Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 9 No. 1 Tahun 1994 > 
SANG PENGUASA DUNIA 
Penulis: Njoo Mee Fang374
 NATS ALKITAB

LUKAS 4:5-7

5. Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepadaNya semua kerajaan dunia (NIV: world, Yun: otxorpevea = inhaviteu earth).373

6. Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan (Yun. napabedovrat) kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki.

7. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu."

MATIUS 4:8-9

8. Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia (NN: world, Yun. xoopa) dengan kemegahannya,

9. dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."

 PERMASALAHAN

Salah satu pencobaan yang dialami Tuhan Yesus adalah penawaran Iblis akan kerajaan dunia beserta kuasa dan kemuliaannya. Iblis berlaku seolah dialah pemilik kuasa dunia dan (Injil Lukas secara jelas menuliskan klaim Iblis dalam hal ini) berhak memberikan pada siapa saja yang dikehendakinya.

Siapakah penguasa dunia yang sesungguhnya ?

 PEMBAHASAN

1. IBLIS, SANG PENDUSTA

Iblis dikenal sebagai bapa pendusta sehingga dalam perkataan-perkataannya terkandung dusta baik tersurat ataupun tersirat. Namun ada kalanya perkataan Iblis mengandung 'kebenaran', karena pernah juga beberapa kali dia mengutip dari perkataan atau firman Allah. Dalam peristiwa pencobaan Yesus, Iblis memakai kutipan firman Tuhan untuk mencobai Yesus yang adalah kebenaran. Jadi iblis sangat berani dalam berdusta.

Firman Tuhan yang dikutip Iblis dalam pencobaan Yesus memang berasal dari Perjanjian Lama namun mengandung dusta dalam penafsiran dan penggunaannya. Demikian juga halnya dengan klaim Iblis bahwa dialah penguasa dunia dan berhak memberikan pada siapa saja yang dikehendakinya.

Allah adalah pencipta sekaligus penguasa dunia ini. KekuasaanNya tidak berubah walaupun manusia sudah jatuh dalam dosa dan tidak lagi mengakui Allah sebagai penguasa dunia. Allah mengatur dan mengendalikan seluruh isi dunia. Banyak ayat Alkitab yang menuliskan hal ini baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Misalnya saja dalam kitab Daniel berulang kali disebutkan bahwa Allah yang mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendakNya (Dan 2:20-22; 4:17, 25, 32-36). Pujian Daniel menyebutkan bahwa Allahlah yang memecat dan mengangkat raja, Dia memberi hikmat pada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian.

Injil Lukas menuliskan klaim Iblis atas dua hal, yakni pembagian kuasa dan kemuliaan dunia bagi dirinya dan hak memberikan kerajaan dunia beserta kuasa dan kemuliaannya bagi siapa saja yang dikehendaki. Kedua klaim ini pada dasarnya merupakan dusta Iblis, sebab segala kuasa dan kemuliaan adalah milik Allah semata.375

Klaim pertama terlihat pada kata 'diserahkan' (capabeborac) dalam bentuk perfect yang berarti suatu hasil permanen yang didapat sekarang sebagai milik pribadi akibat peristiwa lampau. Iblis mengakui, bahwa mulanya kekuasaan atas 'dunia' bukanlah miliknya melainkan 'pemberian'. Jadi Iblis bukanlah penguasa dunia yang sejati. Selanjutnya Iblis tidak mengatakan siapakah sang pemberi kuasa tersebut dan bagaimana kuasa tersebut bisa diberikan. Untuk ini tersedia 2 jawaban yang memungkinkan yakni:

1. Oleh izin Allah

2. Oleh karena dosa-dosa manusia.

Kuasa atas 'dunia' diserahkan pada Iblis karena dosa-dosa manusia. Dalam keberdosaan manusia memilih Iblis sebagai penguasa hidupnya, dan Allah mengijinkan hal ini. Jadi tafsiran perkiraan bahwa kekuasaan atas 'dunia' dimiliki Iblis bukan sebagai hadiah Allah atas pemberontakannya, adalah tafsiran yang sama sekali tidak benar.376

Iblis sendiri adalah salah satu makhluk ciptaan yang terbatas kekuasaannya baik terhadap sesama ciptaan apalagi dibandingkan dengan Sang Pencipta sendiri. Iblis memiliki kekuasaan supranatural yang lebih dari manusia namun tetap tidak memiliki sifat ilahi. Kegiatan Iblis menguasai dan mengacau dunia tapi tidak mutlak berkuasa secara universal. Keseluruhan karirnya sebagai 'penguasa dunia' berada di bawah batasan yang diijinkan Allah. Bahkan ada pendapat yang mengatakan bahwa kedudukannya sebagai penguasa 'dunia' adalah dalam rangka penghukuman padanya sebelum penghancuran total pada akhir zaman.377

Dalam Perjanjian Lama Iblis sering menjadi 'alat Allah' walau mungkin di luar kehendaknya sendiri tapi harus tunduk pada kekuasaan Allah yang mahakuasa. (1Sam 24:1; 1Taw 21:1; Zak 3:1,2 dll). Ketika hendak mencobai Ayub dengan mengambil harta milik dll, Iblis harus minta ijin pada Allah (Ayb 1:6). Jadi jelaslah bahwa Iblis berdusta dalam klaimnya mengenai hak memberikan kuasa kepada siapa saja yang dikehendaki.

2. IBLIS, SANG PENGUASA "DUNIA"

Iblis begitu berani mengucapkan dusta di hadapan Yesus yang adalah Anak Allah, Sang Firman dan kebenaran. Hal ini bisa disebabkan karena dustanya mengandung sedikit 'kebenaran'. Beberapa ayat Alkitab memberi sebutan penguasa atau pemerintah pada Iblis (Ef 2:2; Kol 1:13 2:15 dll). Dan Yesus sendiri pernah beberapa kali menyebut Iblis sebagai penguasa dunia (mis: Yoh 12:31; 14:30; 16:11).378

Allah mengijinkan Iblis menjadi penguasa kerajaan 'dunia' selama dosa merupakan hukum dalam hati dan hidup para pemimpin dan penduduk dunia. Tapi Allah tidak memberikan kuasa tsb secara mutlak seperti yang diklaim Iblis.379 Penguasa mutlak adalah Allah dan segala sesuatu pada akhirnya bekerja untuk kemuliaannya.

Alkitab menyebut Iblis sebagai penguasa 'dunia' dalam pengertian khusus. Istilah Iblis sebagai penguasa biasanya diikuti kata dunia dalam pengertian tcoouos (kosmos)380 yaitu dunia yang jahat, yang menganut falsafah menentang Tuhan (Yoh 12:31; 14:30; 16:11; Ef 2:2; 1Yoh 5:19; Mat 4:8). Hanya nats Lukas 4:5 yang menulis kata 'dunia' (bahasa Yunani, oikoumenes) dalam konteks menyebut kekuasaan Iblis.

Iblis sebagai penguasa menguasai seluruh 'dunia' atau kosmos, hal ini terlihat dalam kenyataan bahwa seluruh 'dunia' ini menentang Allah. Dan Alkitab juga mengatakan bahwa persahabatan dengan 'dunia' ini adalah kekejian dan permusuhan dengan Allah sebagai penguasa dunia yang sesungguhnya. Dan pada hakekatnya dunia ini cenderung melawan Allah karena seluruhnya telah jatuh dalam dosa. Setiap orang di luar Tuhan adalah orang yang mati rohani (putus hubungan dengan Allah) dan hidup menaati penguasa kerajaan angkasa yakni roh yang sekarang bekerja di antara orang-orang durhaka (Ef 2:2; 1 Yoh 5:19). Iblis adalah bapa setiap orang berdosa dan sebagai anak-anaknya, orang berdosa melakukan keinginan bapanya (Yoh 8:44). Iblis menjadi penguasa 'dunia' karena dunia ini sudah dikuasai dosa dan setiap orang berdosa menyerahkan diri pada penguasaannya.

Istilah dunia = oikoumenes ({yunani}) yang dipakai oleh Lukas menunjukkan dunia/bumi yang didiami manusia. Jadi Yesus ditawari kekuasaan atas bumi ini setelah diperlihatkan berbagai kerajaan dunia. Injil Lukas dan Matius berbeda dalam memakai istilah 'dunia'8) dan kita tidak bisa mengetahui istilah mana yang lebih orisinil.

Pemakaian istilah dunia (=oikoumenes) oleh Injil Lukas dapat mengindikasikan dusta Iblis yang lebih besar. Karena Iblis mengaku sebagai penguasa dunia atau bumi atau alam yang didiami manusia. Sedangkan Alkitab dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru tidak pernah menunjuk Iblis sebagai penguasa dunia dalam pengertian bumi yang dihuni manusia. Allah rang adalah pencipta bumi adalah pemilik dan penguasa alam semesta.

Jadi Iblis adalah penguasa 'dunia' dalam pengertian terbatas dan terbatas pula wilayah dan periodenya. Iblis tidak berkuasa untuk selamanya dalam 'dunia' dan khususnya setelah kerajaan Allah datang ke dalam dunia. Kerajaan Allah beserta penghuninya tidak berada di bawah kekuasaan Iblis walaupun masih ada di bumi ini.

 YESUS DAN PENGUASA "DUNIA"

Misi Yesus datang ke dunia adalah untuk menebus dosa manusia, melepaskan manusia dari cengkeraman kuasa dosa dan Iblis. Untuk memenuhi misi-Nya maka Yesus 'menyamakan' diri dengan manusia berdosa melalui baptisan. Misi penebusan merupakan misi yang mengandung resiko penderitaan karena memasuki dunia manusia yang dikuasai dosa dan bapa pendosa yakni Iblis. Dan dalam Perjanjian Lama dan Baru sudah dituliskan penderitaan yang akan dialami oleh Mesias, sang hamba Allah yang akan menghapus dosa isi dunia (Yes 53; Luk 24:26). Untuk mendirikan kerajaan Allah di dunia ini Yesus harus berhadapan dengan musuh-Nya sang 'penguasa dunia' palsu yakni Iblis.

Iblis yang mengetahui maksud Yesus datang ke dunia bermaksud licik dengan membuka jalan kompromi.381 Bila Yesus mau menyembahnya maka ia akan memberikan semua kerajaan 'dunia' beserta kemuliaannya.382 Jika tawaran ini diterima maka Yesus terhindar dari jalan penderitaan yang harus ditanggung-Nya. Dalam tawaran licik dan penuh tipu muslihat ini, Iblis mencobai Yesus untuk mengikuti metode dan caranya dalam melaksanakan misi-Nya.

Dalam pencobaan ini Iblis hendak menempatkan diri di atas Yesus sebagai Anak Manusia yang datang ke dalam daerah kekuasaannya di 'dunia'. Iblis seolah merasa diri lebih superior dan hendak mengasihani Yesus, kemudian menawarkan kekuasaannya. Tetapi Yesus mengetahui dengan jelas posisiNya, sehingga dengan tegas menjawab sesuai kebenaran firman Allah. Yesus mengetahui dengan jelas siapakah diri-Nya, siapakah Allah atau siapakah yang patut menerima penyembahan dan siapakah Iblis.

Yoh 12:31 = Sekarang berlangsung penghakiman atas dunia ini; sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan ke luar.

Yoh 14:30 = Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku.

Yoh 16:11 = akan penghakiman, karena penguasa dunia ini telah dihukum.

Yesus mengetahui dengan jelas misi-Nya dalam menghancurkan penguasa 'dunia'. KedatanganNya dan karya-Nya di dunia merupakan penghakiman dan penghancuran kuasa Iblis (Yoh 12:31). Iblis penguasa 'dunia' sama sekali tidak berkuasa atas diri-Nya walaupun seolah Ia menderita dan kalah dalam dunia (Yoh 14:30). Jalan penderitaan-Nya sebagai Mesias dijalani oleh karena ketaatan pada cara dan kehendak Allah Bapa (Yoh 14:31). Roh Kudus yang datang ke dunia setelah Yesus naik ke surga, memiliki misi menginsyafkan dunia akan penghakiman karena penguasa dunia ini telah dihukum (Yoh. 16:7,11). Yesus telah menang atas segala pemerintah dan penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka (Kol 2:15).

Jadi setiap kali Yesus menyebut Iblis sebagai penguasa 'dunia' selalu disertai pengumuman akan kemenangan-Nya. Sebutan 'penguasa' di sini tidak berkonotasi kehormatan ataupun kegentaran bahkan justru sebaliknya.

 APLIKASI

Iblis masih bekerja hingga sekarang termasuk juga dalam mencobai anak-anak Tuhan dengan menawarkan kuasa dan kemuliaan 'dunia'. Dalam fakta kehidupan sehari-hari memang terlihat seolah kesuksesan di dunia ini hanya dapat dicapai melalui kompromi dengan jalan atau cara Iblis. Kejahatan,lebih berkuasa dan berkembang di dunia karena memang seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat (1Yoh 5:9).

Anak-anak Tuhan seyogyanya tidak tertipu oleh tipu daya Iblis, sebab dia bukanlah penguasa dunia yang sesungguhnya. Hanya Allah saja penguasa dunia sejati. Segala tawaran kuasa dan kemuliaan dunia yang berasal dari Iblis merupakan jebakan yang membinasakan. Sebagai anak Tuhan hendaknya tidak berkompromi meraih sukses dengan cara Iblis.

Tuhan Yesus telah memberi teladan dalam memilih jalan Allah walaupun harus menanggung derita, daripada berkompromi demi kenikmatan dunia. Kemenangan Yesus atas maut dan kuasa Iblis telah nyata dengan hadir dan berkembangnya kerajaan Allah di dunia. Setiap orang yang percaya pada-Nya diberi kemampuan terbebas dari kuasa kegelapan karena telah dipindahkan ke dalam kerajaan-Nya (Kol 1:13).

Pengikut Yesus dipanggil untuk memenangkan pencobaan yang dengan bersandar pada kekuatan Allah. Tidak berkompromi dengan Iblis dengan segala caranya walau resikonya harus menderita. Pada umumnya kesuksesan di dunia ini dicapai dengan jalan kompromi dengan penguasa 'dunia' yakni Iblis. Hal ini tidak berarti bahwa Tuhan tidak menghendaki anak-anak-Nya sukses, atau tidak mampu memberi kesuksesan. Tuhan menghendaki dan mampu bahkan hanya Dialah yang bisa memberikan kesuksesan sejati dalam dunia ini. Namun kesuksesan di mata Tuhan tidak selalu sama dengan konsep sukses dunia, yang biasanya diukur dari banyaknya harta dan takhta. Ukuran kesuksesan ditinjau dari mata Allah karena kita sekarang adalah warga Kerajaan Allah. Dan kerajaan Allah bukanlah berasal dari dunia sehingga sistem nilainya pun berbeda (Yoh 18:36).



TIP #29: Klik ikon untuk merubah popup menjadi mode sticky, untuk merubah mode sticky menjadi mode popup kembali. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA