Pasal 13 seolah sisipan di antara I Korintus pasal 12 dan 14. Tetapi justru sebenarnya pasal ini ialah kunci untuk kita mengerti kedua pasal lainnya itu. I Kor. 12:31 seharusnya dibaca dalam konteks I Kor. 13, demikian pula I Kor. 14:1.
Jelas-jelas dalam pasal 13 ini Paulus "meremehkan" semua karunia yang ditonjol-tonjolkan orang Korintus, bila tidak disemangati oleh karunia yang utama yaitu kasih. Bila tidak ada kasih, apa akibatnya?
Pertama, semua karunia-karunia bahasa roh yang serba canggih itu menjadi sekedar gong dan canang yang mengganggu. (Para penyembah berhala di Korintus kemungkinan menggunakan kedua alat ini untuk menarik para pemuja berhala menyembah di kuil-kuil mereka). Kedua, segala karunia nubuat, rahasia, pengetahuan dan iman, menjadi sia-sia atau tak bernilai. Ketiga, semua pengorbanan dan perbuatan baik hanya show yang mementingkan penonjolan diri belaka.
Kasih yang dibicarakan Paulus di sini tidak diuraikan dalam bentuk definisi tetapi dalam bentuk aksi. Kita perlu mengingatkan diri kita terus bahwa Kekristenan harus dihayati secara konkrit dan praktis. Apa yang kita pelajari dari uraian Paulus tentang kasih? Pertama, kasih Kristen adalah kasih yang beraksi dalam hubungan-hubungan nyata: sabar dan murah hati. Kedua, kasih adalah lawan dari sifat-sifat. buruk kita. Kasihlah yang menyebabkan kita tidak cemburu, tidak memegahkan diri, tidak sombong, tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ketiga, kasih mampu membuat kita mengatasi diri dalam menghadapi sifat-sifat buruk orang lain. Kasih membuat kita tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak sukacita dalam ketidakadilan tetapi dalam kebenaran. Akhirnya sifat kasih itu kekal. Ia tidak dikalahkan oleh keadaan tetapi justru mengatasinya. Ia menutupi (bukan menutup-nutupi) segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu, tidak berkesudahan.
Jelaslah bahwa yang Paulus maksud bukan kategori kasih manusia tetapi kasih Allah. Kasih melampaui tiga karunia yang diunggul-unggulkan orang Korintus: nubuat, bahasa lidah dan pengetahuan. Paulus menantang orang Korintus untuk menjadi dewasa. Orang yang masih kanak-kanak secara rohani akan bertindak pula seperti seorang anak kecil, bertengkar, pecah, berebut karunia-karunia roh dsb. Orang yang dewasa imannya akan meninggalkan sifat-sifat demikian.