Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 15 No. 1 Tahun 2000 >  ETIKA KEUTAMAAN: YANG DILUPAKAN DAN YANG DIABAIKAN > 
PENUTUP 

Akhirnya, ada anggapan bahwa keutamaan hanya dituntut untuk hidup sekarang, di dunia sana tidak perlu lagi. Akibatnya, orang merasa boleh serius dan boleh juga tidak dalam memupuk keutamaan. Anggapan ini tidak benar. Memang di surga tidak ada lagi situasi dan kondisi yang menantang pembentukan keutamaan. Kalau keutamaan moral tidak akan terbentuk di surga, berarti pembentukannya harus terjadi di dunia (Lewis, Mere Christianity, 74). Dan kalau orang tinggal di surga yang begitu sempurna, jangan-jangan hanya orang yang sempurna keutamaannya yang bisa menikmati kesempurnaan surgawi. Orang yang tinggal di surga dengan keutamaan yang miskin, jangan-jangan akan merasa tidak kerasan karena tidak memiliki kapasitas untuk menikmati kesempurnaan surgawi. Maka menjadi sangat penting untuk memperhatikan nasihat Rasul Paulus bahwa yang bertahan melewati kematian dan masuk ke dalam kekekalan hanya apa yang ditabur dalam Roh dan bukan yang ditabur dalam daging, "barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya. tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu" (Gal 6:8).



TIP #23: Gunakan Studi Kamus dengan menggunakan indeks kata atau kotak pencarian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA