Amsal 4:19
4:19 Jalan orang fasik itu seperti kegelapan;
mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.
Amsal 4:1
Nasihat untuk mencari hikmat
4:1 Dengarkanlah, hai anak-anak,
didikan
seorang ayah
1 , dan perhatikanlah supaya engkau beroleh pengertian,
Pengkhotbah 2:8
2:8 Aku mengumpulkan bagiku juga perak dan emas,
harta benda raja-raja dan daerah-daerah.
Aku mencari bagiku biduan-biduan dan biduanita-biduanita,
dan yang menyenangkan anak-anak manusia, yakni banyak gundik.
Pengkhotbah 2:1
Hikmat dan kebodohan adalah hal yang sia-sia
2:1 Aku berkata dalam hati: "Mari, aku hendak menguji kegirangan!
Nikmatilah kesenangan! Tetapi lihat, juga itupun sia-sia
2 ."
Yohanes 2:10-11
2:10 dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik
3 dahulu dan sesudah orang puas minum
4 , barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."
2:11 Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya
dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya,
dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.
1 Full Life: DENGARKANLAH, HAI ANAK-ANAK, DIDIKAN SEORANG AYAH.
Nas : Ams 4:1-4
Salomo telah belajar tentang jalan-jalan Allah dari ayahnya dan kini
ia meneruskan pengarahan itu kepada anak-anaknya. Allah ingin agar
kesalehan dan pengabdian sungguh-sungguh kepada jalan-jalan-Nya diajarkan
terutama melalui pengajaran orang-tua dan teladan di rumah, dan bukan
dengan mengalihkan tanggung jawab secara menyeluruh kepada program
pendidikan gerejani (Ul 6:7;
lihat art. ORANG-TUA DAN ANAK-ANAK).
2 Full Life: KESENANGAN ... ITU PUN SIA-SIA.
Nas : Pengkh 2:1-11
Salomo menceritakan bagaimana ia telah mencoba kesenangan, kekayaan,
dan kenikmatan budaya dalam usaha menemukan kepuasan dan hidup yang
menyenangkan; namun semua ini tidak menghasilkan kebahagiaan sejati --
hidup masih tidak memuaskan (ayat Pengkh 2:11). Kita hanya dapat menemukan
sejahtera, kepuasan, dan sukacita abadi apabila mencari kebahagiaan dalam
Allah dan kehendak-Nya.
3 Full Life: ANGGUR YANG BAIK.
Nas : Yoh 2:10
Menurut beberapa penulis kuno, yang dimaksudkan "anggur yang baik"
adalah anggur termanis yang dapat diminum dalam jumlah besar tanpa
membahayakan (yaitu, anggur yang kadar gulanya tidak dihancurkan oleh
peragian). Anggur yang "kurang baik" adalah anggur yang telah dicampur
dengan air terlalu banyak.
- 1) Penulis Romawi bernama Plinius mengakui hal ini. Dia dengan jelas
menyatakan bahwa "anggur yang baik" yang disebut _sapa_, adalah sari
anggur yang tidak beragi. _Sapa_ adalah sari buah anggur yang dididihkan
hingga tinggal sepertiga dari jumlah semula untuk meningkatkan rasa
manisnya (IV.13). Dia menulis dalam karya-karyanya yang lain bahwa
"anggur yang paling bermanfaat adalah anggur yang kehilangan kadar
potensinya ketika disaring" (Plinius, Natural History, XIV. 23-24).
Plinius, Plutarchus, dan Horatius semuanya mengemukakan bahwa anggur
terbaik adalah anggur yang "tak berbahaya dan tak memabukkan".
- 2) Kesaksian para rabi menegaskan bahwa beberapa rabi mengusul
penggunaan anggur yang dididihkan. Kitab Mishna mengatakan, "Rabi Yehuda
mengizinkannya (anggur yang dididihkan sebagai persembahan unjukan)
karena itu memperbaikinya."
- 3) Pentinglah bahwa kata sifat Yunani yang diterjemahkan "baik"
bukanlah _agathos_ tetapi _kalos_, yang berarti "baik secara moral dan
cocok".
4 Full Life: SESUDAH ORANG PUAS MINUM.
Nas : Yoh 2:10
Frasa ini dalam bahasa Yunani adalah kata _methusko_ yang mengandung
arti:
- (1) menjadi atau dijadikan mabuk, dan
- (2) sudah puas minum (tanpa petunjuk kepada kemabukan).
Pengertian kedua inilah yang harus diterima.
- 1) Terlepas dari bagaimana ayat ini diterjemahkan, ini tidak dapat
dipakai untuk membela anggapan bahwa anggur beragilah yang disajikan
dalam pesta ini. Pemimpin pesta hanyalah mengatakan kebijakan umum, yang
menjadi kebiasaan pada pesta pernikahan, jenis minuman apapun yang
disajikan.
- 2) Tidak mungkin kita menduga bahwa Yesus terlibat atau akan menyumbang
kepada suatu pesta mabuk-mabukan
(lihat cat. --> Yoh 2:3; juga
[atau ref. Yoh 2:3]
lihat art. ANGGUR PADA ZAMAN PERJANJIAN BARU (2)).