Aku tersenyum kepada mereka, ketika mereka putus asa, dan seri mukaku tidak dapat disuramkan mereka.
Pada waktu malam tulang-tulangku seperti digerogoti, dan rasa nyeri yang menusuk tak kunjung berhenti.
Hanya tubuhnya membuat dirinya menderita, dan karena dirinya sendiri jiwanya berduka cita."