Resource > Belajar Sendiri Bahasa Yunani (Yoppi) >  Belajar Sendiri Bahasa Yunani Berdasarkan Injil Yohanes (Khusus Kata Kerja) > 
BAB 01. KATA KERJA: PENJELASAN UMUM 
 A. Pendahuluan

Perhatikan skema kata kerja di bawah ini:

Gb. 1. Skema Kata Kerja

Jika dalam kata benda kita perlu mengenali empat faktor gramatikal: deklensi, gender, number dan kasus, dalam kata kerja terdapat lima: person, number, modus, tense dan voice. Informasi gramatikal yang kita peroleh dari kata λεγω adalah sebagai berikut:

orang pertama tunggal indikatif present aktif

Faktor number sudah kita pelajari dari kata benda (lihat Buku I Bab 3). Kini kita akan melihat empat faktor lainnya.

 B. Aspek Verbal

Bahasa Yunani termasuk ke dalam rumpun bahasa Indo-Eropa yang pada umumnya mempunyai fungsi awal tenses yang tidak didasari oleh segi waktu, melainkan oleh aspek-aspek yang disebut aspek verbal (Dalam linguistik seringkali hanya disebut aspek saja). Penggunaan istilah tense (dari bahasa Latin tempus, `waktu') sedikit banyak telah membawa kebingungan tersendiri bagi mereka yang mempelajari bahasa Yunani, apalagi bagi orang yang terbiasa dengan penggunaan tenses bahasa Inggris. Pada pembahasan mengenai kata kerja ini, kita perlu meninggalkan pemahaman tense-waktu, dan beralih kepada istilah aspek verbal. Aspek verbal adalah suatu kategori semantik (makna) yang digunakan oleh si pengguna bahasa untuk menuangkan perspektif suatu tindakan atau kejadian melalui pemilihan bentuk tense tertentu dalam sistem verbal.

Terdapat tiga aspek verbal dalam bahasa Yunani; yang berkaitan dengan tiga bentuk tenses utama, sebagai berikut:

1. Aspek perfektif atau kompletif, adalah arti (semantik) dari aorist tense, di mana suatu tindakan dipahami oleh si pemakai bahasa sebagai suatu proses yang sudah lengkap atau genap, tanpa melihat lamanya proses tindakan tersebut

5:9 και ευvθεως εvγενετο υγιης ο ανθρωπος ....

Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu ....

    2:20 .... Τεσσερακοντα και εξ ετεσιν οιvκοδομηθη ο ναος ουτος, ....

    .... "Empat puluh enam tahun Bait Allah ini dibangun ....

2. Aspek imperfektif atau inkompletif, adalah arti dari present tense, termasuk bentuk imperfect, di mana suatu tindakan dipahami sebagai suatu proses yang sedang berlangsung.

    3:23 ην δε και οΊωαννης βαπτιζων εvν Αιvνων .... και παρεγινοντο και εvβαπτιζοντο\

    Tetapi Yohanes pun membaptis di Ainon, .... dan orang-orang datang dan dibaptis,

3. Aspek statif, adalah arti dari perfect tense, termasuk bentuk pluperfect, di mana suatu tindakan dipahami sebagai merefleksikan suatu keadaan tertentu.

1:34 καvγω εωρακα, και μεμαρτυρηκα οτι ουτος εvστιν ο υιος του θεου.

    Dan aku telah melihat-Nya dan bersaksi: Ia inilah Anak Allah."

Berdasarkan nilai semantiknya, aspek perfektif adalah aspek yang paling ringan di antara ketiga aspek. Artinya, ia mengandung nilai semantik yang paling kecil. Itulah sebabnya tense ini sering disebut default tense, karena tense inilah yang dipilih oleh pengguna bahasa ini jika tidak ada alasan untuk memilih tense yang lain. Aspek imperfektif mengandung nilai semantik yang lebih besar, dan aspek statif yang terbesar.

Gb. 2 Nilai Semantik Aspek-aspek Verbal

Sebagaimana diilustrasikan di gambar 2, aspek perfektif berdiri sebagai latar belakang. Aspek imperfektif mendapat sorotan yang lebih jelas, dan aspek statif disorot paling jelas. Berdasarkan aspek itulah, dalam penggunaannya aorist tense banyak digunakan dalam narasi. Present atau imperfect tense banyak digunakan dalam deskripsi atau eksposisi, untuk menyatakan tindakan atau kejadian yang ingin disorot, sedangkan perfect atau pluperfect tense digunakan untuk hal-hal yang sangat penting yang sedang disorot itu. Perhatikan contoh berikut ini:

    Rm 5:1-2 Δικαιωθεντες (aorist) ουν εvκ πιστεως ειvρηνην εχομεν (present) προς τον θεον δια του κυριου ημωνΊησου Χριστου διV ου και την προσαγωγην εvσχηκαμεν (perfect) [τη πιστει] ειvς την χαριν ταυτην εvν η εστηκαμεν (perfect) και καυχωμεθα (present) εvπV εvλπιδι της δοξης του θεου.

    Sebab itu, kita yang dibenarkan (aorist) karena iman, kita memperoleh (present) damai sejahtera bersama Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus. Oleh Dia kita juga beroleh (perfect) jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri (perfect) dan kita bermegah (present) dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.

Pembenaran (aorist) menjadi landasan bagi Paulus untuk menyoroti anugerah damai sejahtera bersama Allah yang menjadi hasilnya (present), yang kita peroleh hanya oleh karena Yesus Kristus. Peran Yesus kemudian lebih ditekankan lagi: oleh Dia kita beroleh jalan masuk kepada kasih karunia dan berdiri di dalamnya (perfect).

__Semua kata kecuali kata kerja dan προσαγωγην `jalan masuk' sudah kita kenal, bukan?

Bentuk future dalam bahasa Yunani tidak menjadi sebuah aspek verbal yang lain, namun juga tidak untuk dilihat dari segi waktu. Asal mula tense ini adalah dari modus subjunktif, sehingga lebih menyiratkan proyeksi. Dalam skema ia diletakkan di dua tempat: tense dan modus. Juga sejumlah kecil kata kerja (semua kata kerja _μι, termasuk ειvμι) tidak mempunyai bentuk tenses secara lengkap. Karena itu kelompok ini tidak dapat dimasukkan ke dalam sistem aspek verbal. Kata kerja kelompok ini diistilahkan "samar secara aspek".

Sekali lagi, tense dalam bahasa Yunani tidak menunjuk waktu. Informasi mengenai waktu diperoleh dari elemen-elemen di luar aspek verbal (misalnya kata keterangan, konteks). Memang pernah dalam periode tertentu (periode Rasionalis, abad 17 ~ awal abad 19), sistem verbal bahasa Yunani dianggap berdasarkan waktu, sehingga present tense = present time, dan seterusnya (biasa disebut `tense absolut'). Dalam teori ini aorist, imperfect dan pluperfect tense digolongkan ke dalam tenses waktu lampau, present dan perfect untuk waktu sekarang, dan future untuk waktu mendatang. Beberapa istilah pun dibuat untuk menjelaskan penyimpangan-penyimpangan, misalnya gnomic aorist untuk aorist tense yang menjelaskan kejadian yang berulang-ulang, historic present untuk present tense yang digunakan dalam narasi. Namun penyimpangan yang terlalu banyak tidak tepat lagi disebut penyimpangan, melainkan mesti dicari teori baru yang dapat memberikan penjelasan yang lebih baik. Kemudian berkembang teori Aktionsart (1885 ~ 1950-an) yang menyatakan bahwa tenses dalam bahasa Yunani digunakan untuk menyatakan bagaimana suatu tindakan terjadi secara obyektif: apakah tindakan itu dilakukan dalam satuan temporal tunggal (aspek punktiliar), apakah ia dilakukan baru pada saat itu (aspek inseptif atau inkoatif), apakah ia merupakan tindakan kelanjutan dari sebelumnya (aspek duratif atau linier), apakah ia merupakan tindakan yang memberikan hasil yang tetap (aspek hasil), apakah ia merupakan tindakan dalam interval waktu (aspek iteratif) dan seterusnya.. Dalam teori ini aspek punktiliar terkandung di dalam aorist, aspek duratif atau linier di dalam present, dan aspek hasil di dalam perfect tense. Biasanya jenis tindakan di atas digambarkan dengan simbol titik (.), garis (-), garis tegak (|) atau kombinasinya. Tanda _____ misalnya, digunakan sebagai simbol tindakan yang terus-menerus dilakukan, sedangkan tanda ........ digunakan untuk tindakan yang berulang. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa teori ini pun menemui banyak kesulitan, misalnya:

· Penentuan aspek punktiliar untuk aorist dan aspek linier untuk present dalam banyak contoh tidak dapat dibenarkan.

3:16 Ουτως γαρ ηvγαπησεν (aorist) ο θεος τον κοσμον, ....

Karena sedemikian Allah mengasihi dunia ini, ....

Bandingkan:

3:35 ο πατηρ αvγαπα (present) τον υιον και παντα δεδωκεν εvν τη χειρι αυvτου.

Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya.

1:45 ευρισκει (present) Φιλιππος τον Ναθαναηλ και λεγει (present) αυvτω, ....

Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: ....

Bandingkan:

11:17 ... οΊησους ευρεν (aorist) αυvτον τεσσαρας ηδη ημερας εχοντα εvν τω μνημειω.

... Yesus mendapati Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur.

· Sulit untuk menjelaskan suatu peristiwa yang sama namun menggunakan kombinasi tenses, misalnya aorist dan present.

    1:48 λεγει (present) αυvτω Ναθαναηλ, Ποθεν με γινωσκεις* αvπεκριθη (aorist) Ίησους και ειπεν (aorist) αυvτω, ....

    Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: ...

· Perfect tense selalu menimbulkan masalah dalam teori ini.

Teori Tiga Aspek Verbal sendiri (atau lebih biasa disebut teori Aspek Verbal), berkembang setelah Perang Dunia II. Dalam teori ini, lima kategori waktu yang ada: lampau, kini, yang akan datang, segala waktu (omnitemporal) dan timeless dipertimbangkan dengan berbagai macam indikator di luar tenses. Sebenarnya teori Aktionsart pun menggunakan aspek-aspek verbal-inseptif, linier, iteratif dst-namun dengan cara pandang obyektif terhadap suatu tindakan. Sedangkan teori Aspek Verbal didasari oleh bagaimana si pengguna bahasa (dalam hal ini penulis Alkitab), memahami suatu tindakan. Jadi sifatnya subyektif. Subyektifitas penulis di sini diarahkan pada salah satu atau kedua hal ini: 1) Penulis menjelaskan pemahamannya dalam memandang suatu tindakan atau peristiwa, apakah sudah selesai, sedang berlangsung atau tindakan itu menggambarkan suatu keadaan. 2) Penulis menjelaskan penekanannya terhadap suatu tindakan atau peristiwa, apakah biasa, perlu penekanan, atau sangat perlu penekanan.

    Mat 4:5 Τοτε παραλαμβανει (present) αυvτον ο διαβολος ειvς την αγιαν πολιν και εστησεν αυvτον εvπι το πτερυγιον του ιερου,

    Lalu Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,

    Luk 4:9 :Ηγαγεν (aorist) δε αυvτον ειvςΊερουσαλημ και εστησεν εvπι το πτερυγιον του ιερου....

    Lalu ia membawa Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah,...

Dengan menggunakan teori ini, permasalahan yang timbul dari dua teori sebelumnya dapat dijawab dengan baik. Dan yang terpenting, interpretasi Alkitab menjadi lebih akurat.

 C. Kata Kerja Preposisional

Kita sudah dan akan menemui banyak sekali kata kerja yang mendapatkan awalan berupa kata depan. Kata depan yang dapat digunakan adalah dari golongan proper preposisitions, misalnya: προς, δια, αvπο dan κατα.

__Lihat kembali Buku I Bab 23. Kata Depan.

Pada waktu sebuah kata depan menjadi awalan bagi suatu kata kerja, ia menjalankan salah satu dari tiga fungsi berikut ini:

· Menguatkan arti kata kerja tersebut.

    o καιω `aku menyalakan, membakar', κατακαιω `aku membakar habis'.

    o εφαγον `makan', κατεφαγον `melahap', `memangsa'.

· Memberikan arti yang baru kepada kata kerja tersebut.

    o γινωσκω `aku tahu, mengerti', αvναγινωσκω `aku membaca'.

    o κονεω `aku mencium', προσκυνεω `aku menyembah'.

· Mempertahankan arti dasar kata kerja tersebut.

    o ερχομαι `aku datang/pergi', mempunyai sangat banyak variasi dengan kata depan, dengan arti dasarnya tidak berubah: ειvσερχομαι `aku masuk', συνερχομαι `aku pergi bersama' dan lain-lain.

    o λεγω `aku berkata, berbicara', αvντιλεγω `aku berbicara menentang, membantah'.

Di dalam daftar kosakata, kata kerja jenis ini ditempatkan bersama-sama dengan kata kerja dasarnya. Kecuali untuk alasan tertentu, diletakkan terpisah. Perlu diperhatikan bahwa aspek verbal tidak dipengaruhi oleh penggunaan awalan preposisional ini.

_ Kata kerja preposisional ini merupakan salah satu golongan dari kata kerja rangkap (compound verbs). Kata kerja rangkap yang lain dapat dibuat dari gabungan kata benda + kata kerja (mis: ζωοποιεω `aku membuat hidup', `memberi hidup') dan lain-lain.



TIP #10: Klik ikon untuk merubah tampilan teks alkitab menjadi per baris atau paragraf. [SEMUA]
dibuat dalam 0.07 detik
dipersembahkan oleh YLSA