1 Full Life: SEMOGA AKU TAHU MENDAPATKAN DIA.
Nas : Ayub 23:3
Sepanjang pengalaman penderitaan Ayub, kerinduannya yang terbesar
adalah akan kehadiran Tuhan.
- 1) Ia jarang menyebutkan kehilangan kekayaan; ia hampir tidak
menyinggung kesedihannya yang mendalam atas kehilangan semua anaknya;
kehilangan kehadiran Allahlah yang diratapinya. Di tengah segala
kesengsaraannya ia ingin bertemu dengan Allah dan berhubungan dengan Dia
lagi (bd. Ayub 13:24; 16:19-21; 29:2-5).
- 2) Kerinduan akan Allah semacam ini seharusnya menjadi ciri khas semua
orang percaya sejati. "Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair,
demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada
Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?"
(Mazm 42:2-3). Kemudian, "Ya Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari
Engkau, jiwaku haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu seperti tanah
yang kering dan tandus, tiada berair" (Mazm 63:2).
2 Full Life: TANPA PENGERTIAN AKU TELAH BERCERITA.
Nas : Ayub 42:3
Ayub mengakui bahwa cara-cara Allah ada di luar jangkauan pemahaman
manusia dan akibat salah pengertian dirinya telah mengatakan bahwa hal-hal
itu tidak adil.
- 1) Perhatikan bahwa Ayub di dalam penderitaannya dan doa-doanya tidak
berdosa terhadap Allah. Akan tetapi, salah pengertian dan keluhannya
terhadap Allah telah membuatnya nyaris sombong dan percaya bahwa
kebaikan Allah tidak sempurna. Kini dengan penampakan dan penyataan
Tuhannya (bd. ayat Ayub 42:5), perspektif Ayub berubah sama sekali.
- 2) Ayub mengakui kesalahannya dan siap untuk tunduk dan melayani Allah
apa pun yang terjadi atas dirinya. Dia akan takut dan mengasihi Allah
sebagai Allah, dengan atau tanpa kesehatannya, terlepas dari segala
jenis keuntungan pribadi (ayat Ayub 42:4).
- 3) Dengan menyerahkan diri kepada Allah dalam iman, pengharapan, dan
kasih ketika masih menderita tanpa mengerti alasan semua itu, Ayub
membuktikan bahwa tuduhan Iblis itu salah (Ayub 1:9-11) dan dengan
demikian membuktikan kuasa Allah untuk menebus dan mendamaikan umat
manusia dengan diri-Nya
(lihat cat. --> Ayub 1:8;
lihat cat. --> Ayub 1:9).
[atau ref. Ayub 1:8-9]
3 Full Life: SEKARANG MATAKU SENDIRI MEMANDANG ENGKAU.
Nas : Ayub 42:5
Ayub sebelumnya berdoa untuk melihat Sang Penebus (Ayub 19:27);
kini kerinduan itu terpenuhi. Firman dan kehadiran Allah membawa suatu
penyataan yang lebih besar tentang sifat dan jalan Allah bagi Ayub. Melalui
pengalaman pribadi ini, Ayub diubah oleh suatu kesadaran akan pengampunan,
kepercayaan yang dibaharui akan kebaikan Allah dan pengalaman yang
menenteramkan hati akan kasih Allah.
- 1) Penampakan Allah kepada Ayub membuktikan kebenaran Ayub, dan ini
juga merupakan jaminan bagi semua orang percaya yang setia bahwa Tuhan
akan menerima pertanyaan kita yang tulus ketika kita mengalami kesulitan
atau penderitaan yang tidak bisa dijelaskan.
- 2) Allah itu sabar dengan umat-Nya dan menaruh simpati terhadap
kelemahan-kelemahan, salah pengertian, dan bahkan kemarahan kita
(Ibr 4:15). Seperti halnya dengan Ayub, apabila kita tahan
menderita, Allah akan menyatakan kehadiran-Nya dan menyampaikan
perhatian-Nya kepada kita.
4 Full Life: DENGAN MENYESAL AKU DUDUK DALAM DEBU DAN ABU.
Nas : Ayub 42:6
Sebagai tanggapan kepada penyataan Allah, Ayub merendahkan diri
dalam penyesalan. Kata "menyesal" berarti bahwa Ayub memandang dirinya dan
bahkan kebenaran moralnya hanya seperti "debu dan abu" di hadapan Allah
yang kudus (bd. pasal Yes 6:1-13). Ayub tidak menarik kembali apa yang
dikatakannya mengenai hidupnya yang benar dan integritas moralnya, tetapi
dia mengakui bahwa tuduhan dan keluhannya terhadap Allah tidaklah pantas
diungkapkan seorang manusia fana, dan ia menyesal (bd. Kej 18:27).