Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 3 No. 1 Tahun 1988 > 
TIMBANGAN BUKU 

Judul Buku: Tujuh langkah untuk menerima Roh Kudus.

Oleh: Kenneth E. Hagin

Penerbit: Yayasan Pekabaran Injil "Immanuel" 51 halaman.

Dalam buku ini pengarang menjelaskan tentang bagaimana cara menerima Roh Kudus. Dengan sangat jelas ia menegaskan, bahwa orang yang sudah percaya (lahir baru) masih perlu untuk menerima Roh Kudus. Tanda pertama yang pasti dalam seseorang yang menerima Roh Kudus adalah berbahasa Roh. Bahasa Roh dianggap suatu tanda dan karunia yang sangat penting dalam kehidupan Kristen. Bahasa Roh mutlak diperlukan bagi pertumbuhan iman seseorang.

Pengarang kurang menekankan Roh Kudus sebagai pribadi (oknum) seperti Tuhan Yesus ataupun Allah Bapa yang juga adalah pribadi. Roh Kudus dianggap seperti suatu "barang" pemberian (kado) dari Allah bagi orang-orang percaya yang memintanya. Cara menerima Roh Kudus yang diajarkan, adalah harus bersikap seperti orang yang mau minum air, mulut harus terbuka lebar dan bebas. Katanya, tidak mungkin orang dapat menerima Roh Kudus bila mulutnya tertutup.

Ayat-ayat yang digunakan dalam menjelaskan peranan Roh Kudus diambil secara semaunya tanpa melihat latar belakang kitab yang dikutipnya, arti kata yang terkandung di dalamnya, hubungannya dengan ayat sebelum dan sesudahnya (contextual). Ayat-ayat itu diambil secara sepotong-potong dan tidak lengkap. Ayat-ayat yang dijelaskan terlalu dipaksakan harus sesuai dengan pengalaman yang ada pada golongan sepihak saja. Karena itu jarang sekali suatu ayat dijelaskan secara lengkap.

Misalnya, "Aku mengucap syukur kepada Allah, bahwa aku berkata-kata dengan bahasa roh lebih daripada kamu semua" (1 Kor. 14:18, tetapi 1 Kor. 14:19 tidak diterangkan; menekankan 1 Kor. 14:2, tanpa menerangkan 1 Kor 14:3; menekankan 1 Kor. 14:5a tanpa menekankan 1 Kor. 14:5b dan terutama 1 Kor. 6, 9, 12; menekankan 1 Kor. 14:14, tanpa menjelaskan 1 Kor. 14:15, 16 dan terutama 1 Kor. 14:17). Dalam menjelaskan semuanya ini perlu diperhatikan kata "tetapi" yang selalu diulang-ulang oleh rasul Paulus. Kata "tetapi" berarti menyangkal segala kebolehan yang dibanggakan pada pernyataan yang terdahulu dibandingkan dengan pernyataan yang terkemudian.

Pengalaman-pengalaman pribadi dan peristiwa-peristiwa dalam Alkitab dijadikan suatu doktrin, padahal setiap pengalaman dan peristiwa punya keunikan dan kekhususan tersendiri. Ayat-ayat yang paling banyak dipakai adalah dari kitab I Korintus ps. 12 - 14, yang ternyata ayat-ayat itu semuanya ditulis dalam rangka rasul Paulus mau mengarahkan jemaat Korintus yang begitu ekstrim dan menyalahgunakan karunia bahasa Roh. Dalam. beribadah, jemaat Korintus telah melupakan akal budi yang sehat, yang sebenarnya juga adalah karunia Allah!

Kata-kata yang diucapkan Paulus kebanyakan merupakan kata-kata sindiran agar jemaat Korintus menyadari dan menjadi malu atas perbuatannya yang terlalu melebih-lebihkan karunia bahasa Roh, tetapi tidak menghargai segi-segi lain yang "kelihatannya" kurang berarti.

Malahan menurut Paulus orang-orang yang terlalu (secara berlebihan) mementingkan hal-hal spektakuler seperti karunia-karunia bahasa Roh dan mukjizat, adalah orang yang masih anak-anak (belum dewasa, bnd. I Kor. 13:11; 14:20).

Pengarang buku ini menegaskan, bahwa orang-orang yang percayanya tidak sama seperti keyakinannya terhadap cara bekerjanya Roh Kudus, dianggapnya kurang paham betul akan Alkitab (red. apa tidak ada kemungkinan sebaliknya?) Memang kami (sebagai penanggap buku ini) tidak menyangkal akan adanya bahasa Roh dan karunia-karunia mujizat yang lain dan hal itupun pasti ada gunanya, namun sangat sayang bila ayat-ayat yang dipakai tidak dilihat secara netral, tepat dan obyektif. Kebanyakan ayat-ayat yang dipakai hanya untuk mendukung pengalaman-pengalaman pribadi yang sudah dijalaninya atau dilihatnya. Bagi kami pengalaman-pengalaman itu sepihak saja dan tidak mau menghargai pengalaman orang dari pihak yang lain yang berbeda.

 SARAN-SARAN

Alangkah baiknya bila penulis yang telah mengalami mujizat dan pengalaman-pengalaman berbahasa Roh dan pekerjaan Roh Kudus yang lain, untuk belajar pula pengalaman-pengalaman dari orang lain yang juga percaya dan dipimpin Roh Kudus tapi punya segi-segi lain dalam beberapa pandangan dan pengalaman.

Supaya ayat-ayat yang digunakan tidak dipotong-potong dan dijelaskan dengan lengkap serta obyektif, yang tidak ditafsirkan dengan semaunya sendiri tanpa mengerti (mengenal) latar belakang atau maksud yang sebenarnya dari ayat-ayat tersebut.

 KESIMPULAN

Hal positif yang masih dapat kami lihat dari buku ini adalah penulis menyaksikan, bahwa sampai hari ini kuasa Tuhan tetap nyata dan berlangsung tanpa sedikitpun keraguan.

Dasar-dasar Iman Kristen yang barter tentang pekerjaan Roh Kudus dalam hidup orang percaya:

1. Setiap orang yang lahir baru (percaya) sudah menerima Roh Kudus (bnd. Roma 5:5; 8:15; I Kor. 12:13)

2. Yang harus diperjuangkan, dipelihara dan dijaga, adalah kondisi kepenuhan Roh Kudus dalam hidup orang percaya (Efesus 5:18).

3. Tanda satu-satunya orang yang sudah menerima Roh Kudus bukan bahasa Lidah (bnd. Kis. 2:40-42; I Kor. 12:29-30).

4. Roh Kudus memberikan karunia-karunia yang kelihatan luar biasa dan biasa, tetapi bukan berarti yang kelihatannya biasa berarti tidak ada artinya apa-apa! (bnd. I Kor. 12:22).

5. Roh Kudus adalah pribadi yang tidak berbeda dengan Tuhan Yesus dan Allah Bapa yang juga adalah pribadi. Ia bukan sekedar kuasa atau pengaruh yang berbau mistik, misterius dan aneh-aneh.

6. Roh Kudus adalah Roh yang tertib, sopan dan disiplin. Tidak pernah Roh Kudus bekerja dengan menskors pikiran atau kesadaran manusia atau menganggap akal budi manusia sama sekali tidak perlu! Orang percaya tidak pernah dianggap atau diperlakukan sebagai robot!

7. Karunia Roh Kudus diperoleh karena kasih karunia Allah dan diberikan menurut kehendak Allah sendiri, bukan atas dasar kehebatan atau kesalehan manusia (I Kor. 12:11).



TIP #13: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab dalam format PDF. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA