Alkitab SABDA
alkitab.sabda.org

Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya.

Harapan yang tertunda menyedihkan hati, tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan.

Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

Demikianlah ada harapan bagi orang kecil, dan kecurangan tutup mulut.

Engkaulah persembunyianku dan perisaiku; aku berharap kepada firman-Mu.

Hajarlah anakmu selama ada harapan, tetapi jangan engkau menginginkan kematiannya.

Ah, kiranya terkabul permintaanku dan Allah memberi apa yang kuharapkan!

Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda, ya ALLAH.

Semuanya itu kutuliskan kepadamu, walaupun kuharap segera dapat mengunjungi engkau.

Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.

Hari-hariku berlalu lebih cepat dari pada torak, dan berakhir tanpa harapan.

Tetapi aku senantiasa mau berharap dan menambah puji-pujian kepada-Mu;

Bukankah takutmu akan Allah yang menjadi sandaranmu, dan kesalehan hidupmu menjadi pengharapanmu?

dan berdasarkan pengharapan akan hidup yang kekal yang sebelum permulaan zaman sudah dijanjikan oleh Allah yang tidak berdusta,

(39-8) Dan sekarang, apakah yang kunanti-nantikan, ya Tuhan? Kepada-Mulah aku berharap.

Dalam hal inilah kasih Allah sempurna di dalam kita, yaitu kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman, karena sama seperti Dia, kita juga ada di dalam dunia ini.

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!

Karena apakah harapan orang durhaka, kalau Allah menghabisinya, kalau Ia menuntut nyawanya?

(31-25) Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, hai semua orang yang berharap kepada TUHAN!

Janganlah sekali-kali mencabut firman kebenaran dari mulutku, sebab aku berharap kepada hukum-hukum-Mu.