Resource > Jurnal Pelita Zaman >  Volume 16 No. 2 Tahun 2001 >  KERUGMA YANG MEMUDAR: PANDANGAN RUDOLF KARL BULTMANN TERHADAP TEOLOGI LUKAS - KISAH PARA RASUL > 
KERUGMA DALAM LUKAS - KISAH MENURUT KESARJANAAN PB MASA KINI 

Apa pendapat para sarjana masa kini terhadap tesis Bultmann di atas? Dua sarjana PB yang menjadi acuan utama penulis pada bagian ini ialah tafsiran Lukas dari Joseph A. Fitzmyer dan studi mengenai Lukas sebagai sejarawan dan teolog dari Ian Howard Marshall, juga beberapa artikel dan buku-buku yang relevan.

Seperti telah dinyatakan dalam perikop "Kerugma dalam Literatur Lukas - Kisah", Bultmann memulai prasuposisinya terhadap Lukas - Kisah dengan menyatakan bahwa gereja pada masa itu telah menjadi esensi sejarah dunia; akibatnya kerugma dari tradisi Yesus dihistorisasi dalam kedua karya Lukas. Dalam kesarjanaan PB selanjutnya, pendapat ini diteruskan oleh Ernst Kasemann. Philipp Vielhauer; Hans Conzelmann, dan Ernst Haenchen. Dua sarjana pertama mengembangkan pandangan Bultmann di atas. sedangkan dua nama terakhir menekankan studi kesastraan yang juga dipakai sebagai metode yang dipakai Dibelius dan Buitmann.1762

Bagi Kasemann, Lukas - Kisah merupakan tulisan pada zaman Kristianitas mula-mula yang merefleksikan hilangnya pemahaman Injil atas kerugma mula-mula. Lukas mengganti eskatologi Kristen menjadi sejarah penyelamatan (Heilgeschichte). Injil Lukas adalah catatan kehidupan Yesus. Ketika Kisah ditambahkan, para rasul menjadi penjamin tradisi Injil. Sedangkan Conzelmann, dengan metode kritik bentuk, menyatakan bahwa kerangka kerja Injil ketiga bukanlah bagian dari tradisi Yesus yang primer, tetapi sekunder. Conzelmann melihat kerangka kerja ini dalam karya Lukas yang telah lengkap dan mempertanyakan bagaimana struktur Lukas dan makna yang hakiki dari struktur itu. Namun berbeda dengan Bultmann, Conzelmann banyak mencurahkan perhatian kepada kerugma Injil Sinoptik.1763 Tentang Heilgeschichte, ia berpendapat bahwa Lukas mengikuti jejak perkembangan sejarah penyelamatan yang terus berlanjut.1764 Dengan demikian, posisi Lukas harus diletakkan pada konteks perkembangan gereja. Tendensi tulisan-tulisan Lukas harus dihubungkan dengan waktu penulisan karyanya.1765

Sama halnya dengan kedua teolog, Ernst Haenchen juga menyatakan, pandangan gereja mula-mula terhadap sejarah juga berubah. Pengharapan terhadap akhir zaman tidak segera digenapi, dan dunia ini terus berjalan. Oleh karenanya, banyak orang Kristen pada waktu itu menganggap bahwa pengharapan akhir zaman yang segera datang itu adalah salah.1766

Dalam posisi yang berseberangan dengan para teolog yang melanjutkan tesis Bultmann di atas, Joseph A. Fitzmyer menegaskan, bila seseorang mengamati proklamasi yang terdapat di Lukas dan Kisah, ia akan menemukan bahwa proklamasi itu ditujukan kepada Teofilus (dan para pembaca lain yang seperti dia). Inilah cara Lukas mengabarkan bahwa Yesus adalah Kristus dan Agen utama Allah untuk menggenapi keselamatan eskatologis bagi semua orang. Fitzmyer berpendapat, tesis yang bernada pejoratif mengenai kerugma yang memudar bukan didapatkan dari PB sendiri, tetapi dari pengertian terhadap kerugma yang lahir dari filsafat eksistensialis dan teologi dialektik.1767

Baginya, Lukas telah memainkan kerugma tersebut dengan Cara yang lain. Ia memproklamasikan warta Kristiani kepada gereja di zamannya, dan menjamin bahwa warta yang diproklamasikan tidak berbeda dengan yang telah diproklamasikan sebelumnya. Sebagaimana terlihat, Lukas menyatakan Injilnya sebagai pemberitaan atau pengajaran dari Yesus, dan di Kisah pemberitaan mengenai Yesus atau peristiwa Kristus [Heilgeschichte, sejarah penyelamatan]. Dengan demikian, sebenarnya tulisan-tulisan Lukas tidak kehilangan sifat proklamatoris, meskipun ditulis secara lebih formal dan memakai sastra yang baik. Kedua tulisan tersebut masih mengkhotbahkan peristiwa Kristus dan Kerajaan Allah dan meminta respons dari para pendengar, seperti tulisan Markus dan Paulus walaupun dalam cara yang berbeda.1768

Dari lain pihak, menjawab tuduhan "penyejarahan" kerugma, Howard Marshall membuktikan bahwa kerugma itu sama dengan ciri-ciri Injil Lukas. Alasan Lukas menulis Kisah, menurut Marshall, ialah bahwa catatan pelayanan Yesus harus ditambah dengan sejarah berdirinya gereja. Tujuan kedua tulisannya itu yaitu agar orang-orang Kristen seperti Teofilus mengenal bahwa iman Kristen bukan iman spekulatif tanpa dasar, tetapi iman yang mereka percaya dapat dibandingkan dengan bukti dari para saksi mata dan para pelayan Injil yang disusun Lukas dalam narasi yang rapi.1769 Jadi. kedua buku tersebut memiliki sifat historis.

Dengan jalan demikian ia hendak membuktikan ketidakbenaran tuduhan penyejarahan itu. Jika benar bahwa penulisan Injil memakai bahan dari Injil atau bahan-bahan lain, maka penyejarahan itu pastilah terjadi jauh sebelum Lukas menuliskan kitabnya; maka seharusnya telah terjadi sebelum Markus menuangkan tulisannya. Ia menyimpulkan, tradisi Injil bukanlah ciptaan gereja, tetapi diteruskan oleh gereja. Dalam penerusan itu terdapat kebebasan, tetapi yang terpenting ialah ada sesuatu yang harus diteruskan.1770

Mengamati kenyataan yang ada, dalam dunia kesarjanaan PB pasca-Bultmann ternyata, tidak dicapai kesepakatan dalam memahami karakteristik tulisan Lukas. Meskipun tesis Bultmann dilanjutkan oleh sebagian teolog, namun tetap saja terdapat sesuatu yang berbeda dengan tesis dasarnya (misalnya Conzelmann). Seperti telah penulis paparkan di atas, keakuratan tesis Bultmann perlu dipertanyakan. Sebab, pendapat tersebut dikontrol oleh prasuposisi bahwa gereja telah kehilangan pemahaman jati dirinya sebagai jemaat eskatologis. Gereja harus mengubah pandangannya atas sejarah, sehingga esensi Kristianitas (kerugma dari tradisi Yesus) dihistorisasi dan menjadi kabur. Namun di tengah-tengah perdebatan yang sengit, para ahli sepakat bahwa peristiwa Kristus (Christ-event) yang terjadi di dalam waktu adalah elemen yang esensial dalam tulisan Lukas. Yesus yang dikenal sebagai Hamba Allah itu telah mengalami penderitaan dan telah dimuliakan supaya Ia meneruskan karya-Nya dalam menawarkan keselamatan kepada manusia.1771



TIP #15: Gunakan tautan Nomor Strong untuk mempelajari teks asli Ibrani dan Yunani. [SEMUA]
dibuat dalam 0.03 detik
dipersembahkan oleh YLSA