(0.73) | Pkh 12:8 | Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah, |
(0.73) | Pkh 1:2 | Kesia-siaan belaka, kata Pengkhotbah, kesia-siaan belaka, segala sesuatu adalah sia-sia |
(0.73) | Pkh 5:3 | (5-2) Karena sebagaimana mimpi |
(0.73) | Pkh 12:11 | Kata-kata orang berhikmat seperti kusa |
(0.72) | Pkh 5:2 | (5-1) Janganlah terburu-buru dengan mulutmu, dan janganlah hatimu lekas-lekas mengeluarkan perkataan di hadapan Allah, |
(0.72) | Pkh 7:10 | Janganlah mengatakan: "Mengapa zaman dulu |
(0.72) | Pkh 10:3 | Juga kalau ia berjalan di lorong orang bodoh itu tumpul pikirannya, dan ia berkata kepada setiap orang: |
(0.72) | Pkh 1:16 | Aku berkata dalam hati: "Lihatlah, aku telah memperbesar dan menambah hikmat lebih dari pada semua orang yang memerintah atas Yerusalem sebelum aku, |
(0.45) | Pkh 8:7 | Sesungguhnya, ia tak mengetahui apa yang akan terjadi, karena siapakah yang akan mengatakan kepadanya bagaimana itu akan terjadi? |
(0.44) | Pkh 10:14 | Orang yang bodoh banyak bicaranya, |
(0.43) | Pkh 12:13 | Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah |
(0.43) | Pkh 6:12 | Karena siapakah yang mengetahui apa yang baik bagi manusia sepanjang waktu yang pendek dari hidupnya |
(0.38) | Pkh 10:13 | Awal perkataan yang keluar dari mulutnya adalah kebodohan, dan akhir bicaranya adalah kebebalan yang mencelakakan. |
(0.37) | Pkh 6:3 | Jika orang memperoleh seratus anak dan hidup lama sampai mencapai umur panjang, tetapi ia tidak puas dengan kesenangan, bahkan tidak mendapat penguburan, kataku, anak gugur |
(0.33) | Pkh 1:1 | Inilah perkataan Pengkhotbah, |
(0.32) | Pkh 6:11 | Karena makin banyak kata-kata, makin banyak kesia-siaan. Apakah faedahnya untuk manusia? |
(0.11) | Pkh 3:7 | ada waktu untuk merobek, ada waktu untuk menjahit; ada waktu untuk berdiam diri, |
(0.11) | Pkh 10:20 | Dalam pikiranpun janganlah engkau mengutuki raja, |
(0.11) | Pkh 8:2 | Patuhilah perintah raja |
(0.11) | Pkh 4:8 | ada seorang sendirian, ia tidak mempunyai anak laki-laki atau saudara laki-laki, dan tidak henti-hentinya ia berlelah-lelah, matanyapun tidak puas |