Mazmur 11:7
11:7 Sebab TUHAN adalah adil
dan Ia mengasihi keadilan;
orang yang tulus
akan memandang wajah-Nya.
Mazmur 45:6-7
45:6 (45-7) Takhtamu kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya
1 ,
dan tongkat kerajaanmu adalah tongkat kebenaran.
45:7 (45-8) Engkau mencintai keadilan
dan membenci kefasikan;
sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi
engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan,
melebihi teman-teman sekutumu.
Mazmur 99:4
99:4 Raja
yang kuat, yang mencintai hukum,
Engkaulah yang menegakkan kebenaran;
hukum dan keadilan
di antara keturunan Yakub, Engkaulah yang melakukannya.
Yesaya 30:18
Janji keselamatan bagi Sion
30:18 Sebab itu TUHAN menanti-nantikan
saatnya hendak menunjukkan kasih-Nya
2 kepada kamu; sebab itu Ia bangkit hendak menyayangi
kamu. Sebab TUHAN adalah Allah yang adil;
berbahagialah semua orang yang menanti-nantikan Dia!
Yesaya 61:8
61:8 Sebab Aku, TUHAN, mencintai hukum,
dan membenci perampasan dan kecurangan; Aku akan memberi upahmu dengan tepat, dan akan mengikat perjanjian
abadi dengan kamu.
Yeremia 9:24
9:24 tetapi siapa yang mau bermegah,
baiklah bermegah karena yang berikut
3 : bahwa ia memahami dan mengenal
Aku, bahwa Akulah TUHAN
yang menunjukkan kasih setia,
keadilan dan kebenaran
di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."
1 Full Life: TAKHTAMU ... ALLAH, TETAP UNTUK SETERUSNYA DAN SELAMANYA
Nas : Mazm 45:7-8
(versi Inggris NIV -- Takhta-Mu, ya Allah, tetap ... selamanya).
Kedua ayat ini akhirnya digenapi dalam Yesus Kristus. Penulis surat Ibrani
menerapkan ayat-ayat ini pada pemuliaan, keunggulan, kekuasaan, dan sifat
Kristus (Ibr 1:8).
- 1) Kekuasaan Kristus akan "sampai selama-lamanya" (Wahy 1:6). Raja
Mesias disebut "Allah" dalam ayat Mazm 45:7 berbeda dengan "Allahmu"
dalam ayat Mazm 45:8 (yaitu, Bapa). Perbedaan ini sesuai dengan
ajaran PB bahwa baik Kristus maupun Bapa adalah Allah sepenuhnya.
- 2) Di dalam Mazmur ini, sifat Kristus yang paling penting dilukiskan
dengan istilah kasih dan kebencian.
- (a) Ia mengasihi kebenaran, karena itu menandakan kerajaan-Nya.
Karena sukacita-Nya ditemukan di dalam melakukan kehendak Bapa
(Ibr 10:7), Ia sangat mengasihi kebenaran di dalam segenap
perwujudannya (bd. Ef 5:26; Ibr 13:12).
- (b) Sebagaimana Ia sangat mengasihi kebenaran, begitu pula Ia sangat
membenci kejahatan. Hal ini dijelaskan-Nya dengan mati disalib untuk
menghancurkan kejahatan dan menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa
mereka (Mat 1:21). Ketika berada di bumi, Ia menghadapi
bermacam-macam dosa: suatu angkatan yang jahat (Mat 12:39),
benteng pertahanan ketidakbenaran Iblis (Mr 1:34-39), dan
kemunafikan di antara umat Allah (pasal Mat 23:1-39). Pada akhir
zaman Ia akan kembali untuk menegakkan kebenaran di atas bumi (pasal
Wahy 19:1-22:21).
- 3) Karena Yesus Kristus mengasihi kebenaran dan membenci kejahatan,
Allah mengangkat Dia di atas semua orang lain dengan mengurapi-Nya.
Pengurapan ini mengacu kepada kemuliaan, kebahagiaan, dan kekuasaan yang
diberikan Allah kepada-Nya. "Minyak kesukaan" (terj. versi Inggris NIV)
mengacu langsung kepada pengurapan-Nya dengan Roh Kudus (lih.
Mat 3:16-17; Gal 5:22-23;
lihat cat. --> Ibr 1:9).
[atau ref. Ibr 1:9]
- 4) Demikian pula, pencurahan Roh Kudus secara berkelimpahan atas umat
Allah hanya akan terjadi apabila mereka ikut merasakan kasih Kristus
yang sepenuh hati akan kebenaran. Lagi pula, hak untuk melayani sebagai
pemimpin rohani umat Allah akan dilandaskan pada kasih seperti Kristus
akan kebenaran dan penolakan gigih terhadap kejahatan (1Tim 3:1-7).
2 Full Life: HENDAK MENUNJUKKAN KASIH-NYA.
Nas : Yes 30:18-26
Allah ingin bermurah hati kepada umat-Nya dan memberkati semua yang
rindu kepada-Nya
(lihat cat. --> Mazm 42:3).
[atau ref. Mazm 42:3]
Ia akan mencurahkan berkat-berkat ini atas kaum sisa yang tetap percaya
ketika Dia memulihkan mereka kepada perkenan-Nya di samping Mesias.
3 Full Life: YANG MAU BERMEGAH, BAIKLAH BERMEGAH KARENA YANG BERIKUT.
Nas : Yer 9:24
Kita tidak boleh membanggakan pengetahuan duniawi, kemampuan
manusia, atau kekayaan dunia (ayat Yer 9:23); sebaliknya kita hanya
boleh bermegah dan bersukacita karena hubungan pribadi kita dengan Tuhan
dan kasih karunia-Nya, yang memungkinkan kita hidup benar. Semua nilai
dunia ini hilang maknanya bilamana dibandingkan dengan pengenalan akan
Allah. Nilai yang sesungguhnya terdiri atas menyerahkan diri kita kepada
Tuhan Allah dan standar-standar-Nya serta membiarkan Dia memenuhi kita
dengan Roh Kudus-Nya.