Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 9 No. 1 Tahun 1994 > 
KERASUKAN SETAN ATAU GANGGUAN KEJIWAAN: SEBUAH STUDI PERBANDINGAN 
Penulis: Robbyanto Notomihardjo418
 PENDAHULUAN

Eksistensi (lih. Mat 4:1-7) Iblis atau setan atau roh-roh jahat di dalam dunia ini telah diterima oleh kebanyakan orang, termasuk orang-orang bukan Kristen. Bagi sebagian besar orang Kristen (jika tidak bisa dikatakan seluruhnya) Iblis dan roh-roh jahat bukan hanya eksis, namun juga sangat mempengaruhi kehidupan umat manusia.

Salah satu manifestasi pengaruh Iblis atau roh-roh jahat di dalam hidup manusia adalah intervensi aktifnya dalam diri seseorang. Hal ini dikenal dengan istilah "kerasukan setan." Mengenai istilah ini, tidak semua orang sependapat. Secara umum dapat dikatakan ada dua ekstrim. Pertama, kelompok yang tidak mempercayai; mereka ini tidak mau menerima segala bentuk penyimpangan perilaku individu sebagai hal kerasukan setan, melainkan hanya gangguan kejiwaan saja.416 Kedua, mereka yang langsung memvonis segala bentuk penyimpangan perilaku sebagai hal kerasukan setan.417

Saya sendiri berpendapat bahwa kedua pandangan ekstrim di atas tidak dapat diterima. Menurut hemat saya tidak semua penyimpangan perilaku merupakan manifestasi kerasukan setan. Demikian juga kita tidak bisa memastikan bahwa setiap kelainan yang ditampakkan oleh seseorang hanyalah sebagai gangguan kejiwaan. Setiap abnormalitas perilaku atau hidup seseorang haruslah diteliti dengan seksama, sebelum dibuat konklusinya.

Dalam artikel ini saya akan membandingkan antara kerasukan setan dengan gangguan kejiwaan. Mula-mula saya akan memaparkan apa dan bagaimana gejala-gejala dari kedua hal tersebut, baru kemudian saya akan masuk dalam pembahasan berupa analisa dan perbandingannya.

 KERASUKAN SETAN

1. Apa itu kerasukan setan?

"Kerasukan setan" atau yang disebut juga "dimiliki oleh setan" (demon possession) merupakan suatu fenomena yang dari dulu sampai sekarang masih tetap relevan. Banyak pakar yang telah mencoba untuk mendefinisikannya. Berikut akan diberikan dua definisi.

Merrill F. Unger mendefinisikan demon possession sebagai berikut:

suatu keadaan di mana satu atau lebih roh-roh jahat atau setan-setan menempati tubuh seorang manusia dan dapat mengambil kendali secara sepenuhnya terhadap kehendak korban.419

Sedangkan C. Fred Dickason mendefinisikannya sebagai berikut:

kepasifan atau kontrol yang disebabkan oleh setan sebagai akibat tinggalnya setan dalam diri seseorang, yang memanifestasikan dampak-dampaknya dalam berbagai macam kelainan fisik dan mental dan dalam berbagai macam tingkatan.420

Dari definisi ini kita bisa menggambarkan diri orang yang dirasuk setan seperti sebuah rumah di mana setan atau setan-setan yang menempatinya dapat dengan bebas keluar masuk. Jika suatu waktu setan itu masuk dan mulai melakukan aksi dalam diri sang korban, maka orang itu akan berubah dari kondisi normal dan mulai berperilaku abnormal atau "supranatural" sebagaimana pribadi setan yang menempatinya.

2. Gejala-gejala orang yang kerasukan setan

Kurt Koch, seorang demonolog Kristen dari Jerman mendaftarkan delapan gejala kerasukan setan berdasarkan Markus 5, yaitu:

- orang itu sungguh-sungguh didiami oleh roh jahat (ay. 2)

- memiliki kekuatan fisik luar biasa, melampaui kekuatannya dalam keadaan normal (Ay. 3)

- menjadi liar dan buas (ay. 4)

- mengalami personalitas yang terpisah (terpecah) (ay. 6-7)

- menentang hal-hal yang spiritual (ay. 7)

- memiliki kemampuan clainvoyant (ay. 7)

- menunjukkan perubahan suara yang bervariasi (ay. 9)

- terjadi pemindahan kekuatan okultis (ay. 12-13)421

Gejala-gejala kerasukan setan dalam Markus 5 ini tidak bisa dikatakan mewakili semua manifestasi kerasukan setan dalam Alkitab (PB). Mengapa ? Karena dalam bagian-bagian Alkitab lainnya kita mendapati gejala-gejala lainnya, antara lain:

- gejala-gejala yang mirip epilepsi (Mrk 9:14-29)

- bisu (Mat 9:32-34)

- buta dan bisu (Mat 12:22-30)

- punggung menjadi bongkok (Luk 13:10-13)

Dari data Alkitab tersebut kita melihat bahwa tidak semua kasus kerasukan setan ditandai dengan gejala-gejala penyimpangan perilaku yang spektakuler Banyak juga dijumpai dalam wujud seperti penyakit atau cacat tubuh. Perlu diperhatikan juga bahwa Alkitab, membedakan kasus kerasukan dengan penyakit kejiwaan (Lihat Mat 4:24, di mana sakit ayan dibedakan dari kerasukan.)

Jika di atas kita telah melihat gejala-gejala kerasukan setan dari sumber Alkitab, maka sekarang kita akan meninjaunya dari pengalaman nyata masa kini seperti yang dilaporkan oleh beberapa pakar.

Merrill F. Unger422

Ia memaparkan beberapa gejala kerasukan sebagai berikut:

- adanya proyeksi personalitas baru secara otomatis di dalam diri korban

- pengetahuan supranatural, termasuk kemampuan berbicara dalam bahasa-bahasa yang tidak pernah dipelajari sebelumnya; juga hal-hal lain yang tidak lazim dilakukan manusia normal

- kekuatan fisik yang supranatural

- kerusakan moral

- deep melancholy, kegilaan, ecstatic, kejang-kejang, mulut berbusa, dan lain-lain.

Alfred Lechler423

Ia menyatakan bahwa seseorang yang dirasuk setan akan menampakkan gejala-gejala berikut: kecenderungan untuk berbohong dan berpikiran kotor; takut, gelisah, depresi; dorongan memberontak kepada Allah atau menghujat; brutal dan mengutuk; penyimpangan-penyimpangan seks; tidak menyukai hal-hal rohani; tidak mampu mengatakan atau menuliskan nama Yesus; memiliki kemampuan clairvoyance, melawan tindakan-tindakan konseling; tidak mampu menyebutkan pekerjaan-pekerjaan iblis; tidak sadar diri; berbicara dalam bahasa-bahasa asing; kekuatan fisik yang luar biasa; mengalami kesakitan-kesakitan yang tidak berkaitan dengan suatu luka atau penyakit.

Kurt Koch424

Koch mendaftarkan beberapa gejala menonjol yang ditemuinya dalam pelayanan konselingnya, yaitu:

- menolak ketika diajak berdoa dan membaca Alkitab

- mengalami kekejangan selama berdoa

- menunjukkan reaksi terhadap nama Yesus

- menampakkan clairvoyant ability

- berbicara dalam bahasa-bahasa yang tidak pernah dikenal sebelumnya

Sebagai tambahan, dalam buku liturgi Katolik yang dinamakan Rituale Romenum Tit. X, disebutkan empat macam gejala kerasukan setan, yaitu:

- tahu akan suatu bahasa yang tidak dikenal sebelumnya

- mengetahui tentang hal-hal rahasia dan hal-hal yang jauh di depan

- adanya perwujudan kekuatan dan kuasa yang tidak seperti biasanya

- adanya sikap menentang dan menghujat perkara-perkara yang berhubungan dengan Allah dan gereja

Dari berbagai gejala yang dikumpulkan oleh para ahli di atas, kita bisa melihat adanya kemiripan dengan gejala-gejala yang ditemukan dalam Alkitab. Kita juga mengamati adanya gejala kerasukan yang tumpang tindih dengan gejala-gejala yang ditampakkan oleh beberapa penyakit atau gangguan kejiwaan.

 GANGGUAN KEJIWAAN

1. Apa yang dimaksud dengan gangguan kejiwaan?

Gangguan kejiwaan (mental illness) dapat didefinisikan sebagai suatu gangguan terhadap fungsi bagian tertentu dari pikiran (emosi, intelek, dan/atau kehendak) yang dapat dikenali, dengan atau tanpa gangguan terhadap fungsi tubuh; yang cukup dapat dianggap sebagai kondisi abnormal dalam orang tertentu.426

Definisi tersebut merupakan suatu definisi yang sifatnya sangat umum. Sulit untuk membuat definisi yang spesifik tentang gangguan kejiwaan karena pada dasarnya tidak ada suatu garis pemisah yang jelas antara keadaan pikiran yang sehat dengan yang sakit seperti yang bisa dilakukan untuk kesehatan badan.

Ada banyak macam gangguan kejiwaan, namun secara umum dapat digolongkan dalam enam hal berikut:

(1) Organic brain syndrome

(2) Psychosis

(3) Neurosis

(4) Personality disorders

(5) Psychophysiologic (psychosomatic) disorders

(6) Kondisi-kondisi tanpa manifestasi psychiatric disorders427

Karena luasnya bidang cakupan gangguan kejiwaan ini (termasuk juga gejala-gejala gangguan kejiwaan yang teramati), maka dalam artikel ini hanya akan dipaparkan dan dibahas tiga jenis gangguan kejiwaan, yaitu schizophrenia, epilepsy dan multiple personality.

Schizophrenia

Merupakan suatu kelainan di mana pikiran dan kepribadian seseorang terpecah belah. Ada empat tipe schizoprenia.428 Schizoprenia termasuk dalam Psyrhotic disorders.

Gejala-gejala umum yang dapat diamati dalam semua jenis schizoprenia adalah:

- mengalami perubahan dalam relasinya dengan dunia

- selalu mengalami halusinasi

- selalu berpikir bahwa fakta-fakta atau peristiwa-peristiwa dalam dunia sekitarnya memiliki makna atau tujuan khusus yang berkaitan dengan hidupnya sendiri

- merasa adanya perasaan atau pikiran yang diganggu (ketakutan dan kecurigaan terhadap sesuatu)

- senang menyendiri

- kekejangan pada waktu penyakit kambuh

- tidak perduli terhadap kebersihan pribadi

- menunjukkan pikiran atau kepribadian Tang terpecah.belah (sebentar marah, diam, mengamuk, dan lain-lain)429

Epilepsy

Epilepsi adalah suatu penyakit kejiwaan yang termasuk golongan Organic Brain Disorders. Ada cukup banyak definisi tentang epilepsi.

Berikut akan diberikan beberapa di antaranya.

Beaumont mendefinisikan epilepsi sebagai suatu kelainan atau penyakit kronis yang ditandai dengan adanya serangan ketidaksadaran yang berulang kali, dengan atau tanpa kejang-kejang, akibat suatu penyebab yang tidak dikenal.430 Sedangkan Walshe mendefinisikannya sebagai ekspresi dari suatu gangguan yang mendadak dan sementara terhadap fungsi-fungsi serebral (syaraf otak).431 Sementara itu menurut Lahey dan Ciminero432, epilepsi merupakan suatu kelainan yang mendadak yang bervariasi dan melibatkan gangguan-gangguan neuro-chemical sehingga mengakibatkan transmisi dalam sel-sel otak secara berlebihan dan abnormal.433

Dari definisi-definisi di atas, dapatlah disimpulkan bahwa epilepsi terjadi karena adanya suatu kelainan fungsi fisiologis dalam otak. Gejala-gejalanya dapat terjadi berulang kali dan kronis. Sebenarnya epilepsi bukan suatu penyakit spesifik, melainkan hanya suatu tanda adanya beberapa gangguan organis, terutama pada otak.434

Gejala-gejala epilepsi secara umum adalah:19)

- aura, yaitu tanda-tanda awal serangan epilepsi. Berupa rasa pusing, sakit kepala, gangguan-gangguan pada penglihatan dan pendengaran, sedikit kekejangan pada otot

- fase kejang-kejang (tonic phase), yang didahului dengan hilangnya kesadaran lalu diikuti kontraksi semua otot tubuh sehingga menjadi sangat kaku (tangan, kaki, leher, dll.); jari-jari tangan menggenggam, mulut terkatup rapat dan berbusa

- fase tertidur (postconvulsive coma); setelah fase kejang-kejang tersebut di atas, pasien akan tertidur pulas selama satu jam atau lebih; kemudian setelah sadar, biasanya ia akan kebingungan dan tidak ingat apa yang baru saja terjadi

Multiple Personality

Multiple personality adalah suatu kelainan di mana pola perilaku atau kepribadian yang khas dari seorang individu berganti atau berubah dengan cepat. dan berulang kali dari yang satu kepada yang lain. Hal ini menimbulkan kesan ada lebih dari satu kepribadian dalam diri orang tersebut.

Dalam dunia psikiatri, kasus-kasus kelainan ini termasuk langka. Dilaporkan bahwa sampai tahun 1944 hanya ditemukan 16 kasus dan kurang dari 100 dalam tahun 1972.435

2. Beberapa contoh kasus

Dari beberapa contoh kasus di bawah ini kita dapat melihat gejala-gejala multiple personality.

a. Kasus Miss Sally Beauchamp436

Kasus ini pertama kali dilaporkan oleh Dr. Morton Prince pada tahun 1905. Dilaporkan bahwa Miss Beauchamp memiliki tiga kepribadian utama (B1, B2, B425. B1 diasumsikan sebagai kepribadian aslinya. Pada waktu-waktu tertentu, B1 hilang, digantikan dan dikendalikan oleh B2 atau B3 yang sama sekali berbeda. Pribadi-pribadi ini melakukan hal-hal yang sama sekali tidak disukai oleh Bl. Misalnya, salah satu pribadi ketika mengontrol pergi ke luar kota dan mengumpulkan ular, labah-labah, kemudian dikirimkan kepada B1. Dari penelitian Prince, didapati bahwa B1 sama sekali tidak mengenal B2 dan B3. Di lain pihak B3 mengenal baik tindakan B1 dan B2, namun hanya tahu pikiran Bl.

b. Kasus Eva437

Kasus ini muncul pada tahun 1977. Seorang wanita yang dikenal dengan nama samaran Eva dilaporkan memiliki 24 kepribadian yang terpisah.

c. Kasus Sybil 23)

Dilaporkan oleh Schreiber pada tahun 1976. Sybil memiliki 16 pribadi berbeda yang berkembang dalam 42 tahun.

Jadi jelas terlihat bahwa multiple personality kebanyakan terjadi pada wanita. Kepribadian-kepribadian yang ada tidak terjadi atau muncul pada waktu yang bersamaan, tetapi berkembang dalam suatu kurun waktu tertentu (bisa bertahun-tahun). Pribadi-pribadi yang berbeda itu bisa saling mengenal atau menyadari, bisa pula tidak. Perlu juga ditambahkan bahwa pribadi yang berkembang lebih belakangan akan mengembangkan sistem memori tersendiri dan akan mengalami perkembangan menjadi pribadi sendiri yang lain.438

 BAGAIMANA MEMBEDAKAN KERASUKAN SETAN DENGAN GANGGUAN KEJIWAAN?

Dari berbagai gejala kerasukan setan dan gangguan kejiwaan (yang secara khusus difokuskan pada tiga macam kelainan di atas) kita mendapati bahwa di dalamnya ada hal-hal yang sama, tetapi ada juga yang berbeda. Hal-hal yang sama inilah yang seringkali menimbulkan masalah dan kesulitan dalam usaha menyimpulkan diagnosa apakah seseorang itu memang kerasukan atau hanya menderita gangguan kejiwaan atau bahkan kedua-duanya.

Seseorang yang kerasukan setan maupun yang sakit jiwa bisa mengalami gejala-gejala umum yang sama sebagai berikut:

- kepribadian atau pikiran yang terpecah

- mengalami halusinasi

- mengalami kejang-kejang; jatuh ke tanah dan berguling-guling; mulut berbusa

- senang menyendiri (sikap asosial)

- bisa berbicara dengan bahasa-bahasa yang tidak dapat dipahami pendengarnya

- mengabaikan kebersihan diri

Walaupun ada banyak gejala yang sama-sama bisa diamati baik pada penderita kerasukan maupun gangguan kejiwaan, namun kita masih bisa mendeteksi beberapa perbedaan di antara keduanya, sehingga kita masih bisa mengadakan identifikasi dan diferensiasi antara keduanya.

Biasanya orang yang kerasukan setan mengalami perubahan suara, yang khas dan kontras. Misalnya, seorang wanita muda mengeluarkan suara seorang laki-laki, atau sebaliknya. Fenomena semacam ini tidak akan pernah dijumpai dalam kasus-kasus gangguan kejiwaan. Demikian juga dengan kepribadiannya, orang yang kerasukan bisa dalam sekejap berubah pribadinya. Dalam multiple personality juga terjadi perubahan kepribadian, akan tetapi hal ini terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama (tidak dalam sekejap).

Seorang yang dirasuk setan pada umumnya menunjukkan kemampuan clairvoyance (bdk. Ks 16:16). Ia mampu mengetahui hal-hal yang tidak kelihatan atau yang belum terjadi secara jitu. Misalnya, ia bisa menunjukkan dosa-dosa tertentu dari seseorang, atau meramal sesuatu dengan tepat. Hal semacam ini tidak ditemui dalam kasus-kasus gangguan kejiwaan.

Kekuatan atau tenaga seseorang yang kerasukan setan menjadi berlipat ganda. Tampaknya semakin lama ia menjadi semakin kuat, bahkan tidak jarang ia mampu melemparkan beberapa orang yang berusaha memeganginya atau memutuskan tali-tali pengikatnya. Seseorang yang kerasukan tidak menampakkan tanda-tanda kesakitan walaupun dalam kondisi terluka. Dalam kasus gangguan kejiwaan, pasien bisa juga mengamuk dan menunjukkan peningkatan kekuatan, namun hal ini ada batasnya. Setelah beberapa saat biasanya ia akan menjadi lemas karena kehabisan tenaga.

Sebenarnya perbedaan yang sangat kontras lebih banyak terlihat pada waktu diadakan bimbingan rohani. Pada kasus-kasus kerasukan, biasanya korban akan menunjukkan perlawanan yang aktif. Misalnya, ia akan menjadi gelisah dan menolak ketika diajak berdoa. Pada waktu diminta untuk membaca Alkitab, setiap sampai pada kata atau frase yang mengandung unsur yang berkaitan dengan Yesus, ia akan mengalami kesulitan dalam membaca atau mengejanya, biasanya hal itu akan dilompati. Juga ketika diusir dalam nama Yesus, penderita kerasukan akan menampakkan reaksi yang sangat jelas, misalnya: menjerit-jerit ketakutan, berputar-putar, dan lain-lain.

Terakhir, perlu juga ditambahkan, bahwa dalam rangka membedakan kedua keadaan tersebut, kita perlu dan harus bergantung penuh kepada kuasa Tuhan. Bisa terjadi beberapa kasus sangat sulit untuk diidentifikasi. Mengapa hal ini bisa terjadi? Mungkin hal ini karena roh jahat yang merasukinya termasuk jenis yang pandai menipu dan berpura-pura (Ingat, dalam dunia rohpun ada tingkatan-tingkatannya). Justru di sinilah kita memerlukan karunia membedakan roh yang berasal dari Roh Kudus, sehingga mampu memutuskan tindakan yang tepat.

 KESIMPULAN

Dari uraian yang cukup panjang lebar di atas, kita dapat menyimpulkan beberapa hal sehubungan dengan kerasukan setan dan gangguan kejiwaan sebagai berikut:

- Secara teoritis kita bisa memilah-milah perbedaan dan persamaan antara kerasukan setan dengan gangguan kejiwaan, karena ciri-cirinya bisa diidentifikasikan.

Dalam praktek, identifikasi dan diferensiasi antara kedua kondisi di atas tidaklah semudah dan sesederhana teorinya. Dalam teori kita bisa dengan mudah memilah-milah karena berdasarkan data kasus yang sudah terjadi. Namun di dalam kenyataan, seringkali terjadi data text book tidak sesuai dengan fenomena yang dihadapi, karena kita tidak berhadapan dengan benda mati melainkan dengan roh-roh jahat yang memiliki personalitas.

Semua data tentang perbedaan atau persamaan antara gejala-gejala kerasukan dengan gangguan kejiwaan hanya berfungsi sebagai alat bantu. Dalam kenyataan, kita akan diperhadapkan dengan banyak fenomena yang asing, kabur, dan kompleks yang tidak akan mungkin dipecahkan dengan data yang kita miliki. Dalam kondisi demikian peranan Roh Kudus untuk mengaruniakan kemampuan membedakan roh sangatlah kita butuhkan.



TIP #18: Centang "Hanya dalam TB" pada Pencarian Universal untuk pencarian teks alkitab hanya dalam versi TB [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA