Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 14 No. 1 Tahun 1999 > 
PROKLAMASI KRISTUS KEPADA {YUNANI} 
Penulis: Erick Sudharma
 I. PENDAHULUAN

Perikop 1 Petrus 3:18-20 merupakan salah satu bagian yang sangat sulit untuk dimengerti, dan sampai saat ini telah mengundang banyak perdebatan di kalangan para peneliti Alkitab.38 Sejumlah pertanyaan telah diajukan kepada bagian ini, khususnya ay. 19; di antaranya, dan yang terutama akan dicoba jawab oleh penulis adalah: Siapakah {yunani}? Di manakah {yunani} itu? Kapankah Kristus pergi dan berproklamasi di sana? Apakah pesan yang disampaikan-Nya di sana?39 Semua pertanyaan ini telah beroleh beragam jawaban dari para peneliti,40 yang pada dasarnya disebabkan oleh beragam pemahaman terhadap kata-kata, terutama yang muncul dalam ay. 19.41

Dalam tulisan ini penulis, sama seperti para peneliti sebelumnya, mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, bukan secara langsung atau teologis sistematis, tetapi dengan melakukan penelitian eksegetikal terhadap ay. 19-20a. Harapan penulis, pesan penting bagian ini, yang dialamatkan kepada komunitas Kristen kuno, dan yang dimaksudkan untuk menguatkan mereka yang sedang "menderita karena kebenaran" (3:14), juga dapat mengokohkan iman banyak orang percaya dewasa ini dalam menghadapi tantangan yang kurang lebih sama.

 II. ANALISIS TEKS

Teks Yunani:42)

19{yunani}, 20{yunani}

Dua orang peneliti, yaitu J. Bowyer dan J. Rendall Harris, telah mengajukan dua koreksi atau perubahan tekstual terhadap frasa {yunani} yang mengawali ay. 19. Bowyer mengganti {yunani} dengan {yunani},43 dan dengan demikian menjadikan Henokh sebagai subyek atau pelaku proklamasi kepada {yunani}. Kemudian, koreksi tekstual Bowyer ini diperbaiki dan dipopulerkan oleh Harris; dia menambahkan {yunani} setelah {yunani}.44 Tampaknya baik Bowyer maupun Harris memandang bahwa penulis 1 Petrus bermaksud menunjukkan bagaimana Kristus menggenapi peran yang mirip dengan Henokh sebagaimana dinyatakan dalam kitab-kitab pseudopigrafa I dan II Henokh.45 Namun demikian, kedua koreksi ini sama sekali tidak mendapat dukungan dari manuskrip-manuskrip kuno yang ada.46

Papirus P72, dua kodeks minuskul (614 dan 1881), dan beberapa manuskrip Vulgata menggunakan {yunani} sebagai pengganti {yunani} dalam ay. 19. Bisa jadi {yunani} muncul karena salah tulis atau sebagai upaya para ahli kitab yang berdiri di balik papirus P72 untuk mengaitkan perjalanan dan proklamasi dalam ay. 19 dengan "roh" dalam ay. 18, sehingga ay. 19 dapat diterjemahkan baik "dalam roh mana dia pergi dan membuat proklamasi kepada mereka yang dalam penjara" maupun "dalam mana (yaitu dalam roh) dia pergi dan oleh roh membuat proklamasi kepada mereka yang dalam penjara." Jika demikian, "mereka yang dalam penjara" tidak dinyatakan secara eksplisit baik sebagai roh-roh maupun manusia-manusia, walaupun kesan yang timbul adalah yang terakhir.47

Kodeks unsial Ephraemi Rescriptus (C), beberapa manuskrip Yunani, dan beberapa manuskrip Vulgata menambahkan {yunani} setelah {yunani} dalam ay. 19. Tampaknya penambahan ini dimaksudkan untuk menyempurnakan susunan kata-kata {yunani} dan sekaligus untuk menambahkan nuansa kondisional dari kelompok yang disebutkan ({yunani}).48 Penulis tidak menambahkan kata ini karena tidak didukung oleh mayoritas manuskrip yang ada, termasuk manuskrip-manuskrip kuno terbaik lainnya.

Kodeks-kodeks unsial Ephraemi Rescriptus (C), Porphyrianus (P), Athous Lavrensis ({yunani}), dan mayoritas manuskrip-manuskrip yang lebih modern menggunakan bentuk feminine {yunani} untuk menggantikan bentuk masculine {yunani} dalam ay. 20. Namun demikian, manuskrip-manuskrip kuno terbaik, seperti papirus Pie, kodeks-kodeks unsial Sinaiticus (S), Alexandrinus [A], Vaticanus (B), kodeks minuskul 049, dan beberapa manuskrip Latin, mendukung penggunaan bentuk yang terakhir.49

 III. ANALISIS KONTEKS LITERER

Unit yang memuat ay. 19-20a ini adalah 3:18-22.50 Unit sebelumnya berbicara tentang sikap atau perilaku kristiani yang dituntut oleh penulis 1 Petrus dari para pembaca suratnya; di sini dia mengalihkan perhatiannya dari mereka kepada sosok lain, dan sekaligus menyejajarkan sosok itu dengan mereka, sebagaimana ditunjukkan oleh frasa yang mengawali - {yunani}, "karena Kristus juga."51 Frasa ini juga mengawali unit 2:21-25, dan dengan demikian kemunculannya di sini mengindikasikan bahwa unit 3:18-22 memiliki fungsi yang mirip dengan unit 2:21-25.52 Kedua unit ini sama-sama mengetengahkan Yesus Kristus, pertama-tama sebagai contoh utama dari sikap atau perilaku yang dituntut dari pan pembaca surat, dan kedua sebagai sosok personal, yang oleh karya penebusanNya memungkinkan sikap atau perilaku tersebut.53

Plot pikiran dalam unit 2:21-25 berangkat dari sikap Yesus selama penderitaanNya (ay. 21-23), kematian-Nya yang bersifat penebusan (2:24a), sampai kepada pengalaman kini dari orang-orang Kristen yang telah diperdamaikan dengan {yunani}, "Gembala dan Pemelihara jiwa jiwa kalian" (ay. 24b-25). Tampaknya ada "mata rantai yang hilang" dalam plot ini; pokok kebangkitan dan pemuliaan Yesus sama sekali tidak dibahas, setidak-tidaknya secara eksplisit.54 Dalam unit 3:18-22, setelah terjadi tumpang tindih dalam pokok bahasan (yaitu antara ay. 18 dan 2:24-25), penulis 1 Petrus membahas pokok yang tidak disinggung dalam unit 2:21-25, yaitu kebangkitan Yesus (ay. 18 akhir) dan pemuliaan-Nya (ay. 22).55 Dalam konteks struktural seperti ini, tampaknya tepat bila memandang bahwa apa yang dikemukakan di antara kedua ayat ini, termasuk apa yang dikemukakan dalam ay. 19-20a, adalah konsekuensi-konsekuensi kebangkitan dan pemuliaan itu baik bagi para pembaca surat maupun bagi keseluruhan dunia fisik dan non fisik.56 Dengan demikian, dalam unit 3:19-22, sosok Yesus ditampilkan sebagai "contoh" dalam arti yang lebih luas daripada unit 2:21-25; Dia menjadi bukan hanya "contoh" menderita karena berbuat baik, tetapi juga menderita yang diikuti oleh vindikasi ilahi; yang terakhir ini. tampaknya merupakan tema utama dari paruhan kedua surat 1 Petrus.57

Berdasarkan analisis konteks literer di atas, dapat disimpulkan bahwa hakekat unit ini adalah upaya penulis 1 Petrus mendorong para pembacanya untuk bertekun dalam penderitaan-penderitaan mereka dan memberikan jaminan kepada mereka akan kemenangan yang akan datang dalam Kristus yang telah dibangkitkan dan dimuliakan.58

 IV. ANALISIS BENTUK

Sekalipun konstruksi {yunani} ... {yunani} (ay. 18b) tampaknya khas dari penulis 1 Petrus (bdk. 1:20; 2:4; 4:6, 14b),59 mungkin sekali perikop 3:18-22 memuat atau bersumber dari bahan tradisional yang bersifat kredal atau konvensional.60 Keseragaman akhiran dari ketiga kata kerja berbentuk participle {yunani} ... {yunani} ... {yunani} ... (ay. 18b. 22),61 kenyataan bahwa kata-kata ini -- kecuali {yunani} yang muncul dalam bentuk dan kaitan lain dalam 4:3 -- hanya muncul di sini dalam keseluruhan 1 Petrus, mengindikasikan sifat tradisionalnya.62 Selain itu, kenyataan bahwa masing-masing dari ketiga kata kerja ini diikuti oleh sebuah kata tambahan atau frasa singkat, serta secara bersama-sama membentuk rangkuman tentang karya penebusan Kristus,63 menghasilkan keserupaan antara perikop ini dengan "rahasia ibadah" yang dirangkumkan dalam bentuk kredal dalam 1 Timotius 3:16;64

1 Petrus 3:18-22

{yunani}"dibunuh dalam daging" (ay. 18b)

{yunani}"dihidupkan dalam roh" (ay. 18b)

{yunani}"pergi ke dalam sorga" (ay. 22).

1 Timotius 3:16 "0G

{yunani}"Dia, yang

{yunani} telah menyatakan diri dalam daging,

{yunani} telah dibenarkan dalam roh,

{yunani} telah dilihat oleh malaikat-malaikat,

{yunani} telah diberitakan di antara bangsa-bangsa,

{yunani} telah dipercaya dalam dunia,

{yunani} telah diangkat dalam kemuliaan."

Penting juga dicatat bahwa pernyataan-pernyataan Rasul Paulus tentang telah matinya, hidupnya, dan akan dimuliakannya orang-orang percaya bersama-sama dengan Kristus (lih., Ef 2:5-6; Kol 2:11-13,20; 3:1) mengindikasikan bahwa tradisi ini mungkin telah ada sebelum dan menjadi sumber bagi tulisan-tulisan sang rasul.65 Singkatnya, mungkin sekali tradisi di balik perikop ini berupa pengakuan iman terhadap kemenangan Kristus atas kematian.66

Jika demikian, ay. 19-22, yang diawali dengan kata kerja dengan bentuk yang sama dengan unsur ketiga dari tradisi kredal di atas dan yang terletak di antara unsur kedua dan ketiga tersebut, tampaknya merupakan penjabaran penulis 1 Petrus terhadap unsur ketiga dari tradisi kredal tersebut, yaitu {yunani}. Berangkat dari pemikiran ini, tampaknya aktivitas Kristus yang dikemukakan dalam dalam ay. 19 bukanlah aktivitas pra kebangkitan atau yang terjadi dalam periode antara kematian dan kebangkitan -- yang sering disebut sebagai "turun ke dalam dunia orang mati," tetapi aktivitas pasca kebangkitan.67

 V. ANALISIS GRAMATIKAL DAN TERJEMAHAN

Ayat 19

{yunani}. Mengingat kesimpulan dari analisis bentuk di atas -- bahwa ay. 19-22 memuat penjabaran terhadap unsur ketiga dari rangkaian pernyataan-pernyataan tradisional kredal, yaitu {yunani} - ada dua kemungkinan anteseden dari frasa ganti penghubung {yunani} (ay. 19).69 Pertama, kata benda {yunani} (ay. 18), yang secara langsung mendahului frasa ini, serta memiliki gender dan number yang sama dengan kata ganti penghubung {yunani} dari frasa ini (yaitu neuter dan singular).70 Dan kedua, frasa terakhir dalam ay. 18, yaitu {yunani}.71

Sebelum menentukan manakah dari kedua pilihan di atas yang paling tepat menjadi anteseden dari frasa {yunani} arti istilah {yunani} dalam ay. 18 perlu terlebih dahulu dipahami. Konstruksi {yunani} ... {yunani} dalam ay. 18 menyejajarkan dan sekaligus mengontraskan kata benda {yunani} dengan kata benda {yunani}, serta kata kerja {yunani} dengan kata kerja {yunani}. Dengan kata lain, frasa {yunani} merupakan antitesa dari frasa {yunani}.72 Berdasarkan struktur antitesis ini dapat disimpulkan bahwa {yunani} digunakan dalam arti yang sejajar berlawanan dengan {yunani}, sebagaimana {yunani} dengan {yunani}.73 Dalam kasus ini, jelas bahwa {yunani} tidak menunjuk secara khusus kepada Roh Kudus,74 dan dengan demikian tidak dapat diartikan baik secara lokasional, "dalam Roh (Kudus)," maupun secara instrumental, "oleh Roh (Kudus)."75 Kata ini juga tidak dapat diartikan secara kondisional harafiah, "sebagai roh," karena baik {yunani} maupun {yunani} tidak digunakan dalam PB untuk menunjuk kepada bagian jasmani dan bagian non jasmani dari manusia Yesus, yaitu tubuh dan jiwa-Nya.76 Mengingat hal-hal ini, dan ditambah dengan kenyataan bahwa baik {yunani} maupun {yunani} tidak disertai dengan kata sandang penentu, tampaknya keduanya digunakan dalam arti kualitatif atau sebagai datives of respect,77 berkenaan dengan macam keberadaan Yesus pra kebangkitan dan pasca kebangkitan.78 {yunani} berkenaan dengan macam keberadaan-Nya sebagai manusia fana (bdk. Yoh 1:14; 1Tim 3:16),79 dalam kondisi apa Dia telah dibunuh, sedangkan {yunani} berkenaan dengan macam keberadaanNya sebagai Tuhan yang mulia (bdk. Rm 1:3-4; 1Tim 3:16),80 dalam kondisi apa Dia telah dihidupkan atau dibangkitkan.81

Namun perlu diingat bahwa dalam PB kata benda berkasus dative tidak pernah digunakan sebagai anteseden dari frasa {yunani}.82 Dalam 1 Petrus sendiri, frasa {yunani} tidak pernah mengacu kepada suatu kata tunggal, tetapi selalu kepada suatu frasa. Pertimbangan ini mengantar kepada kemungkinan bahwa frasa {yunani} mengacu kepada frasa yang mendahuluinya, yaitu {yunani}. Karena frasa ini menunjuk kepada aktivitas Allah membangkitan Yesus dari antara orang mati sebagai Tuhan yang mulia, sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, frasa {yunani} tampaknya digunakan dalam arti kondisional, "dalam kondisi apa" (yaitu dalam kondisiNya sebagai Tuhan yang mulia").83 Dengan demikian, kedua pilihan anteseden memberikan arti yang relatif sama kepada frasa {yunani}.

{yunani}. Partikel ini menghubungkan {yunani} (1 Ptr 3:18) dengan {yunani} dan secara langsung mengikuti kata ganti penghubung {yunani}. Dalam hal ini, partikel {yunani} menandakan presentasi penulis 1 Petrus lebih lanjut tentang aktivitas Kristus dan dapat diterjemahkan sebagai "juga".84

{yunani}. Frasa ini ditempatkan di antara kata sandang penentu {yunani} dan kata benda {yunani}, sehingga secara gramatikal beroleh tekanan khusus sebagai frasa yang memberikan kualifikasi kepada {yunani}.85

{yunani}. Kata kerja {yunani} adalah participle aorist deponent nominative masculine singular dari {yunani}, "pergi." Berdasarkan tense-nya (aorist) kata ini menunjuk kepada perbuatan tunggal di masa lampau. Kesamaan tense-nya dengan kedua unsur lainnya dari tradisi kredal yang diduga berdiri di balik unit 1 Ptr 3:18-22, serta munculnya bentuk yang sama tetapi memiliki arti yang lebih khusus dalam 1 Ptr 3:22 ({yunani}), memberikan makna bagi penggunaannya di sini. Tampaknya penulis 1 Petrus bermaksud menunjukkan bahwa aktivitas Kristus yang dikemukakan dalam ayat ini ({yunani}, "memproklamasikan") harus dipahami dalam urutan kata-kata kerja {yunani} - {yunani} - {yunani}, dan dengan demikian menunjuk sekali lagi kepada aktivitas pasca kebangkitan.86

{yunani}. Kala kerja {yunani} adalah indicative aorist active 3rd singular dari {yunani}, "memproklamasikan." Tense dan posisinya menunjukkan bahwa kata ini menunjuk kepada perbuatan tunggal yang dilakukan oleh Kristus bersamaan dengan {yunani}: "Dia pergi dan memproklamasikan."87

1 Ptr 3:20a

{yunani}. Kata kerja {yunani} adalah participle aorist active dative, masculine plural dari {yunani}; "tidak taat." Berdasarkan voice-nya (participle), kata ini berfungsi menjelaskan kata benda {yunani}, "(roh-roh) yang tidak taat."88 Berdasarkan tense-nya (aorist), kata ini menunjuk kepada perbuatan tunggal di masa lampau.89

{yunani}. Kata ini merupakan partikel singkatan (enclitic particle) tentang waktu yang telah telah berlalu, "dahulu."90 Kehadirannya dalam ay. ini, di mana frasa penunjuk waktu - {yunani}, "dalam jaman91 Nuh" -- juga muncul, memberikan efek penekanan terhadap historisitas tindakan ketidaktaatan dari "roh-roh dalam penjara."

{yunani}. Kata kerja {yunani} adalah indicative imperfect middle 3rd plural dari {yunani}, "menanti dengan sabar" atau "menanti sambil berharap."92 Berdasarkan tense-nya (imperfect), kata ini mengungkapkan tindakan yang berlanjut di masa lampau.93

Terjemahan 1 Petrus 3:19-20a

... dalam kondisi apa Dia juga pergi dan memproklamasikan kepada roh-roh dalam tempat berlindung (atau penjara)94, yang tidak taat dahulu ketika kesabaran Allah menanti sambil berharap dalam jaman Nuh ...

 VI. PENJELASAN ATAU KOMENTAR TERHADAP KATA ATAU FRASA

Ayat 19

{yunani}. Ayat 20 melokasikan "roh-roh" ini "dalam jaman Nuh," yaitu dalam periode sebelum datangnya bencana banjir atas bumi. Berkenaan dengan ini, ada tiga jawaban utama yang dikemukakan oleh para peneliti tentang siapakah "roh-roh" ini, yaitu: (1) jiwa-jiwa dari seluruh manusia yang binasa dalam bencana air bah;95 (2) "anak-anak Allah" yang berperilaku menyimpang dengan "puteri-puteri manusia" dalam Kej 6:2, yang dipahami dalam tradisi Yahudi dan Kristen sebagai "malaikat-malaikat jatuh" (the fallen angels);96 dan (3) "roh-roh jahat" atau "keturunan-keturunan" para malaikat yang jatuh.97 Di sini perlu digarisbawahi bahwa, mengingat kemiripan-kemiripan antara ay. 19-20a ini dengan tradisi-tradisi Yahudi tentang tokoh Henokh, khususnya I Henokh, mungkin sekali pikiran dan bahasa penulis 1 Petrus dalam bagian ini banyak dipengaruhi oleh tradisi tersebut.98

Pilihan (1) menghadapi banyak persoalan. Pertama, jika penulis I Petrus memaksudkannya untuk jiwa-jiwa dari manusia-manusia yang telah binasa dalam bencana air bah, seharusnya dia menuliskan "kepada roh-roh dari mereka yang tidak taat," dan bukan "kepada roh-roh yang tidak taat."99 Kedua, istilah {yunani} ("roh" dalam bentuk jamak) hanya sekali digunakan dalam seluruh PB untuk manusia-manusia (Ibr 12:23), dan itu pun disertai dengan bentuk genitive {yunani}, "(roh-roh) dari orang-orang benar," yang memberikan kualifikasi kepadanya.100 Dalam I Henokh. sekalipun digunakan untuk jiwa-jiwa dari mereka yang telah mati, istilah {yunani} juga selalu disertai dengan bentuk genitive (mis. I Henokh 22:3, 9, 12, 13),101 atau dalam kaitan erat dengan frasa-frasa sebelumnya yang juga memberikan kualifikasi (mis. 22:6, 13).102 Di sisi lain, {yunani} digunakan berulang kali dalam PB untuk makhluk-makhluk supraalami, khususnya roh-roh jahat yang dihadapi oleh Yesus dalam pelayanan-Nya (mis., "roh-roh" [tanpa kualifikasi] dalam Mat 8:16; Luk 10:20; "roh-roh najis" dalam Mat 10:1; Mrk 1:27; 3:11, 5:13; 6:7; Luk 4:36; 6:18; Kis 5:16; "roh-roh jahat" dalam Mat 12:45; Luk 7:21; 8:2; Kis 19:12-13; dsb.).103 Hal yang sama juga dijumpai dalam literatur intertestamental.104 Yang terakhir, penting dicatat bahwa, selain di sini, hanya dalam Why 18:2 kata ini dihubungkan dengan {yunani}, dan bahwa di sana pun kata ini digunakan untuk "roh najis" ({yunani}) bukan menunjuk kepada makhluk manusia.105

Pilihan (2) adalah mungkin, walaupun bukannya tanpa masalah sama sekali. Dalam I Henokh, sekalipun "anak-anak Allah" yang merusak ras manusia (Kej 6:1-4) biasanya disebut sebagai "malaikat-malaikat" (mis. 6:2; bdk. Yud 6; 2Ptr 2:4) atau "pengintai-pengintai" (mis. 12:2,4), bukan sebagai "roh-roh,"106 Henokh sendiri mengingatkan mereka, bahwa sebelum mencemarkan diri sendiri, mereka adalah "rohani (Yun.: roh-roh), memiliki hidup kekal" di dalam sorga (15:4,6,7).107 Selain itu, sekalipun frasa {yunani} tidak digunakan dalam fragmen Yunani dari I Henokh, terdapat banyak acuan: kepada malaikat-malaikat jatuh yang "diikat" atau dilemparkan ke dalam suatu "rumah tahanan" (bdk. 10:4-6, 12-14; 13:1; 14:5; 18:14-16; 21:6,10).108 Dengan demikian, {yunani} dalam 1 Petrus 3:19 tampaknya menunjuk kepada kelompok yang sama dengan Yudas 6 dan 2 Petrus 2:4, yaitu "malaikat-malaikat jatuh."109

Pilihan (3) jugalah mungkin., Dalam I Henokh 15:8-10 dijumpai pernyataan tentang "roh-roh jahat" sebagai keturunan-keturunan tidak langsung dari hubungan antara malaikat-malaikat dan puteri-puteri manusia dari generasi sebelum bencana air bah. Hubungan itu menghasilkan "raksasa-raksasa" (bdk. Kej 6:4 versi LXX), dan dari "raksasa-raksasa" itu datanglah "roh-roh jahat" atau setan-setan, yang mengganggu umat manusia secara terus menerus.110 Jika tradisi ini yang melekat dalam benak penulis 1 Petrus, mungkin sekali dia mengenali mereka sebagai roh-roh jahat atau najis yang juga dijumpai dalam tradisi Injil, serta yang aktif bekerja di dalam dunia sampai dengan zamannya. Dalam hal ini, {yunani} dalam 1 Petrus 3:19 lebih tepat diartikan sebagai "tempat berlindung" (bdk. Why 18:2) daripada "penjara."111 Mengenai di manakah lokasi "tempat berlindung" ini, penulis 1 Petrus sama sekali tidak memberikan petunjuk; tampaknya masalah ini bukanlah perhatian utamanya.112

{yunani}, "memproklamasikan." Sekalipun istilah {yunani} merupakan istilah khas PB bagi proklamasi Yesus akan Kerajaan Allah113 atau proklamasi para murid-Nya akan kabar baik tentang kematian dan kebangkitan-Nya, dalam 1 Petrus istilah {yunani}-lah yang digunakan (1 Ptr 1:12, 25; 4:6).114 Istilah {yunani} sendiri tidak hanya memiliki arti khusus "memberitakan Injil," tetapi juga arti umum "memproklamasikan" atau "mengumumkan".115 Dalam 1 Petrus, kata ini hanya muncul di sini,116 dan artinya jelas berkaitan langsung dengan obyek pemberitaan, yaitu "roh-roh dalam penjara." Jika mereka adalah para malaikat jatuh, proklamasi Kristus kepada mereka yang dinyatakan telah ditawan "dengan belenggu abadi dalam kekelaman sampai hari besar penghakiman" (Yud 6) -- mungkin sekali merupakan pemberitahuan bahwa kebinasaan akhir mereka sudah dekat (bdk. 1 Ptr 4:5,7,17-18).117 Jika mereka adalah roh-roh jahat yang sedang aktif bekerja dalam zaman penulis 1 Petrus, sebagaimana dalam zaman Yesus, proklamasi itu bertujuan "menjinakkan" atau "menundukkan" mereka.118 Dalam kaitan dengan 1 Ptr 3:22, di mana dinyatakan bahwa "malaikat-malaikat, kuasa-kuasa, dan kekuatan-kekuatan telah ditaklukkan kepada-Nya," tampaknya tafsiran terakhir inilah yang paling tepat (bdk. Flp 2:10).119

Ayat 20a

{yunani}, "(roh-roh dalam tempat berlindung) yang tidak taat. Dalam bagian-bagian lain dari 1 Petrus, kata kerja ini digunakan untuk musuh-musuh Kristus dan orang-orang Kristen pada zamannya (bdk. 2:8; 3:1; 4:17).120 Mungkin sekali penggunaannya dalam ay. 20a ini bukanlah kebetulan, tetapi menunjukkan kaitan erat dalam pikiran penulis 1 Petrus antara "roh-roh yang tidak taat" dan oposisi "daging dan darah" yang sedang dihadapi olehnya dan para pembacanya.121 Jika demikian, dan mengingat bahwa "roh-roh yang tidak taat itu" menunjuk kepada roh-roh jahat yang beraksi di tengah-tengah umat manusia pada zaman Nuh,122 jelas bahwa bagi penulis 1 Petrus "roh-roh yang tidak taat itu" juga berdiri di balik sepak terjang orang-orang yang tidak percaya terhadap orang-orang Kristen.123 Sama seperti pada zaman Nuh dahulu, sekarang pun mereka aktif bekerja dalam dunia (bdk. Ef 2:2).

{yunani}, "dahulu." Sebagaimana dalam 3:5, tampaknya partikel ini digunakan untuk menunjuk kepada suatu periode dalam sejarah alkitabiah demi maksud ilustratif.124 Jika demikian, partikel ini mengindikasikan bahwa apa yang dinyatakan dalam ay. 20a merupakan contoh ketidaktaatan "roh-roh dalam penjara." Tentang alasan mengapa zaman Nuh yang dijadikan contoh, Simon J. Kistemaker menyatakan: "There is no other time in history in which the contrast between faith and unbelief obedience and disobedience, was as pronounced as in the days of Noah."125

{yunani}, "(kesabaran Allah) menanti sambil berharap." Kata ini, dengan subyek {yunani}, "kesabaran Allah," menyatakan bukan hasrat Allah untuk menghukum, tetapi harapan-Nya agar manusia bertobat dan berdamai dengan-Nya.126

{yunani}, "kesabaran Allah." Frasa ini menunjuk secara langsung kepada "zaman Nuh," dan mungkin sekali secara khusus kepada periode waktu antara dosa para malaikat (Kej 6:1-4) dan datangnya bencana air bah alas dunia (Kej 7:11),127 yang dikemukakan dalam Kej 6:3 sebagai 120 tahun.128 Dalam 2 Petrus, kata ini digunakan untuk menyatakan betapa panjang sabarnya Allah dengan menunda datangnya "hari Tuhan" yaitu hari penghukuman, demi orang-orang fasik beroleh kesempatan untuk bertobat (3:9; bdk. Rm 2:4; Kis 17:30).129

 VII. KESIMPULAN DAN PENUTUP

Berdasarkan analisis-analisis di atas, dapatlah disimpulkan bahwa evu fulakhv pueuvmaoiu menunjuk kepada roh-roh jahat yang sama seperti dalam zaman Nuh, bekerja di tengah-tengah umat manusia sampai pada zaman penulis 1 Petrus dan seterusnya, serta memiliki "tempat berlindung" yang entah di mana lokasinya. Setelah Yesus dibangkitkan dalam tubuh kemuliaan, Dia pergi dan memproklamasikan kemenanganNya kepada mereka. Dengan mengemukakan semuanya ini, penulis 1 Petrus bermaksud menegaskan bahwa Kristus telah menaklukkan semua kekuatan jahat itu di bawah kekuasaan-Nya sebagai Tuhan yang mulia.

Bagi umat Tuhan dewasa ini, khususnya mereka yang jelas jelas sedang mengalami penderitaan-penderitaan karena label Kristiani dan ketaatan mereka kepada Firman Tuhan, bagian ini memberikan dasar kristologis untuk sabar, menanti dengan penuh harap dan dalam ketaatan akan vindikasi ilahi atas mereka, yang pasti akan digenapi-Nya pada saatNya (4:5).



TIP #32: Gunakan Pencarian Khusus untuk melakukan pencarian Teks Alkitab, Tafsiran/Catatan, Studi Kamus, Ilustrasi, Artikel, Ref. Silang, Leksikon, Pertanyaan-Pertanyaan, Gambar, Himne, Topikal. Anda juga dapat mencari bahan-bahan yang berkaitan dengan ayat-ayat yang anda inginkan melalui pencarian Referensi Ayat. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA