1 Full Life: DARI BUAHNYALAH KAMU AKAN MENGENAL MEREKA.
Nas : Mat 7:16
Guru-guru palsu yang secara lahiriah tampaknya saleh, tetapi di
dalam hati adalah "serigala yang buas" (ayat Mat 7:15), kadang-kadang
dapat dikenal dari "buah" mereka. Buah guru palsu itu adalah sifat-sifat
buruk yang nyata dalam kehidupan para pengikut mereka (lih.
1Yoh 4:5-6), seperti yang tertulis di bawah ini:
- 1) Mereka akan mengaku diri mereka sebagai orang Kristen, tetapi mereka
lebih setia kepada tokoh-tokoh mereka daripada Firman Allah (ayat
Mat 7:21). Mereka menyembah makhluk ciptaan dan bukan Penciptanya
(bd. Rom 1:25).
- 2) Mereka lebih mengutamakan kepentingan mereka sendiri daripada
kemuliaan dan kehormatan Allah. Ajaran mereka akan berpusat pada diri
mereka dan bukan kepada Allah (ayat Mat 7:21-23;
lihat cat. --> 2Tim 4:3).
[atau ref. 2Tim 4:3]
- 3) Mereka akan menerima ajaran dan tradisi manusia, bahkan yang
bertentangan dengan Firman Allah (ayat Mat 7:24-27; 1Yoh 4:6).
- 4) Mereka akan mencari dan menanggapi pengalaman religius dan penyataan
adikodrati sebagai kekuasaan yang mengesahkan kebenaran (ayat
Mat 7:22-23), dan bukan memantapkan dirinya di dalam seluruh ajaran
Firman Allah.
- 5) Mereka tidak mau menerima ajaran yang sehat, tetapi akan mencari
guru-guru yang menawarkan keselamatan dengan "jalan lebar" yang tidak
benar itu (ayat Mat 7:13-14,23;
lihat cat. --> 2Tim 4:3).
[atau ref. 2Tim 4:3]
2 Full Life: MELAKUKAN KEHENDAK BAPA-KU.
Nas : Mat 7:21
Yesus dengan tegas mengajarkan bahwa melaksanakan kehendak Bapa-Nya
yang di sorga merupakan suatu syarat untuk memasuki Kerajaan Sorga (bd.
ayat Mat 7:22-27; 19:16-26; 25:31-46). Sekalipun demikian, ini tidak
berarti bahwa kita dapat memperoleh keselamatan dengan usaha kita sendiri.
Hal ini benar karena berbagai alasan yang berikut:
- 1) Pengampunan Allah diberikan kepada kita melalui iman dan pertobatan
yang dimungkinkan oleh kasih karunia dan kematian Kristus sebagai korban
karena dosa kita
(lihat cat. --> Mat 26:28;
[atau ref. Mat 26:28]
Luk 15:11-32; 18:9-14).
- 2) Ketaatan pada kehendak Allah memang merupakan syarat yang tetap
berlaku untuk keselamatan, namun Kristus juga menyatakan bahwa ketaatan
itu merupakan kasih karunia yang berkaitan dengan keselamatan dalam
Kerajaan Allah. Dengan demikian kita harus senantiasa berdoa untuknya,
menerimanya, dan mengamalkannya dengan iman dan usaha yang
sungguh-sungguh. Perhatikanlah doa Bapa Kami (Mat 6:9-13) dan banyak
nasihat lainnya yang ditujukan kepada orang percaya agar mematikan dosa
dan mempersembahkan diri mereka sebagai persembahan yang hidup kepada
Allah (bd. Rom 6:1-23; 8:1-17; 12:1-2;
lihat cat. --> Mat 5:6;
[atau ref. Mat 5:6]
lihat art. KEHENDAK ALLAH).
- 3) Kita mampu melakukan kehendak Allah dan menjalankan hidup benar oleh
karena kasih karunia, kuasa Allah dan hidup rohani yang terus-menerus
diberikan kepada kita melalui Kristus (Ef 2:5). Alkitab menyatakan
bahwa "karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil
usahamu tetapi pemberian Allah ... karena kita ini buatan Allah"
(Ef 2:8-10).
- 4) Allah senantiasa menyediakan kemampuan untuk menaati Dia sebagaimana
hal itu dikehendaki oleh-Nya. Penyediaan kemampuan tersebut termasuk
tindakan penebusan Allah. "Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam
kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya"
(lihat cat. --> Fili 2:13).
[atau ref. Fili 2:13]
Namun, kasih karunia yang diberikan Allah ini tidaklah membatalkan
tanggung jawab atau tindakan manusia. Kita harus menanggapi dengan
positif penyediaan ketaatan itu dari Allah (Ef 4:22-32;
Yud 1:20-21,24;
lihat cat. --> Fili 2:12)
[atau ref. Fili 2:12]
karena kita tetap bebas untuk menolak kasih karunia Allah, menolak untuk
menghampiri Allah melalui Kristus
(lihat cat. --> Ibr 7:25),
[atau ref. Ibr 7:25]
dan menolak untuk berdoa memohon dan menerima kehidupan yang taat
(lihat cat. --> Mat 5:6;
[atau ref. Mat 5:6]
lihat art. IMAN DAN KASIH KARUNIA).