Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 8 No. 1 Tahun 1993 >  ADAKAH KESELAMATAN DI LUAR KRISTUS > 
KESIMPULAN AKHIR 

Tokunboh Adeyemo dalam sebuah artikelnya "Apakah setiap orang diselamatkan?" (The Lion Handbook of Christian Belief, 1982, 418-419) menyatakan bahwa dalam satu bentuk atau yang lain, hampir semua agama-agama dan ideologi-ideologi (falsafah) dunia menjanjikan kepada para penganut mereka beberapa wujud kedamaian -- semacam pelepasan dari bahaya bencana di mana manusia berada di dalamnya. Budhisme dan Hinduisme menjanjikan nirvana, keberkatan melalui pemadaman kepribadian dan hawa nafsu. Dalam agama Afrika tradisional, seorang penyembah mempercayai bahwa melalui pengilahian dan korban-korban yang telah ditentukan ia dapat dibebaskan dari musuh-musuhnya, secara nyata dan potensial, menjamin akan pertolongan dari para leluhurnya serta, dari ilah-ilah agar menjadi makmur dalam kehidupan. Islam dengan kuat menganjurkan penundukan diri kepada Allah sebagai jalan kepada kedamaian. Dan Humanisme modern memandang pada suatu masyarakat yang bebas dari segala bentuk kekerasan - secara sosial, kultural, ekonomis maupun politis.

Lebih jauh ditandaskan olehnya bahwa ada suatu perbedaan kunci yaitu sementara agama-agama non Kristen mengakui akan kejahatan manusia serta kebutuhan akan keselamatan, mereka tidak menimbang bencana ini sebegitu mendalam sehingga membutuhkan seorang juruselamat. Kita sendiri mampu mencapai keselamatan diri melalui penyangkalan diri (sebagaimana dalam Budhisme) atau kita dapat bekerja sama dengan Allah melalui memelihara ritual dan hukum-hukum (sebagaimana dalam Islam). Kesemuanya ini dilukiskan oleh orang Kristen sebagai "keselamatan melalui usaha."

Sebaliknya Alkitab dengan kontras menunjukkan bahwa umat manusia secara total terhilang dan terputus dari Allah. Akar permasalahannya adalah sifat dasar (natur) di dalam, yang memperdaya di atas semua kejahatan apapun yang dapat dibayangkan dan benar-benar jahat adanya. Bagaimanapun ia boleh mencoba, melalui pengabdian, moralitas, cinta akan sesama, dan legalisme, tak seorang makhluk manusia pun yang dapat mencapai standar kesempurnaan dan kebenaran Allah. Kenyataannya Alkitab berkata "Semua orang berada di bawah kuasa dosa... tak seorangpun yang benar. ...Kesemuanya telah berpaling dari Allah; mereka telah tersesat; tiada seorangpun yang melakukan kebenaran, seorangpun tidak ada." Hasil dari dosa adalah keterpisahan dari Allah di dalam waktu dan kekekalan.

Di dalam Yesus Kristus, Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita yang tidak dapat disampaikan menurut pewahyuan natural. Seturut dengan rencana Allah, Yesus telah hidup secara sempurna dan tanpa dosa, membayar harga penebusan atas dosa manusia dengan kematian-Nya di kayu salib. Kepada barangsiapa yang menerima Kristus dengan iman Allah mengaruniakan kebenaran Kristus. Tidak sama dengan "keselamatan oleh usaha" dari agama-agama dunia yang lainnya, keselamatan dalam Kristus adalah suatu pemberian. Karena keberdosaan kita, kita tidak mampu memperbaiki kegagalan kita terhadap Allah. Justru karena itulah, Allah di dalam Kristus telah menyediakan perbaikan itu bagi kita. Dan ini berarti tidak ada lagi jalan keselamatan yang lain.



TIP #02: Coba gunakan wildcards "*" atau "?" untuk hasil pencarian yang leb?h bai*. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA