Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 16 No. 2 Tahun 2001 >  KERUGMA YANG MEMUDAR: PANDANGAN RUDOLF KARL BULTMANN TERHADAP TEOLOGI LUKAS - KISAH PARA RASUL > 
PENUTUP 

Akhirnya, sebagai sarjana yang mendedikasikan diri demi menemukan esensi pengajaran Perjanjian Baru melalui penyelidikan Sitz im Leben der Gemeinde, maka Bultmann memandang bahwa kedua tulisan Lukas harus diletakkan pada sekitar pertengahan abad ke-2 M. Ia tidak mungkin memungkiri prasuposisi teologis ini menjadi lebih dominan. Namun, Bultmann telah memberikan sumbangsih yang benar bagi kemajuan penyelidikan Lukas - Kisah. Tesisnya tentang pudarnya kerugma dalam Lukas - Kisah layaklah untuk diragukan, sebab motif penulis Lukas ialah melanjutkan warta proklamatoris yang telah dimulai oleh Kristus. Di dalam Injil, Lukas memberitakan kerugma dari Yesus. Sedangkan di Kisah, Lukas membuka kerugma mengenai Yesus. Tujuannya ialah supaya para pembaca mengenal iman mereka sebagai iman yang benar, tanpa spekulasi. Tetapi di pihak lain, pendapatnya tentang Christ-event sebagai tanda pemerintahan Allah patut diterima.

Menutup diskusi ini, ada beberapa hal yang perlu dicatat mengenai buah karya Lukas. Pertama, Lukas mempunyai cara tersendiri untuk menuangkan tulisannya tentang sejarah kehidupan Kristus dan sejarah gereja mula-mula dibanding kedua Injil Sinoptik lainnya. Dalam menuangkan tulisannya sebagai catatan sejarah, ia mengikuti pandangan teologisnya, bahwa catatannya juga merupakan tindakan penyelamatan Allah.

Kedua, meskipun sejarah yang dihasilkan dari tangan Lukas dikendalikan oleh teologinya - dengan demikian harus diterima oleh iman - namun sejarah tersebut tetap benar. Sebab, bila catatannya tidak benar, maka catatannya itu tidak dapat ditafsirkan. Dalam hal ini, amatlah riskan untuk menerima tesis Bultmann, sebab menurutnya Lukas telah melakukan historisasi terhadap kerugma. Jadi, data itu memang harus historis, tetapi keputusan-keputusan tertinggi tetaplah menjadi urusan iman. Sebab, hanya imanlah yang dapat mempercayai bahwa kebangkitan Kristus adalah tindakan Allah.

Ketiga, berlawanan dengan pendapat klasik yang menyatakan bahwa motif-motif lain Lukas mengikuti motif utamanya sebagai sejarawan, Lukas justru menulis sejarah karena ia adalah seorang penginjil. Sebagai penginjil tentu saja ia juga adalah teolog yang melakukan interpretasi terhadap data-data yang diterimanya. Ia menyadari bahwa iman yang ia beritakan dapat tetap tegak berdiri atau jatuh bersama dengan sejarah mengenai kehidupan Yesus dan gereja mula-mula.



TIP #12: Klik ikon untuk membuka halaman teks alkitab saja. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA