Alkitab SABDA
alkitab.sabda.org

Bahkan kanak-kanakpun menghina aku, kalau aku mau berdiri, mereka mengejek aku.

(39-6) Dengan membungkukkan diri mereka melahirkan anak-anaknya, dan mengeluarkan isi kandungannya.

Mereka mengejikan aku, menjauhkan diri dari padaku, mereka tidak menahan diri meludahi mukaku,

Haruskah aku menunggu, karena mereka putus bicara, karena mereka berdiri di sana dan tidak memberi sanggahan lagi?

Di dalam gelap mereka membongkar rumah, pada siang hari mereka bersembunyi; mereka tidak kenal terang,

karena tali kemahku telah dilepaskan Allah dan aku direndahkan-Nya, dan mereka tidak mengekang diri terhadap aku.

Tetapi mata orang fasik akan menjadi rabun, mereka tidak dapat melarikan diri lagi; yang masih diharapkan mereka hanyalah menghembuskan nafas."

Keturunan mereka tetap bersama mereka, dan anak cucu diperhatikan mereka.

(40-8) Pendamlah mereka bersama-sama dalam debu, kurunglah mereka di tempat yang tersembunyi.

maka Ia memperingatkan mereka kepada perbuatan mereka, dan kepada pelanggaran mereka, karena mereka berlaku congkak,

Jikalau mereka mendengar dan takluk, maka mereka hidup mujur sampai akhir hari-hari mereka dan senang sampai akhir tahun-tahun mereka.

Ketika ketiga sahabat Ayub mendengar kabar tentang segala malapetaka yang menimpa dia, maka datanglah mereka dari tempatnya masing-masing, yakni: Elifas, orang Teman, dan Bildad, orang Suah, serta Zofar, orang Naama. Mereka bersepakat untuk mengucapkan belasungkawa kepadanya dan menghibur dia.

Namun Dialah juga yang memenuhi rumah mereka dengan segala yang baik--tetapi rancangan orang fasik adalah jauh dari padaku.

Aku tersenyum kepada mereka, ketika mereka putus asa, dan seri mukaku tidak dapat disuramkan mereka.

tetapi mereka kecewa karena keyakinan mereka, mereka tertipu setibanya di sana.

Mereka bingung, mereka tidak dapat memberi sanggahan lagi, mereka tidak dapat berbicara lagi.

Jadi, Ia mengetahui perbuatan mereka, dan menggulingkan mereka di waktu malam, sehingga mereka hancur lebur.

Rumah-rumah mereka aman, tak ada ketakutan, pentung Allah tidak menimpa mereka.

di antara semak-semak mereka meraung-raung, mereka berkelompok di bawah jeruju;

Ketika mereka memandang dari jauh, mereka tidak mengenalnya lagi. Lalu menangislah mereka dengan suara nyaring. Mereka mengoyak jubahnya, dan menaburkan debu di kepala terhadap langit.