Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 12 No. 2 Tahun 1997 >  PENAHBISAN WANITA SEBAGAI PENDETA > 
III. PANDANGAN GEREJA-GEREJA DI INDONESIA MENGENAI PENDETA WANITA 

Sebagaimana banyak gereja-gereja di seluruh dunia yang makin terbuka terhadap penahbisan wanita menjadi pendeta, demikian juga gereja-gereja di Indonesia. Setidaknya di Indonesia ini ada lebih dari 600 pendeta wanita. Penyusun tidak sempat mencari data yang lengkap dari semua gereja, namun apa yang penyusun ketahui tentang pendeta wanita di beberapa sinode kiranya bermanfaat dalam memberi gambaran dan untuk memperoleh pandangan.

Pendeta wanita yang pertama di Indonesia ditahbiskan oleh Gereja Masehi Injili Minahasa (GMIM) pada sekitar tahun 50-an. Saat ini GMIM mempunyai lebih dari 300 orang pendeta wanita dari jumlah keseluruhan pendeta sebanyak sekitar 1000 orang. Jadi boleh dikatakan bahwa persentase pendeta wanita di sinode yang pertama memiliki pendeta wanita ini sekitar 35%. Minahasa memang terkenal sebagai daerah yang sudah lebih lama mempunyai penghargaan terhadap wanita. Ini berhubungan dengan budaya yang muncul dari kepercayaan bahwa wanitalah yang berperan dalam menjadikan alam Minahasa.

Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) menahbiskan pendeta wanita pertamanya pada tahun 60-an, dan jumlah pendeta wanita yang ada saat ini juga berkisar sekitar 30% dari keseluruhan jumlah pendeta. GKI (W) Jabar pertama kali menahbiskan perempuan menjadi pendeta pada tahun 1965, pada waktu itu ditahbiskan sekaligus 2 orang wanita. Saat ini ada 26 pendeta wanita atau sekitar 20% dari jumlah pendeta GKI (w) Jabar secara keseluruhan. Bahkan satu klasis yang masih menggunakan bahasa Mandarin juga terbuka menahbiskan pendeta wanita pertamanya pada tahun 1989, dan saat ini telah memiliki 4 pendeta wanita dari jumlah pendeta yang keseluruhannya 11 orang itu.

Kebanyakan gereja-gereja Batak baru menahbiskan pendeta wanita pada tahun 80-an. Mengapa mereka membutuhkan waktu agak lama untuk menerima kehadiran pendeta wanita? Ini berkaitan erat dengan budaya patriarkal mereka di mana hanya laki-lakilah yang boleh mengambil keputusan. Juga Gereja-gereja Kristen Jawa (GKJ) baru mempunyai pendeta wanita pada tahun 80-an.

Kita bersyukur untuk makin banyaknya gereja yang mendengar panggilan Tuhan dalam mengusahakan kesempatan bagi semua orang untuk mengembangkan karunia yang sudah Tuhan percayakan.



TIP #26: Perkuat kehidupan spiritual harian Anda dengan Bacaan Alkitab Harian. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA