggambarkan hancurnya Yerusalem (pasal 24) merefleksikan nubuat Perjanjian Lama tentang penghukuman Illahi, bukan peringatan akan peristiwa sejarah.

Karakteristik dan tema utama. Injil Matius ditulis untuk memaparkan pengajaran yang berkuasa oleh dan tentang Yesus, yang kedatangan-Nya merupakan penggenapan janji Allah dan kehadiran kerajaan-Nya. Matius tidak membuat perbedaan antara sejarah dan teologi. Baginya sejarah adalah dasar teologi dan teologi memberi makna kepada sejarah. Injil ini paling berakar pada Perjanjian Lama dan sangat peduli dengan isu- isu penting bagi orang Yahudi. Di samping itu Injil Matius juga paling banyak mengutip penggenapan nubuat Perjanjian Lama. Kontribusi teologis yang paling besar adalah pemaparannya tentang kerajaan Allah. Pertama, dalam khotbah di bukit Yesus menyatakan bahwa kerajaan Allah sudah hadir melalui kehidupan pribadi dan komunitas orang percaya. Kedua, janji tentang Kerajaan ini ditawarkan kepada orang Yahudi telah ditolak dengan menyalibkan Yesus. Ketiga, kerajaan Allah memang sudah ada namun belum sepenuhnya terealisasi. Kedatangan-Nya yang kedua akan meneguhkan kerajaan Allah secara penuh.

(0.80) (Mi 2:11) (full: ANGGUR DAN ARAK. )

Nas : Mi 2:11

Dengan mengejek, Mikha menyatakan bahwa jikalau para nabi palsu Yehuda sedang menubuatkan kemakmuran dan banyak minuman yang memabukkan untuk siapa saja yang menginginkannya, maka umat itu dengan gembira akan menerima nabi tersebut. Dewasa ini masih ada gembala gereja yang menolak untuk memperingatkan umat Allah mengenai dampaknya bila menerima kebiasaan minum minuman keras dari masyarakat sekitar mereka

(lihat art. ANGGUR PADA ZAMAN PERJANJIAN LAMA).

(0.80) (Mi 3:1) (full: PARA KEPALA DI YAKUB. )

Nas : Mi 3:1-12

Bagian ini bernubuat menentang kekejaman golongan yang berkuasa (ayat Mi 3:1-4), penipuan para nabi palsu (ayat Mi 3:5-7), dan pemutarbalikan kebenaran oleh para pemimpin, imam, dan nabi Israel yang murtad (ayat Mi 3:9-12). Allah akan menghukum mereka sepadan dengan perbuatannya.

(0.80) (Mi 1:8) (jerusalem) Ratapan ini menubuatkan kemalangan yang akan menimpa dua belas kota. Tujuh di antaranya terletak di bagian barat daya Yehuda, yaitu Gat, Moresyet-Gat, Lakhis, Zanaan, Akhzib, Maresya dan Adulam, bdk Yos 15:34-44. Dalam Mik 1:10 agaknya nama salah satu kota hilang. keempat kota yang disebut sebagai yang terakhir kiranya terletak di daerah yang sama. Maksud nubuat ini pada umumnya jelas. Sebuah serangan musuh melanda daerah asal nabi. Ini menjadi peringatan bagi Yerusalem. serangan musuh itu kiranya serbuan yang dilancarkan raja Sanherib melawan negeri Filistin dan Yehuda pada th 701 seb Mas.
(0.80) (Mi 5:9) (jerusalem) Nubuat yang tercantum dalam Mik 5:9-13 menegaskan bahwa Tuhan akan mengambil segenap andalan palsu dan manusiawi dari pada umatNya (bdk Hos 3:4; 8:14; Yes 2:7-8; 30:1-3; 15-16; 31:1-3), yaitu kekuatan militer, barang tenungan dan ibadat di bukit-bukit pengorbanan. Tetapi ancaman itu mengandung janji zaman keamanan dan kepercayaan. Mik 5:8 dan Mik 5:14 mengenakan firman kenabian itu pada bangsa-bangsa lain yang memusuhi Tuhan. Pengetrapan itu ternyata suatu saduran.
(0.80) (Mi 1:1) (full: )

Penulis : Mikha

Tema : Hukuman dan Keselamatan Mesias

Tanggal Penulisan: + 740-710 SM

Latar Belakang

Nabi Mikha berasal dari kota kecil Moresyet-Gat (Mi 1:14) di bagian selatan Yehuda, suatu wilayah pertanian yang subur sekitar 40 kilometer barat daya Yerusalem. Seperti Amos, Mikha berasal dari daerah pedesaan, mungkin dari keluarga yang sederhana. Sedangkan Yesaya, rekannya di Yerusalem, bernubuat kepada raja dan tentang situasi internasional, Mikha adalah nabi pedesaan yang mengutuk para pemimpin Yehuda yang korup, nabi-nabi palsu, imam-imam fasik, pedagang-pedagang yang tidak jujur dan hakim-hakim yang kena suap. Ia berkhotbah menentang dosa-dosa ketidakadilan, penindasan para petani dan penduduk desa, keserakahan, kekikiran, kebejatan dan penyembahan berhala, dan mengingatkan akan dampak yang berat jikalau umat itu dan pemimpinnya terus bersikeras melakukan kejahatan. Ia meramalkan kejatuhan Israel dan ibu kotanya Samaria (Mi 1:6-7) dan juga kejatuhan Yehuda dan ibu kotanya, Yerusalem (Mi 1:9-16; Mi 3:9-12).

Pelayanan kenabian Mikha terjadi pada masa pemerintahan tiga raja Yehuda: Yotam (751-736 SM), Ahas (736-716 SM) dan Hizkia (716-687 SM). Walaupun sebagian dari nubuat Mikha diberitakan pada masa pemerintahan Raja Hizkia (bd. Yer 26:18), sebagian besar mencerminkan keadaan Yehuda sementara pemerintahan Yotam dan Ahas sebelum pembaharuan religius di bawah pimpinan Hizkia. Tidak dapat disangkal bahwa pelayanannya, bersama dengan pelayanan Yesaya, ikut berperan dalam membawa kebangunan rohani dan pembaharuan di bawah Raja Hizkia yang saleh.

Tujuan

Mikha menulis untuk memperingatkan bangsanya akan kepastian hukuman ilahi, menyebut dosa-dosa yang membangkitkan kemarahan Allah dan meringkas firman nubuat Allah mengenai Samaria dan Yerusalem (Mi 1:1). Dengan tepat dia menubuatkan kejatuhan Israel sebelum hal itu terjadi pada tahun 722 SM; ia bernubuat bahwa kebinasaan yang serupa akan menimpa Yehuda dan Yerusalem karena dosa dan pemberontakan mereka yang menyolok. Jadi, kitab ini melestarikan berita nubuat Mikha yang serius bagi angkatan terakhir Yehuda sebelum orang Babel datang menyerbu bangsa itu. Kitab ini juga memberikan sumbangan penting kepada seluruh penyataan PL tentang Mesias yang akan datang.

Survai

Kitab Mikha terdiri atas berita yang terbagi tiga:

  1. (1) menggugat Israel (Samaria) dan Yehuda (Yerusalem) karena dosa-dosa khusus termasuk penyembahan berhala, keangkuhan, penindasan orang miskin, suap-menyuap di antara pemimpin, ketamakan dan keserakahan, kebejatan, dan agama yang hampa;
  2. (2) mengingatkan bahwa hukuman Allah akan datang karena dosa-dosa ini; dan
  3. (3) menjanjikan bahwa damai sejahtera, kebenaran dan keadilan sejati akan berlaku di masa depan ketika Mesias memerintah.

Ketiga pokok tersebut diberikan perhatian hampir sama dalam kitab ini.

Dipandang dari segi lainnya, pasal engkau+akan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A33&tab=notes" ver="">1-3 (Mi 1:1--3:12) mencatat celaan Tuhan atas dosa-dosa Israel dan Yehuda, para pemimpin yang korup, dan malapetaka yang akan datang atas bangsa-bangsa ini dan ibu kota mereka. Pasal engkau+akan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A33&tab=notes" ver="">4-5 (Mi 4:1--5:14) menawarkan harapan dan hiburan bagi kaum sisa berhubungan dengan hari-hari yang akan datang ketika rumah Allah akan didirikan dalam damai dan kebenaran, sedangkan penyembahan berhala dan penindasan akan disingkirkan dari negeri itu. Pasal engkau+akan+AND+book%3A%5B1+TO+39%5D+AND+book%3A33&tab=notes" ver="">6-7 (Mi 6:1--7:20) menguraikan keluhan Allah terhadap umat-Nya dalam bahasa sebuah sidang pengadilan besar: Allah mengajukan gugatan terhadap Israel; ini diikuti dengan pengakuan salah Israel lalu doa dan janji nubuat. Mikha menutup dengan permainan kata dari arti namanya sendiri, "Siapakah Allah seperti Engkau?" (Mi 7:18). Jawab: Hanya Dialah yang penuh kasih sayang dan dapat memberikan keputusan terakhir "diampuni" (Mi 7:18-20).

Ciri-ciri Khas

Lima ciri utama menandai kitab Mikha.

  1. (1) Kitab ini memperjuangkan kepentingan para petani sederhana yang menghadapi pemerasan oleh golongan kaya yang angkuh, mirip dengan berita Yakobus dalam PB (bd. Mi 6:6-8 dan Yak 1:27); dalam hubungan ini, Mikha memberikan nasihat yang paling mengesankan tentang tuntutan Tuhan bagi umat-Nya, "berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu" (Mi 6:8).
  2. (2) Sebagian bahasa Mikha itu tegas dan terus terang; lain kali berupa syair yang mengesankan dengan permainan kata yang halus sekali (seperti Mi 1:10-15).
  3. (3) Seperti nabi Yesaya (bd. Yes 48:16; Yes 59:21), Mikha mengungkapkan kesadaran yang tajam akan panggilan Allah dan pengurapannya oleh Roh Kudus, "Aku ini penuh dengan kekuatan, dengan Roh Tuhan, dengan keadilan dan keperkasaan, untuk memberitakan kepada Yakub pelanggarannya dan kepada Israel dosanya" (Mi 3:8).
  4. (4) Kitab ini berisi salah satu ungkapan terindah dalam Alkitab tentang kasih sayang dan kasih karunia pengampunan Allah (Mi 7:18-20).
  5. (5) Kitab ini berisi tiga nubuat penting yang dikutip di bagian Alkitab lainnya: satu yang menyelamatkan hidup Yeremia (Mi 3:12; Yer 26:18), satu tentang tempat kelahiran Mesias (Mi 5:1; Mat 2:5-6), dan satu yang dikutip Yesus sendiri (Mi 7:6; Mat 10:35-36).

Penggenapan Dalam Perjanjian Baru

Seperti nabi PL lainnya, Mikha melihat melampaui hukuman Allah atas Israel dan Yehuda sampai kedatangan Mesias dan pemerintahan-Nya yang adil di bumi. Tujuh ratus tahun sebelum penjelmaan Kristus, Mikha bernubuat bahwa Ia akan lahir di Betlehem (Mi 5:1). Mat 2:4-6 mencatat bahwa para imam dan ahli Taurat mengutip ayat ini sebagai jawaban untuk pertanyaan Herodes mengenai tempat lahirnya Mesias. Mikha juga menyatakan bahwa kerajaan Mesias akan merupakan kerajaan damai (Mi 5:4; bd. Ef 2:14-18), dan bahwa Mesias akan menggembalakan umat Allah dengan benar (Mi 5:3; bd. Yoh 10:1-16; Ibr 13:20). Kenyataan bahwa Mikha sering mengacu kepada penebusan masa depan menunjukkan bahwa keinginan dan rencana Allah yang abadi bagi umat-Nya adalah penyelamatan bukan hukuman; kebenaran ini dikembangkan lagi dalam PB (mis. Yoh 3:16).

(0.80) (Mi 6:3) (full: APAKAH YANG TELAH KULAKUKAN KEPADAMU? )

Nas : Mi 6:3-5

Allah bertanya kepada umat-Nya apakah Dia telah mengecewakan mereka dalam suatu hal.

  1. 1) Apakah itu salah-Nya jika mereka tidak menaati firman-Nya? Apakah Ia telah mengabaikan mereka atau gagal mengasihi mereka sebagaimana mestinya? Jawabnya jelas. Israel tidak ada dalih; Allah telah memperlakukan umat-Nya dengan baik dan sabar sepanjang sejarah mereka.
  2. 2) Saat ini Allah bisa mengajukan pertanyaan yang sama kepada semua orang yang berpaling dari-Nya. Jikalau kita menjadi tidak setia kepada-Nya dan standar-standar kebenaran-Nya dan menerima cara-cara dunia yang fasik, maka itu tidak akan disebabkan karena Allah tidak setia kepada kita; sebaliknya, karena keinginan kita sendiri dan sikap tidak berterima kasih atas kasih karunia dan kasih-Nya.
(0.79) (Mi 1:1) (sh: Kristen, pemimpin bangsa, dan bangsanya (Rabu, 13 Desember 2000))
Kristen, pemimpin bangsa, dan bangsanya

Kristen, pemimpin bangsa, dan bangsanya. Tuhan Allah dari bait-Nya yang kudus menjadi saksi atas hidup umat- Nya(2). Karena itu Israel dan Yehuda tidak dapat menghindari bencana penghukuman yang akan menimpa mereka karena dosa-dosa yang mereka lakukan. Kehidupan moral dan ibadah yang mereka jalankan tidak memenuhi standar ketetapan Allah (6-7). Kehancuran Israel dan Yehuda benar-benar terjadi dalam sejarah manusia. Salah satu sumber kehancuran suatu bangsa berasal dari para penguasanya. Merekalah yang menentukan arah dan gerak kehidupan masyarakat. Samaria dan Yerusalem - pusat para penguasa - adalah pusat dari dosa bangsa Israel dan Yehuda (5). Para pejabat kerajaan harus bertanggung jawab atas kondisi moral dan spiritual bangsanya. Walau demikian Mikha tetap mengidentifikasikan dirinya dengan bangsanya dan ikut bertanggung jawab atas kondisi bangsa yang merosot secara moral dan spiritual sehingga ia juga berkeluh kesah, meratap, melolong, dan meraung (8-9). Itu semua merupakan ungkapan penyesalan dan rasa bersalah Mikha yang dalam.

Pemahaman di atas mengajarkan kepada Kristen di Indonesia bagaimana berpartisipasi aktif dan memberikan kontribusi secara kristiani dalam percaturan politik di negara kita, khususnya bila kelak presiden akan dipilih secara langsung oleh rakyat. Hak pilih sebagai warga negara harus dipergunakan dengan arif bijaksana dan efektif. Artinya, kehidupan moral dan spiritual calon pemimpin bangsa Indonesia haruslah diteliti dan diamati apakah sesuai dengan standar Allah. Ini untuk menyelamatkan bangsa kita dari kehancuran.

Sebagai warga negara yang sudah dibenarkan oleh Allah kita juga harus menangisi dosa-dosa bangsa kita. Karena tidak mustahil kehancuran bangsa yang sekarang kita alami disebabkan oleh dosa-dosa para pemimpin bangsa. Namun kita juga harus menyadari bahwa kita juga ikut bersalah dan bertanggungjawab atas kehancuran ini. Bagaimana cara mengubah keadaan ini? Kristen harus berusaha agar kehadirannya berdampak nyata bagi bangsa.

Renungkan: Jika ingin memperbaiki kondisi bangsa kita, Kristen harus menyadari fakta kehancuran bangsa, merendahkan diri seperti Mikha, kemudian berusaha dengan berbagai upaya agar dapat mengadakan pembaharuan dalam masyarakat kita.



TIP #17: Gunakan Pencarian Universal untuk mencari pasal, ayat, referensi, kata atau nomor strong. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA