Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 7 No. 1 Tahun 1992 >  KEMATIAN YESUS KRISTUS > 
PENUTUP 

Demikianlah kita dapati bahwa kematian Kristus adalah unik. Ia tidak harus dan tidak perlu mati, tetapi justru Ia dalam kerelaanNya sendiri telah memilih kematian. Kematian menjadi karyaNya yang tertinggi, karena dalam kematianNyalah tujuan kedatanganNya ke dunia tergenapi. Dalam kematianNyalah manusia beroleh hidup yang kembali damai dengan Allah.

John Stott berkata:

Berita salib, baik sekarang maupun di masa Paulus merupakan batu sandungan bagi banyak orang dan kebodohan bagi orang lain, tapi membawa kedamaian jiwa kepada berjuta-juta manusia. Biarlah berita salib dianggap sebagai suatu kebodohan, kegila-gilaan, atau apapun, tapi berita salib itulah hikmat dan kebijaksanaan bagi kita. Tiada lain pengakuan bagi kita kecuali: manusia berdosa, Kristus suci, tetapi Allah menjadikan diriNya dosa ganti kita, supaya kita ini menjadi kebenaran Allah di dalam Dia.15

Hidup kita adalah hidup yang kita peroleh karena Yesus menyerahkan hidupNya bagi kita. Oleh karena itu seorang beriman adalah orang yang berkata seperti rasul Paulus, "Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku" (Gal 2:19-20).



TIP #07: Klik ikon untuk mendengarkan pasal yang sedang Anda tampilkan. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA