Pertanyaan: 1. Siapa yang Menulis Berbagai Buku dalam Alkitab?
Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan --Musa (pendapat para sarjana berbeda di sini, tetapi sampai sejauh ini belum ada argumen yang meyakinkan secara menyeluruh yang diajukan untuk membantah penulisan Musa atas sebagian besar kitab-kitab ini); Yosua--Yosua (juga diatribusikan kepada Pinehas, Eleazar, Samuel, dan Yeremia); Hakim-hakim--diatribusikan oleh tradisi Yahudi kepada Samuel; Rut--tidak diketahui; I dan II Samuel--tidak diketahui (mungkin karya Samuel, Natan, dan lain-lain); I dan II Raja-raja--tidak diketahui; I dan II Tawarikh--mungkin Ezra; Ezra--mungkin Ezra; Nehemia--Nehemia; Ester--mungkin Mordekhai, atau Ezra; Ayub--tidak pasti (pernah diatribusikan kepada Musa, atau Ayub); Mazmur-mazmur--Daud, Musa, dan lain-lain; Amsal--Salomo dan lain-lain; Pengkhotbah--sebelumnya diatribusikan kepada Salomo, sekarang dipercaya oleh banyak orang bahwa kitab ini berasal dari periode yang lebih belakangan; Kidung Agung--Salomo; Yesaya--Yesaya; Yeremia--Yeremia; Ratapan--Yeremia; kitab-kitab lain dalam Perjanjian Lama ditulis oleh para nabi yang nama-nama mereka disebutkan, dengan pengecualian mungkin kitab Yunus; Matius--Matius; Markus--Markus; Lukas--Lukas; Yohanes--Yohanes; Kisah Para Rasul--Lukas; Roma sampai Filemon--Paulus; Ibrani--tidak diketahui (pernah diatribusikan kepada Paulus, Lukas, Apolos, Barnabas); Yakobus--Yakobus; I dan II Petrus--Petrus; I, II, dan III Yohanes--Yohanes; Wahyu--Yohanes.
Question: 1. Who Wrote the Various Books in the Bible?
Genesis, Exodus, Leviticus, Numbers, Deuteronomy --Moses (scholarly opinions differ here, but so far no thoroughly convincing arguments have been advanced to disprove the Mosaic authorship of large portions of these books); Joshua--Joshua (also ascribed to Phineas, Eleazar, Samuel and Jeremiah); Judges-- ascribed by Jewish tradition to Samuel; Ruth--unknown; I and II Samuel--unknown (probably the work of Samuel, Nathan and others); I and II Kings --unknown; I and II Chronicles--probably Ezra; Ezra--probably Ezra; Nehemiah--Nehemiah; Esther --probably Mordecai, or Ezra; Job--uncertain (has been attributed to Moses, or Job); the Psalms--David, Moses, and others; Proverbs--Solomon and others; Ecclesiastes--formerly ascribed to Solomon, now thought by many to belong to a later period; Song of Solomon--Solomon; Isaiah--Isaiah; Jeremiah--Jeremiah; Lamentations--Jeremiah; the remaining books of the Old Testament were written by the prophets whose names they bear, with the probable exception of Jonah; Matthew--Matthew; Mark--Mark; Luke-- Luke; John--John; Acts--Luke; Romans to Philemon--Paul; Hebrews--unknown (has been ascribed to Paul, Luke, Apollos, Barnabas); James--James; I and II Peter--Peter; I, II and III John--John; Revelation--John.
Pertanyaan: 2. Inspirasi dari Alkitab?
Pertanyaannya adalah, Bagaimana saya bisa tahu bahwa Alkitab itu terilhami? Meskipun pada zaman sekarang ini, ketika jumlah umat Kristen telah berkali-kali lipat dari hanya segelintir menjadi empat ratus tujuh puluh juta, atau sepertiga dari seluruh populasi dunia, masih ada orang-orang yang meragukan inspirasi Alkitab. Pada berbagai waktu selama dua puluh abad terakhir, serangan-serangan telah dilancarkan terhadap Kitab Suci ini, yang Gladstone sebut sebagai Batu Benteng yang Tak Tertembus dari Kitab Suci, tetapi tanpa hasil. Alkitab memiliki pegangan yang lebih kuat di hati manusia daripada pada zaman sebelumnya. Mr. Moody, penginjil Amerika terbesar, pernah ditanya apakah ia menganggap Alkitab itu terilhami, dan jawabannya singkat dan tegas: Saya tahu Alkitab itu terilhami, katanya, karena Alkitab mengilhami saya! Ada ribuan yang akan mengulangi jawaban ini dan kehidupan mereka telah diubah oleh inspirasi yang sama. Bukan hanya para sarjana agama besar, tetapi para ahli sastra sekuler juga menganggap Alkitab tidak ada tandingannya dalam standar ekspresi yang tinggi, imaji yang megah, keagungan retorika yang luar biasa, otoritas dengan mana ia menarik hati manusia, universalitas penerapannya, dan kekuatan yang ia miliki atas jiwa manusia. Alkitab membawa bukti inspirasi di dalam dirinya sendiri, dan di mana pun ia dikenal, dibaca, dan prinsip-prinsipnya diikuti, pengaruhnya adalah membangkitkan semangat dan mengilhami. Teori inspirasi tidak mengecualikan, tetapi justru mengimplikasikan, peran manusia, bagaimanapun juga. Orang-orang kudus yang diilhami oleh Roh Kudus berkata (2 Petrus 1:21).
Question: 2. Inspiration of the Bible?
The question is asked, "How can I know that the Bible is inspired?"Even in this late day, when the number of Christians has multiplied from a mere handful to four hundred and seventy millions, or fully one-fourth of the entire population of the globe, there are people who doubt the inspiration of the Bible. At different times during the last twenty centuries assaults have been made against the Sacred Book, which Gladstone termed the "Impregnable Rock of Holy Scripture," but without avail. It has a firmer hold on the hearts of men than in any previous age. Mr. Moody, the greatest of American evangelists, was once asked whether he regarded the Bible as inspired, and his answer was brief and to the point: "I know the Bible is inspired," he said, "because it inspires me!" There are countless thousands who will echo this answer and whose lives have been transformed by the same inspiration. Not only the great religious scholars, but the masters of secular literature regard the Bible as unapproachable in its high standard of expression, its magnificent imagery, the transcendent nobility of its rhetoric, the authority with which it appeals to the hearts of men, the universality of its application and the power it exercises over the souls of men. It bears within itself the evidence of inspiration, and wherever it is known and read and its precepts followed, its influence is uplifting and inspiring. The theory of inspiration does not exclude, but rather implies, human agency, however. "Holy men of God spake as they were moved by the Holy Spirit." (II Peter 1:21).
Pertanyaan: 3. Apa Itu Kritik Tingkat Lanjut?
Studi atau kritik biasa ditujukan untuk mencari tahu makna dari bagian-bagian tersebut, terjemahan yang benar, serta signifikansi dan relevansinya terhadap doktrin-doktrin. Kritikus tingkat lebih tinggi melampaui semua itu, menerapkan tes dan metode pemeriksaan yang sama pada kitab-kitab dalam Alkitab seperti yang diterapkan pada kitab-kitab kuno lainnya. Mereka mencoba mencari tahu siapa sebenarnya penulis-penulis kitab-kitab tersebut dan kapan mereka ditulis, serta apakah ada perubahan yang dilakukan padanya sejak ditulis. Pertanyaan terakhir ini mereka coba selesaikan melalui pemeriksaan teliti terhadap teks. Ketika mereka menemukan, misalnya, ungkapan seperti Tidak ada raja di Israel pada masa itu (Hakim-hakim 17:6), mereka menyimpulkan bahwa kalimat tersebut dimasukkan sebagai penjelasan oleh seseorang yang menyunting kitab tersebut setelah sejarawan sezaman selesai menulisnya. Atau sebagai contoh yang berbeda: Ada pernyataan dalam Mazmur 51:16 bahwa Allah tidak menginginkan korban, sementara dalam ayat kesembilan belas dikatakan bahwa Dia akan senang dengan korban. Penjelasan yang diberikan oleh kritikus tingkat lebih tinggi adalah bahwa kemungkinan ayat terakhir ditambahkan kemudian oleh seorang imam yang tidak ingin orang-orang berhenti membawa korban. Para sarjana terbaik saat ini percaya bahwa banyak kesimpulan yang dicapai oleh kritikus tingkat lebih tinggi adalah keliru, dan bahwa yang lainnya hanyalah tebakan semata tanpa bukti yang cukup.
Question: 3. What Is Higher Criticism?
The ordinary study or criticism is directed to finding out the meaning of the passages, their correct translation and their significance and bearing on doctrines. The higher critics go above and back of all that, applying to the books of the Bible the same tests and methods of examination as are applied to other ancient books. They try to find out who were really the authors of the books and when they were written and whether any changes have been made in them since they were written. This latter question they try to solve by a close examination of the text. When they find, for example, such an expression as "There was no king in Israel in those days" (Judges 17:6), they conclude that that sentence was inserted as explanatory, by some one who edited the book after the contemporaneous historian had finished it Or to take an example of a different kind: There is a statement in Psalm 51:16 that God desires not sacrifice, while in the nineteenth verse it is said that he will be pleased with sacrifice. The explanation the higher critics give is that probably the latter verse was added later, by some priest who did not wish the people to cease bringing sacrifices. The best scholars of the present day believe that many of the conclusions reached by the higher critics are erroneous, and that others are mere guesses for which there is not sufficient evidence.
Pertanyaan: 4. Apa Bukti-bukti Keaslian Alkitab?
Dapatkah kita membuktikan keaslian Alkitab dengan bukti dari luar? adalah pertanyaan yang sering diajukan. Keaslian Alkitab dibuktikan melalui catatan-catatan lama pada monumen, melalui tablet-tablet yang baru-baru ini didekripsi, dan melalui penemuan-penemuan di tanah-tanah Alkitab. Itu jika dengan keaslian Anda maksud kebenaran sejarahnya. Mengenai inspirasi, bukti terbaik adalah dampaknya. Orang yang mencintai Alkitab dan berusaha menjalani hidupnya sesuai dengan ajarannya menjadi pribadi yang lebih baik berkat usahanya. Bangsa yang membaca Alkitab maju dalam garis peradaban terbaik, peduli terhadap orang miskin dan yang menderita, dan menjadi lebih baik dalam segala hal. Bukti lain dari inspirasinya adalah pengungkapan yang diberikannya kepada seseorang tentang dirinya sendiri, seperti cermin yang memantulkan dirinya. Bukti lainnya adalah kelangsungannya. Tidak ada buku yang pernah diserang dengan begitu keras, tidak ada buku yang pernah disalahgunakan dengan begitu banyak, namun Alkitab tetap bertahan dari serangan musuh dan kesalahan teman-temannya, dan saat ini dibaca lebih luas dari sebelumnya. Ini adalah beberapa alasan untuk percaya bahwa Alkitab berasal dari Tuhan.
Question: 4. What Are the Proofs of Bible Authenticity?
"Can we prove the authenticity of the Bible by outside evidence?" is a frequent question. The authenticity of the Bible is being proved by the old records on monuments, by tablets recently deciphered, and by discoveries in Bible lands. That is if by authenticity you mean its historical truth. As to inspiration, the best evidence is its effects. The man who loves the Bible and tries to conduct his life according to its precepts is a better man for the effort The Bible-reading nation advances in the best line of civilization, caring for its poor and afflicted, and becoming in all ways better. Another evidence of its being inspired is the revelation it gives a man of himself, holding a mirror to his gaze by which he recognizes himself. Another evidence is its survival. No book was ever more violently attacked, no book was ever more misused, yet it has outlived the attacks of foes and the faults of friends and is read today more widely than ever. These are a few of the reasons for believing it came from God.
Pertanyaan: 5. Dapatkah Kita Menemukan Referensi tentang Kristus dalam Tulisan Sekuler Kontemporer?
Iya. Ada referensi tentang Kristus dalam hubungannya dengan orang-orang Kristen, oleh beberapa sejarawan. Tacitus, yang menjadi praetor di bawah pemerintahan Domitianus pada tahun 88 M, hanya lima puluh delapan tahun setelah Penyaliban, merujuk kepada Kristus (Annal XV:44). Plinius yang muda, yang menjadi tribun di Suriah pada waktu yang sama, juga merujuk kepada-Nya (Surat X:97). Ada juga referensi dalam tulisan Lucianus, yang hidup sekitar pertengahan abad kedua. Dia menyatakan secara eksplisit fakta bahwa Kristus telah disalibkan. Suetonius dan Eusebius juga merujuk kepada Kristus. Selain bukti-bukti ini, ada penganiayaan terhadap orang-orang Kristen di bawah pemerintahan Nero, yang dicatat oleh semua sejarawan. Nero meninggal pada tahun 68 M, hanya tiga puluh delapan tahun setelah Penyaliban. Oleh karena itu, jelas bahwa ada banyak orang Kristen sebelum waktu itu. Bagaimana mungkin sekte ini muncul tanpa adanya pendiri? Jika Anda melihat sebatang pohon ek tumbuh di tempat di mana tidak ada pohon lima puluh tahun sebelumnya, Anda akan mencurigai bahwa seseorang telah menanam biji ek di sana, dan jika empat orang memberi tahu Anda bagaimana, kapan, dan oleh siapa itu ditanam, Anda akan bersedia mempercayainya. Jadi ada alasan yang baik untuk mempercayai narasi Injil, ketika Anda membaca dalam sejarah sekuler tentang keberadaan Gereja Kristen lima puluh tahun setelah Penyaliban. Cerita mereka adalah penjelasan yang dapat dipercaya tentang fakta yang sudah mapan.
Question: 5. Can We Find Any Reference to Christ in Contemporaneous Secular Writers?
Yes. There are references to Christ in connection with Christians, by several historians. Tacitus, who was praetor under Domitian in A.D. 88, only fifty-eight years after the Crucifixion, refers to Christ (Annal XV:44). Pliny the younger, who was tribune in Syria about the same time, also refers to him (Epistle X:97). There are also references in Lucian, who lived about the middle of the second century. He states explicitly the fact of Christ having been crucified. Suetonius and Eusebius also refer to Christ Besides these evidences, there was the persecution of the Christians under Nero, which is recorded by all historians. Nero died A.D. 68, only thirty-eight years after the Crucifixion. It is therefore clear that there were many Christians before that time. How could the sect have come into existence without a founder? If you saw an oak growing in a place where there was no tree fifty years before, you would suspect that some one had planted an acorn there, and if four men told you how, when and by whom it was planted, you would be prepared to believe them. So there is good reason for believing the Gospel narratives, when you read in secular history of the existence of the Christian Church fifty years after the Crucifixion. Their stories are a credible explanation of a well-established fact.
Pertanyaan: 6. Apakah Alkitab Mengajarkan Sains?
Ini bukanlah sebuah buku teks ilmiah, juga tidak ditulis untuk mengajarkan sains, melainkan agama. Perbedaan antara cerita penciptaan yang terdapat dalam Alkitab dan yang diberikan oleh para ilmuwan sangatlah seperti yang kita temui dalam dua deskripsi pertempuran besar, jika salah satunya ditulis oleh seorang rohaniawan yang tidak tahu apa-apa tentang taktik militer, dan yang lainnya oleh seorang ahli militer yang tidak tahu apa-apa tentang agama. Fakta penting bagi kita--fakta yang lebih penting daripada semua penemuan ilmiah--adalah bahwa Tuhan menciptakan alam semesta. Untuk pengetahuan ini, kita tidak berhutang kepada sains, yang belum mencapainya, tetapi kita memperolehnya dari Alkitab. Seseorang yang ingin mengetahui penemuan-penemuan terbaru sains mengenai geologi dan astronomi, sebaiknya mempelajari buku-buku sains terkini; tetapi jika dia ingin mengetahui jalan menuju Tuhan dan kebahagiaan kekal, dia sebaiknya pergi ke Alkitab. Masing-masing memiliki bidangnya sendiri.
Question: 6. Does the Bible Teach Science?
It is not a scientific textbook, nor was it written to teach science, but religion. The discrepancies between the story of creation as given in the Bible and that given by the scientists are very much such as we should find in two descriptions of a great battle, if one of them was written by a clergyman who knew nothing of military tactics, and the other by a military expert who knew nothing of religion. The important fact for us-- the fact that is of more momentous interest than all the discoveries of science--is that God made the universe. For this knowledge we are not indebted to science, which has not yet attained it, but we do get it from the Bible. A person who wants to know the latest discoveries of science as to geology and astronomy, should study the recent books of science; but if he wants to know the way to God and eternal happiness, he should go to the Bible. Each has its own sphere.
Pertanyaan: 7. Mengapa Harus Kita Percaya pada Kitab Suci?
Beberapa orang menjawab pertanyaan ini dengan mengatakan bahwa alasan terletak pada fakta bahwa Alkitab adalah satu-satunya buku yang turun-temurun kepada kita sepanjang zaman. Itu bukan jawaban terbaik. Beberapa tulisan kuno, seperti Veda misalnya, hampir sama kuno dengan Alkitab. Dan banyak prasasti dan monumen yang masih ada berisi kata-kata yang ditulis sejak lama seperti tulisan-tulisan dalam Alkitab. Ada banyak argumen kuat untuk Alkitab, tetapi yang terbesar adalah bahwa setiap orang yang benar-benar mempelajarinya menemukan bahwa Alkitab memang menceritakan kebenaran tentang jiwa manusia. Ketika seseorang membaca dalam aritmetika bahwa dua ditambah dua sama dengan empat, dia tidak berhenti untuk bertanya mengapa dia harus percaya pada aritmetika tersebut. Dia tahu secara naluriah dan intuitif bahwa aritmetika tersebut memberitahunya kebenaran. Jadi ketika seorang manusia jujur mempelajari Alkitab, dia menemukan bahwa Alkitab penuh dengan kebenaran tentang dirinya sendiri. Alkitab memberitahunya bahwa dia adalah seorang berdosa, dan dia tahu bahwa itu benar. Alkitab memberitahunya tentang Allah, dan dia menemukan dalam hatinya keyakinan yang mendalam bahwa Allah seperti itu memang ada. Alkitab menawarkan pengampunan, dan manusia tahu bahwa dia membutuhkannya. Langkah demi langkah, dan poin demi poin, Alkitab menunjukkan kepada manusia siapa dia dan apa yang dia butuhkan, serta menunjukkan jalan untuk menemukan pemenuhan kebutuhan dan keinginannya. Orang-orang menemukan dalam Alkitab bantuan untuk menghadapi cobaan mereka, kekuatan untuk menolak godaan, keyakinan akan keabadian dan persahabatan dengan Allah. Seorang pria yang belum pernah melihat Alkitab sebelumnya, ketika dia membaca tentang Allah di dalamnya, menyadari bahwa dia selalu membutuhkan dan merindukan Allah, tetapi tidak tahu bagaimana cara menemukannya sampai Alkitab menunjukkan jalan kepadanya. Terutama Alkitab menunjukkan kepadanya bagaimana menemukan Allah dalam Kristus. Itu, pada akhirnya, adalah misi tertinggi Alkitab - untuk membawa orang-orang kepada Kristus. Tetapi, sekali lagi, jika kita melihat Alkitab sebagai sastra, kita menemukan bahwa ia saling terkait, bahwa ia membawa bukti di dalam dirinya sendiri bahwa ia adalah benar. Mulailah dengan tulisan-tulisan Paulus. Di sini ada seorang pria yang berkepala dingin, terdidik dengan baik, praktis, yang telah meninggalkan surat-surat kepada kelompok teman-temannya. Surat-surat ini menceritakan tentang pengetahuan pribadi Paulus tentang Kristus, persahabatan pribadinya dengan-Nya, dan upayanya sendiri untuk memajukan karya Kristus yang sebelumnya ia lawan sampai Kristus sendiri muncul kepadanya dan memperbaikinya. Paulus menceritakan tentang mengenal kemudian orang-orang yang telah mengenal Kristus secara langsung - Petrus, Yakobus, Yohanes, dan yang lainnya. Kita menemukan bahwa orang-orang ini juga menulis tentang Yesus, Yohanes menulis tiga surat dan narasi tentang hidupnya; Petrus menulis dua surat, dan tampaknya memberikan banyak informasi kepada keponakannya Markus, yang menulis versi lain tentang kehidupan Yesus. Lukas, seorang teman lain Paulus, dan mungkin juga seorang teman pribadi Yesus, menulis versi lain tentang kehidupan-Nya dan menulis sejarah tentang apa yang dilakukan rasul-rasul-Nya melalui kuasa-Nya setelah Dia bangkit dari kematian dan kembali ke dunia surgawi. Mereka semua adalah orang-orang yang baik, jujur, dan cerdas. Kita dapat percaya pada apa yang mereka tulis tentang Kristus dan keselamatan-Nya, sama seperti kita percaya pada apa yang Caesar tulis tentang Perang Galia. Selanjutnya, kita menemukan bahwa Kristus berasal dari suatu bangsa yang sejarahnya tercatat dalam kitab-kitab Alkitab dan nabi-nabi mereka menyampaikan pesan dari Allah. Petrus menghubungkan pesan-pesan para nabi dengan pesan-pesan dirinya dan rasul-rasul lainnya dalam 2 Petrus 3:2 - Supaya kamu ingat akan perkataan-perkataan yang dahulu diucapkan oleh para nabi kudus dan akan perintah Tuhan dan Juruselamat kita yang disampaikan oleh rasul-rasul-Nya. Alkitab menyatukan tentang pribadi Kristus sebagai dokumen ilahi-manusia yang besar yang menyatakannya kepada dunia.
Question: 7. Why Should We Believe the Scriptures?
Some people answer this query by saying that the reason is found in the fact that the Bible is the only book handed down to us through the ages. That is not the best answer. Some ancient writings, like the Vedas, for instance, are almost as ancient as the Bible. And many tablets and monuments are in existence containing words written as long ago as the writings of the Scriptures. There are many powerful arguments for the Bible, but the greatest is that every person who will really study it finds that it does tell the truth about the human soul. When a man reads in an arithmetic that two and two make four, he does not stop to ask himself why he should believe the arithmetic. He knows instinctively and intuitively that the arithmetic is telling him the truth. So when an honest man studies the Bible he finds it full of truths about himself. The Bible tells him he is a sinner, and he knows that is true. The Bible tells him about God, and he finds in his heart a deep conviction that just such a God exists. The Bible offers forgiveness, and the man knows he needs it. Step by step, and point by point, the Bible shows the man what he is and what he needs and points the way to finding the fulfillment of his needs and desires. People find in the Bible help for bearing their trials, power to resist temptation, assurance of immortality and friendship with God. A man who never saw the Bible before, when he reads of God in it, realizes that he always needed and longed for God, but did not know how to find him till the Bible showed him the way. Particularly does it show him how to find God in Christ. That, after all, is the supreme mission of the Bible--to lead men to Christ. But, again, taking the Bible as literature, we find that it hangs together, that it bears within itself the evidence that it is true. Start with the writings of Paul. Here is a levelheaded, highly educated, practical man who has left to the world's literature certain letters to groups of friends. These letters tell about Paul's personal knowledge of Christ, his personal friendship for him, his personal endeavors to forward the work of Christ which he had formerly antagonized until Christ himself appeared to him and set him right Paul tells of becoming acquainted later with men who had known Christ in the flesh--Peter, James, John and others. We find that these men also wrote about Jesus, John writing three letters and a narrative of his life; Peter writing two letters, and apparently giving much of the information to his nephew Mark, who wrote another version of the life of Jesus. Luke, another friend of Paul, and probably also a personal friend of Jesus, wrote another version of his life and wrote the history of what his apostles did through his power after he had risen from the dead and gone back to the heavenly world. These were all good, honest, intelligent men. We may believe what they wrote about Christ and his salvation, just as we believe what Caesar wrote about the Gallic Wars. Further, we find that Christ came from a people whose history is recorded in the books of the Bible and whose prophets uttered messages from God. Peter connects the messages of the prophets with those of himself and the other apostles in II Peter 3:2 -- "That ye may be mindful of the words which were spoken before by the holy prophets, and of the commandment of us the apostles of our Lord and Saviour." The Bible holds together about the person of Christ as the great divine-human document which reveals him to the world.
Pertanyaan: 8. Apakah Sejarah Alkitab Telah Dibuktikan?
Ya, sampai tingkat yang sangat mencolok melalui penyelidikan di tanah-tanah Alkitab. Penggalian tablet Babilonia kuno telah menguatkan kisah Alkitab tentang Banjir. Penemuan prasasti Asyur telah membuktikan identitas Sargon, salah satu raja terbesar bangsa itu (lihat Yes. 20:1-4); identifikasi situs Nineveh dan Menara Babel atau Birs Nimrud. Banyak fakta tentang raja, bangsa, kota, dan peristiwa telah terungkap dalam catatan kuno ini dari bata, batu, atau papirus, mengkonfirmasi sejarah Alkitab.
Question: 8. Has Bible History Been Substantiated?
Yes, to a very notable extent by investigations in Bible lands. Excavations of ancient Babylonian tablets have corroborated the Biblical story of the Flood. The discovery of Assyrian inscriptions has proved the identity of Sargon, one of the greatest of the kings of that nation (see Isa. 20:1-4); identification of the site of Nineveh and of the Tower of Babel or "Birs Nimrud." Many facts concerning kings, nations, cities and events have been brought to light in these ancient records of brick, stone or papyrus, confirming Scripture history.
Pertanyaan: 9. Apakah Injil-Injil Ditulis oleh Orang-orang yang Membawa Nama Mereka?
Praduga berdasarkan bukti internal mendukung teori tersebut. Tidak ada pertanyaan serius mengenai penulisannya Matius. Markus diduga mendapatkan pengetahuannya tentang peristiwa yang dicatatnya dari Petrus. Pengetahuan kita tentang karakter Petrus membuat kita percaya bahwa jika dia berusaha menulis Injil, itu akan menjadi seperti Injil Markus. Ungkapan seperti yang ada di Markus 14:72, Ketika dia memikirkannya, dia menangis, mengimplikasikan pengetahuan yang intim tentangnya seperti yang akan ditulis oleh Petrus sendiri, atau oleh seorang rekan dekat. Pengantar Injil Lukas menunjukkan bahwa banyak Injil sudah ada saat Lukas menulis, dan karena dia mengetahuinya, dia mungkin telah memanfaatkan materi yang mereka miliki. Catatannya tentang menulis secara berurutan menunjukkan kompilasi. Penulis keempat Injil ini telah diperdebatkan dengan sengit, terutama karena beberapa kritikus berpendapat bahwa penulis Wahyu tidak mungkin telah menulis bahasa Yunani yang elegan dan berbudaya seperti yang ada dalam Injil. Namun, sebagian besar komentator sekarang mendukung keyakinan bahwa Yohaneslah yang menulisnya.
Question: 9. Were the Gospels Written by the Men Whose Names They Bear?
Presumption based on internal evidence is in favor of that theory. There has been no serious question as to the authorship of Matthew. Mark is supposed to have derived his knowledge of the events he recorded from Peter. Our knowledge of Peter's character leads us to believe that if he undertook to write a Gospel it would be such an one as the Gospel according to Mark. Such an expression as that in Mark 14:72, "When he thought thereon he wept," implies an intimate knowledge of him such as would be writ ten by Peter himself, or by a close associate. The introduction to Luke's Gospel shows that many Gospels were in existence when Luke wrote, and as he knew of them, he may have availed himself of the material they contained. His remark about writing "in order" suggests compilation. The authorship of the fourth Gospel has been hotly disputed, chiefly because some critics held that the writer of Revelation could not have written the elegant and cultured Greek of the Gospel, The majority of the commentators now, however, are in favor of the belief that John wrote it.
Pertanyaan: 10. Kapan Injil-Injil Ditulis?
Kesahihan dari empat Injil ini didasarkan pada otoritas yang lebih baik daripada tulisan kuno lainnya. Kesimpulan umum dari para sarjana terkemuka adalah bahwa keempat Injil ini ditulis pada paruh kedua abad pertama. Sebelum akhir abad kedua, mereka telah digunakan secara umum dan diterima sebagai satu koleksi. Mereka disebutkan oleh Tertulianus, dalam sebuah buku yang ditulis sekitar tahun 208 M, sebagai karya dua rasul dan dua murid rasul. Marcion juga menyebutkan asal apostolik mereka. Origenes (yang hidup pada tahun 185-253 M) menyebut mereka sebagai empat elemen iman gereja. Theofilus, Uskup Antiokhia (tahun 168 M), juga menyebutkan Injil-injil dalam tulisannya, dan Yeromeus memberitahu kita bahwa Theofilus menyusun keempatnya menjadi satu karya. Tatianus (yang meninggal sekitar tahun 170 M) menyusun sebuah Harmoni dari Injil-injil. Yustinus Martir (tahun 99-165 M) memberikan banyak kutipan dari Injil-injil tersebut. Banyak saksi lain yang dapat dikutip untuk tujuan yang sama. Tidak ada naskah asli yang masih ada saat ini.
Question: 10. When Were the Gospels Written?
The genuineness of the four Gospels rests upon better authority than that of any other ancient writings. It is the general conclusion of the most eminent scholars that all four were written during the latter half of the first century. Before the end of the second century they were in general use and acceptance as one collection. They are mentioned by Tertullian, in a book written about A.D. 208, as being the work of two apostles and two disciples of apostles. Marcion also mentions their apostolic origin. Origen (who lived A.D. 185-253) refers to them as "the four elements of the church's faith." Theophilus, Bishop of Antioch (A.D. 168), also mentions the Gospels in his writings, and Jerome tells us that Theophilus arranged the four into one work. Tatian (who died about A.D. 170) compiled a Harmony of the Gospels. Justin Martyr (A.D. 99-165) gives many quotations from the Gospels. Many other witnesses might be cited to the same purpose. None of the original manuscripts are now in existence.
Pertanyaan: 11. Keanehan-keanehan dalam Kitab Suci (KJV).
Dalam Alkitab, kata Tuhan ditemukan sebanyak 1.853 kali. Kata Yehuwa ditemukan sebanyak 6.855 kali
Kata Pendeta hanya sekali, dan itu terdapat pada ayat ke-9 dari Mazmur 111.
Ayat ke-8 dari Mazmur 97 adalah ayat tengah dari Alkitab.
Ayat ke-9 dari pasal ke-8 Kitab Ester adalah ayat terpanjang.
Ayat ke-35 dari pasal ke-11 Injil Yohanes adalah ayat terpendek.
Dalam Mazmur 107, terdapat empat ayat yang sama: Ayat ke-8, ke-15, ke-21, dan ke-31.
Ezra 7:21 mengandung semua huruf abjad kecuali J.
Setiap ayat dalam Mazmur 136 berakhir dengan cara yang sama.
Tidak ada nama atau kata yang memiliki lebih dari enam suku kata dalam Alkitab.
Pasal ke-37 Yesaya dan pasal ke-19 II Raja-raja sama.
Kata perempuan hanya muncul sekali dalam Alkitab, yaitu pada ayat ke-3 dari pasal ke-3 Yoel.
Ditemukan dalam kedua kitab Alkitab sebanyak 3.538.483 huruf, 773.693 kata, 31.373 ayat, 1.189 pasal, dan 66 kitab.
Pasal ke-26 Kisah Para Rasul adalah pasal yang terbaik untuk dibaca.
Pasal yang paling indah adalah Mazmur 23.
Empat janji yang paling menginspirasi adalah Yohanes 14:2-6, 37; Matius 11:28; Mazmur 37:4.
Ayat ke-1 dari pasal ke-50 Yesaya adalah ayat untuk orang yang baru bertobat.
Semua orang yang memuji diri sendiri dengan kesombongan yang sia-sia harus membaca pasal ke-6 Matius.
Seluruh umat manusia harus mempelajari pasal ke-6 Lukas dari ayat ke-20 hingga akhir.
Question: 11. Curiosities of the Scriptures (KJV).
In the Bible the word "Lord" is found 1,853 times. The word "Jehovah" 6,855 times
The word "Reverend" but once, and that in the 9th verse of Psalm 111.
The 8th verse of the 97th Psalm is the middle verse of the Bible.
The 9th verse of the 8th chapter of Esther is the longest.
The 35th verse of the 11th chapter of St John is the shortest.
In the 107th Psalm four verses are alike: The 8th, 15th, 21st and 31st.
Ezra 7:21 contains all the letters of the alphabet except J.
Each verse of the 136th Psalm ends alike.
No names or words of more than six syllables are found in the Bible.
The 37th chapter of Isaiah and 19th chapter of II Kings are alike.
The word "girl" occurs but once in the Bible, and that in the 3rd verse of the 3rd chapter of Joel.
There are found in both books of the Bible 3,538,483 letters, 773.693 words, 31,373 verses, 1,189 chapters and 66 books.
The 26th chapter of the Acts of the Apostles is the finest chapter to read.
The most beautiful chapter is the 23rd Psalm.
The four most inspiring promises are John 14:2-6, 37; Matthew 11:28; Psalm 37:4.
The 1st verse of the 50th chapter of Isaiah is the one for the new convert.
All who flatter themselves with vain boasting should read the 6th chapter of Matthew.
All humanity should learn the 6th chapter of St Luke from the 20th verse to its ending.
Pertanyaan: 12. Simbol-simbol Kristus dan Kekristenan?
Apa simbol yang digunakan baik untuk Kristus maupun umat-Nya? adalah pertanyaan yang sering diajukan. Ada enam simbol yang digunakan baik untuk Kristus maupun umat-Nya.
1. CABANG. Untuk Kristus, dalam Yes. 11:1-4, Sebatang pohon akan tumbuh dari akar-Nya dan berbuah, dan dengan nafas bibir-Nya Ia akan membunuh orang fasik; dalam Zakh. 6:12,13, Ibr. 3:1-4, Yes. 4:2, Zakh. 3:8, Yer. 23-5, 33:15,16. Untuk umat-Nya. Yoh. 15:5, Kamu adalah ranting-ranting itu; Yes. 60:21, Bangsa itu akan semuanya benar, mereka adalah tunas yang Kuplanting; juga, Rom. 11:16, Mazm. 80:11,15.
2. CAHAYA. Untuk Kristus. Dalam Yoh. 8:12, Yesus berkata, Akulah terang dunia; juga, dalam Yoh. 9:5, Luk. 2:32, dan I Yoh. 1:5, Allah adalah terang. Untuk umat-Nya. Fil. 2:15, Di antara mereka kamu bersinar seperti bintang di dunia, Mat. 5:14, Ef. 5:8, Kis. 13:47, Yes. 42:6, Ams. 4:18.
3. BATU. Untuk Kristus dalam 1 Pet. 2:4,6,7,8, Sebuah batu hidup, Sebuah batu penjuru yang terpilih, batu yang ditolak oleh tukang-tukang bangunan, batu sandungan; juga, Mazm. 118:22, Ef. 2:20, Mat. 21:42. Untuk umat-Nya. 1 Pet. 2 Kamu juga sebagai batu-batu hidup dibangun menjadi rumah rohani; juga, Ef. 2:21,22.
4. BAIT. Digunakan untuk Kristus dalam Why. 21:22, Dan aku tidak melihat bait suci di dalamnya, sebab Tuhan Allah Yang Mahakuasa dan Anak Domba adalah bait suci itu; juga, Yoh. 2:19,21. Untuk umat-Nya. 1 Kor. 3:16,17, Sebab bait Allah yang kudus adalah kamu, dan 1 Kor. 6:19, 2 Kor. 6:16.
5. MATAHARI. Untuk Kristus. Mazm. 84:11, Sebab Tuhan Allah adalah matahari dan perisai; juga, Mal. 4:2, Why. 21:23, 22:5. Untuk umat-Nya. Hak. 5:31, Biarkanlah mereka yang mencintaimu menjadi seperti matahari; juga, Mat. 13:43.
6. BINTANG. Untuk Kristus. Why. 22:16, Akulah bintang yang terang dan pagi, 2 Pet. 1:19, Hingga fajar menyingsing dan bintang timur terbit dalam hatimu; juga, Bil. 24:17. Untuk umat-Nya. Dan. 12:1-3, Dan orang-orang yang bijaksana akan bersinar seperti cahaya bintang, dan mereka yang membelokkan banyak orang kepada kebenaran akan bersinar seperti bintang-bintang untuk selama-lamanya.
Question: 12. Symbols of Christ and Christianity?
"What symbols are used for both Christ and his people?" is a frequent question. There are six symbols used for both Christ and his people.
1. A BRANCH. For Christ, in Isa. 11:1-4, "A branch out of his roots shall bear fruit," and "with the breath of his lips shall he slay the wicked;" in Zech. 6:12,13, Heb. 3:1-4, Isa. 4:2, Zech. 3:8, Jer. 23-5, 33:15,16. For his People. John 15:5, "Ye are the branches;" Isa. 60:21, "The people also shall be all righteous, the branch of my planting;" also, Rom. 11:16, Ps. 80:11,15.
2. LIGHT. For Christ. In John 8:12, Jesus spake, "I am the light of the world;" also, in John 9:5, Luke 2:32, and I John 1:5, "God is light" For his People. Phil. 2:15, "Among whom ye are seen as lights in the world," Matt. 5:14, Eph. 5:8, Acts 13:47, Is. 42:6, Prov. 4:18.
3. A STONE. For Christ in I Pet. 2:4,6,7,8, "A living stone," "A chief corner-stone," "the stone which the builders rejected," "a stone of stumbling;" also, Ps. 118:22, Eph. 2:20, Matt. 21:42. For his People. I Pet. 2 "Ye also as living stones are built up a spiritual house;" also, Eph. 2:21,22.
4. A TEMPLE. Used for Christ in Rev. 21:22, "And I saw no temple therein for the Lord God the Almighty and the Lamb are the temple thereof;" also, John 2:19,21. For his People. I Cor. 3:16,17, "For the temple of God is holy which temple ye are," and I Cor. 6:19, II Cor. 6:16.
5. A SUN. 'For Christ. Ps. 84:11, "For the Lord God is a sun and shield;" also, Mal. 4:2, Rev. 21:23, 22:5. For his People. Judges 5:31, "Let them that love thee be as the sun;" also, Matt 13:43.
6. A STAR. For Christ. Rev. 22:16, "I am the bright and morning star," II Pet. 1:19, "Until the day dawn and the day-star arise in your hearts;" also, Num. 24:17. For his People. Dan. 12:1-3, "And they that be wise shall shine," "and they that turn many to righteousness as the stars for ever and ever."
Pertanyaan: 13. Apa yang menjadi angka suci atau simbolis?
Ada beberapa angka yang digunakan dalam Kitab Suci yang dikenal sebagai angka suci atau simbolik. Di antaranya adalah tujuh (kesempurnaan), sebagai simbol Tritunggal dari dewa dan empat perempat bumi; empat puluh, sebagai angka bulat, yang menandakan durasi, jarak, kuantitas; sepuluh (kelengkapan); lima, seperti yang digunakan dalam persembahan, dll.; empat, terkait dengan perempat bumi, bentuk tempat paling suci di dalam bait suci di kuil, dll.; tiga, simbol dari keilahian tertinggi; dua belas, yang mendapatkan maknanya dari dua belas suku dan yang disebut angka persegi, angka zodiak, angka rasul. 12x12 berarti, secara simbolis, kekekalan dan kelengkapan, dan jika dikalikan seribu, memberikan kelipatan besar 144.000 (juga dikenal sebagai jumlah yang tak terhitung), seribu melambangkan dunia yang sepenuhnya ditembusi oleh yang ilahi - dunia yang ditebus I
Question: 13. What Are the Sacred or, Symbolical Numbers?
There are certain numbers employed in Scripture that are known as sacred or symbolical' numbers. Among these are seven (perfection), as the triune symbol of deity and the four quarters of the earth; forty, a "round number," signifying duration, distance, quantity; ten (completeness); five, as used in offerings etc.; four, related to the quarters of the globe, the shape of the holy of holies in the temple, etc.; three, symbol of supreme divinity; twelve, which derives its significance from the twelve tribes and which has been called the "square number," the "zodiacal number," the "apostolic number." 12x12 means, symbolically, fixity and completeness, and taken a thousand-fold, it gives the grand multiple of 144,000 (otherwise a countless multitude), one thousand symbolizing the world wholly pervaded by the divine--a world redeemed I
Pertanyaan: 14. Mengapa Angka Tujuh Digunakan Lebih Banyak daripada Angka Lainnya?
Simbolisme dari tujuh harus ditelusuri kembali ke simbolisme dari elemen-elemennya, tiga dan empat, yang mewakili ketuhanan dan kemanusiaan. Oleh karena itu, tujuh mewakili persatuan antara Tuhan dan manusia. Di antara bangsa Persia, Yunani, India kuno, Romawi, dan semua bangsa di mana tujuh hari dalam seminggu diakui, pengaruh angka tujuh mendominasi. Cicero menyebutnya sebagai simpul dan semen dari segala sesuatu, karena dalam tujuh dunia spiritual dan alamiah disatukan dalam satu gagasan. Beberapa penulis mengklaim bahwa orang Ibrani meminjamnya dari tetangga mereka yang penyembah berhala. Sabat, sebagai hari ketujuh, menyarankan tujuh sebagai penunjukan untuk semua periode suci. Bulan ketujuh dimulai dengan Pesta Terompet; tujuh minggu adalah jarak antara Paskah dan Pentakosta, dan seterusnya, mengakui tujuh sebagai simbol dari semua yang terkait dengan Ketuhanan.
Question: 14. Why It Seven Used More than Any Other Number?
The symbolism of "seven" should be traced back to the symbolism of its component elements, "three" and "four," which represent divinity and humanity. Hence, "seven" represents the union between God and man. Among the Persians, the Greeks, the ancient Indians, the Romans, and all nations where seven days in the week were recognized, the influence of the number seven prevailed. It was called by Cicero "the knot and cement of all things," because in "seven" the spiritual and natural world were comprehended in one idea. Some writers claim that the Hebrews borrowed it from their heathen neighbors. The Sabbath, being the seventh day, suggested seven as the appointment for all sacred periods. The seventh month was ushered in by the Feast of Trumpets; seven weeks was the interval between the Passover and the Pentecost, and so on, recognizing seven as the symbol of all connected with the Divinity.
Pertanyaan: 15. Apa Makna yang Melekat pada Penggunaan Angka Empat Puluh yang Sering?
Tidak hanya sekedar periode sembarangan atau angka bulat, tetapi dipilih untuk menyampaikan rasa kebulatan. Beberapa penggunaan Alkitab yang menonjol adalah: Musa berada di gunung selama empat puluh hari (Kel. 24:18, dll.); Elia, dikuatkan oleh makanan malaikat, berpuasa selama empat puluh hari (1 Raja-raja 19:8); hujan banjir turun selama empat puluh hari (Kej. 7:12); Nuh membuka jendela bahtera setelah empat puluh hari (Kej. 8:6); para pengintai menghabiskan empat puluh hari untuk mencari tanah Kanaan (Bil. 13:25); Musa dua kali berpuasa dan berdoa selama empat puluh hari (Ulangan 9:18-25); Yehezkiel menanggung kesalahan Yehuda selama empat puluh hari (Yehez. 4:6); Niniwe diberi waktu empat puluh hari untuk bertobat (Yunus 3:4); orang Israel mengembara selama empat puluh tahun di padang gurun (Bil. 34:33); Goliat menantang tentara Saul selama empat puluh hari (1 Samuel 17:16); empat puluh hari adalah periode pengawetan (Kej. 50:3); Tuhan berpuasa selama empat puluh hari (Matius 4:2, dll.); Tuhan yang telah bangkit terlihat selama empat puluh hari (Kisah Para Rasul 1:3); orang Yahudi dilarang memberikan lebih dari empat puluh cambukan (Ulangan 25:3). Penting untuk dicatat bahwa Yerusalem dihancurkan empat puluh tahun setelah kenaikan Kristus, dan tradisi mengatakan Yesus berada di dalam kubur selama empat puluh jam. Puasa Prapaskah berlangsung selama empat puluh hari, begitu juga karantina. St. Swithin menandakan hujan selama empat puluh hari, sementara banyak hukum kuno tentang dokter, ksatria, suami, istri, janda, hak istimewa tempat perlindungan, denda, dll., semuanya berkaitan dengan angka ini.
Question: 15. What Significance Attaches to the Frequent Use of Forty?
It is not merely an arbitrary period or a "round number," but is chosen to convey die sense of fullness. Some of its prominent Scriptural uses are: Moses was forty days on the mount (Ex. 24:18, etc.); Elijah, strengthened by angel food, fasted for forty days (I Kings 19:8); the rain of the flood fell for forty days (Gen. 7:12); Noah opened the window of the ark after forty days (Gen. 8:6); the spies spent forty days in searching Canaan (Num. 13:25); Moses twice fasted and prayed for forty days (Deu. 9:18-25); Ezekiel bore the iniquities of Judah forty days (Eze. 4:6); Nineveh was allowed forty days to repent (Jonah 3 4); the Israelites wandered forty years in the wilderness (Num. 34:33); Goliath defied Saul's army for forty days (I Sam. 17:16); forty days was the period of embalming (Gen. 50:3); the Lord fasted for forty days (Matt 4:2, etc.); the arisen Lord was seen for forty days (Acts 1:3); the Jews were forbidden to inflict more than forty stripes (Deu. 25:3). It is noteworthy that Jerusalem was destroyed forty years after Christ's ascension, and tradition says Jesus was forty hours in the tomb. Lent lasts for forty days, as does also quarantine. St. Swithin betokens forty days' rain, while many ancient laws concerning physicians, knights, husbands, wives, widows, sanctuary privileges, fines, etc., all cluster about this number.
Pertanyaan: 16. Siapa yang menyusun Perjanjian Lama?
Diklaim bahwa kitab-kitab Perjanjian Lama dikumpulkan dan diatur di bawah pengawasan Ezra, meskipun penelitian modern mempertanyakan klaim tersebut. Surat-surat Paulus kepada berbagai gereja dikumpulkan dan dimasukkan bersama dengan surat-surat lainnya, Injil, dan Wahyu ke dalam satu kitab pada paruh pertama abad kedua, dan seperti yang kita ketahui dari Eusebius, kitab tersebut digunakan secara umum tidak lama setelah tahun 300 Masehi.
Question: 16. Who Compiled the Old Testament?
It is claimed that the books of the Old Testament were collected and arranged under the supervision of Ezra, though modern scholarship disputes the claim. The epistles of Paul to the various churches were collected and incorporated with the other epistles and the Gospels and Revelation into one book during the first half of the second century, and as we learn from Eusebius, were in general use soon after the year 300 A.D.
Pertanyaan: 17. Apa Saja Buku-buku yang Dihilangkan dari Alkitab?
Buku-buku yang dikecualikan dikenal sebagai Apokrif, dan sebagai berikut: I Esdras, II Esdras, Tobit, Yudit, beberapa bab Ester yang tidak ditemukan dalam bahasa Ibrani maupun Kaldia, Kebijaksanaan Salomo, Kebijaksanaan Yesus, putra Sirakh, atau Sirakh, Barukh, Nyanyian Tiga Orang Kudus, Sejarah Susanna, Sejarah Penghancuran Bel dan Naga, Doa Manasye, I Makabe, II Makabe. Mereka dikecualikan oleh Gereja Kristen awal dengan alasan bahwa mereka memiliki otoritas yang meragukan dan tidak berkontribusi pada pembinaan rohani. Keputusan ini tidak pernah dibalik, meskipun dalam beberapa periode sejarah Gereja, sejumlah tulisan apokrif dipublikasikan dengan huruf yang lebih kecil setelah buku-buku biasa dalam Alkitab. Pada suatu waktu, volume tulisan apokrif bahkan lebih besar daripada yang asli, tetapi banyak dari mereka yang ditolak, dengan cepat binasa.
Question: 17. What Are the Omitted Books of the Bible?
The excluded books are known as "Apocrypha," and are as follows: I Esdras, II Esdras, Tobit, Judith, several chapters of Esther which are found neither in the Hebrew nor the Chaldee, The Wisdom of Solomon, The Wisdom of Jesus, son of Sirach, or Ecclesiasticus, Baruch, The Song of the Three Holy Children, The History of Susanna, The History of the Destruction of Bel and the Dragon, The Prayer of Manasseh, I Maccabees, II Maccabees. They were excluded by the early Christian Church on the ground that they were of doubtful authority and not tending to spiritual edification. This decision has never been reversed, although in some periods of the Church's history a number of the apocryphal writings were published in smaller type after the regular books in the Bible. At one time the volume of apocryphal writings was even larger than the genuine, but very many of them, being rejected, quickly perished.
Pertanyaan: 18. Apa Lagu-lagu Terkenal dalam Alkitab?
Lagu-lagu besar dalam Perjanjian Lama, selain Mazmur dan beberapa bagian bermetrum dalam Ayub, adalah: Lagu Pedang Lantech, Kej. 4:23,24; Lagu Nuh, Kej. 9:25-27; Lagu Musa dan Miriam, Kel. 15:1-19,21; Lagu Perang, dll., Bil. 21:14,15,17,18,27-30; Lagu Kenabian Musa, Ulang. 32:1-43; Lagu Debora dan Barak, Hak. 5:2-21; Lagu Teka-Teki Simson, Hak. 15:16; Magnificat Hanna, 1 Sam. 2:1-10; Lagu Busur Daud, 2 Sam. 1:19-27; Lagu Syukur Daud, 2 Sam. 3:33,34; Syukur Daud, 1 Taw. 16:8-36; Lagu Hizkia, Yes. 38:10-20; Doa Lagu Yunus, Yun. 2:2-9; Doa Lagu Habakuk, Hab. 3:2-19; dan empat lagu asli dalam Perjanjian Baru: Luk. 1:46-55; Luk. 1:68-80; Luk. 2:14; Luk. 2:20-33.
Question: 18. What Are the Famous Songs of the Bible?
The great songs of the Old Testament, besides the Psalms and certain metrical passages in Job, are: Lantech's Sword Song, Gen. 4:23,24; Noah's Song, Gen. 9:25-27; Moses' and Miriam's Song, Ex. 15:1-19,21; War Songs, etc., Num. 21:14,15,17,18,27-30; Moses' Prophetic Song, Deut. 32:1-43; Song of Deborah and Barak, Judg. 5:2-21; Samson's Riddle Song, Judg. 15:16; Hannah's Magnificat, I Sam. 2:1-10; David's Song of the Bow, II Sam. 1:19-27; David's Song over Abner, II Sam. 3:33,34; David's Thanksgiving, I Chron. 16:8-36; Hezekiah's Song, Isa. 38:10-20; Jonah's Prayer Song, Jonah 2:2-9; Habakkuk's Prayer Song, Hab. 3:2-19; and the four original songs in the New Testament: Luke 1:46-55; Luke 1:68-80; Luke 2:14; Luke 2:20-33.
Pertanyaan: 19. Siapakah Penulis Wahyu?
Apakah Kitab Wahyu ditulis oleh Yohanes yang sama yang menulis Injil dan Surat? Pertanyaan ini telah lama diperdebatkan oleh para sarjana. Dionisius, pada tahun 240 M, adalah salah satu yang pertama kali meragukannya. Itu dikaitkan dengan Yohanes Markus, teman sejati Paulus dan Barnabas dan penulis Injil Markus; dengan Yohanes yang Presbiter, dengan Cerinthus, dan yang lainnya. Mayoritas sarjana Jerman setuju dengan Luther dalam menyangkal bahwa Wahyu ditulis oleh rasul. Di sisi lain, ada bukti internal dari penulisan Yohanes. Deskripsi dirinya sesuai dengan gaya Yohanes. Rasul adalah satu-satunya orang terkenal dengan nama itu yang diasingkan ke Patmos. Alamat kepada tujuh gereja di Asia menunjukkan pengetahuan tentang mereka yang konsisten dengan fakta bahwa rasul adalah pengawas mereka. Secara keseluruhan, oleh karena itu, tampaknya ada alasan yang baik untuk percaya bahwa itu ditulis oleh Rasul Yohanes. Perbedaan gaya antara Injil dan Wahyu, yang sangat mencolok, tanpa keraguan pertama kali menimbulkan keraguan tentang penulisan rasuli. Ini dapat dijelaskan oleh usia penulis dan oleh kegelisahannya dalam keadaan terangsang oleh penglihatan-penglihatan itu. ORANG-ORANG DAN HAL-HAL DALAM PERJANJIAN LAMA
Question: 19. Who Was the Author of Revelation?
"Was the Book of Revelation written by the same John who wrote the Gospel and the Epistle?" This question has been long disputed by scholars. Dionysius, in A.D. 240, was one of the earliest to express a doubt It was attributed to John Mark, the companion of Paul and Barnabas and the author of the Gospel of Mark; to John the Presbyter, to Cerinthus, and others. The majority of German scholars agree with Luther in denying that Revelation was written by the apostle. On the other hand, there is internal evidence of John's authorship. His description of himself is in the manner of John. The apostle was the only man of prominence of that name who was banished to Patmos. The addresses to the seven churches of Asia show a knowledge of them consistent with the fact that the apostle was their overseer. On the whole, therefore, there seems good reason to believe that it was written by the Apostle John. The differences in the style of the Gospel and the Revelation, which are very marked, doubtless first gave rise to the doubt of the apostolic authorship. These are accounted for by the age of the author and by his perturbation of mind under the excitement of the visions. OLD TESTAMENT PERSONS AND THINGS
Bank BCA Cabang Pasar Legi Solo - No. Rekening: 0790266579 - a.n. Yulia Oeniyati
Kontak | Partisipasi | Donasi
