Pengkhotbah 9:1--12:14
Nasib semua orang sama
9:1 Sesungguhnya, semua ini telah kuperhatikan, semua ini telah kuperiksa, yakni bahwa orang-orang yang benar dan orang-orang yang berhikmat dan perbuatan-perbuatan mereka, baik kasih maupun kebencian, ada di tangan Allah; manusia tidak mengetahui apapun yang dihadapinya.
9:2 Segala sesuatu sama bagi sekalian; nasib orang sama
: baik orang yang benar maupun orang yang fasik, orang yang baik maupun orang yang jahat, orang yang tahir maupun orang yang najis, orang yang mempersembahkan korban maupun yang tidak mempersembahkan korban. Sebagaimana orang yang baik, begitu pula orang yang berdosa; sebagaimana orang yang bersumpah, begitu pula orang yang takut untuk bersumpah.
9:3 Inilah yang celaka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari; nasib semua orang
sama. Hati anak-anak manusiapun penuh dengan kejahatan, dan kebebalan ada dalam hati mereka seumur hidup,
dan kemudian mereka menuju alam orang mati.
9:4 Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati.
9:5 Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa,
tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka
sudah lenyap.
9:6 Baik kasih mereka, maupun kebencian dan kecemburuan mereka sudah lama hilang, dan untuk selama-lamanya tak ada lagi bahagian mereka dalam segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari.
9:7 Mari, makanlah rotimu dengan sukaria, dan minumlah anggurmu
dengan hati yang senang
,
karena Allah sudah lama berkenan akan perbuatanmu.
9:8 Biarlah selalu putih pakaianmu
dan jangan tidak ada minyak di atas kepalamu.
9:9 Nikmatilah hidup dengan isteri
yang kaukasihi seumur hidupmu yang sia-sia, yang dikaruniakan TUHAN kepadamu di bawah matahari, karena itulah bahagianmu
dalam hidup dan dalam usaha yang engkau lakukan dengan jerih payah di bawah matahari.
9:10 Segala sesuatu
yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga
,
karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat
dalam dunia orang mati,
ke mana engkau akan pergi.
9:11 Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat,
juga roti bukan untuk yang berhikmat,
kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib
dialami mereka semua.
9:12 Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang,
kalau hal itu menimpa mereka
secara tiba-tiba.
Hikmat lebih baik dari pada kuasa
9:13 Hal ini juga kupandang sebagai hikmat
di bawah matahari dan nampaknya besar bagiku;
9:14 ada sebuah kota yang kecil, penduduknya tidak seberapa; seorang raja yang agung menyerang, mengepungnya dan mendirikan tembok-tembok pengepungan yang besar terhadapnya;
9:15 di situ terdapat seorang miskin yang berhikmat, dengan hikmatnya ia menyelamatkan kota itu, tetapi tak ada orang yang mengingat orang yang miskin
itu
.
9:16 Kataku: "Hikmat lebih baik dari pada keperkasaan, tetapi hikmat orang miskin dihina dan perkataannya tidak didengar
orang."
9:17 Perkataan orang berhikmat yang didengar dengan tenang, lebih baik dari pada teriakan orang yang berkuasa di antara orang bodoh.
9:18 Hikmat
lebih baik dari pada alat-alat perang, tetapi satu orang yang keliru dapat merusakkan banyak hal yang baik.
Akibat-akibat kebodohan
10:1 Lalat yang mati menyebabkan urapan dari pembuat urapan berbau busuk
; demikian juga sedikit kebodohan
lebih berpengaruh dari pada hikmat dan kehormatan.
10:2 Hati orang berhikmat menuju ke kanan, tetapi hati orang bodoh ke kiri.
10:3 Juga kalau ia berjalan di lorong orang bodoh itu tumpul pikirannya, dan ia berkata kepada setiap orang:
"Orang itu bodoh!"
10:4 Jika amarah penguasa menimpa engkau, janganlah meninggalkan tempatmu,
karena kesabaran mencegah
kesalahan-kesalahan besar.
10:5 Ada suatu kejahatan yang kulihat di bawah matahari sebagai kekhilafan yang berasal dari seorang penguasa:
10:6 pada banyak tempat yang tinggi, didudukkan
orang bodoh, sedangkan tempat yang rendah diduduki orang kaya.
10:7 Aku melihat budak-budak menunggang kuda dan pembesar-pembesar berjalan kaki seperti budak-budak.
10:8 Barangsiapa menggali lobang
akan jatuh ke dalamnya,
dan barangsiapa mendobrak tembok akan dipagut ular.
10:9 Barangsiapa memecahkan batu akan dilukainya; barangsiapa membelah kayu akan dibahayakannya.
10:10 Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.
10:11 Jika ular memagut sebelum mantera diucapkan, maka tukang mantera
tidak akan berhasil.
10:12 Perkataan mulut orang berhikmat menarik,
tetapi bibir
orang bodoh menelan orang itu sendiri.
10:13 Awal perkataan yang keluar dari mulutnya adalah kebodohan, dan akhir bicaranya adalah kebebalan yang mencelakakan.
10:14 Orang yang bodoh banyak bicaranya,
meskipun orang tidak tahu apa yang akan terjadi, dan siapakah yang akan mengatakan kepadanya apa yang akan terjadi sesudah dia?
10:15 Jerih payah orang bodoh melelahkan orang itu sendiri, karena ia tidak mengetahui jalan ke kota.
10:16 Wahai engkau tanah, kalau rajamu seorang kanak-kanak
,
dan pemimpin-pemimpinmu pagi-pagi sudah makan!
10:17 Berbahagialah engkau tanah, kalau rajamu seorang yang berasal dari kaum pemuka, dan pemimpin-pemimpinmu makan pada waktunya dalam keperkasaan dan bukan dalam kemabukan!
10:18 Oleh karena kemalasan runtuhlah atap, dan oleh karena kelambanan tangan bocorlah
rumah.
10:19 Untuk tertawa orang menghidangkan makanan; anggur
meriangkan hidup dan uang memungkinkan semuanya itu.
10:20 Dalam pikiranpun janganlah engkau mengutuki raja,
dan dalam kamar tidur janganlah engkau mengutuki orang kaya, karena burung di udara mungkin akan menyampaikan ucapanmu, dan segala yang bersayap dapat menyampaikan apa yang kauucapkan.
Pedoman-pedoman hikmat
11:1 Lemparkanlah
rotimu ke air
, maka engkau akan mendapatnya kembali
lama setelah itu.
11:2 Berikanlah bahagian kepada tujuh, bahkan kepada delapan orang, karena engkau tidak tahu malapetaka apa yang akan terjadi di atas bumi.
11:3 Bila awan-awan sarat mengandung hujan, maka hujan itu dicurahkannya ke atas bumi; dan bila pohon tumbang ke selatan atau ke utara, di tempat pohon itu jatuh, di situ ia tinggal terletak.
11:4 Siapa senantiasa memperhatikan angin tidak akan menabur
; dan siapa senantiasa melihat awan tidak akan menuai.
11:5 Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin
dan tulang-tulang dalam rahim
seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah yang melakukan segala sesuatu.
11:6 Taburkanlah benihmu pagi-pagi hari, dan janganlah memberi istirahat
kepada tanganmu pada petang hari, karena engkau tidak mengetahui apakah ini atau itu yang akan berhasil, atau kedua-duanya sama baik.
11:7 Terang itu menyenangkan dan melihat matahari
itu baik bagi mata;
11:8 oleh sebab itu jikalau orang panjang umurnya, biarlah ia bersukacita di dalamnya, tetapi hendaklah ia ingat
akan hari-hari yang gelap, karena banyak jumlahnya. Segala sesuatu yang datang adalah kesia-siaan.
Nasihat bagi pemuda-pemudi
11:9 Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan
!
11:10 Buanglah kesedihan
dari hatimu dan jauhkanlah penderitaan dari tubuhmu, karena kemudaan dan fajar hidup adalah kesia-siaan.
12:1 Ingatlah
akan Penciptamu pada masa mudamu
, sebelum tiba hari-hari yang malang
dan mendekat tahun-tahun yang kaukatakan: "Tak ada kesenangan bagiku di dalamnya!",
12:2 sebelum matahari dan terang, bulan dan bintang-bintang menjadi gelap, dan awan-awan datang kembali sesudah hujan,
12:3 pada waktu penjaga-penjaga rumah gemetar, dan orang-orang kuat membungkuk, dan perempuan-perempuan penggiling berhenti karena berkurang jumlahnya, dan yang melihat dari jendela semuanya menjadi kabur,
12:4 dan pintu-pintu di tepi jalan tertutup, dan bunyi penggilingan menjadi lemah, dan suara menjadi seperti kicauan burung, dan semua penyanyi perempuan tunduk,
12:5 juga orang menjadi takut tinggi, dan ketakutan ada di jalan, pohon badam berbunga, belalang menyeret dirinya dengan susah payah dan nafsu makan tak dapat dibangkitkan lagi--karena manusia pergi ke rumahnya
yang kekal dan peratap-peratap
berkeliaran di jalan,
12:6 sebelum rantai perak diputuskan dan pelita emas dipecahkan, sebelum tempayan dihancurkan dekat mata air dan roda timba dirusakkan di atas sumur,
12:7 dan debu kembali
menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada Allah
yang mengaruniakannya.
12:8 Kesia-siaan atas kesia-siaan, kata Pengkhotbah,
segala sesuatu adalah sia-sia
.
Akhir kata
12:9 Selain Pengkhotbah berhikmat, ia mengajarkan juga kepada umat itu pengetahuan. Ia menimbang, menguji dan menyusun banyak amsal.
12:10 Pengkhotbah
berusaha mendapat kata-kata yang menyenangkan dan menulis kata-kata kebenaran secara jujur.
12:11 Kata-kata orang berhikmat seperti kusa
dan kumpulan-kumpulannya seperti paku-paku
yang tertancap, diberikan oleh satu gembala.
12:12 Lagipula, anakku, waspadalah! Membuat banyak buku tak akan ada akhirnya, dan banyak belajar melelahkan badan.
12:13 Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah
dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya
,
karena ini adalah kewajiban setiap orang.
12:14 Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan
yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi,
entah itu baik, entah itu jahat.
Sumber: http://alkitab.sabda.org/passage.php?passage=Pkh 9-12
Copyright © 2005-2023 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA)