Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 4 No. 1 Tahun 1989 >  KEUNIKAN PERANAN ORANG TUA DIDALAM PENDIDIKAN KRISTEN > 
III. FAMILY ALTAR 

Di samping hidup dalam suasana kehadiran Kristus, perlu ada saat-saat tertentu kita bersekutu dengan Allah sebagai satu keluarga. Perlu ada Family Altar.

Tujuan utama Family Altar bukan mengajarkan isi Alkitab, bukannya suatu kebaktian dan penyembahan yang "dalam," bukannya sebagai suatu keharusan karena yang lain melakukannya, bukan untuk menenangkan rasa bersalah pada orang tua, bukannya suatu ritus yang harus tiap hari dilakukan. Secara sederhana, tujuan utama Family Altar ialah persekutuan keluarga dengan Kristus. Pengetahuan Alkitab yang bertambah, dan kadang-kadang adanya penyembahan yang dalam, adalah hasil sampingan.

Suatu syarat penting demi berhasilnya Family Altar ialah adanya suasana yang rileks, hangat dan menyenangkan. Kita tidak perlu secara ketat mengikuti suatu program saat teduh yang sering menyebabkan ketegangan dan kekakuan. Family Altar sebaiknya merupakan saat yang menyenangkan bagi tiap anggota keluarga hingga tidak akan menyebabkan suatu beban. Format Family Altar harus fleksibel, tidak boleh kaku. Perubahan harus dapat terjadi disesuaikan dengan perubahan jadwal, usia, interest anggota keluarga.

Perlu juga diusahakan agar waktu untuk Family Altar tidak terdesak oleh kesibukan-kesibukan lain. Ada keluarga yang senang berkumpul bersama setiap pagi setelah membersihkan diri, ada yang pada waktu makan pagi atau malam, ada yang sore hari ataupun sebelum tidur.

Program yang dipakai

Ada tiga unsur utama dalam Family Altar. Unsur-unsur ini bukan suatu yang mutlak harus ada pada tiap Family Altar tetapi hanya sebagai patokan:

(1) Ajaran. Di sini dapat dipakai cerita Alkitab bagi kanak-kanak, buku penuntun saat teduh, buku-buku rohani lainnya, ataupun langsung dari Alkitab. Tentang sulitnya bahan atau materi yang dipakai tentunya harus disesuaikan dengan keadaan anak.

(2) Pujian. Satu atau dua lagu dapat dinyanyikan pada waktu Family Altar.

(3) Doa. Dalam doa, dinaikkan ucapan syukur keluarga, syafaat keluarga dan permohonan bagi orang lain. Tambah dewasa anak kita, doa yang dinaikkan lebih bersifat komunikasi terbuka (tidak doa-doa yang terstruktur saja). Kejujuran dan ketulusan adalah sangat penting. Anggota keluarga'kita sangat tahu akan keadaan kita sehari-hari. Kita tidak dapat berpura-pura di hadapan mereka. Kemunafikan akan menyebabkan mereka segan berpartisipasi dalam Family Altar. Bahasa yang digunakan juga tidak perlu muluk-muluk.

Tiap anggota keluarga harus ikut mengambil bagian dalam Family Altar ini, termasuk yang masih kanak-kanak. Anak kecil mungkin belum dapat memimpin doa, tetapi ia dapat memilih nomor lagu. Perlu diusahakan agar tiap anggota merasa bahwa ia ikut memiliki Family Altar ini.

Pada waktu anak kita masih kecil, fakta dari pelajaran yang dibaca dapat ditanyakan, setelah mulai dewasa sekali-kali dapat diadakan diskusi sederhana di mana ia dapat mulai menyatakan pendapatnya. Pendapat ini harus dihargai dan tidak boleh diremehkan. Anak tidak boleh ditertawakan waktu menyatakan pendapatnya, betapa pun sepele rasanya pendapat itu bagi orang dewasa. Arti dari materi ajaran juga dapat ditanyakan. Evaluasi dari ajaran yang dibaca waktu Family Altar tambah lama tambah dapat dibahas. Kelak aplikasi juga diminta untuk diterapkan keluarga.

Kita juga mengharapkan adanya pembentukan kepribadian yang sehat melalui Family Altar tetapi kita harus berhati-hati agar tidak timbul kesan adanya "pesan sponsor" (etika) yang harus jelas dan harus ada tiap kali. Tidak boleh ada kesan bahwa Family Altar adalah kesempatan dan alat orang tua mengkhotbahi anak mereka tiap hari. Persekutuan dengan Kristus harus selalu menjadi tujuan utama. Kita puas bila melalui Family Altar tiap anggota tiap hari, betapapun sedikitnya, datang pada Kristus dalam doa, pujian dan ucapan syukur.

Dr. Jonathan A. Trisna (D. Min., Philips University; M. Div., Nazarene Theological Seminary; M.A., Bethany Nazarene College; B.A., Oklahoma City Southwestern College) adalah seorang konselor dan Pendeta Gereja Bethel Indonesia. Beliau juga mengajar di Lembaga Pendidikan Theologia Bethel Jakarta. Dengan istrinya, Harjanti, beliau mempunyai seorang putra dan seorang putri.

Buku-buku oleh Dr. Jonathan A. Trisna:

- Pernikahan Kristen suatu usaha dalam Kristus

- Berpacaran dan Memilih Teman Hidup

- Konseling Pra Nikah



TIP #34: Tip apa yang ingin Anda lihat di sini? Beritahu kami dengan klik "Laporan Masalah/Saran" di bagian bawah halaman. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA