Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 11 No. 2 Tahun 1996 > 
YIN-YANG: SUATU TINJAUAN SINGKAT 
Penulis: Hali Daniel Lie972

Dunia filsafat menamakan zaman setelah modernisasi sebagai zaman post-modernisasi. Penekanan pada post-modernisasi bukanlah zaman kita telah melewati modernisasi. Tidak berarti modernisasi telah ditinggalkan. Tidak juga berarti ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengandalkan daya analisis akal manusia telah dilupakan. Yang dimaksudkan dengan post-modernisasi adalah zaman sekarang manusia sudah tidak puas lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata membawa juga banyak dampak negatif. Sebagai contoh, penemuan bom atom dapat menghancurleburkan peradaban umat manusia dalam waktu singkat.

Dengan keprihatinan itu, manusia di zaman post-modernisasi menggantungkan harapannya kepada agama/kepercayaan Timur Kuno, baik itu agama-agama suku atau falsafah Timur. Maka tidak heran kalau yin-yang kembali dibicarakan secara luas. Dalam tulisan singkat ini, penulis mencoba memberikan tinjauan terhadap yin-yang.

 I. PENGERTIAN YIN-YANG

Secara harafiah yin berarti negatif dan yang berarti positif. Konsep yin-yang hendak mempresentasikan dualisme di jagat raya, dan membaginya ke dalam dua kutub: negatif dan positif. Di dalam Kitab Perubahan, yin-yang memiliki atribut-atribut sebagai berikut:1)

yin yang

negatif positif

pasif aktif

perempuan laki-laki

reseptif kreatif

gelap terang

dingin panas

lembut keras

basah kering

musim dingin musim panas

bayangan matahari

Daftar di atas masih dapat terus diperpanjang dengan dua unsur yang saling bertentangan. Dan interaksi dinamis kedua unsur yin dan yang inilah, semua yang ada di alam semesta tercipta. Untuk lebih mengertinya, perhatian kutipan perkataan orang Tionghoa: "Dari the Creative (yang) dan the Receptive (yin) menimbulkan sepuluh ribu hal."973

Konsep yin-yang sangat mudah dikenal melalui gambarnya. Meskipun paling tidak kita dapat menemukan dua macam gambar yang sedikit berbeda, namun hanya ada situ gambar yang dipandang tepat, yaitu gambar kedua (perhatikan gambar tersebut). Secara sederhana penjelasan dari gambar tersebut adalah sebagai berikut. Sebuah lingkaran yang terdiri atas dua bagian: putih dan hitam. Putih dan hitam masing-masing adalah unsur yang saling bertentangan dan seimbang. Di bagian putih dan hitam kita mendapati adanya lingkaran kecil lagi; di wilayah hitam ada lingkaran kecil berwarna putih dan di wilayah putih ada lingkaran kecil berwarna hitam. Hal ini menunjukkan adanya kemungkinan dan kemampuan untuk terjadinya perubahan dalam bentuk perpindahan warna yang melingkar, yang terjadi secara periodik, namun tetaplah dalam porsi yang seimbang antara hitam dan putih.974

 II. PERKEMBANGAN KONSEP YIN-YANG

Penting bagi kita untuk mengetahui sejarah perkembangan prinsip pemikiran yin dan yang, supaya kita mendapat pemahaman yang lebih lengkap. Perkembangan pemikiran yin-yang antara periode yang satu dengan yang lainnya pastilah memberikan sumbangsih tambahan terhadap yin-yang. Berikut ini diuraikan beberapa momen yang masih dapat kita lacak:

Acuan paling dini tentang yin-yang tercatat dalam kitab Kuo Yu (Perbincangan Mengenai Negara). Kitab sejarah ini mencatat bahwa pada tahun 780 SM975 ketika terjadi gempa bumi, maka ada seorang cerdik pandai yang hidup pada zaman itu memberikan penjelasan: "Manakala yang tersembunyi dan tak dapat tampak, dan manakala yin tertekan dan tak dapat menyembul, maka terjadilah gempa bumi."976

Di dalam Tao Te Ching yang ditulis oleh Lao Tzu (575-485 SM), yang hidup sezaman dengan Confusius 551-479 SM, ia memberikan penjelasan mengenai yin-yang sebagai berikut: "Tao menghasilkan satu, satu menghasilkan dua, dua menghasilkan tiga, tiga menghasilkan sepuluh ribu, sepuluh ribu membawa yin (prinsip pasif/betina) dan mencakup yang (prinsip aktif/jantan) dan melalui perpaduan dengan tenaga vital (chi) menghasilkan keharmonisan."977

Gagasan yin-yang diduga muncul pada abad IV SM. Bersamaan dengan pemunculan teori-teori peramalan dengan menggunakan angka-angka dan konsep 'Unsur Nan Lima' atau Daya Nan Lima,' yaitu kayu. api, tanah, logam dan air.978

Kelompok-kelompok terasing yang dikenal pada abad pertama mengadopsi ide ilmu dan politik dari sekolah naturalis yang dipimpin Tsouyen. Sehingga kelompok terasing itu sangat menekankan teori yin-yang.979

Di dalam karya yang berjudul "Mengenai Gagasan-Gagasan Hakiki Mazhab Nan Enam," Ssuma T'an (meninggal tahun 110 SM) mengadakan penggelompokkan atas para filsuf yang hidup beberapa abad sebelumnya menjadi 6 mazhab pokok.980 Dalam mahzab pertama langsung disebutkan yin-yang chia (mazhab yin-yang), yang adalah mazhab penganut kosmologisme.981 Pemberian nama ini didasarkan pada konsep yin-yang, yang menurut orang-orang Tiongkok adalah dua alas pokok kosmologi Tiongkok.982

Berdasarkan teori Liu Hsin tentang terbentuknya keenam mazhab itu, maka Fung Yu Lan memberikan kesimpulan bahwa mazhab yin-yang berasal dari para pelaku ilmu gaib (fang shih). Di mana para pelaku ilmu gaib adalah para ahli dalam bidang sihir, penujuman, peramalan bintang dan penebak angka.983

I-Ching984 (Kitab Perubahan) menjadi dasar bagi mazhab yin-yang yang mencoba menafsirkan struktur dan asal mula alam semesta. I-Ching dikenal juga dengan nama Chou-I, yang barangkali ditulis oleh para pengikut Konfusius pada tahun-tahun pertama Dinasti Han985 (sekitar tahun 206 SM)986. Dalam lampirannya banyak membicarakan yin-yang, dan sama sekali tidak membicarakan Unsur Nan Lima. Di kemudian hari kedua garis pemikiran ini bercampur. Tentang yin-yang, dapat kita mengerti dari kutipan ini: "Di dalam sistem perubahan, ada satu the Great Ultimate (T'aichi), yang menghasilkan dua model (yin dan yang). Dua model itu menghasilkan Empat Bentuk (mayor dan minor yin dan yang). Empat bentuk menghasilkan Delapan Elemen. Delapan Trigram menurunkan kebaikan dan kejahatan. Kebaikan dan kejahatan menghasilkan persoalan hidup yang besar."987

Melalui ulasan Cheng Hsuan (127-200) dalam Kitab Upacara Adat, dicoba menghubungkan mazhab Yin-yang dengan Unsur Nan Lima melalui angka-angka. Tetapi yang lebih penting untuk disimak ialah hubungan antara trigram 17) dengan yin yang. Trigram dengan ketiga garis utuh (tak terputus) disebut Ch'ien melambangkan yang dan trigram dengan ketiga garis terputus disebut Pun melambangkan yin. Maka trigram Ch'ien dan K'un dipandang paling tepat untuk menjelaskan yin-yang. Sesungguhnya Ch'ien dan K'un masing-masing adalah ayah dan ibu, sedangkan keenam trigram lainnya dalam "Lampiran-lampiran" Kitab Perubahan dinamakan sebagai "Putra-putra serta putri-putri" mereka.988

Konsep yin-yang ternyata merambah sampai ke luar daratan Tiongkok. Terutama dua negara yang masih memiliki dasar kebudayaan yang sama dengan Tiongkok. Kedua negara itu adalah Korea dan Jepang. Pembatasan kepada kedua negara ini tidak berarti bahwa di negara lain sama sekali tidak terjangkau oleh penyebaran ide yin-yang. Harus diakui bahwa di mana pun orang Tionghoa berdomisili, maka ide yin-yang pasti hadir pula di sana.

Memang penyebaran ke negara-negara lain dapat mengakibatkan terjadinya sinkretisme dengan agama dan kebudayaan setempat. Tetapi kita masih dapat mengenal ide dari yin-yang itu sendiri. Agama Shinto di Jepang dipercaya oleh banyak sarjana tidak terpengaruh oleh Taoisme. Namun ide yin-yang dan Unsur Nan Lima telah tampak nyata dalam hasil karya orang-orang Jepang sejak awalnya, Seperti di dalam Kojiki dan Nihongi, dengan mite-mite dan legenda-legendanya.989 Di Korea ide yin-yang lebih dikenal dengan nama Um yang.990 Um yang dikembangkan oleh seorang pemikir Konfusianisme terbesar dalam sejarah Korea, bernama Yi Yulgok. Pandangannya mengarah kepada ketransendenan dari dualisme. Konsep Yulgok berbeda dari dualisme dalam yin-yang dan prinsip negatif dan positif dari jagat raya. Konsepnya diaplikasikan juga dalam konsep etisnya dari kesatuan segala sesuatu. Dia berusaha untuk menjauhkan dikothomi diri manusia dan unsur lain, yang disadarinya sebagai akar kejahatan, seperti misalnya terjadi kebencian dan konflik.991

Demikian perkembangan pemikiran yin-yang yang masih dapat ditelusuri.

 III. FILSAFAT, AGAMA ATAU ...

Dari berbagai pandangan dan penjelasan di atas (bagian II), kita mengerti bahwa pada mulanya ide yin-yang muncul dalam formulasi yang sangat sederhana saja, yaitu dalam rangka menjelaskan persoalan tertentu menyangkut kejadian-kejadian di alam. Oleh para pelaku ilmu gaib, yin-yang dikembangkan menjadi lebih kompleks dalam dunia mistik. Sampai kemudian dengan munculnya Kitab Tao Te Ching dan I-Ching, konsep yin-yang dijabarkan secara terstruktur. Pada akhirnya yin-yang diadopsi ke dalam agama Tao (Taoisme), yang di dalamnya mulai mengaitkan yin-yang dengan asal-usul alam semesta.

Jadi konsep yin-yang telah menempuh perjalanan dari ide filsafat sederhana, lalu dikaitkan dengan unsur-unsur mistik dan akhirnya dimasukkan ke dalam ajaran agama Tao (termasuk juga menjadi sejenis filsafat yang lebih kompleks). Dalam perkembangan Taoisme selanjutnya memang terlihat konsep yin-yang lebih bernafas filsafat, ketimbang sekadar agama. Sampai sekarang pun konsep yin-yang sulit dihapuskan dalam pemikiran orang Tionghoa. Salah satu faktor yang mempertahankannya adalah konsep Yin-yang tidak terlepas dari ajaran Konfusius yang sangat menekankan keseimbangan (keselarasan).

 IV. PENGARUH KONSEP YIN-YANG DALAM KEHIDUPAN ORANG TIONGHOA

Sejak lama konsep yin-yang telah merembes secara meluas ke dalam seluruh aspek kehidupan orang Tionghoa. Pemikiran yin-yang diaplikasikan dalam semua aspek kehidupan mereka guna memberikan penjelasan terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi. Penerapan konsep pemikiran yin-yang dapat kita jumpai dalam "kehidupan pribadi, berkeluarga maupun masyarakat, pertanian dan pembangunan, ilmu bela diri dan pengobatan."992 Terutama dipakai untuk menganalisa kejadian-kejadian yang berakibat negatif, membawa malapetaka. Analisa ini penting untuk mengetahui sebab musababnya. Lalu dicoba untuk menemukan cara bagaimana kejadian atau peristiwa itu dapat diperbaiki atau dihindari terjadinya di kemudian hari. Luasnya aplikasi pemikiran yin-yang dapat kita lihat dari contoh-contoh berikut ini:

Bidang Kesehatan

Konsep tentang manusia yang sehat adalah bila tercapai keseimbangan unsur yin-yang di dalam diri orang tersebut. Apabila keharmonisannya terganggu maka akan mengakibatkan sakit, sakit bisa meliputi sakit jasmani (fisik) dan sakit rohani (mental). Maka yang perlu selalu diperhatikan manusia dalam hidupnya adalah mengusahakan dan menjaga keseimbangan yin-yang di dalam dirinya. Lebih dari itu yin-yang di dalam diri perlu juga selaras dengan yin-yang di alam semesta.993

Bidang Ekologi

Meluapnya sungai Hoang Ho dan Yang Tze Kiang yang mengakibatkan banjir dinilai sebagai terlalu aktifnya unsur Yang. Untuk itu kita perlu mengusahakan keseimbangan dengan sikap pasifnya unsur yin.994

Bidang Elektrik

Rumah-rumah masa kini telah mendapatkan sumber penerangan listrik. Pada saat lampu padam, maka para fisikawan dan sarjana eletro tentu sependapat bahwa matinya lampu ialah akibat dari terputusnya aliran arus listrik. Lalu bagaimana dengan analisa dari yin-yang? Lampu mati adalah akibat langsung dari terjadinya ketidakseimbangan antara elektron (ion negatif) dan proton (ion positif). Meskipun ini hanya teori belaka, barangkali dapat diterima dalam konsep yin-yang.

Bidang Astronomi

Gerhana matahari dan gerhana bulan tentunya dipandang satu kejadian yang merugikan. Bulan dan matahari memiliki jangka waktu pemunculan yang sama; masing-masing 12 jam. Bila bulan muncul, matahari terbenam; bila matahari muncul, bulan lenyap. Pada saat di mana matahari seharusnya muncul namun terhalang oleh bulan, maka terjadilah gerhana matahari; saat di mana bulan seharusnya menerangi bumi tetapi "cahayanya" terhalang oleh matahari, maka terjadilah gerhana bulan. Baik gerhana bulan dan gerhana matahari adalah akibat dari terjadinya ketidakseimbangan frekuensi pemunculan bulan dan matahari; bulan dan matahari itu sendiri masing-masing mewakili yin dan yang.

Bidang Ilmu Gizi

Di dalam merencanakan menu atau memilih jenis makanan, orang-orang Tionghoa akan lebih mempertimbangkan keharmonisan yin-yang yang terkandung dalam makanan itu, daripada mempertimbangkan kandungan zat-zat gizinya,995 sebagaimana yang diajarkan dalam kedokteran modern. Jauh jauh hari sebelum dinasti Chou (1122-249 S.M.), ketika para penyusun menu kerajaan ditunjuk untuk mempersiapkan makanan untuk pesta, maka mereka secara serius memperhatikan keseimbangan yin-yang yang terkandung di dalam berbagai jenis makanan. Bahkan mereka perlu pula menyadari tipe-tipe orang yang makan, apakah orang itu tergolong tipe yang, tipe yin atau campuran keduanya (dalam arti ada keseimbangan yin-yang di dalam diri orang tersebut).996 Ini penting untuk menyediakan makanan yang cocok bagi setiap orang.

Untuk memenuhi kebutuhan itu orang-orang Tionghoa telah mengadakan penggolongan jenis makanan berdasarkan prinsip yin-yang. Berikut ini dicantumkan satu daftar makanan paling umum yang telah digolongkan atas kandungan Yin-yang di dalamnya menjadi 5 jenis:27)

a. Makanan sangat panas: daging sapi, mentega, lemak ayam, cabe rawit, coklat, kopi, kari, daging anjing, ikan (bakar), anak domba, Wisky, bawang, kacang goreng, lada (hitam) lemak babi dan selai kacang.

b. Makanan panas: keju, hati ayam, telur, lada (hijau), ham, bawang putih, angsa, hati babi/ayam, kelinci, gula (coklat), anggur, kentang, biji bunga matahari, kalkun, kenari dan buncis.

c. Makanan sangat dingin: pisang, air soda, Seven-up, teh, susu kedelai, udang, ketimun, remis/kepah, remis besar dan kepiting.

d. Makanan dingin: apel, asparagus, bambu (ada bagian yang bisa dimakan), buah badem, gula putih, tomat, air dingin, es krim, limun, ikan, garam, jeruk, tiram, Coca Cola, kubis, blumkol, barley, jamur dan arbei.

e. Makanan netral, dapat dikonsumsi dalam jumlah besar, jenis makanan ini tidak akan mempengaruhi keseimbangan yin-yang dalam tubuh: susu, nasi, burung dara, ketan hitam dan putih, air panas, prum, kismis, kacang polong, persik, wortel, buah ceri dan buncis merah.

Pengetahuan tentang jenis-jenis penggolongan makanan atas dasar prinsip yin-yang yang terkandung di dalamnya sangatlah penting. Selain itu perlu pula mengenal keseimbangan yin-yang dalam diri setiap orang. Kombinasi kedua pengenalan ini bertujuan untuk menyediakan makanan yang tepat bagi setiap orang, termasuk makanan apa yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi.

Dalam diagnosis penyakit akan diselidiki keseimbangan yin-yang dalam diri pasien. Karena penyebab dari penyakit itu adalah ketidakseimbangan yin-yang dalam tubuh. Untuk penyembuhannya, bila orang itu kelebihan yin harus diberikan makanan yang banyak mengandung unsur yang (makanan sangat panas dan panas). Sebaliknya bila orang itu kelebihan yang, maka ia harus banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung yin (makanan dingin atau sangat dingin). Misalnya penyakit sariawan yang ditandai dengan bibir dan lidah pecah, adalah disebabkan kelebihan yang dalam diri orang itu. Supaya lekas sembuh orang itu harus menghindari makanan yang mengandung unsur yang dan banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung yin.

Bidang Teologia

Jung Yung Lee di dalam beberapa bukunya menerapkan secara ketat prinsip yin-yang untuk menjelaskan beberapa persoalan dogmatika Kristen yang selama ini sulit dimengerti berdasarkan prinsip berpikir logis model Barat. Lee menjelaskan bahwa pola nalar Barat mengikuti prinsip "ini atau itu." Artinya apa yang tidak benar pastilah salah dan apa tidak salah pastilah benar. Ditegaskannya bahwa konsep "ini atau itu" memiliki banyak keterbatasan ketika kita berhadapan dengan dunia ilahi. Kalau Yesus bukan Allah, pastilah Dia manusia; kalau Yesus bukan manusia, pastilah Dia Allah. Kalau Allah adalah transenden, pastilah Dia bukan imanen; kalau Allah adalah imanen, pastilah Dia bukan transenden. Allah Yang Mahakasih tidak mungkin bertindak adil; Allah Yang Mahaadil tidak mungkin menyatakan kasih. Sebagai jalan keluar dari kesulitan itu, Lee mengusulkan prinsip yin-yang. Prinsip yin-yang menghasilkan pola nalar "baik ini maupun itu." Melalui pola nalar "baik ini maupun itu" kita tidak lagi menghadapi kesulitan dalam menjelaskan Allah yang transenden sekaligus imanen, Allah Yang Mahaadil juga Allah Yang Mahakasih. Juga tidak sulit untuk menjelaskan Yesus Kristus pada saat yang sama adalah Allah dan manusia (ilahi dan insani). Demikian juga tentang penjelasan konsep tubuh dan jiwa dalam diri manusia. Dunia Barat hanya dapat mengatakan bahwa kasus-kasus di atas adalah paradoks atau misteri.997 Tetapi pola nalar yin-yang "baik ini maupun itu" dapat memberi jawab yang memuaskan.

 V. BERBAGAI ANALISA KRITIS TERHADAP PANDANGAN YIN-YANG

Dalam analisa ini kita mencoba memberikan satu tinjauan objektif, dan tentunya tidak terlepas dari tinjauan berdasarkan iman Kristen.

1. Perbedaan Yin-Yang dan Dualisme

Setelah mempelajari konsep pemikiran yin-yang, banyak orang akan langsung menyetarakannya dengan filsafat dualisme. Penyamaan ini sebenarnya tidaklah tepat. Mari kita memperhatikan pendapat Creel:

"Tetapi hendaknya diingat bahwa yang demikian ini (yin-yang) bukanlah dualisme macam Barat, seperti dualisme antara baik dan buruk dan antara rohani dengan jasmani. Tetapi yin dan yang saling melengkapi untuk mempertahankan keselarasan alam semesta, dan yang satu dapat berubah menjadi yang lain; demikianlah musim dingin yaitu yin, berubah menjadi musim panas, yaitu yang."998

Dualisme menekankan pemisahan kedua unsur di dalamnya, baik itu unsur jasmani dan rohani atau unsur baik dan buruk; unsur yang satu harus dipertahankan (yang positif), unsur yang lainnya dibuang (yang negatif). Tetapi yin-yang menekankan keterpaduan kedua unsur yang saling melengkapi untuk mempertahankan keselarasan. Dan bila unsur yang satu dibuang (termasuk berlebih atau berkurangnya unsur itu) akan mengakibatkan kepincangan yang bersifat merusak.

2. Persamaan Yin-Yang dan Dikhotomi

Pandangan kekristenan tentang komponen yang menyusun manusia terbagi atas dua golongan secara umum, yaitu konsep diri manusia yang dikhotomi dan trikhotomi.999 Dikhotomi menjelaskan bahwa manusia terdiri dari dua unsur: tubuh dan roh/jiwa. Pada dasarnya konsep yin-yang sangatlah selaras dengan konsep dikhotomi dalam kekristenan. Bahkan konsep yin-yang dapat memberikan penjelasan bagi kita untuk lebih mengerti dikhotomi. Baik yin-yang maupun dikhotomi, keduanya mengharuskan kehadiran kedua unsur di dalamnya, dan kedua unsur di dalamnya akan saling mempengaruhi. Bila kita hanya menekankan satu unsur dan mengabaikan unsur lain di dalamnya, maka akan timbul kepincangan (ketidakselarasan), kondisi ini sungguh berakibat negatif, merusak keutuhan. Karena meskipun kedua unsur saling bertentangan, tetapi kedua unsur itu juga saling melengkapi secara harmonis.1000 Yong Choon Kim mengatakan bahwa: "Dualisme yin-yang di dalam Taoisme bersifat relatif. Karena ia berfungsi di dalam kontradiksi-kontradiksi yang absolut, tetapi bersifat saling melengkapi dalam tujuan akhirnya, karena gerakan yang produktif dari segala hal, di alam raya."1001 Jadi perlu diusahakan satu keseimbangan antara kedua unsur di dalamnya. Dalam hal ini unsur tubuh dan jiwa/roh. Manusia dipandang utuh dengan keaktifan keduanya.

3. Perbedaan Yin-Yang dan Dikhotomi

Meskipun memiliki aspek-aspek yang sama dengan dikhotomi, yin-yang tetap memiliki perbedaan dengan dikhotomi. Dalam dikhotomi hanya ingin dijelaskan adanya unsur tubuh dan jiwa/roh yang keduanya bertentangan tetapi saling melengkapi di dalam diri manusia. Sedangkan ide yin-yang dapat diterapkan secara meluas ke segala bidang. Analogi-analogi yang meluas inilah yang kadang-kadang menyebabkan ide yin-yang dikritik habis-habisan oleh beberapa kalangan. Jadi harus kita sadari bahwa ide yin-yang juga terbatas di dalam sumbangsihnya menjelaskan beberapa aspek dalam iman Kristen.

4. Hipotesa Penciptaan

Salah satu sebab mengapa konsep yin-yang mengalami perkembangan yang cukup panjang adalah penyempurnaan-penyempurnaan konsep itu untuk dapat menyumbangkan hipotesa penciptaan jagat raya dan segala isinya. Diterangkan bahwa melalui yin yang-lah segala sesuatu yang ada di jagat raya ini tercipta. Dan kalau diajukan pertanyaan mengenai asal-muasal yin-yang itu sendiri, maka jawabannya adalah yin-yang berasal dari Chi. Chi menghasilkan yin dan yang, selanjutnya yin dan yang berperan dalam penciptaan. Kalau sampai di sini saja kita memahaminya, kita akan berpendapat bahwa konsep yin-yang mengandung ide Yang Mahakuasa Yang Esa. Tetapi sesungguhnya baik Chi maupun yin dan yang dipandang tidak berpribadi dan berdiam di dalam semua isi bumi ini. Jelas bahwa konsep ini mengacu kepada pandangan pantheisme. Chi sendiri tidaklah berpribadi. Chi hadir di mana-mana melalui materi. Allah yang dipercayai dalam Alkitab adalah Allah yang berpribadi. Jadi Hipotesa penciptaan di dalam yin-yang tidak sama dengan penciptaan di dalam Alkitab.

5. Pola Nalar "baik - ini - maupun - itu"

Lee sendiri mengakui bahwa kita tidak boleh memutlakkan salah satu dari kedua pola nalar yang diajukannya.1002 Kedua pola nalar, baik Barat dan Timur (Tiongkok) saling melengkapi dalam menjelaskan berbagai persoalan doktrinal. Tetapi kita juga tidak boleh meremehkan pola nalar yin-yang. Karena seringkali oleh karena yin-yang ada kaitannya dengan adat istiadat Tiongkok Kuno, maka banyak orang memandangnya sangat negatif, apalagi jika sudah mulai dikaitkan dengan hal-hal mistik. Harus kita akui bahwa sebenarnya prinsip penalaran "baik - ini - maupun - itu" dari yin-yang menjanjikan harapan yang berarti bagi penjelasan-penjelasan teologis. Khususnya menjelaskan dua hal yang selama ini dinilai paradoks dalam teologia.

6. Penggolongan Makanan Menurut Yin-Yang dan Kedokteran Modern

Meskipun memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menilai kandungan zat makanan, pada dasarnya pandangan yin-yang tentang makanan cocok dengan penyelidikan kedokteran modern. Ini merupakan satu hal yang agak mengherankan, tetapi itulah kenyataannya. Terutama di sini adalah masalah larangan makan makanan tertentu bagi orang yang menderita suatu penyakit, ternyata pandangan Yin-yang memberikan sumbangsih yang sangat menolong. Harus disadari bahwa teori medis orang-orang Tionghoa bersifat pseudoscietific, yang didominasi oleh fungsi yin-yang terhadap Lima Unsur yang beroperasi. Hal ini tidak sama dengan ilmu-ilmu di Barat yang langsung menunjuk kepada sifatnya, seperti astrologi, phisionomi, khronomansi dan lainnya.1003

Penggolongan makanan menurut prinsip yin-yang seperti yang didaftarkan di atas, barangkali dapat diparalelkan dengan ilmu gizi modern. Kesetaraan atau kombinasi paralelnya adalah sebagai berikut: karbohidrat setara dengan makanan netral, makanan sangat panas setara dengan lemak, makanan panas setara dengan protein, makanan dingin setara dengan vitamin dan makanan sangat dingin setara dengan mineral. Jikalau hipotesa ini dapat dibuktikan kebenarannya berarti kita telah menemukan satu konsep baru untuk pengembangan dunia medis di kemudian hari. Mudah-mudahan ada di antara para ahli medis yang terbeban untuk menyelidiki hipotesis ini lebih lanjut.

Demikianlah tinjauan singkat terhadap yin-yang. Kiranya uraian ini membuka wawasan kita untuk memandang konsep yin-yang secara lebih kritis. Janganlah kita menjadi seorang yang terlalu mudah menjelek-jelekkan konsep yin-yang, atau sebaliknya menjadikan pola nalar yin-yang untuk menjelaskan semua realitas dan menerangkan semua isi Alkitab.



TIP #01: Selamat Datang di Antarmuka dan Sistem Belajar Alkitab SABDA™!! [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA