Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 7 No. 1 Tahun 1992 >  FINALITAS KRISTUS > 
PERNYATAAN KRISTIANI 

Sebelum menanggapi tantangan tersebut di atas, saya yakin adalah wajar bagi kita untuk kembali pada diskusi semula, yaitu mengenai komitmen iman, yang mengarahkan dan menentukan tujuan dari nalar dalam percakapan manusiawi. Perlu diperhatikan bahwa ada tiga cara melakukan analisis dan kritik filosofis, yaitu kritik yang transendental, imanen, dan netral. Kenyataannya. dalam konteks tonik diskusi kits. kritik transendental adalah tidak adil, kritik imanen tidak komprehensif, dan netral adalah tidak mungkin. Dalam membahas problem finalitas dan keabsolutan Kekristenan, saya akan menghindari posisi netral oleh karena fakta bahwa pendekatan netral nampaknya memperlakukan agama seolah sebagai suatu keutuhan yang objektif, padahal sama sekali tidak begitu. Agama berakar mendalam di hati setiap insan hidup. Karena itu, netral adalah suatu penipuan diri. Kritik transendental yang berarti menilai sistem filosofis lewat suatu keyakinan yang terkandung dan terikat lebih dulu, benar-benar merupakan suatu praktek yang tidak fair dan tak adil. Apa yang tersisa adalah bentuk kritik imanen, yang mengklaim bahwa satu-satunya jalan untuk mengerti sistem filosofis lainnya adalah mengikatkan diri secara total kepada sistem itu dan mulai dari dalam sistem itu guns menemukan nilainya. Saya yakin adalah munafik bagi saya sebagai seorang Kristen yang terikat (dengan kepercayaan Kristiani) akan menggunakan kritik imanen namun berpura-pura seperti seorang yang tidak percaya.

Dengan menyatakan posisi demikian, seseorang akan terheran bagaimana kita dapat melanjutkannya. Padahal kita tahu bahwa perspektif-perspektif yang berbeda selalu akan menghasilkan kesimpulan-kesimpulan yang berbeda pula. Namun, fakta menunjukkan bahwa berbicara tentang kebenaran religius, kita sama-sama menyadari adanya realitas terakhir, totalitas dari realitas, yang secara total bebas sendiri dari persepsi apapun, dan secara objektif berdiri di luar perspektif manusiawi. Realitas sedemikian tidaklah pasif, melainkan, ketika diperlakukan sebagai suatu objek penyelidikan, ia dengan aktif tampil sebagai sebuah subjek yang secara aktif menyatakan dirinya sendiri kepada kita. Pada pernyataan inilah kemungkinan diskusi antara orang Kristen dan non Kristen mengenai permasalahan Finalitas Kristus dan Kekristenan ditetapkan.



TIP #04: Coba gunakan range (OT dan NT) pada Pencarian Khusus agar pencarian Anda lebih terfokus. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA