1 Samuel 2:27-36
Konteks[2:29] 1 Full Life : MENGHORMATI ANAK-ANAKMU LEBIH DARIPADA-KU.
Nas : 1Sam 2:29
Eli gagal total dalam memberikan kepemimpinan rohani bagi keluarga dan juga bagi Israel.
- 1) Selaku ayah ia tidak sanggup mendidik anak-anaknya dalam jalan kebenaran. Ketika mereka memperkosa wanita-wanita yang melayani di gerbang Kemah Pertemuan (ayat 1Sam 2:22), Eli tidak menunjukkan baik kehendak maupun wibawa rohani yang diperlukan untuk memberhentikan mereka dari pelayanan (1Sam 3:13; bd. Ul 21:18-21).
- 2) Kegagalan Eli sebagai ayah dan hamba Tuhan mengakibatkan:
- (a) hukuman Allah atas Eli, para putranya, dan keluarganya (ayat 1Sam 2:30-36; 4:17-18);
- (b) merosotnya rasa hormat terhadap jabatan imam (ayat 1Sam 2:17);
- (c) kemerosotan rohani yang umum dari umat Allah (ayat 1Sam 2:22-24; 4:1-11); dan
- (d) lenyapnya kemuliaan Tuhan dari Israel (1Sam 4:21).
- 3) Seluruh Alkitab menekankan perlunya kesalehan dan takut akan Allah sebagai standar-Nya bagi mereka yang akan memimpin umat Allah (bd. 1Tim 3:1-10).
[2:31] 2 Full Life : MEMATAHKAN TANGAN KEKUATANMU.
Nas : 1Sam 2:31
Eli dan keturunannya tersingkir dari pelayanan imam untuk selama-lamanya. Ketidaksetiaan dan kedursilaan mereka telah menjadikan mereka tidak layak untuk selama-lamanya untuk menjadi pemimpin rohani dan teladan yang saleh bagi Israel (bd. ayat 1Sam 2:30-34; 3:13-14).
[2:35] 3 Full Life : IMAM KEPERCAYAAN.
Nas : 1Sam 2:35
Ayat ini pada mulanya mengacu kepada Samuel yang melayani sebagai imam, hakim (1Sam 7:6,15-17), dan nabi (1Sam 3:20-21). Sejak masih sangat muda ia dilatih oleh imam besar Eli untuk tugas-tugas sucinya (ayat 1Sam 2:1-11; 1:24-28), dan akhirnya menggantikan Eli selaku imam besar. Samuel tetap setia kepada Allah sepanjang hidupnya. Dalam hal ini dia menunjuk ke depan kepada imam yang sempurna, Yesus sang Mesias (Yang Diurapi -- Mazm 110:1-7; Ibr 5:6).
- 1) Seorang imam terutama dipanggil untuk setia, yaitu dengan teguh menganut apa yang ada di dalam hati dan Firman Allah; ini menyangkut kesetiaan, pengabdian, ketaatan yang kokoh, dan ketidaksediaan untuk menyimpang dari Allah dan jalan-jalan-Nya.
- 2) PB mengajarkan bahwa hanya mereka yang dengan jelas menunjukkan kesetiaannya kepada Allah yang berhak menjadi pemimpin rohani umat Allah (bd. Mat 24:45; 25:21; 1Tim 3:1-13; 4:16; 2Tim 2:2).