dan dengan hati pedih<x id="s" /> ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu.

Lalu menangislah<x id="a" /> Daud dan rakyat yang bersama-sama dengan dia itu dengan nyaring, sampai mereka tidak kuat lagi menangis.

Demikianlah terjadi dari tahun ke tahun; setiap kali Hana pergi ke rumah TUHAN, Penina menyakiti hati Hana, sehingga ia menangis dan tidak mau makan.<x id="p" />

Ketika para utusan itu sampai di Gibea<x id="t" />-Saul, dan menyampaikan hal itu kepada bangsa itu, menangislah<x id="u" /> bangsa itu dengan suara nyaring.

Lalu Elkana, suaminya, berkata kepadanya: "Hana, mengapa engkau menangis dan mengapa engkau tidak mau makan? Mengapa hatimu sedih? Bukankah aku lebih berharga bagimu dari pada sepuluh anak laki-laki?<x id="q" />"

Saul baru saja datang dari padang dengan berjalan di belakang lembunya, dan ia bertanya: "Ada apa dengan orang-orang itu, sehingga mereka menangis?" Mereka menceritakan kepadanya kabar orang-orang Yabesh itu.

Maka pulanglah budak itu, lalu tampillah Daud dari sebelah bukit batu; ia sujud dengan mukanya ke tanah<x id="y" /> dan menyembah tiga kali. Mereka bercium-ciuman dan bertangis-tangisan. Akhirnya Daud dapat menahan diri.

(24-17) Setelah Daud selesai menyampaikan perkataan itu kepada Saul, berkatalah Saul: "Suaramukah<x id="l" /> itu, ya anakku Daud?" Sesudah itu dengan suara nyaring menangislah Saul.